Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ KEBUTUHAN DAN PENGELOLAAN SARANA PRASARANA SEKOLAH


INKLUSI ”

Dosen Pengampu : Muhammad Muzakki M.Pd.

Disusun oleh :

Muhammad Fadil ( 148623021061 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah ‘Azza wa Jalla atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Aimas, 04 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
A. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan...........................................................3
1. Pengertian sarana menurut para ahli :...................................................................3
2. Pengertian Prasarana.............................................................................................3
B. Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Inklusif.................................4
1. Pengertian Manajemen..........................................................................................4
2. Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Inklusif.............................4
C. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan dalam Pendidikan Inklusif.........................5
1. Sarana dan Prasarana Umum....................................................................................5
2. Sarana Khusus yang dibutuhkan anak berkebutuhan khusus……………………...6

3. Prasarana Khusus yang dibutuhkan anak berkebutuhan khusus............................11


BAB III..............................................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah pendidikan inklusif digunakan untuk mendeskripsikan penyatuan anak-


anak penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus ke dalam program sekolah.
Konsep inklusif memberikan pemahaman mengenai pentingnya penerimaan anak-anak
yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan, dan interaksi sosial yang ada
di sekolah.

Hakikat inklusif adalah mengenai hak setiap siswa atas perkembangan individu,
sosial, dan intelektual. Para siswa harus diberi kesempatan untuk mencapai potensi
mereka. Untuk mencapai potensi tersebut, sistem pendidikan harus dirancang dengan
memperhitungkan perbedaan-perbedaan yang ada pada diri siswa.

Bagi mereka yang memiliki ketidakmampuan khusus atau memiliki kebutuhan


belajar yang luar biasa harus mempunyai akses terhadap pendidikan yang bermutu tinggi
dan tepat. Pendidikan inklusif menempatkan semua peserta didik berkebutuhan khusus
dalam sekolah reguler sepanjang hari. Dalam pendidikan seperti ini, guru memiliki
tanggung jawab penuh terhadap peserta didik berkebutuhan khusus tersebut.

Pengertian-pengertian yang dikemukakan di atas secara umum menyatakan


bahwa pendidikan inklusif berarti pendidikan yang dirancang dan disesuaikan dengan
kebutuhan semua peserta didik, baik peserta didik yang normal maupun peserta didik
penyandang disabilitas. Masing-masing dari mereka memperoleh layanan pendidikan
yang sama tanpa dibeda-bedakan satu sama lain. Anak-anak penyandang disabilitas
mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lain.

Bandi Delphie menyatakan bahwa di Indonesia, anak-anak yang mempunyai


gangguan perkembangan dan telah diberikan layanan antara lain: Anak yang mengalami
hendaya (impairment) penglihatan (tunanetra), tunarungu, tunawicara, tuna grahita, tuna
daksa, tuna laras, autism (autistic children), hiperaktif (attention deficit disorder with
hyperactive), anak dengan kesulitan belajar (learning disability atau spesific learning
disability), dan anak dengan hendaya kelainan perkembangan ganda (multihandicapped
and developmentally disabled children).

1
Pendidikan inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu.
Pada sekolah inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, diusahakan dapat
dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau penyesuaian,
mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem
pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya.

Berkenaan dengan adanya pendidikan inklusif di sekolah dasar yang harus


dilakukan penyesuain dan berbagai modifikasi agar pendidikan yang diberikan kepada
anak berkebutuhan khusus dapat dilakukan secara optimal, perlu disusun sebuah makalah
yang mampu menjadi wahana bagi guru, calon guru, mahasiswa dan komponen yang
terlibat di dalam satuan pendidikan untuk memperoleh wawasan, pengetahauan dan
konsep keilmuan beerkenaan dengan salah satu penyesuaian yang harus dilakukan dalam
pendidikan inklusif yaitu pada bagian sarana dan prasarana yang sudah ada dan yang
dibutuhkan di sekolah-sekolah yang mengadakan pendidikan inlusif. Oleh sebab itu,
penulis menulis sebuah makalah yang berjudul “Sarana dan Prasarana Pendidikan
Inkusif”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan pada BAB I PENDAHULUAN, permasalahan


yang kami temukan dan kami angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja sarana prasarana sekolah inklusi ?
2. Bagaimana pengelolaan sarana prasarana sekolah inklusi ?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang dapat dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Mengetahui sarana prasarana yang dibutuhkan dalam sekolah inklusi


2. Mengetahui Manajemen sekolah inklusi secara umum

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian sarana menurut para ahli :


a) Ibrahim Bafadal (2003: 2), mengemukakan sarana
pendidikan adalah “Semua perangkatan peralatan, bahan dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan
di sekolah”.
b) Wahyuningrum (2004: 5), berpendapat bahwa sarana pendidikan
adalah segala fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran,
yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak
bergerak agar tujuan pendidikan tercapai.
c) Tim Penyusun Pedoman Media Pendidikan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, menyatakan sarana dan prasarana
adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak bergerak, agar
pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efisien.

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat di atas, bahwa pengertian sarana


pendidikan  adalah fasilitas bisa berupa macam peralatan, bahan dan perabot yang digunakan
guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana
pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan
mempelajari mata pelajaran.

2. Pengertian Prasarana
Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan
benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan (membuat
nyaman) penyelenggaraan pendidikan. Perbedaan sarana pendidikan dan
prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan
untuk memudahkan penyampaian atau mempelajari materi pembelajaran,

3
sedangkan prasarana pendidikan untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan.

Dalam makna inilah sebutan “digunakan langsung” dan “digunakan tidak


langsung” dalam proses pendidikan, disebut “langsung” itu terkait dengan
penyampaian materi (mengajarkan materi pelajaran), atau mempelajari pelajaran.
Papan tulis, misalnya, digunakan langsung ketika guru mengajar (di papan tulis
itu guru menuliskan pelajaran). Meja murid tentu tidak digunakan murid untuk
menulis pelajaran, melainkan untuk “alas” murid menuliskan pelajaran (yang
dituliskan di buku tulis; buku tulis itulah yang digunakan langsung).

B. Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Inklusif

1. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen sebenarnya sangat luas, dan
penerapannya juga bisa untuk berbagai tujuan. Misalnya diterapkan
untuk mengelola waktu agar setiap kegiatan jadi terencana dan bisa
dikerjakan dengan baik. Secara umum, manajemen adalah sebuah
proses yang dilakukan seseorang dalam mengatur kegiatan yang
dikerjakan individu atau kelompok. Sistem atau manajemen harus
dilakukan untuk memenuhi target yang akan dicapai oleh individu
atau kelompok tersebut dalam sebuah kerjasama dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada.

2. Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Inklusif


Manajemen sarana prasarana sekolah bertugas
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
mengkordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan
penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan
secara optimal pada kegiatan belajar mengajar. Komponen sarana
dan prasarana dalam sistem pendidikan inklusi, menjadi salah satu
komponen yang termasuk penting. melihat karakteristik anak
berkebutuhan khusus, maka sarana dan prasarana pendidikan yang

4
dibutuhkan tentunya menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Selain
komponen sekolah seperti tanah, gedung, kantor, gedung sekolah,
laboratorium, monumen, temapt tinggal dan sebagainya, diperlukan
pula alat-alat spesifik seperti ruang khusus bagi anak Low Vision,
ruang kedap suara bagi anak tunarungu, berbagai macam alat
peraga bagi anak autis, serta alat-alat bantu pembelajaran yang
kesemuanya diharapkan dapat menunjang untuk anak dapat belajar
secara efektif dan maksimal.

C. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan dalam Pendidikan Inklusif

1. Sarana dan Prasarana Umum


Sarana dan prasarana ini biasanya telah ada di sekolah-sekolah
inklusif karena merupakan sarana dan prasarana pokok untuk sekolah
pada umumnya, yaitu :
a) Ruang kelas beserta perlengkapannya.
b) Ruang praktikum atau laboratorium beserta perangkatnya
c) Ruang perpustakaan beserta perangkatnya
d) Ruang serbaguna beserta perlengkapannya
e) Ruang BP/BK beserta perlengkapannya
f) Ruang UKS berta perangkatnya
g) Ruang kepala sekolah, guru, dan tata usaha, beserta
perlengkapannya
h) Lapangan olahraga, beserta peralatannya
i) Toilet.
j) Ruang ibadah, beserta perangkatnya
k) Kantin.
l) Ruang sumber

2. Sarana Khusus Yang Dibutuhkan Untuk Anak Berkebutuhan


Khusus

5
Untuk setiap jenis kelainan didasarkan pada skala prioritas artinya
mengacu pada kondisi dan kebutuhan peserta didik :
a) Anak Tunanetra :
 Alat asesmen kelainan penglihatan. Dilakukan untuk
mengukur kemampuan penglihatan dalam bentuk geometri,
mengukur kemampuan penglihatan dalam mengenal warna,
serta mengukur ketajaman, antara lain snellen chart, SVR(trial
lens set), dan snellen chart electronic.
 Alat bantu pembelajaran atau akademik layanan pendidikan
untuk anak tunanetra selain membaca, menulis, berhitung juga
mengembangkan sikap, pengetahuan dan kreativitas, seperti;
peta timbul, abacus, penggaris Braille, blokies, papan baca,
meteran Braille, kompas Braille, kompas bicara, talking watch,
gelasrasa, botol aroma, Braille kit, mesin tik Braille, jam
tangan Braille, puzzle ball, model anatomi, globe timbul,
bentuk - bentuk geometri, dancollor sorting box.
 Alat Latihan Fisik pada umumnya untuk anak tunanetra yang
mengalami kesulitan dan kelambanan dalam melakukan
aktivitas fisik atau motorik, seperti catur tunanetra, bridge
tunanetra, sepak bola dengan bola berbunyi, papan
keseimbangan, power rider, static bycicle.

b) Tunarungu atau Gangguan Komunikasi :


 Alat asesmen kelainan pendengaran dilakukan untuk
mengukur kemampuan pendengaran, atau untuk menentukan
tingkat kekuatan suara/sumber bunyi. Alat yang digunakan
untuk asesmen pendengaran anak tunarungu adalah scan test,
bunyi-bunyian, garputala, audiometer & blanko audiogram,
mobile sound proof, sound levelmeter, hearing aids.
 Alat Bantu Belajar atau Akademik, untuk membantu
penguasaan kemampuan di bidang akademik, maka
dibutuhkan layanan alat-alat yang dapat membantu
mengembangkan kemampuan akademik anak tunarungu
antara lain miniatur benda, finger alphabet, silinder, kartu

6
kata/ kalimat, menarasegitiga, menara lingkaran, menara segi
empat, peta dinding, model geometri, anatomi dan model
telinga, torso setengah badan, puzzle buah-buahan atau
binatang , atlas, globe, miniatur rumah adat atau rumah
ibadah.
 Alat Latihan Fisik, untuk mengembangkan kemampuan
motorik atau fisik anak tuna rungu, alat-alat yang
dipergunakan adalah bola dan net volley, bola sepak, meja
pingpong, raket, net bulutangkis dan suttle cock, power rider
(alat untuk melatih kecekatan motorik).

c) Anak Tunagrahita :
 Alat asesmen, untuk asesmen anak tuna grahita dapat
digunakan tesintelegensi WISC-R dan atau stanford binet,
cognitive ability test.
 Latihan Sensori Visual, untuk membantu sensori visual anak
tuna grahita dapat menggunakan alat gradasi kubus, gradasi
balok 1, gradasi balok 2, silinder 1, silinder 2, silinder 3,
menara segitiga, menara lingkaran, menara segi empat, kotak
silinder, multi sensori, puzzle binatang, puzzle konstruksi,
puzzle bola, boks sortir warna, geometri tiga dimensi, papan
geometri, box shape, konsentrasi mekanis, formmen stockbox
mit, formmen stockbox, scheiben-stepel puzzle, formstec-
stepel puzzle, fadeldreicke, schmettering puzzle, streckspiel,
geo-streckbrett, rogenbugentorte.
 Latihan Sensori Perabaan,Anak tuna grahita mengalami
kesulitan untuk membedakan dan mengenali bentuk. Untuk
membantu sensori perabaan anak tuna grahita dapat digunakan
alat keping raba 1, 2, dan 3, alas raba, fub and hand, puzzle
pubtastplatten, tactila, balance labirinth
spirale,balancelabirinth maander.
 Sensori Pengecap dan Perasa, untuk anak tuna grahita perlu
latihan sensori pengecap dan perasa, alat yang digunakan

7
adalah gelas rasa, botol aroma, tactile perception,
aesthesiometer.
 Latihan Bina Diri, untuk anak tuna grahita perlu latihan bina
diri. Alat yang digunakan latihan bina diri dapat berupa
berpakaian 1 (bentukkancing), berpakaian 2 (bentuk resleting),
berpakaian 3 (bentuk tali), dressing frame set, pasta gigi dan
lain sebagainya.
 Konsep dan Simbol Bilangan, untuk anak tuna grahita perlu
latihan memahami konsep dan simbol bilangan. Alat yang
digunakan melatih konsep dan simbol bilangan dapat berupa
keping pecahan, balok bilangan 1 dan 2, geometri tiga
dimensi, abacus, papan bilangan (cukes), tiang bilangan,
kotak bilangan.
 Kreativitas, Daya Pikir dan Konsentrasi,untuk anak tuna
grahita perlu latihan memahami kreativitas, daya pikir dan
konsentrasi. Alat yang digunakan dapat berupa box konsentrasi
mekanis, puzzle konstruksi, rantai persegi, rantai bulat,
lego/lazi.
 Alat Pengajaran Bahasa, untuk anak tuna grahita perlu latihan
berbahasa. Alat yang digunakan melatih berbahasa dapat
berupa alphabet, alphabet fibre box, pias kata dan kalimat.

d) Anak Tunadaksa :
 Alat Asesmen, Asesmen dilakukan pada anak tuna daksa
dilakukan untuk mengetahui keadaan postur tubuh,
keseimbangan tubuh, kekuatan otot, mobilitas, intelegensi,
serta perabaan. Alat yang digunakan untuk assesmen anak
tuna daksa seperti finger goniometer (alat ukur sendi-daerah
gerak), flexiomete (alat ukur kelenturan) dan plastic
goniometer (alat ukur sendi)
 Alat Latihan Fisik atau Bina Gerak. Pada umumnya anak tuna
daksa mengalami hambatan dalam pindah diri (ambulasi), dan
koordinasi atau keseimbangan tubuh, dapat berupa pulley
weight (untuk menguatkan otot tangan dan perut), kanavel

8
table (untuk menguatkan otot tangan, pergelangan dan jari
tangan), squeez ball (untuk latihan daya remas tangan) dan
restorator hand (untuk menguatkan otot lengan)
 Alat Bina Diri. Agar anak tuna daksa dapat melakukan
perawatan diri dan kegiatan hidup sehari-hari (activity of daily
living), maka perlu latihan. Alat-alat yang dapat digunakan
dapat berupa swivel utensil, dressingframe set, lacing shoes,
deluxe mobile commade dan alat orthotic dan prosthetic.

e) Tunalaras (Gangguan Perilaku). :


 Asesmen alat. Anak tuna laras adalah anak yang mengalami
gangguan penyimpangan perilaku yang merugikan diri
sendiri maupun oranglain. Terganggunya perilaku anak tuna
laras, menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.
Alat-alat tersebut dapat berupa pretend game, hide-way, put
me a tune, copycats, jig-saw puzzle, puppen house, hunt the
timble, sarung tinju, hoopla, sand pits, animal matching games,
organ, tambur dengan stick dan tripod, rebana, flute, torso,
puzzle.
 Alat Terapi Fisik. Untuk mengembangkan kemampuan
motorik atau fisik anak tuna laras, alat yang dapat digunakan
matras, straight-type staircase, bola sepak, bola, net volley,
power rider, strickleiter , trecketsando (5flat), rope lader.

f) Anak Berbakat :
 Alat Asesmen. Anak berbakat mempunyai kemampuan yang
istimewa dibanding teman sebayanya. Asesmen dilakukan
pada anak berbakat untuk mengetahui. Keberbakatan dan
menilai tentang kebutuhannya untuk menempatkan dalam
program-program pendidikan sesuai dengan dan dalam rangka
mengembangkan potensinya. Alat yang digunakan untuk
assesmen anak berbakat seperti tes intelegensi WISC-R, tes

9
intelegensi stanford binet, cognitive ability test, differential
aptitude test.
 Alat Bantu Ajar atau Akademik. Anak berbakat memiliki sifat
selalu haus pengetahuan dan tidak puas bila hanya mendapat
penjelasan dari orang lain, mereka ingin menemukan sendiri
dengan cara trial and error (mengadakan percobaan atau
praktikum) di laboraturium atau dimasyarakat. Untuk itu
sekolah inklusif hendaknya perlu mengusahakan sarana yang
lengkap. Sarana-sarana belajar tersebut meliputi sumber
belajar (buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku
bacaan, majalah, koran,internet), media pembelajaran (radio,
cassette recorder, tv, ohp, wireless, slide projector,
LD/VCD/DVD.

g) Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar :


 Alat Asesmen. Anak yang mengalami kesulitan belajar
merupakan kondisikronis yang diduga bersumber neurologis
yang secara selektif menggangu perkembangan, integrasi, dan
atau kemampuan verbal dan atau non verbal. Kesulitan belajar
dapat berupa kesulitan berbahasa, membaca, menulis dan atau
matematika. Asesmen pada anak yang mengalami kesulitan
belajar dilakukan untuk mengetahui bentuk kesulitan belajar
dan untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program
pembelajarannya. Alat yang digunakan untuk assesmen anak
yang mengalami kesulitan belajar seperti instrumen ungkap
riwayat kelainan dan tes inteligensi WISC.
 Alat Bantu Ajar atau Akademik. Kesulitan Belajar Membaca
(Disleksi) sarana khusus yang diperlukan oleh anak yang
mengalami kesulitan belajar membaca (remedial membaca)
meliputi kartu abjad, kartu kata, kartu kalimat, kesulitan
belajar bahasa. Kesulitan berbahasa sarana khusus yang
diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar bahasa
(remedial bahasa) meliputi kartu abjad, kartu kata, kartu

10
kalimat. Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia) sarana khusus
yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar
menulis (remedial menulis) meliputi kartu abjad, kartu kata,
kartu kalimat, balok bilangan 1, balok bilangan 2. Kesulitan
Belajar Matematika (Diskalkulia) sarana khusus yang
diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar
matematik(remedialmatematika) meliputibalok bilangan, balok 
bilangan, pias angka, kotak bilangan, papan bilangan.

3. Prasarana Khusus yang dibutuhkan untuk anak berkebutuhan


khusus.
a) Anak Tunanetra
Untuk peserta didik tunanetra diperlukan ruang untuk melaksanakan
kegiatan asesmen, konsultasi, orientasi dan mobilitas, remedial
teaching, latihan menulis braille, latihan mendengar, latihanfisik,
keterampilan, dan penyimpanan alat.
b) Anak Tunarungu/Gangguan Komunikasi
Untuk peserta didik tunarungu/Gangguan Komunikasi diperlukan
ruang untuk melaksanakan kegiatan, asesmen, konsultasi, latihan bina
wicara, bina persepsi bunyi dan irama, remedial teaching, latihan fisik,
keterampilan, dan penyimpanan alat.
c) Anak Tuna grahita
Untuk peserta didik Tuna grahita/Anak Lamban Belajar
diperlukanruang untuk melaksanakan kegiatan assesmen, konsultasi,
latihan sensori, bina diri, remedial teaching, latihan perseptual,
keterampilan, dan penyimpanan alat.
d) Anak Tuna daksa
Untuk peserta didik Tuna daksa diperlukan ruang untuk melaksanakan
kegiatan assesmen, konsultasi, latihan fisik, bina diri, remedial
teaching, keterampilan, dan penyimpanan alat.
e) Anak Tuna laras
Untuk peserta didik Tuna laras diperlukan ruang untuk
melaksanakan kegiatan assesmen, konsultasi, latihan perilaku, te

11
rapi permainan, terapi fisik, remedial teaching, dan
penyimpanan alat.
f) Anak Cerdas Istimewa
Di samping memberdayakan atau mengoptimalkan penggunaan
prasarana yang ada apabila di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif peserta didiknya ada yang berkecerdasan istimewa, prasarana
khusus yang perlu disediakan adalah ruang assesmen.
g) Anak Berbakat Istimewa
Untuk anak berbakat istimewa di samping memberdayakan atau
mengoptimalkan penggunaan prasarana yang ada apabila di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif peserta didiknya ada yang
berbakat, prasarana khusus yang perlu disediakan adalah ruang
assesmen.
h) Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar
Untuk peserta didik yang mengalami kesulitan belajar diperlukan
ruang untuk melaksanakan kegiatan assesmen, dan remedial.
sebagaicatatan, pada dasarnya di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif cukup disiapkan satu unit ruang sebagai ”resource room” atau
ruang sumber.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sarana dan prasarana dalam pendidikan inklusif sangat di butuhkan dan menjadi syarat
dalam menunjang fasilitas siswa khususnya untuk siswa inklusif. Di samping itu sekolah
penyedia penyelenggaraan pendidikan inklusif harus benar-benar memperhatikan
kebutuhan siswa itu sendiri. Mekanisma dan manajemen sekolah yang baik diharapkan
dapat mengontrol terselenggaranya kegiatan pendidikan sekolah inklusif ini. Maka dari
itu peran lembaga baik pemerintah pusat atau daerah, pihak sekolah, guru, serta orang tua
siswa sangat di butuhkan dalam rangka mendukung terciptanya program pendidikan
inklusif ini dengan baik.

B. Saran

Berdasarkan materi diatas, diharapkan setiap lembaga sekolah yang


menyelenggarakan pendidikan inklusif harus benar-benar mengatur sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk siswa inklusif serta di tunjang dengan
pengalaman guru yang kompeten di bidangnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dapa, Aldjon. Dkk. (2007). Manajemen Pendidikan Inklusif. Jakarta :


Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Direktorat Ketenagaan.
Amirin, Tatang M. (2010). Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan.
[Online]. Tersedia: http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/04/07/pengertian
sarana-dan-prasarana-pendidikan/. [04 Juni 2022]
Choiri, Abdul Salim, dkk. (2009). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Secara
Inklusif.
Puji Lestari, Ulsiana. (2013). Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan
[Online]. Tersedia: http://www.academia. edu/6845679/ pendidikan_ inklusi. (04
Juni 2022).

14

Anda mungkin juga menyukai