Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

A. Landasan Teori Metode Pembelajaran Dalam Al-Qur’an.................... 4


B. Metode Pembelajaran Dalam Surah Al Maidah Ayat 67...................... 5
C. Metode Pembelajaran Dalam Surah An Nahl Ayat 75, 76, Dan 125. . . 6
D. Metode Pembelajaran Dalam Surah Al A’raf Ayat 176-177............. 10
E. Metode Pembelajaran Dalam Surah Ibrahim Ayat 24 Dan 27 .......... 12
F. Metode Pembelajaran Dalam Surah Yusuf Ayat 3 Dan 101..............13

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 17

A. Kesimpulan ........................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai

bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta

membentuk disiplin hidup. Dalam hubungan ini, al-Syaibani menjelaskan bahwa

pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan

pribadinya sebagai bagian dari kehidupan mayarakat dan kehidupan alam

sekitarnya.1 Pendidikan adalah suatu usaha untuk menambah kecakapan,

keterampilan, dan sikap melalui belajar dan pengamalan yang diperlukan untuk

memungkinkan manusia mempertahankan dan melangsungkan hidup, serta untuk

mencapai tujuan hidupnya. Usaha itu bisa dilihat dalam masyarakat, baik yang

masih terbelakang, masyarakat yang sudah maju, maupun yang sangat maju.2

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Proses

pendidikan ini dialami oleh setiap manusia sejak ia dilahirkan. Demikian

seterusnya sampai ia tumbuh dan berkembang menjadi manusia hidup sempurna

dan matang. Agar tujuan pendidikan yang dimaksud dapat tercapai sesuai

harapan, dalam proses pendidikan, terdapat sistem yang tidak dapat dipisahkan

satu dengan yang lainnya. Apabila sistem ini baik, kualitas dan hasil pendidikan

akan baik. Salah satu di antara sistem tersebut adalah metode pendidikan,

1
Umar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah al-tarbiyah al-Islamiyah ter. Hasan
Langgulung, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 399

2
Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah (Cet. I; Ujung Pandang:
Yayasan Ahkam, 1996), h. 10

1
disamping guru, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, dan

lain sebagainya.3

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.

yang mengandung petunjuk-petunjuk kepada umat manusia, tidak ada keraguan di

dalamnya dan berlaku sepanjang masa, menjadi rujukan pertama dan utama umat

Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. dengan makna

dan lafal. Alquran adalah kitab suci umat Islam yang berisi petunjuk bagi manusia

dan tetap eksis tanpa perubahan sedikitpun, baik makna maupun lafal.

Memerhatikan betapa pentingnya peranan metode terhadap kesuksesan

proses pendidikan, begitu banyak bermunculan metode sebagai bagian dari

pemahaman terhadap konteks di atas. Beberapa metode yang tidak asing lagi yaitu

ceramah, diskusi, penugasan, demontrasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,

terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh. Dalam memilih cara atau metode ini,

guru dibimbing oleh filsafat pendidikan yang dianut oleh guru dan tujuan

pelajaran yang hendak dicapai. Di samping itu, penting pula memperhatikan

hakikat peserta didik dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Jadi, metode itu

hanya menentukan prosedur yang harus diikuti.4

Membicarakan metode pembelajaran berarti kita memasuki area yang

cukup luas objek pembahasannya karena dalam pembahasan ini akan meliputi

faktor peserta didik, pendidik, alat pendidikan serta lingkungan pendidikan itu

berlangsung. Namun demikian, kebanyakan dari metode yang ada hingga saat ini

3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Cet. V; Jakarta: Kencana Prenada Group, 2008).
231.

4
Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 61.

2
berasal dari kajian yang bersumber dari pemikiran manusia saja terhadap gejala

yang timbul saat itu. Untuk itulah, dibutuhkan sumber lain sebagai sarana dalam

upaya menemukan metode yang tepat untuk menjawab masalah dan tantangan

pendidikan yang timbul saat ini. Salah satunya adalah Alquran. Hal yang perlu

dicermati lebih dalam dari Alquran adalah metode penyampaian kandungannya.

Dalam memaparkan isinya, Alquran menggunakan cara yang sangat variatif.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian metode pembelajaran?

2. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah Al Maidah ayat 67?

3. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah An Nahl ayat 75, 76,

dan 125?

4. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah Al A’raf ayat 176-177?

5. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah Ibrahim ayat 24 dan 27?

6. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah Yusuf ayat 3 dan 101?

C. Tujuan Penelitian

1. Bagaimanakah pengertian metode pembelajaran?

2. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah Al Maidah ayat 67?

3. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah An Nahl ayat 75, 76,

dan 125?

4. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah Al A’raf ayat 176-177?

5. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah Ibrahim ayat 24 dan 27?

6. Bagaimanakah metode pembelajaran dalam Surah Yusuf ayat 3 dan 101?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori Metode Pembelajaran Dalam Al-Qur’an

1. Pengertian Metode Pembelajaran Dalam Al-Qur’an

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metha berarti melalui dan hodos

berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk

mencapai tujuan. Dengan demikian, metode dapat berarti cara teratur yang

digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang

dikehendaki. Metode adalah cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.5 Secara umum metode

diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan

tertentu.6 Menurut Syaiful Sagala pembelajaran adalah suatu proses dalam

lingkungan yang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan turut serta dalam

tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap

situasi tertentu.7 Pembelajaran adalah aktivas guru mengajar dan peserta didik

belajar.

Menurut al-Nahlawi terdapat tujuh metode dalam Alquran yang dapat

menggugah perasaan, sebagai berikut: Metode hiwar (percakapan) Qurani, kisah

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. II; Jakarta:
5

Balai Pustaka, 2002), h. 740.

Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Strategi


6

Mewujudkan Pembelajaran bermakna Melalui Penamaan Konsep Umum dan Konsep Islami (Cet.
I; Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 55.

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan


7

Problematika Belajar Mengajar (Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 61.

4
Qurani, amsal (perumpamaan) Qurani dan Nabawi, keteladanan, pembiasaan,

‘ibrah dan mau’izah, dan Metode targhib dan tarhib.

B. Metode Pembelajaran Dalam Surah Al Maidah Ayat 67

           
           
    
Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika

tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak

menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia[430]. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang

yang kafir.

[430] Maksudnya: tak seorangpun yang dapat membunuh Nabi Muhammad s.a.w.

Dalam tafsir al-Munir yang ditulis oleh Wahbah az-Zuhaili mengatakan

bahwa ayat ini berisi mengenai jawaban atas penilaian orang-orang yang

mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw. menyembunyikan sesuatu dari perkara

agama dengan tujuan taqiyyah (melindungi diri). Selain itu, ayat ini juga menjadi

dalil yang menunjukkan kekeliruan pandangan seperti yang dikemukakan oleh

golongan ar-Rafidhah.8

Dalam tafsir al Azhar dijelaskan bahwa surat al Maidah ayat 67 ini sebagai

salah satu ayat bahwa Allah tidak pernah manyeru Nabi langsung dengan nama,

8
Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 3 (Juz 5-6), terj. Abdul Hayyie al-Kattani,
(Jakarta : Gema Insani, 2016), h. 598-599.

5
melainkan dengan sebutan tugas dan jabatannya saja, Secara tegas ayat ini berisi

perintah dari Allah bahwasanya segala wahyu yang telah diturunkan Allah

hendaklah beliau sampaikan kepada umat.9

C. Metode Pembelajaran Dalam Surah An Nahl Ayat 75, 76, Dan 125

1. Surah An Nahl Ayat 75

          


          
        
Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang

tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezki

yang baik dari Kami, lalu Dia menafkahkan sebagian dari rezki itu secara

sembunyi dan secara terang-terangan, Adakah mereka itu sama? segala puji

hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui[833].

[833] Maksud dari perumpamaan ini ialah untuk membantah orang-orang

musyrikin yang menyamakan Tuhan yang memberi rezki dengan berhala-berhala

yang tidak berdaya.

Tafsir Jalalain: ‫ ًل‬5َ‫ض َر َب هَّللا ُ َمث‬ (Allah


َ membuat perumpamaan) lafal  ‫ َمثَاًل‬ ini

kemudian dijelaskan oleh badalnya yaitu ‫ َع ْبدًا َّم ْملُو ًكا‬ (dengan seorang hamba sahaya

yang dimiliki) lafal ‫ َّم ْملُو ًكا‬ ini berkedudukan menjadi sifat dari lafal ‫ َع ْبدًا‬, dimaksud

untuk membedakannya dari manusia yang merdeka, karena manusia yang

merdeka disebutkan dengan istilah Abdullaah atau hamba Allah, ‫ ِد ُر َعلَى‬555‫اَّل يَ ْق‬

‫ ْي ٍء‬555‫ش‬ (yang
َ tidak dapat bertindak terhadap sesuatu) karena ia tidak memiliki apa

9
Hamka, Tafsir al-Azhar Juz 6, (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1983), h. 142.

6
pun ‫و َمن‬ (dan
َ seorang) lafal ‫ َمن‬ di sini nakirah maushufah, artinya seorang yang merdeka,

bukan hamba sahaya

ُ 5ِ‫ َو يُنف‬5‫نًا فَ ُه‬5‫س‬


ِ ُ‫ه‬5‫ق ِم ْن‬
‫ ًرا‬5‫ ًّرا َو َج ْه‬5‫س‬ َ ‫ا َح‬5ً‫ َّر َز ْقنَاهُ ِمنَّا ِر ْزق‬ (yang Kami beri rezeki yang baik dari

Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara

terang-terangan) artinya dia menafkahkannya sekehendak hatinya. Misal yang

pertama untuk menggambarkan tentang berhala dan misal yang kedua untuk

menggambarkan tentang Allah swt.

َ‫ستَ ُوون‬
ْ َ‫ َه ْل ي‬ (adakah mereka itu sama?) antara hamba sahaya dan orang merdeka

yang bebas dalam bertindak; tentu saja tidak.10

2. Surah An Nahl Ayat 76

         


          
         

dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu,

tidak dapat berbuat sesuatupun dan Dia menjadi beban atas penanggungnya, ke

mana saja Dia disuruh oleh penanggungnya itu, Dia tidak dapat mendatangkan

suatu kebajikanpun. samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat

keadilan, dan Dia berada pula di atas jalan yang lurus?

Tafsir Jalalain: ‫ ًل‬5َ‫ َر َب هَّللا ُ َمث‬5‫ض‬


َ ‫ َو‬ (Dan Allah membuat pula perumpamaan)

lafal  ‫ َمثَاًل‬ ini kemudian dijelaskan oleh badalnya, yaitu ‫ َّر ُجلَ ْي ِن أَ َح ُد ُه َما أَ ْب َك ُم‬ (dua orang

lelaki yang seorang bisu) dilahirkan dalam keadaan cacat tidak dapat berbicara  ‫اَل‬

َ ‫ ِد ُر َعلَى‬555‫يَ ْق‬ (tidak dapat berbuat sesuatu pun) karenanya ia tidak dapat


‫ ْي ٍء‬555‫ش‬

M Resky S, Surah An-Nahl Ayat 75; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org
10

(online) Diakses pada tanggal 25 September 2021. M Resky S adalah seorang Alumni Pondok
Pesantren Al-badar Pare-Pare, Mahasantri Pondok Pesantren Yasrib, Watansoppeng

7
menangkap pemahaman dan tidak pula dapat memberikan pemahaman ‫و ُه َو َك ٌّل‬ (dan
َ

ْ ‫ َعلَى َم‬ (atas orang yang menanggungnya) atas


dia menjadi beban) yang berat ُ‫واَل ه‬555

ِ ْ‫أ‬555َ‫اَل ي‬ (dia tidak dapat


walinya ‫ ُّه‬555‫ا يُ َو ِّجه‬555‫أَ ْينَ َم‬ (ke mana saja dia diarahkan) disuruh ‫ت‬

mendatangkan) dari tindakannya itu ‫ ٍر‬5‫بِ َخ ْي‬ (suatu kebaikan pun) artinya ia tidak pernah

berhasil; ini perumpamaan orang kafir.

ْ َ‫ َه ْل ي‬ (Samakah orang itu) orang yang bisu itu ‫ ُه َو َو َمن يَأْ ُم ُر بِا ْل َع ْد ِل‬ (dengan orang
‫ستَ ِوي‬

yang menyuruh berbuat keadilan) artinya dengan orang yang dapat berbicara dan

pembicaraannya itu bermanfaat bagi manusia karena ia menyuruh dan

menganjurkan manusia untuk berbuat keadilan

‫اط‬ ِ ‫وه َُو َعلَى‬ (dan


ٍ ‫ص َر‬ َ ٍ ِ‫ستَق‬
dia berada pula di atas jalan) di jalan ‫يم‬ ْ ‫ ُّم‬ (yang lurus) ini

perumpamaan orang yang kedua, yaitu orang muslim. Tentu saja keduanya tidak

sama. Akan tetapi menurut suatu pendapat dikatakan bahwa yang kedua ini

merupakan misal bagi Allah sedangkan misal yang pertama ditujukan untuk

berhala-berhala. Sedangkan perumpamaan yang ada pada ayat sebelumnya adalah

perumpamaan antara orang kafir dan orang mukmin.11

3. Surah An Nahl Ayat 125

       


           
     
serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu

M Resky S, Surah An-Nahl Ayat 76; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org
11

(online) Diakses pada tanggal 25 September 2021

8
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

[845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan

antara yang hak dengan yang bathil.

Ibnu Jarir sebagaimana yang terdapat dalam tafsir al-Qur’an al-‘adzhim

yang ditulis oleh Ibnu Katsir mengatakan bahwa seruan atau ajakan itu berupa

wahyu yang diturunkan kepada manusia yaitu al-Qur’an dan Sunnah, pelajaran

yang baik, serta semua kejadian yang terkandung di dalamnya berupa

kejadiankejadian yang menimpa manusia di masa lalu.12

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah swt memberikan pedoman kepada

Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia (dakwah) ke jalan Allah. Jalan Allah di

sini maksudnya ialah agama Allah yakni syariat Islam yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad saw. Allah swt meletakkan dasar-dasar dakwah untuk pegangan

bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwah.13

D. Metode Pembelajaran Dalam Surah Al A’raf Ayat 176-177

       


        
         
       
      
 

12
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, h. 102.
13
M Resky S, Surah An-Nahl Ayat 125; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an -
Pecihitam.org (online) Diakses pada tanggal 25 September 2021

9
176. dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya

dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa

nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu

menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia

mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang

mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu

agar mereka berfikir.

177. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat

Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.

Tafsir Jalalain Surah Al A’raf Ayat 176: ‫ ُل‬5‫وا ْت‬ (Dan


َ bacakanlah) hai

Muhammad ‫ َعلَ ْي ِه ْم‬ (kepada mereka) yakni orang-orang Yahudi َ ‫أ‬55555َ‫نَب‬ (berita)

َ ‫الَّ ِذي آتَ ْينَاهُ آيَاتِنَا فَا ْن‬ (orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat
kabar ‫سلَ َخ ِم ْن َها‬

Kami, pengetahuan tentang isi Alkitab, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-

ayat itu)

Maksudnya ia keluar darinya dengan membawa kekafirannya,

sebagaimana seekor ular keluar dari kulitnya, orang yang dimaksud ialah Bal’am

bin Ba’ura salah seorang ulama terkemuka Bani Israel.

Ia diminta agar mendoakan Musa celaka dan untuk itu diberi hadiah, dia

mendoakan hal itu tetapi doanya itu menyebabkan senjata makan tuan akhirnya

َّ ُ‫فَأ َ ْتبَ َعه‬ (lalu dia diikuti oleh setan)


lidahnya menjulur sampai ke dadanya  ُ‫ ْيطَان‬5‫الش‬

setan dapat menggodanya sehingga jadilah ia temannya  َ‫ا ِوين‬55‫انَ ِمنَ ا ْل َغ‬55‫فَ َك‬ (maka

jadilah ia termasuk orang-orang yang sesat).

10
Tafsir Jalalain Surah Al A’raf Ayat 177: ُ‫اه‬55َ‫ ْئنَا لَ َرفَ ْعن‬5‫ش‬ ْ 5َ‫ َول‬ (Dan kalau
ِ ‫و‬5

Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan dia) kepada derajat para

ulama ‫بِ َها‬ (dengan ayat-ayat itu) seumpamanya Kami memberikan taufik/kekuatan

kepadanya untuk mengamalkan ayat-ayat itu.

‫ َد‬55َ‫و ٰلَ ِكنَّهُ أَ ْخل‬ (tetapi


َ ِ ‫إِلَى اأْل َ ْر‬ (kepada
dia cenderung) yaitu lebih menyukai ‫ض‬

tanah) yakni harta benda dan duniawi ُ‫واتَّبَ َع َه َواه‬ (dan


َ menurutkan hawa nafsunya

yang rendah) dalam doa yang dilakukannya, akhirnya Kami balik merendahkan

derajatnya.

ُ‫فَ َمثَلُه‬ (Maka perumpamaannya) ciri khasnya ‫ ِه‬5‫ ْل َعلَ ْي‬5‫ب إِنْ ت َْح ِم‬
ِ ‫ ِل ا ْل َك ْل‬5َ‫ َك َمث‬ (seperti

anjing jika kamu menghalaunya) mengusir dan menghardiknya ‫ ْل َه ْث‬ (diulurkannya

lidahnya) lidahnya menjulur ‫أَ ْو‬ (atau) jika ‫ هُ يَ ْل َه ْث‬5‫تَ ْت ُر ْك‬ (kamu membiarkannya dia

mengulurkan lidahnya juga) sedangkan sifat seperti itu tidak terdapat pada hewan-

hewan selain anjing. Kedua jumlah syarat menjadi hal, ia menjulurkan lidahnya

dalam keadaan terhina dalam segala kondisi.

Maksudnya penyerupaan/tasybih ini ialah mengumpamakan dalam hal

kerendahan dan kehinaan dengan qarinah adanya fa yang memberikan pengertian

tertib dengan kalimat sebelumnya, yakni kecenderungan terhadap duniawi dan

mengikuti hawa nafsu rendahnya, juga karena adanya qarinah/bukti firman-Nya,

َ‫ ٰ َذلِك‬ (Demikian itulah) perumpamaan itulah ‫ص‬ ُ ‫َمثَ ُل ا ْلقَ ْو ِم الَّ ِذينَ َك َّذبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَا ْق‬
ِ 5‫ص‬

‫ص‬ َ َ‫ا ْلق‬ (perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka


َ 55‫ص‬

ceritakanlah kisah-kisah itu) kepada orang-orang Yahudi  َ‫لَ َعلَّ ُه ْم يَتَفَ َّكرُون‬ (agar mereka

berpikir) agar mereka mau memikirkannya hingga mereka mau beriman.14

14
M Resky S, Surah Al-A'raf Ayat 175-177; Seri Tadabbur Al-Qur'an - Pecihitam.org
(online) Diakses pada tanggal 25 September 2021

11
E. Metode Pembelajaran Dalam Surah Ibrahim Ayat 24 Dan 27

1. Surah Ibrahim Ayat 24

         
     
tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan

kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya

(menjulang) ke langit,

[786] Termasuk dalam kalimat yang baik ialah kalimat tauhid, segala Ucapan

yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan

yang baik. kalimat tauhid seperti laa ilaa ha illallaah.

َ ‫أَلَ ْم ت‬ (Tidakkah kamu perhatikan) memperhatikan  َ‫ف‬55ْ‫َكي‬


Tafsir Jalalain: ‫ر‬55َ

‫ َر َب هَّللا ُ َمثَاًل‬5‫ض‬ (bagaimana
َ Allah telah membuat perumpamaan) lafal matsalan ini

dijelaskan oleh badalnya, yaitu ً‫ة‬5َ‫ ةً طَيِّب‬5‫ َكلِ َم‬ (kalimat yang baik) yakni kalimat laa

ilaaha illallaah/tiada Tuhan selain Allah, ‫ ٍة‬5َ‫ َج َر ٍة طَيِّب‬5‫ش‬


َ ‫ َك‬ (seperti pohon yang baik)

ْ َ‫أ‬ (akarnya teguh) menancap dalam di bumi ‫ َوفَ ْر ُع َها‬ (dan


yaitu pohon kurma  ٌ‫صلُ َها ثَابِت‬

cabangnya) ranting-rantingnya ‫س َما ِء‬


َّ ‫فِي ال‬ (menjulang ke langit).

Adh-Dhahhak, Sa’id bin Jubair, Ikrimah, Mujahid dan mufassir lainnya

juga mengatakan, bahwa hal itu adalah perumpamaan amal perbuatan, perkataan

yang baik dan amal shalih orang mukmin dan bahwa orang mukmin itu bagaikan

pohon kurma; Amal baik orang mukmin itu senantiasa diangkat baginya pada

setiap saat, pada setiap kesempatan, pada waktu pagi maupun petang.15

15
M Resky S, Surah Ibrahim Ayat 24-26; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an -
Pecihitam.org (online) Diakses pada tanggal 25 September 2021

12
F. Metode Pembelajaran Dalam Surah Yusuf Ayat 3 Dan 101

1. Surah Yusuf Ayat 3

        


       
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al

Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan) nya

adalah Termasuk orang-orang yang belum mengetahui.

Tafsir Jalalain: ‫ا أَ ْو َح ْينَا‬55‫ص بِ َم‬ َ ‫ َك أَ ْح‬5‫ص َعلَ ْي‬


َ َ‫نَ ا ْلق‬5‫س‬
ِ 5‫ص‬ ُّ ُ‫نَ ْحنُ نَق‬ (Kami menceritakan

kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan) melalui apa yang Kami

wahyukan,

ْ‫رآنَ َوإِن‬5ْ 5ُ‫إِلَ ْي َك ٰ َه َذا ا ْلق‬ (Alquran ini kepadamu dan sesungguhnya) lafal in merupakan

takhfif daripada lafal inna,  َ‫افِلِين‬555‫ ِه لَ ِمنَ ا ْل َغ‬555ِ‫ ُك ْنتَ ِمنْ قَ ْبل‬ (kamu sebelumnya adalah

termasuk orang-orang yang belum mengetahui).

Tafsir Ibnu Katsir:  َ‫ص ِب َما أَ ْو َح ْينَا إِلَ ْي َك ٰ َه َذا ا ْلقُ ْرآن‬ َ ‫ص َعلَ ْي َك أَ ْح‬
َ َ‫سنَ ا ْلق‬
ِ ‫ص‬ ُّ ُ‫نَ ْحنُ نَق‬ (Kami

menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan al-Qur-an

ini kepadamu) artinya dengan cara Kami mewahyukan al-Qur’an ini kepadamu.

Disebutkan bahwa sebab turunnya [asbabun nuzul] ayat ini adalah sebagaimana

yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu ‘Abbas mengatakan, mereka [para

shahabat] berkata kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulallah Kami mohon

engkau bercerita kepada kami.” Maka turunlah ayat: ‫ص‬ َ َ‫ص َعلَ ْي َك أَ ْحسَنَ ا ْلق‬
ِ ‫ص‬ ُّ ُ‫نَ ْحنُ نَق‬ (Kami

menceritakan kepadamu kisah yang paling baik) Dia juga meriwayatkan dari Mush’ab

bin Sa’ad, dari ayahnya dia berkata: “Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad

13
saw. maka dibacakan kepada mereka beberapa waktu lamanya. Kemudian mereka berkata

kepada beliau:

‘Ya Rasulallah, sekiranya engkau bercerita kepada kami?’ Maka Allah

menurunkan ayat pertama dan kedua yang terdapat dalam surah Yusuf ini, maka

dibacakanlah oleh beliau kepada mereka beberapa waktu lamanya. Kemudian

Allah menurunkan ayat: “Allah [telah] menurunkan sebaik-baik perkataan.” (Qs.

az-Zumar: 23) dan ayat seterusnya.16

2. Surah Yusuf Ayat 101

        


        
      
Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku

sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi.

(ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di

akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan

orang-orang yang saleh.

ِ ‫ ا ِدي‬5‫ ِل اأْل َ َح‬5 ‫ك َو َعلَّ ْمتَنِي ِمنْ تَأْ ِوي‬5


Tafsir Jalalain: ‫ث‬ ِ 5‫ ْد آتَ ْيتَنِي ِمنَ ا ْل ُم ْل‬5 َ‫ َر ِّب ق‬ (Ya Rabbku!

Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan

telah mengajarkan kepadaku sebagian takbir mimpi) takwil-takwil mimpi

ِ َ‫ف‬ (Ya Rabb Pencipta) yang menjadikan ‫ض أَ ْنتَ َولِيِّي‬


‫اط َر‬55 ِ ‫ت َواأْل َ ْر‬
ِ ‫ َما َوا‬55‫الس‬ (langit
َّ dan

bumi! Engkaulah Pelindungku) yang mengatur kebaikanku ‫ َوفَّنِي‬5َ‫ َر ِة ۖ ت‬5‫فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ‬

َّ ِ‫سلِ ًما َوأَ ْل ِح ْقنِي ب‬


َ‫الِ ِحين‬5‫الص‬ ْ ‫ ُم‬ (di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan

16
M Resky S, Surah Yusuf Ayat 1-3; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an - Pecihitam.org
(online) Diakses pada tanggal 25 September 2021

14
Islam dan kumpulkanlah aku dengan orang-orang yang saleh) di antara bapak

moyangku.

Maka setelah ia berdoa, ia hidup hanya seminggu atau lebih dari seminggu.

Kemudian ia wafat, pada saat itu usianya telah mencapai seratus dua puluh tahun.

Lalu semua orang Mesir mengiringkan jenazahnya sampai ke tempat

kuburannya; mereka meletakkan jenazah Nabi Yusuf di dalam sebuah tabelah

yang terbuat dari marmer, dan mereka mengebumikannya di tempat yang terletak

di antara kedua tepi sungai Nil, dimaksud supaya keberkahan terlimpahkan

kepada kedua tepi sungai Nil. Maha Suci Allah yang tiada akhir bagi kerajaan-

Nya.17

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

17
M Resky S, Surah Yusuf Ayat 101; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an - Pecihitam.org
(online) Diakses pada tanggal 25 September 2021

15
Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw.

yang mengandung petunjuk-petunjuk kepada umat manusia, tidak ada keraguan di

dalamnya dan berlaku sepanjang masa, menjadi rujukan pertama dan utama umat

Islam yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw. dengan makna

dan lafal. Alquran adalah kitab suci umat Islam yang berisi petunjuk bagi manusia

dan tetap eksis tanpa perubahan sedikitpun, baik makna maupun lafal.

Al-Qur’an menjadi rujukan dan sumber ilmu pengetahuan modern,

memuat tata nilai dan pokokpokok ajaran. Sebagai kitab yang bersumber dari

wahyu dan diyakini lengkap, keduanya memuat berbagai macam metode

pendidikan dan pengajaran yang dapat menjadi teladan bagi dunia pendidikan

modern.

DAFTAR PUSTAKA

Hamka, Tafsir al-Azhar Juz 6, Jakarta : Pustaka Panjimas, 1983

16
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim

M Resky S, Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an - Pecihitam.org (online) Diakses

pada tanggal 25 September 2021.

Mappanganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah Cet. I; Ujung Pandang:

Yayasan Ahkam, 1996

Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Strategi

Mewujudkan Pembelajaran bermakna Melalui Penamaan Konsep Umum dan

Konsep Islami Cet. I; Bandung: PT Refika Aditama, 2007

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar Mengajar Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2010

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet. II;

Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Umar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah al-tarbiyah al-Islamiyah ter.

Hasan Langgulung, Filsafat Pendidikan Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1979

Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munir Jilid 3 (Juz 5-6), terj. Abdul Hayyie al-

Kattani, Jakarta : Gema Insani, 2016

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Cet. V; Jakarta: Kencana Prenada Group,

2008

Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam Cet. I; Jakarta: Bumi

Aksara, 2009

17

Anda mungkin juga menyukai