Anda di halaman 1dari 4

Resume Buku Filsafat Islam

RESUME BUKU SEJARAH FILSAFAT ISLAM


Oleh : Panji setyawan

Nim :2017147027

Pengertian Filsafat Islam. Filsafat Islam adalah hasil pemikiran filsuf tentang ajaran ketuhanan,
kenabian, manusia, dan alam yang disinari ajaran Islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan
sistematis. Sedangkan menurut Ahmad Fu¡¦ad al-Ahwani filsafat Islam ialah pembahasan tentang
alam dan manusia yang disanari ajaran Islam.

Sejarah singkat timbulnya Filsafat Islam. Cara pemikiran Filsafat secara teknis muncul pada masa
permulaan jayanya Dinasti Abbasiyah.

Di bawah pemerintahan Harun ar rasyid, dimulailah penterjemahan buku-buku bahasa Yunani


kedalam bahasa Arab. Orang-orang banyak dikirim ke kerajaan Romawi di Eropa untuk membeli
manuskrip. Awalnya yang dipentingkan adalah pengetahuan tentang kedokteran, tetapi kemudian
juga pengetahuan-pengatahuan lain termasuk filsafat.

Penterjemahan ini sebagian besar dari karangan Aristoteles, Plato, serta karangan mengenai
Neoplatonisme, karangan Galen, serta karangan mengenai ilmu kedokteran lainya, yang juga
mengenai ilmu pengetahuan Yunani lainnya yang dapat dibaca alim ulama Islam. Tak lama kemudian
timbulah para filosof-filofof dan ahli ilmu pengetahuan terutama kedokteran di kalam umat Islam.

Filsafat Islam dengan Ilmu Tasawuf

Tasawuf sebagai suatu ilmu yang mempelajari cara dan bagaimana seorang muslim berada dekat,
sedekat mungkin dengan Allah. Tasawuf terbagi dua, yaitu Tasawuf Amali dan Tasawuf Falsafi. Dari
pengelompokan tersebut tergambar adanya unsur-unsur kefilsafatan dalam ajaran tasawuf, seperti
penggunaan logika dalam menjelaskan maqamat (al-fana, al-baqa, ittihad, hulul, wahdat al- wujud).

Filsafat Islam dengan Ilmu Kalam (Teologi)

Setelah abad ke-6 Hijriah terjadi percampuran anatara filsafat dengan ilmu kalam, sehingga ilmu
kalam menelan filsafat secara mentah-mentah dan dituangkan dalam berbagai bukti dengan mana
Ilmu Tauhid. Yaitu pembmahasan problema ilmu kalam dengan menekankan penggunanaan
semantic (logika) Aristoteles sebagai metode, sama dengan metode yang ditempuh para filosof.
Kendatipun Ilmu Kalam tetap menjadikan nash-nash agama sebagai sumber pokok, tetapi dalam
kenyataannya penggunaan dalil naqli yang tampak pada perbincangan mutakalimin. Atas dasar
itulah sejumlah pakar memasukkan Ilmu Kalam dalam lingkup Filsafat Islam.

Filsafat Islam dengan Ilmu Fiqh


Dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur¡¦an yang berkenaan dengan hokum diperlukan ijtihad, yaitu
suatu usaha dengan mempergunakan akal dan prinsip kelogisan untuk mengeluarkan ketentuan-
ketentuan hukum dari sumbernya. Syaikh Mustafa ¡¥Abdurrazaq dalam bukunya yang berjudul
Tauhid Li Tarikhul Falsafatil Islamiyah (pengantar sejarah Islam) menyatakan, bahwa Ilmu Ushul Fiqh
sepenuhnya diciptakan dan diletakkan dasar-dasar oleh Asy-Syafi¡¦ie, tentu akan melihat dengan
jelas adanya berbagai gejala pemikiran filsafat.

1. Filsafat Al Kindi

Al Kindi berusaha memadukan anatara filsafat dan agama. Filsafat berdasarkan akal pikiran adalah
pengetahuan yang benar (knowledge of truth), al Qur¡¦an yang membawa argument-argumen yang
lebih meyakinkan dan benar tidak mungkin bertentangan dengan kebenaran yang dihasilkan filsafat.
Karena itu mempelajari filsafat dan berfilsafat tidak dilarang, bahkan berteologi adalah bagian dari
filsafat, sedangkan Islam mewajibkan mempelajari Teologi

Bertemunya filsafat dan agama dalam kebenaran deamn kebaikan sekaligus menjadi tujuan dari
keduanya. Agama disamping wahyu mempergunakan akal dan filsafat juga mempergunakan akal.
Yang benar pertama (the first Truth) bagi Al kindi ialah Tuhan.

Keselarasan antara filsafat dan agama didasarkan pada tiga hal yaitu :

1. Ilmu agama merupakan bagaian dari filsafat

2. Wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan filsafat, saling berkesuaian

3. Menuntut ilmu, secara logika diperintahkan dalam agama

Filsafat Metafisika

Tuhan dalam filsafat al kindi tidak mempunyai hakiakat dalam arti aniah atau mahaniah. Tidak aniah
karena kerena Tuhan tidak termasuk dealam benda-benda yang ada dalam alam, bahkan Ia adalah
pencipta alam. Ia tidak tersususn dari materi dan bentuk, juga tidak mempunya hakiakat dalam
bentuk mahaniah, karena Tuhan bukan merupakan gensus dan species. Tuhan hanya satu, tidak ada
yang serupa dengan-Nya. Tuhan adalah unik, Ia semata-mata satu. Hanya Ia lah yang satu dari pada-
Nya mengandung arti banyak

Filsafat Jiwa

Menurut Al Kindi, roh itu tidak tersususn, mempunyai arti penting, sempurna dan mulia. Substansi
roh berasal dari substansi Tuhan. Hubungan roh dengan Tuhan sama dengan hubungan cahaya
dengan matahari. Selain itu jiwa bersifat spiritual, Ilahiah, terpisah sdan berbeda dari tubuh. Roh
adalah lain dari badan dan mempunyai wujud sendiri. Keadaan badan (jasmanni) mempunyai hawa
nafsu dan sifat pemarah (passion). Roh menentang keinginan hawa nafsu dan passion.

2. Filsafat Al-Farabi

Al Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat fal safah al taufiqhiyah atau wahdah ala
falsafah yang bebrkembang sebelumnya, terutama pemikiran Plato, Aristoteles, dan Plotinus, juga
antara agama dan filsafat.
Talfiq

Dalam ilmu logika dan fisika Ia dipengaruhi oleh Aristoteles, dalam masal;ah akhlak dan politik ia
dipengaruhi oleh Plato, sedangkan dalam persoalan metafisika ia di pengaruhi oleh Plotinus. Al
farabi berpandapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu adalah satu kesatuan, oleh karena itu para
filosof besar harus menyatujui bahwa satu-satunya tujuan adalah mencari kebenaran.

Metafisika

Wajib al wujud a dalah tidak boleh tidak ada, ada dengan sendirinya, esensi dan wujudnya adalah
sama dan satu. Ia adalah wujud yang sempurna selamanya dan tidak didahului oleh tiada.jika wujud
ini tidak ada, maka timbul kemustahilan, karena wujud lain untuk adanya tergantung kepadanya.
Inilah yang disebut dengan Tuhan. Sedangkan mumkin al wujud adalah sesuatu yang sama antara
berwujud dan tidaknya. Mumkin al wujud tidak akan berubah menjadi actual tanpa adanya wuijud
yang menguatkan, dan dan yang menguatkan itu bukan dirinya tetapi wajib al wujud.

Jiwa

Pendapat al Farabi tentang jiwa dip[engaruhi oleh filsafat Plato, Aristoteles, dan Plotinus. Jiwa
bersifat rohani, bukan materi, terwujud setelah adanya badan dan jiwa, tidak berpindah-pindah dari
sutau badan ke badan yang lainnya. Jiwa manusia disebut al nafs al nathiqoh, yang bersal dari alam
ilahi, sedangkan jasad berasal dari alam khalaq, berbentuk, berupa, berkadar, dan bergerak. Jiwa
dicuiptakan tatkala jasad siap menerimanya.

3. Filsafat Ibn Sina

Tentang Wujud

Dari Tuhanlah kemajuan yang mesti, mengalir intelegensi pertama sendirian karena hanya dari yang
tunggal. Yang mutlak, sesuatu yang dapat mewujud. Tetapi sifat ontelegensi pertama tidak
selamanya mutlak satu, karena ia bukan ada dengan sendirinya, ia hanya mungkin dan
kemungkinannnya itu diwujudkan oleh Tuhan. Berkat kedua sifat itu, yang sejak saat itu melingkupi
seluruh ciptaan di dunia, intelgensi pertama memunculkan dua kewujudan yaitu :

a. Intelegensi kedua melalui kebaikan ego tertinggi dari adanya aktualitas.

b. Lingkungan pertama dan tertingi berdasarkan segi terendah adanya, kemungkinan alamiyah. Dua
proses pamancaran inii berjalan terus sampai kita mencapai intelegensi kesepuluh yang mengatur
dunia ini, yang oleh kebanyakan filosuf muslim disebut sebagai malaikat Jibril.

Emanasi

Emanasi Ibn Sina menghasilkan sepuluh akal dan sembilan planet, sembilan akal mengurusi sembilan
planet dan akal kesepuluh mengurusi bumi. Berbeda dengan pendahulunya Al Farabi, masing-masing
jiwa berfungsi sebagai penggerak satu planet, karena akal (immateri) tidak bisa langsung
menggerakan planet yang bersifat materi. Akal pertama adalah malaikat tertinggi dan akal ke
sepuluh adalah malaikat Jibril yang bertugas mengatur bumi beserta isinya.

Jiwa
Secara garis besar pembahasan Ibn Sina tentang jiwa terbagi sebagai berikut :

a. Jiwa tumbuh-tumbuhan, mempunya tiga daya : makan, tumbuh , dan berkembang biak.

b. Jiwa binatang, mempunyai dua daya : gerak (al-mutaharrikat) dan menangkap (al-mudriakt).

c. Jiwa manusia, mempunyai dua daya : praktis (yang berhubungan dengan badan), teoritis (yang
hubungannya dengan hal-hal abstrak)

Kenabian

Sejalan dengan teori kenabian dan kemukjizatan, Ibn Sina membagi manusia dalam empat kelompok
: mereka yang kecakapan teoritisnya sudah mencapai tingkatan penyempurnaan yang sedemikian
rupa sehingga tidak membutuhkan lagi guru sebangsa manusia, sedangkan kecakapan praktisnya
telah mencapai suatu puncak yang sedemikian rupa sehingga berkat kecakapan imajinatif mereka
yang tajam, mereka mengambil bagian secara langsung pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa
masa kini dan akan datang dan kemampun menimbulkan gejala-gejala aneh di dunia. Kemudian ia
mempunyai daya kekuatan intuitif, tetapi tidak mempunyai daya imajinatif. Lalu orang yang
mengungguli sesamanya hanya dengan ketajaman daya praktis mereka.

4. Filsafat Ibn Rusyd

Aliran filsafat Ibn Rusyd adalah rasional. Ia menjunjung tinggi akal fikiran dan menghargai peranan
akal, karena dengan akal fikiran itulah manusia dapat menafsirkan alam maujud. Akal fikiran bekerja
atas dasar pengertian umum (ma¡¦ani kulliyah) yang didalamnya tercakup semua hal ihwal yang
bersifat partial (juz¡¦iyah). Ia menjelaskan bahwa kuliyyat adalah gambaran akal, tidak berwujud
kenyataan diluar akal.

Metafisika

Dalam masalah ketuhanan ia berpendapat bahwa Allah adalah penggerak pertama (muharik al
awal). Sifat positif kepada Allah adalad akal dan ma¡¦qul. Wujud Allah aialah esa-Nya. Wujud dan
keesaannya tidak berbeda dari zat-Nya. Sebagai orang berfikir rasional, ibn Rusyd menafsirkan
agama pun dengan penafsiran rasional. Namun ia tetap berpegang kepada sumber agama, yakni al
Qur¡¦an. Dalam mengenal sang pencipta tidak mungkin berhasil kecuali dengan melakukan
pengamatan terhadap wujud yang diciptakan Allah.

Kenabian

Ibn Rusyd tdak mengatakan bahwa nabi Muhammad saw tidak mengaku dirinya adalah nabi dengan
mengemukakan hal-hal yang menyimpang dari hukum alam (mukjizt) sebagai tantang terhadap
lawan-lawannya. Maka Al Qur¡¦an merupakan mukjizat terbesar, karena syari¡¦at yang dimuatnya
berupa kepercayaan dan amalan yang tidak mungkin bisa dicari dan pelajari kecuali dengan wahyu.

Ibn Rusyd mengadakan pemisahan anatara dua macam mukjizat. Pertama, mukjizat Iuaran (al
barrani), yaitu yang tidak sesuai dengan sifat yang karenannya seorang nabi . kedua, mukjizat yang
sesuai dengan (al-munasib) sifat kenabian tersebut, yaitu syari¡¦at yang yang dibawanya untuk
kebahagiaan umat.

Anda mungkin juga menyukai