Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah filsafat Pendidikan islam
Disusun oleh:
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan
hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW
beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas makalah yang diberi judul “ Evaluasi dalam Pendidikan Islam” ini ialah
suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja penulis dimana tugas ini merupakan
syarat dari aspek penilaian mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari
kekurangan, terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan sumber yang
penulis dapatkan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat penulis perlukan untuk perbaikan penulisan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Selanjutnya aspek psikomotorik menyangkut kemampuan anak didik untuk
melakukan persepsi, melakukan gerakan terbimbing, melakukan gerakan yang
terbiasa, hingga yang kompleks serta melakukan penyesuaian pola dan
mengembangkan kreativitas.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menurut Bahasa/Etimologi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti menilai. Istilah
nilai (value) pada mulanya dipopulerkan oleh filosof dan Plato yang pertama kali
mengemukakannya. Kata nilai menurut pengertian filosof, adalah idea of world.
Kemudian, kata nilai juga ada keterkaitannya dengan dunia ekonomi yang dipanutkan
dengan harga.
Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan, yang berarti ujian, dan
khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan. Nilai dalam
bahasa Arab disebut dengan al-Qimah atau al-Taqdir. Dengan demikian secara
harfiat evaluasi pendidikan, al-Taqdir al-Tarbawiy yang dapat diartikansebagai
penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal – hal yang berkaitan dengan
kegiatan pendidikan.
B. Menurut Istilah/Terminologi
a. Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala
menurut aturan tertentu. Pengukuran bisa bersifat kuantitif yang hasilnya
berupa angka dan kualitatif yang bukan berupa angka (berupa predikat atau
pernyataan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat
kurang), yang disertai dengan deskripsi penjelasan peserta didik.
b. Penilaian
6
Penilaian atau assessment adalah istilah umum yang mencakup semua
metode yang biasa digunakan untuk menilai untuk kerja individu atau
kelompok peserta didik.
c. Evaluasi
Evaluasi atau evaluation adalah penilaian yang sistematik tentang
manfaat atau kegunaan suatu objek. Evaluasi memerlukan data hasil
pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi.
Dengan demikian di dalam evaluasi terdapat pengukuran dan penilaian.
d. Ulangan
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,
unruk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan
menentukan keberhasilan belajar peserta didik. (Permen Diknas No. 20 Tahun
2007)
e. Ujian
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dan suatu satuan pendidikan. Ujian ada dua macam, yaitu: Ujian
Sekolah dan Ujian Nasional.
f. Para ahli mendevinisikan evaluasi sebagai berikut
1) Menurut Edwin Wandt evaluasi mengandung pengertian satu
tindakan / proses dalam membentuk nilai sesuatu
2) Menurut M. Chabibi Thoha evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadan objek dengan menggunakan
instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memproleh kesimpulan.
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah
pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna
7
melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam
sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku
peserta didik dari keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam
pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an
dan al-Hadits. Evaluasi harus dilakukan dengan tepat, cermat dan akuntable. Sebab
demikian, evaluasi dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa secara objektif,
sehingga tidak akan merugikan siswa itu sendiri maupun Stakeholder yang lainnya,
termasuk masyarakat dan negara. Dengan pelaksanaan evaluasi ini bukan hanya
pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.
A. Prinsip Umum
Agar evaluasi dapt akurat dan brmanfat bagi peserta didik dan masyarakat,
maka harus menerapkan seprangkat prinsip-prinsip umum sebagai berikut :
a. Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan
fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.
b. Berorientasi kepada kompetensi
Evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang
meliputi seprangkat pengetahuan, sikap keterampilan dan nilai yang refleksi
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
c. Berkelanjutan/ berkesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu
untuk mengetahui secar menyeluruh perkembangan pesert didik sehingga
kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.
d. Menyeluruh (Komprehensif)
8
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dan juga meliputi seluruh materi berdasarkan
prosedur.
e. Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua
pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat
ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Adil dan Objektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik
dan objektif berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi
oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian
menjadikan ketidakobjektifan evaluasi.
g. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak
yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat
merugikan semua pihak.
h. Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka
efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik.
i. Praktis
Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan
dengan beberapa indikator:
1. Hemat waktu, biaya, dan tenaga
2. Mudah diadministrasikan
3. Mudah menskor dan mengolahnya
4. Mudah ditafsirkan
j. Dicatat dan akurat
9
Hasil dari setiap evaluasi peserta didik harus secara sistematis dan
komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu – waktu dapat
digunakan.
k. Sistematis
m. Akuntabel
B. Prinsip Khusus
1. Adanya jenis penilaian yang digunakan yang memungkinkan adanya
kesempatan terbaik dan maksimal bagi perserta didik untuk
menunjukan kemampuan hasil belajar mereka.
2. Setiap peserta didik harus mampu melaksanakan prosedur penilaian,
dan pencatatan secara tepat prestasi dan kemampuan serta hasil belajar
yang dicapai peserta didik.
3. Hasil penilaian ditindak lanjuti dengan program remedial bagi peserta
didik yang pencapaiannya dibawah kriteria ketuntasan.
4. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan di dalam sekolah maupun luar sekolah.
10
Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar atau ukuran pemahaman
anak didik terhadap materi pembelajaran, melatih keberanian, dan mengajak anak
didik untuk mengingat materi yang telah diberikan
11
C. Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan Islam
1. Ishlah, yaitu perbaikan terhadap semua komponen pendidikan,
termasuk perbaikan perilaku, wawasan dan kebiasaan – kebiasaan
peserta didik.
2. Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua komponen pendidikan,
artinya melihat kembali program – program pendidikan yang
dilakukan, apakah program tersebut penting atau tidak dalam
kehidupan peserta didik.
3. Tajdid, yaitu memodrenisasi semua kegiatan pendidikan. Dengan
kegiatan ini dapat dimobalisasi dan dinamisasi untuk kepentingan
yang lebih maju.
4. Ad-Dakhil, yaitu masukan sebagai laporan bagi orang tua peserta didik
berupa rapor, ijazah, sertifikat dan sebagainya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
lainnya ialah mengetahui kadar pemahaman siswa, mengetahui tingkat
kecerdasan dan kekurangan dari siswa, dan mengumpulkan informasi yang
digunakan untuk pengecekan hasil pencapaian.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana, 2008
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,
2002.
14