Disusun oleh :
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah ‘Azza wa Jalla atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
A. Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan...........................................................3
1. Pengertian sarana menurut para ahli :...................................................................3
2. Pengertian Prasarana.............................................................................................3
B. Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Inklusif.................................4
1. Pengertian Manajemen..........................................................................................4
2. Manajemen Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Inklusif.............................4
C. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan dalam Pendidikan Inklusif.........................5
1. Sarana dan Prasarana Umum....................................................................................5
2. Sarana Khusus yang dibutuhkan anak berkebutuhan khusus……………………...6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hakikat inklusif adalah mengenai hak setiap siswa atas perkembangan individu,
sosial, dan intelektual. Para siswa harus diberi kesempatan untuk mencapai potensi
mereka. Untuk mencapai potensi tersebut, sistem pendidikan harus dirancang dengan
memperhitungkan perbedaan-perbedaan yang ada pada diri siswa.
1
Pendidikan inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu.
Pada sekolah inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, diusahakan dapat
dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan atau penyesuaian,
mulai dari kurikulum, sarana-prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem
pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun tujuan yang dapat dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Prasarana
Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan
benda-benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan (membuat
nyaman) penyelenggaraan pendidikan. Perbedaan sarana pendidikan dan
prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing, yaitu sarana pendidikan
untuk memudahkan penyampaian atau mempelajari materi pembelajaran,
3
sedangkan prasarana pendidikan untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan.
1. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen sebenarnya sangat luas, dan
penerapannya juga bisa untuk berbagai tujuan. Misalnya diterapkan
untuk mengelola waktu agar setiap kegiatan jadi terencana dan bisa
dikerjakan dengan baik. Secara umum, manajemen adalah sebuah
proses yang dilakukan seseorang dalam mengatur kegiatan yang
dikerjakan individu atau kelompok. Sistem atau manajemen harus
dilakukan untuk memenuhi target yang akan dicapai oleh individu
atau kelompok tersebut dalam sebuah kerjasama dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada.
4
dibutuhkan tentunya menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Selain
komponen sekolah seperti tanah, gedung, kantor, gedung sekolah,
laboratorium, monumen, temapt tinggal dan sebagainya, diperlukan
pula alat-alat spesifik seperti ruang khusus bagi anak Low Vision,
ruang kedap suara bagi anak tunarungu, berbagai macam alat
peraga bagi anak autis, serta alat-alat bantu pembelajaran yang
kesemuanya diharapkan dapat menunjang untuk anak dapat belajar
secara efektif dan maksimal.
5
Untuk setiap jenis kelainan didasarkan pada skala prioritas artinya
mengacu pada kondisi dan kebutuhan peserta didik :
a) Anak Tunanetra :
Alat asesmen kelainan penglihatan. Dilakukan untuk
mengukur kemampuan penglihatan dalam bentuk geometri,
mengukur kemampuan penglihatan dalam mengenal warna,
serta mengukur ketajaman, antara lain snellen chart, SVR(trial
lens set), dan snellen chart electronic.
Alat bantu pembelajaran atau akademik layanan pendidikan
untuk anak tunanetra selain membaca, menulis, berhitung juga
mengembangkan sikap, pengetahuan dan kreativitas, seperti;
peta timbul, abacus, penggaris Braille, blokies, papan baca,
meteran Braille, kompas Braille, kompas bicara, talking watch,
gelasrasa, botol aroma, Braille kit, mesin tik Braille, jam
tangan Braille, puzzle ball, model anatomi, globe timbul,
bentuk - bentuk geometri, dancollor sorting box.
Alat Latihan Fisik pada umumnya untuk anak tunanetra yang
mengalami kesulitan dan kelambanan dalam melakukan
aktivitas fisik atau motorik, seperti catur tunanetra, bridge
tunanetra, sepak bola dengan bola berbunyi, papan
keseimbangan, power rider, static bycicle.
6
kata/ kalimat, menarasegitiga, menara lingkaran, menara segi
empat, peta dinding, model geometri, anatomi dan model
telinga, torso setengah badan, puzzle buah-buahan atau
binatang , atlas, globe, miniatur rumah adat atau rumah
ibadah.
Alat Latihan Fisik, untuk mengembangkan kemampuan
motorik atau fisik anak tuna rungu, alat-alat yang
dipergunakan adalah bola dan net volley, bola sepak, meja
pingpong, raket, net bulutangkis dan suttle cock, power rider
(alat untuk melatih kecekatan motorik).
c) Anak Tunagrahita :
Alat asesmen, untuk asesmen anak tuna grahita dapat
digunakan tesintelegensi WISC-R dan atau stanford binet,
cognitive ability test.
Latihan Sensori Visual, untuk membantu sensori visual anak
tuna grahita dapat menggunakan alat gradasi kubus, gradasi
balok 1, gradasi balok 2, silinder 1, silinder 2, silinder 3,
menara segitiga, menara lingkaran, menara segi empat, kotak
silinder, multi sensori, puzzle binatang, puzzle konstruksi,
puzzle bola, boks sortir warna, geometri tiga dimensi, papan
geometri, box shape, konsentrasi mekanis, formmen stockbox
mit, formmen stockbox, scheiben-stepel puzzle, formstec-
stepel puzzle, fadeldreicke, schmettering puzzle, streckspiel,
geo-streckbrett, rogenbugentorte.
Latihan Sensori Perabaan,Anak tuna grahita mengalami
kesulitan untuk membedakan dan mengenali bentuk. Untuk
membantu sensori perabaan anak tuna grahita dapat digunakan
alat keping raba 1, 2, dan 3, alas raba, fub and hand, puzzle
pubtastplatten, tactila, balance labirinth
spirale,balancelabirinth maander.
Sensori Pengecap dan Perasa, untuk anak tuna grahita perlu
latihan sensori pengecap dan perasa, alat yang digunakan
7
adalah gelas rasa, botol aroma, tactile perception,
aesthesiometer.
Latihan Bina Diri, untuk anak tuna grahita perlu latihan bina
diri. Alat yang digunakan latihan bina diri dapat berupa
berpakaian 1 (bentukkancing), berpakaian 2 (bentuk resleting),
berpakaian 3 (bentuk tali), dressing frame set, pasta gigi dan
lain sebagainya.
Konsep dan Simbol Bilangan, untuk anak tuna grahita perlu
latihan memahami konsep dan simbol bilangan. Alat yang
digunakan melatih konsep dan simbol bilangan dapat berupa
keping pecahan, balok bilangan 1 dan 2, geometri tiga
dimensi, abacus, papan bilangan (cukes), tiang bilangan,
kotak bilangan.
Kreativitas, Daya Pikir dan Konsentrasi,untuk anak tuna
grahita perlu latihan memahami kreativitas, daya pikir dan
konsentrasi. Alat yang digunakan dapat berupa box konsentrasi
mekanis, puzzle konstruksi, rantai persegi, rantai bulat,
lego/lazi.
Alat Pengajaran Bahasa, untuk anak tuna grahita perlu latihan
berbahasa. Alat yang digunakan melatih berbahasa dapat
berupa alphabet, alphabet fibre box, pias kata dan kalimat.
d) Anak Tunadaksa :
Alat Asesmen, Asesmen dilakukan pada anak tuna daksa
dilakukan untuk mengetahui keadaan postur tubuh,
keseimbangan tubuh, kekuatan otot, mobilitas, intelegensi,
serta perabaan. Alat yang digunakan untuk assesmen anak
tuna daksa seperti finger goniometer (alat ukur sendi-daerah
gerak), flexiomete (alat ukur kelenturan) dan plastic
goniometer (alat ukur sendi)
Alat Latihan Fisik atau Bina Gerak. Pada umumnya anak tuna
daksa mengalami hambatan dalam pindah diri (ambulasi), dan
koordinasi atau keseimbangan tubuh, dapat berupa pulley
weight (untuk menguatkan otot tangan dan perut), kanavel
8
table (untuk menguatkan otot tangan, pergelangan dan jari
tangan), squeez ball (untuk latihan daya remas tangan) dan
restorator hand (untuk menguatkan otot lengan)
Alat Bina Diri. Agar anak tuna daksa dapat melakukan
perawatan diri dan kegiatan hidup sehari-hari (activity of daily
living), maka perlu latihan. Alat-alat yang dapat digunakan
dapat berupa swivel utensil, dressingframe set, lacing shoes,
deluxe mobile commade dan alat orthotic dan prosthetic.
f) Anak Berbakat :
Alat Asesmen. Anak berbakat mempunyai kemampuan yang
istimewa dibanding teman sebayanya. Asesmen dilakukan
pada anak berbakat untuk mengetahui. Keberbakatan dan
menilai tentang kebutuhannya untuk menempatkan dalam
program-program pendidikan sesuai dengan dan dalam rangka
mengembangkan potensinya. Alat yang digunakan untuk
assesmen anak berbakat seperti tes intelegensi WISC-R, tes
9
intelegensi stanford binet, cognitive ability test, differential
aptitude test.
Alat Bantu Ajar atau Akademik. Anak berbakat memiliki sifat
selalu haus pengetahuan dan tidak puas bila hanya mendapat
penjelasan dari orang lain, mereka ingin menemukan sendiri
dengan cara trial and error (mengadakan percobaan atau
praktikum) di laboraturium atau dimasyarakat. Untuk itu
sekolah inklusif hendaknya perlu mengusahakan sarana yang
lengkap. Sarana-sarana belajar tersebut meliputi sumber
belajar (buku paket, buku pelengkap, buku referensi, buku
bacaan, majalah, koran,internet), media pembelajaran (radio,
cassette recorder, tv, ohp, wireless, slide projector,
LD/VCD/DVD.
10
kalimat. Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia) sarana khusus
yang diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar
menulis (remedial menulis) meliputi kartu abjad, kartu kata,
kartu kalimat, balok bilangan 1, balok bilangan 2. Kesulitan
Belajar Matematika (Diskalkulia) sarana khusus yang
diperlukan oleh anak yang mengalami kesulitan belajar
matematik(remedialmatematika) meliputibalok bilangan, balok
bilangan, pias angka, kotak bilangan, papan bilangan.
11
rapi permainan, terapi fisik, remedial teaching, dan
penyimpanan alat.
f) Anak Cerdas Istimewa
Di samping memberdayakan atau mengoptimalkan penggunaan
prasarana yang ada apabila di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif peserta didiknya ada yang berkecerdasan istimewa, prasarana
khusus yang perlu disediakan adalah ruang assesmen.
g) Anak Berbakat Istimewa
Untuk anak berbakat istimewa di samping memberdayakan atau
mengoptimalkan penggunaan prasarana yang ada apabila di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif peserta didiknya ada yang
berbakat, prasarana khusus yang perlu disediakan adalah ruang
assesmen.
h) Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar
Untuk peserta didik yang mengalami kesulitan belajar diperlukan
ruang untuk melaksanakan kegiatan assesmen, dan remedial.
sebagaicatatan, pada dasarnya di sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif cukup disiapkan satu unit ruang sebagai ”resource room” atau
ruang sumber.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarana dan prasarana dalam pendidikan inklusif sangat di butuhkan dan menjadi syarat
dalam menunjang fasilitas siswa khususnya untuk siswa inklusif. Di samping itu sekolah
penyedia penyelenggaraan pendidikan inklusif harus benar-benar memperhatikan
kebutuhan siswa itu sendiri. Mekanisma dan manajemen sekolah yang baik diharapkan
dapat mengontrol terselenggaranya kegiatan pendidikan sekolah inklusif ini. Maka dari
itu peran lembaga baik pemerintah pusat atau daerah, pihak sekolah, guru, serta orang tua
siswa sangat di butuhkan dalam rangka mendukung terciptanya program pendidikan
inklusif ini dengan baik.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14