Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No.1 Kotak Pos 35 Ciawi Bogor 16720 a
e-mail: garnisintan15@yahoo.com
Abstrak
Dalam Pengelolaan kelas, salah satu upaya guru adalah menciptakan kondisi kelas yang
kondusif. Obsevasi ini berupaya mengungkapkan hambatan-hambatan yang dihadapi guru
dalam pengelolaan kelas, kelas 3 di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insantama. Pendekatan
yang kami gunakan adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi
dan wawancara. Teknik observasi dilakukan pada satu orang guru wali kelas yang mengajar
pada kelas 3 C untuk melihat hambatan-hambatan yang dialami guru dalam pengelolaan kelas
dengan teknik wawancara. Berdasarkan analisis data, hasil obsevasi ini dapat dikemukakan
bahwa selama proses pembelajaran guru mengalami kesulitan yang terdapat pada faktor
kurikulum yang dimana guru kurang dapat memahmi beberapa bagian dari buku ajar yang
harus dilakukan pembedahan ulang mengenai makna dari materi tersebut. Simpulan dari
obsevasi ini adalah hambatan-hambatan yang dihadapi guru dalam pengelolaan kelas di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Insantama adalah terletak pada buku ajar.
Abstrac
In classroom management, one of the teacher's efforts is to create conducive classroom
conditions. This observation seeks to reveal the obstacles faced by teachers in class
management, grade 3 in Insantama Integrated Islamic Primary School. The approach we use
is qualitative. Data collection is done by observation and interview techniques. The
observation technique was carried out on one homeroom teacher who taught in class 3 C to
see the obstacles experienced by the teacher in classroom management with interview
techniques. Based on data analysis, the results of this observation can be stated that during
the learning process the teacher experiences difficulties found in curriculum factors where the
teacher is less able to understand some parts of the textbook that must be re-performed on the
meaning of the material. The conclusion of this observation is that the obstacles faced by
teachers in managing classes at the Insantama Integrated Islamic Primary School are located
in the textbook.
PENDAHULUAN
MATERI
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memilki keukuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepibadian,kecerdasan,akhlak
mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Pengertian pendidikan
dapat diartikan sebagai usaha sadar sistemasis untuk mencapai taraf hidup atau untuk
kemajuan lebih baik.Secara sederhana,pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran
bagi peserta didik untuk dapat mengerti,paham,dan membuat mansia lebih kritis dalam
berpikir.
Pengertian pendidikan secara etimologi atau asal-usul,kata pendidikan dalam bahasa inggris
disebut dengan education,dalam bahasa latin pendidikan disebut dengan educatum yang
tersusun dari dua yaitu E dan Duco di mana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam
ke luar atau dari sedikit banyak,sedangkan Duco berarti perkembangan atau sedang
berkembang.Jadi,secara etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan
kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.Sedangkan menurut Kamus Bahasa
Indonesia,pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia.Mneurut KBBI kata pendidikan datang dari kata
“didik” dengan memeperoleh imbuhan “pe” akhiran “an”,yang artinya langkah,sistem atau
perbuatan mendidik.
Kata pendidikan secara bahasa datang dari kata “pedagogi” yaitu “paid” yang artinya anak
serta “agogos” yang artinya menuntun,jadi pedagogi yaitu pengetahuan dalam menunutun
anak.Sedang secara istilah pengertian pendidikan adalah satu sistem pengubahan sikap serta
perilaku seorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik
lewat usaha pengajaran serta kursus.
Pengertian pendidikan,pendidikan dapat diperoleh baik secara formal dan non
formal.Pendidikan secara formal diperoleh dengan mengikuti program-program yang telah
direncanakan,terstruktur oleh suatu institusi,departemen atau kementrian memerlukan sebuah
kurikulum untuk melaksanakan perencanaan pengajaran.Sedangkan pendidikan non formal
adalah pengetahuan yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari berbagai pengalaman baik
yang dialami atau dipelajari dari orang lain.
Penegrtian pendidkkan menurut KI Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia)
: Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak,adapun maksudnya,pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak itu,agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut Ahmad D.Marimba :Pengertian pendidikan menurut Ahmad D.Marimba adalah
bimbingan secara saadar oelh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik
menuju terebntuknya kepribadian yang utama.
Martinus Jan Langeveld : Penegrtian pendidikan menurut Martinus Jan Langeveld :
Penegrtian pendidikan menurut Martinus Jan Langeveld bahwa pengertian pendidikan adalah
upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dpat
bertanggung jawab secara susila.Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam
membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.
Gunning dan Kohnstamm :Pengertian pendidikan menurut Gunning dan Kohnstamm adalah
proses pemebentukan hati nuarni.Sebuah pembentukan dan penentuan diri secara etis yang
sesuai dengan hati nuarni.
Stella Van Petten Henderson : Menurut Stella Van Petten Henderson bahwa pendidikan
adalah kombiansi pertumbuhan,perkembangan diri dan warisan sosial.
Carter,V.Good : Pengertian pendidikan menurut nya bahwa pendidikan adalah proses
perekembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat.Prose ssosial
dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang teroragnisisr,seperti rumah atau
sekolah,sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan ekcakapan sosial.
Kemudian juga ada penjelas pendidikan menurut UU NO.20 Tahun 2003 : Pengertian
pendidikan menurut UU No.20 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi diirnya untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian
diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang dieprlukan
dirinya,masyarakat,bangsa,dan negara.
Berdasarkan MPRS No.2 Tahun 1960 bahwa y=tujuan pendidikan adalah membentuk
panacasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD
1945 dan UUD 945.
Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan
dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar. Manajemen kelas
juga dapat diartikan sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk
menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan
gangguan (Hasri, 2009:41)
Manajemen Kelas merupakan usaha guru untuk menata dan mengatur tata laksana kelas
diawali dari perencanaan kurikulum, penataan prosedur dan sumber belajar, pengaturan
lingkungan kelas, memantau kemajuan siswa, dan mengantisipasi masalah-masalah yang
mungkin timbul di kelas. Menurut Arikunto (1992:67), manajemen kelas adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar dicapainya kondisi yang optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkan.
Manajemen Pengelolaan Kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru menciptakan
dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal agar peserta didik merasa nyaman, saling
memiliki dan betah belajar di dalam kelas. Dengan kondisi tersebut diharapkan prestasi siswa
bisa meningkat dalam proses belajar mengajar, sehingga melahirkan lulusan yang kompeten
dan sesuai dengan yang diharapkan.
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan.
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana
sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional
dan sikap serta apresiasi pada siswa (Djamarah dan Zain, 2010:178)
Adapun tujuan pengelolaan kelas yang dikekukakan oleh Dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen (1996) yang dikutip Rachman (1998/1999”15) adalah:
1. Mewujudkan kondisi kelas baik sebagai lingkungan belajar ataupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan berkembanganya kemampuan masing-
masing siswa.
2. Menghilangkan bebagai hambatan yang merintangi interaksi belajar yang efektif.
3. Menyediakan fasislitas atau peralatan dan mengaturnya hingga kondusif bagi
kegiatan belajar siswa yang seusia dengan tuntutan pertumbuhan dan perkembangan
sosial, emosional dan intelektualnya
4. Membina perilaku siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan
kependidikannya.
Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam
menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah
kegiatan timbal balik antar guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik. Proses
pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interkasi antar guru dan
siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan belajar (Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan
dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin
interkasi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapa tercapai secara optimal.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah
segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan
harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan
belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik
untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku
individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses
pembelajaran yang baik akan membetuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan
munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik
atau pengalamna tertentu.
Di setiap kegiatan ada saja masalah atau hambatan yang di dapat termasuk juga dalam
pengelolaan kelas. Ada beberapa hambatan pengelolaan kelas yang ada dalam ruang lingkup
wewenang seorang pendidik atau guru bidang studi untuk mengatasinya. Hal ini berarti
bahawa seorang pendidik dituntut untuk dapat menciptakan, memperhatikan dan
mengembalikan iklim belajar kepada kondisi belajar mengajar yang menguntungkan jika ada
gangguan sehingga peserta didik berkesempatan untuk mengambil manfaat yang optimal dari
kegiatan belajar yang dilakukannya.
Dalam manajemen kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat. Hambatan tersebut
bisa datang dari guru sendiri, peserta didik, lingkungan keluarga ataupun karen afaktor
fasilitas.
C. Hambatan yang ada di luar wewenang guru bidang studi dan sekolah
Dalam mengatasi hambatan semacam ini mungkin yang harus terlibat adalah orang
tua. Selain masalah di atas juga ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam
pengelolaan kelas adalah :
1. Faktor guru
Faktor penghambat yang datang dari sini berupa hal-hal, seperti tipe
kepemimpinan guru yang otoriter, format belajar mengajar yang tidak bervariasi
(monoton) atau bisa disebut gaya mengajar guru yang monoton, kepribadian guru yang
tidak baik, pengetahuan guru yang kurang, serta pemahaman guru tentang peserat didik
yang kurang.
Kemudian juga terdapat penjelasan tentang beberapa gaya mengajar guru agar
membuat siswa nyaman dalam proses pembelajaran. Gaya mengajar guru adalah suatu
kegiatan guru dalam kondisi kegiatan belajar mengajar (KBM) di dalam kelas sehingga
peserta didik tidak merasa bosan dengan apa yang disampaikan oleh guru. Variasi gaya
mengajar guru dalam kegiatan mengajar tentunya sangat berpengaruh dalam kondisi
peserta didik dikelas, salah satu fungsi variasi mengajar sebagai penarik perhatian
peserta didik memberikan motivasi dan minat belajara peserta didik.
Tujuan dari gaya mengajar guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajar dikelas
untuk mencapainya tujuan pembelajaran serta kurikulum yang diimplementasikannya.
Dengan ketercapaiannya tujuan pembelajaran diharapkan proses belajar peserta didik
dapat meningkat sesuai dengan Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP) dan guru juga
harus mampu mengembangkan gaya da teknik pengajaran. Dalam proses mengajar
guru pun yang juga manusia ciptaan Allah SWT telah diberikan akal unyuk berfikir dan
mengembangjan cara mengajarnya. Karena dalam proses belajar mengajar, variasi
mengajar seorang guru sangat dibutuhkan agar peserta didik tidak merasa bosan saat
berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut untuk mengembangkan
variasi gaya mengajar agar peserta didik tidak merasa bosan dan dapat memberikan
motivasi belajar.
Setiap guru pasti memiliki gaya mengajar masing-masing hal inilah yang
merupakan ciri khas seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan itulah
yang harus di milki guru dalam melaksanakan pengajaran.
4. Faktor fasilitas.
Faktor ini meliputi : Upaya mewujudkan pengelolaan kelas yang efektif di SD
juga akan dipengaruhi oleh ketersediaan dan keadaan sarana prasarana sekolah serta
segala fasilitas yang dimilki oleh sebuah Sekolah Dasar. Faktor ini berkaitan dengan
fisik sekolah da ruang kelas dengan segala perlengakapan atau perabot pendukungnya.
Ini mempunyai arti bahwa pengelolaan kelas yang kondusif dapat diwujudkan apabila
tersedia sarana dan prasarana yang repsentasif dan memadai sebagai tempat yang
nyaman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Konsep, teori dan strategi yang
digunakan oleh guru.
Jumlah peserta didik dalam kelas yang terlalu banyak dan tidak seimbang dengan
ukuran kelas, besar dan kecilnya ruangan tidak disesuaikan dengan jumlah peserta
didiknya, ketersediaan alat yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang
membutuhkannya dalam mengelola kelas tidak akan mempunyai arti apa-apa jika
aktivitas ini tidak ditunjang oleh ketersediaan saran dan prasarana yang memadai.
Faktor sarana dan prasarana yang dapat menajdi penghambat dalam usaha
menciptakan suasana kelas yang kondusif di SD adalah sebagai berikut :
a. Keadaan bangunan fisisk sekolah yang tidak layak dijadikan tempat
penyelenggaraan pendidikan SD
b. Tidak tersedianya ruang pendukung kelancaran aktivitas pemeblajaran seperti :
kamar kecil, ruang musik dan sebagainya.
c. Ukuran ruang kelas yang terlalu kecil sehingga membatsi pergerkaan dan aktiviats
anak
d. Ruang kelas yang tidak memiliki ventialsi yang cukup sehingga perkuranan udara
tidak baik
e. Suasana kelas yang gelap sebagi akibat dari kekurangan cahaya masuk atau sistem
peneranagan yang tidak mencukupi
f. Kurang tersedia perabot dan peralatan bermain yang sesuai dengan perkembanagn
anak yang dapat dimanfaatkan anak untuk bermain baik dalam maupun di luar kelas
g. Buku- buku yang tidak disimpan secara teratur pada tempatnya ssehingga tampak
berserakan dalam ruang kelas.
Agar saran dan prasaran sekolah dapat mendukung kegiatan peneglolaan kelas
yang kondusif, pada dasarnya sejak awal sangat diperlukan perencanaan bangunan
fisik sekolah dengan segala faislitas pendukungnya. Berkenaan dengan hal ini,
Nawawi (1989) menyatakan :
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah
berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus
disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum
selalu dapat berubah sedang ruanagn/gedung bersifat permanen,maka diperlukan
kreatktivitas yang mengatur pendayagunaan ruang/gedung yang tersedia berdasarkan
kurikulum yang dipergunakan.
METODE
HASIL
Hasil penelitian menunjukkan :
Wawancara dengan Wali Kelas
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD IT Insantama yang berada di Jl. Hergamanah IV
No.47, Gunung Batu, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor, Jawab Barat. Kondisi sekolah
yang nyaman serta semua fasislitas yang lengkap mampu menciptakan kenyamanan
bagi siapapun yang datang.
Usaha guru dalam mengelola kelas bukan tanpa tujuan. Karena ada tujuan inilah
guru selalu berusaha meneglola kelas. Guru mengelola kelas tentunya dengan tujuan
agar kelas menjadi kondusif sehingga membuat jalannya proses belajar mengajar
menjadi lancar dan siswa dapat memahami terhadap pelajaran yang guru sampaikan.
Pengelolaan kelas berpengaruh terhadap proses kegiatan belajar mengajar. Baik
pengelolaan kelas maka baik pula proses kegiatan belajar mengajar, begitupun
sebaliknya buruk pengelolaan kelas maka buruk pula proses kegiatan belajar mengajar
yang berdampak pada pembelajaran siswa.
Kami melakukan observasi di kelas 3 C, karna pada saat kami melakukan
observasi dan wawancara yang dimana proses belajar mengajar sudah selesai atau
ditutup karena semua materi sudah tersampaikan, sehingga digantikan oleh proses
pembelajaran lain yaitu siswa diminta untuk membuat poster yang bertemakan
“Ramadhan” yang nantinya akan dipamerkan pada saat menyambut bulan suci
Ramadhan. Kami melihat guru sudah melakukan proses belajar mengajar denga baik,
pada saat pemberian waktu untuk membuat poster pun cukup sehingga siswa memiliki
waktu untuk membuat konsep dari poster mereka selain itu juga guru memberikan
beberapa contoh tulisan agar dapat menginspirasi siswa-siswa yang lain.
Selama observasi kami melihat selama proses pembelajaran guru berkeliling dan
tidak hanya duduk. Guru berkeliling untuk mengecek sampai mana kesiapan atau
proses pembuatan poster dari setiap kelompok jikalau ada dari kelompok tersebut
didapati memiliki konsep yang sama atau sampai berebut konsep antar kelompok yang
pada akhirnya dapat menimbulkan perselisihan antar siswa. Selain itu juga didapati ada
beberapa siswa yang asik dengan kesibukannya sendiri terlewat dari pengawasan guru
tersebut sehingga dapat mengganggu temannya yang lain juga menggangu jalannya
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil dari wawancara guru kelas 3 C tentang proses pembelajaran
dimana berjalan dengan baik dan tertib hanya ada beberapa siswa yang sangat aktif,
sehingga sedikit menggangu konsentrasi teman-teman yang lainnya. Dalam metode
yang digunakan pun merada tidak ada yang di beda-bedakan antara siswa satu dengan
yang lainnya hanya saja ada pergantian metode pada setiap perubahan pembelajaran.
Guru juga dibantu dengan adanya keterlibatan orang tua dengan siswa pada proses
pembelajaran di rumah sehingga siswa pun siap untuk mendapatkan pembelajaran esok
hari. Tentang hambatan yang dialami oleh guru dalam proses pembelajarannya menurut
analisis kami yaitu masuk kedalam habatan yang di sebabkan oleh faktor kurikulum,
karena hambatan yang dialami yaitu terdapat pada buku ajar yang sulit dipahami
sehingga dibutuhkan waktu untuk memahami kembali apa maksud dari materi tersebut.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/7689-hambatan-hambatan-manajemen-
kelas.html
https://id.scribd.com/doc/113872261/Hambatan-hambatan-Dalam-Pengelolaan-Kelas
https://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-kurikulum-fungsi-komponen.html
https://www.kajianpustaka.com/2017/11/pengertian-tujuan-dan-prinsip-manajemen-
kelas.html?m=1
Djabidi, Faizal. 2017. Manajemen Pengelolaan Kelas. MADANI