PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN INKLUSIF
Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Inklusif
Dosen : Dr. Atot Sugiri, M.Pd
Oleh :
ANDRI NURJAMAN
NIM : 60403070121198
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA MUTIARA SUKABUMI
2021
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi Mahasiswa pada
umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Garut, 2021
Penulis
i
D A F TA R I S I
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
D. Sistematika ................................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Pendidikan Inklusif ........................................................................................ 3
B. Tujuan Pendidikan Inklusif ........................................................................... 4
C. Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif .............................................................. 5
D. Karakteristik Pendidikan Inklusif ................................................................. 5
E. Model-Model Pendidikan Inklusif ................................................................ 6
F. Manfaat Pendidikan Inklusif ......................................................................... 7
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................. 10
1. Kesimpulan .................................................................................................... 10
2. Saran............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No. 380/C.C6/MN/2003
tanggal 20 Januari 2003 Perihal Pendidikan Inklusif : menyelenggarakan dan
mengembangkan di setiap Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 4 (empat) sekolah yang
terdiri dari : SD, SMP, SMA, dan SMK. Dengan diterbitkannya surat edaran tersebut maka
perkembangan pendidikan inklusif di Indonesia semakin dikenal masyarakat luas. Dengan
perkembangan tersebut, pendidikan inklusif sendiri semakin memperkuat serta memperkokoh
pondasinya untuk memberikan yang terbaik kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan
pendidikan inklusif tersebut.
Unsur-unsur untuk memperkokoh pondasi pendidikan inklusif diantaranya adalah
pihak-pihak pendidik harus memahami konsep serta landasan-landasan pendidikan inklusif.
Selain itu kurikulum yang diterapkan untuk pendidikan inklusif juga harus dipahami, dengan
memperhatikan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Bukan
hanya itu hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan pendidikan inklusif, tetapi
ada beberapa hal yang harus diperhatikan juga, demi kelancaran berlangsungan pendidikan
inklusif. Salah satunya adalah prinsip-prinsip pembelajaran pendidikan inklusif.
Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran.
Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode
dilihat dari segi bahan yang akan dibelajarkan, prosedur pembelajaran (bagaimana siswa
belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), gurunya, dan siswanya. Disinilah prinsip
pembelajarn sangat dibutuhkan, terlebih lagi bagi pihak yang akan melaksanakan pendidikan
inklusif tersebut. Maka dari itu dalam makalah ini kami akan membahas mengenai prinsip-
prinsip pembelajaran pendidikan inklusif agar para pembaca sedikit banyak mendapatkan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip pembelajaran dalam pendidikan inklusif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif?
2. Apa tujuan dari pendidikan inlkusif?
3. Bagaimana Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif?
4. Bagaimana Mengenal Karakteristik pendidikan inklusif?
5. Bagaimana model-model pendidikan inklusif?
6. Apa manfaat pendidikan inklusif?
1
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan inklusif
2. Mengetahui tujuan pendidikan inklusif
3. Mengetahui Prinsip-Prinsip Pendidikan Inklusif
4. Mengetahui Karakteristik pendidikan inklusif
5. Mengetahui model-model pendidikan inklusif
6. Mengetahui manfaat pendidikan inklusif
D. Sisitematika
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai
literature dan menggunakan media internet yang relevan untuk melengkapi data dengan tema
makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan
data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang terbuka, mengakomodasi
dan memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan
membutuhkan pendidikan layanan khusus untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran
dalam satu lingkungan kelas yang sama tanpa diskriminatif.
Berikut definisi dan pengertian pendidikan inklusif dari beberapa sumber buku:
3
Dan dalam pendidikan inklusif semua anak memiliki hak dan kesempatan belajar yang sama
dengan siswa reguler.
Menurut Sumiyati (2011), pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang
terbuka dengan mengakomodasi semua peserta didik yang membutuhkan pendidikan khusus,
pendidikan layanan khusus dan peserta didik lainnya tanpa diskriminatif dengan cara belajar
bersama.
Menurut Budiyanto (2017), tujuan pendidikan inklusif dibagi menjadi dua, yaitu tujuan
umum adalah memberikan kesempatan memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya kepada
semua anak, khususnya anak-anak penyandang kebutuhan pendidikan khusus. Sedangkan
tujuan khusus yaitu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan
pendidikan, meningkatkan perolehan hasil belajar bagi semua peserta didik, meningkatkan
pemberdayaan nilai-nilai budaya lokal dalam seluruh proses penyelenggaraan pendidikan,
dan meningkatkan peran tiga komponen (orang tua, masyarakat, dan pemerintah) dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Menurut Ilahi (2016), pendidikan inklusif memiliki tujuan untuk memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional,
mental dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Serta mewujudkan
penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi
semua peserta didik.
a. Terpenuhinya hak atas pendidikan yang layak dan memberikan akses seluas-luasnya
bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus.
b. Terwujudnya pemerataan penyelenggaraan sistem pembelajaran yang layak dan
berkualitas sesuai dengan kondisi, potensi dan kebutuhan individu siswa.
4
c. Terwujudnya pembentukan manusia sosial yang menjadi bagian integral dalam
keluarga, masyarakat dan bangsa.
Menurut Mudjito, dkk (2012), pendidikan inklusif mempunyai prinsip-prinsip filosofis, yaitu
sebagai berikut:
a. Setiap anak termasuk dalam komunitas setempat dan dalam satu kelas atau kelompok.
b. Hari sekolah diatur penuh dengan tugas-tugas pembelajaran kooperatif dengan
perbedaan pendidikan dan kefleksibelan dalam memilih dengan sepuas hati.
c. Guru bekerja sama dan mendapat pengetahuan pendidikan umum, khusus dan teknik
belajar individu serta keperluan-keperluan pelatihan dan bagaimana mengapresiasikan
keanekaragaman dan perbedaan individu dalam pengorganisasian kelas.
Menurut Ilahi (2016), pendidikan inklusif memiliki aspek-aspek atau karakteristik khusus
yang membedakan dengan yang lain, yaitu sebagai berikut:
5
mereka, terutama berkaitan dengan keterampilan dan potensi peserta didik yang belum
berkembang.
Dalam kelas inklusif terdapat peserta didik yang beragam salah satunya dalam hal
kemampuan memahami materi pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pendidikan
inklusif seorang pendidik harus mampu menggunakan pendekatan yang mampu
mengakomodasi seluruh peserta didik tanpa menyulitkan peserta didik dengan berkebutuhan
khusus sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Penilaian dalam pendidikan inklusif harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
termasuk peserta didik dengan kebutuhan khusus. Pendidik harus memperhatikan
keseimbangan kebutuhan antara peserta didik berkebutuhan khusus dan peserta didik normal
lainya.
Pembelajaran yang ramah sangat diperlukan demi mendorong kelancaran dalam pelaksanaan
pendidikan inklusif. Para peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan dukungan dan
motivasi yang mampu mendorong mereka untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Oleh
karenanya, komponen utama yang diperlukan adalah adanya lingkungan yang ramah.
Menurut Darma dan Rusyid (2013), terdapat beberapa model atau bentuk dari sekolah
inklusif, yaitu sebagai berikut:
6
Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak normal di kelas reguler dalam
kelompok khusus , dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke kelas
lain untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.
d. Kelas khusus dengan berbagai pengintegrasian.
Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler,
namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak normal di kelas
reguler.
e. Kelas khusus penuh.
Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler.
Pendidikan inklusif membantu untuk memastikan bahwa anak-anak dengan dan tanpa
mengalami hambatan dapat tumbuh dan hidup bersama. Menurut Garinda (2015), beberapa
manfaat dari pendidikan inklusif adalah sebagai berikut:
7
b. Manfaat bagi guru
1. Guru berkembang secara profesional dengan mengembangkan keterampilan baru dan
memperluas perspektif mereka tentang perkembangan anak.
2. Guru memiliki kesempatan untuk mempelajari dan mengembangkan kemitraan
dengan masyarakat lain.
3. Guru belajar untuk berkomunikasi dengan lebih efektif dengan bekerja sebagai tim.
4. Guru membangun hubungan yang kuat dengan orang tua.
5. Guru berusaha meningkatkan kredibilitas mereka sebagai seorang profesional yang
berkualitas.
6. Guru senantiasa mengembangkan kreativitas dalam mengelola pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas.
7. Guru tertantang untuk terus menerus belajar melalui perbedaan yang dihadapi di
kelas.
8. Guru terlatih dan terbiasa untuk memiliki budaya kerja yang positif, kreatif, inovatif,
fleksibel, dan akomodatif terhadap semua anak didiknya dengan segala perbedaan.
8
2. Sebuah komunitas akan menjadi lebih mudah menerima dan mendukung semua
orang.
3. Masyarakat yang lebih beragam membuka lebih kreatif, dan lebih terbuka terhadap
berbagai kemungkinan dan kesempatan.
4. Pendidikan inklusif membantu anak berkebutuhan khusus untuk menjadi lebih siap
untuk tanggung jawab dan hak-hak kehidupan masyarakat.
5. Ikut menjadi sumber belajar dan semakin terbuka dan ramah bermitra dengan sekolah.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan inklusi mempunyai pengertian yang beragam. Stainback dan Stainback
(1990) mengemukakan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa
di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang,
tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan
yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil.
Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk.
1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran
adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori
yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan
dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru
mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
Prinsip pembelajaran untuk pendidikan inklusif sangat beragam. Diantaranya adalah
prinsip pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus seperti tuna daksa, tuna laras, dan tuna
rungu yaitu prinsip keterarahwajahan, Prinsip keterarahsuaraan, Prinsip
Intersubyektifitas, Prinsip kekonkritan, Prinsip Visualisasi, Prinsip Keperagaan, Prinsip
pengalaman yang menyatu, Prinsip belajar sambil melakukan.
B. Saran
Untuk para pendidik sudah seharusnya memahami mengenai prinsip-prinsip pembelajaran
inklusif. Khususnya untuk para pendidik yang akan dijadikan tenaga pendidik di sekolah
inklusif, karena tanpa memahami prinsip pembelajaran inklusif, akan mengakibatkan
kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai. Selain pendidik, para masyarakat juga sudah
sepantasnya memahami apa esensi dari prinsip-prinsip pendidikan inklusif. Karena
masyarakatlah yang dapat mengontrol berjalannya kegiatan pembelajaran disekolah.
10
Daftar Pustaka
Ilahi, Mohammad Takdir. 2016. Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruz
Media.
Sumiyati. 2011. Paud Inklusi Paud Masa Depan. Yogyakarta: Cakrawala Institute.
Budiyanto. 2017. Pengantar Pendidikan Inklusif Berbasis Budaya Lokal. Jakarta: Prenamedia
Group.
Darma, I.P., dan Rusyid, B. 2013. Pelaksanaan Sekolah Inklusi di Indonesia. Proseding
Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Vol.2, No.2.
11