Anda di halaman 1dari 13

OBYEK EVALUASI DALAM PENDIDIKAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
pengembangan sistem evaluasi PAI

Dosen Pengampu :
Mahfud Saiful Ansori, M.Pd

Kelompok 8 :
1. Muhammad Abdul Karim
2. Ali Masykur
3. Desmia Aqidatul R

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI) MADIUN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia dan hidayahNya
kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia
menemani hingga akhir zaman.

Tugas makalah yang diberi judul “ Obyek Evaluasi dalam Pendidikan Islam” ini ialah suatu
karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja penulis dimana tugas ini merupakan syarat dari aspek
penilaian mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan,
terutama disebabkan oleh kurang spesifiknya informasi dan sumber yang penulis dapatkan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis perlukan untuk
perbaikan penulisan makalah ini.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada
kita semua, Aamiin.

Madiun, 05 Maret 2024

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 1

1.3 Tujuan …………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….. 2

2.1 Pengertian Evaluasi dalam Pendidikan Islam …………………………. 2

2.2 Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam ……………………………... 3

2.3 Tujuan Evaluasi dalam Pendidikan Islam ……………………………….5

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………….8

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………....8

3.2 Saran ………………………………………………………………….….8

DAFTAR PUSTAKA

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan dapat tercapai? Apakah aktivitas yang
dilakukan telah berhasil mencapai sasaran? Apakah prosedur kerja yang dilakukan sudah tepat?
Apakah sumber daya yang dimiliki sudah dapat dimobilisasi secara optimal untuk mencapai
tujuan? Apakah elemen-elemen pendukung kegiatan sudah berfungsi dengan baik? Kesemuanya
itu membutuhkan proses evaluasi untuk dapat menjawab secara tepat.

Kedudukan evaluasi dalam proses kegiatan juga memiliki kedudukan yang sama
pentingnya, karena evaluasi merupakan bagian integral dari proses kegiatan secara keseluruhan.
Oleh karena itu secara sederhana evaluasi akan menjadi wahana untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan serta menjadi sumber informasi yang
terukur, hambatan – hambatan atau kendala yang dihadapi di dalam proses pencapaian tujuan
yang telah dirumuskan.

Evaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang penting dan tidak
dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna
bagi proses belajar siswa, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara
keseluruhan. Oleh karena itu, inti evaluasi adalah pengadaan informasi bagi pihak pengelola
proses belajar mengajar untuk membuat keputusan. Evaluasi meliputi semua aspek pembelajaran,
baik kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan rasa dan sikap atau perilaku (afektif), serta
kemampuan keterampilan (psikomotorik). Pada aspek kognitif evaluasi dimaksudkan sebagai
seberapa jauh kemampuan pengetahuan yang diperoleh melalui proses pembelajaran sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Ini menyangkut kemampuan anak didik untuk mengetahui,
memahami, menganalisis subyek pembelajaran yang diberikan oleh guru.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian evaluasi pendidikan islam?


2. Bagaimana prinsip evaluasi dalam pendidikan islam?
3. Bagaimana tujuan evaluasi dalam pendidikan islam?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi dalam pendidikan Islam.


2. Untuk dapat mengetahui apa saja prinsip yang terdapat dalam evaluasi pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui bahwa adanya tujuan dan kegunaan evaluasi dalam pendidikan Islam
tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi

A. Menurut Bahasa/Etimologi

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation yang berarti menilai. Istilah nilai (value)
pada mulanya dipopulerkan oleh filosof dan Plato yang pertama kali mengemukakannya. Kata
nilai menurut pengertian filosof, adalah idea of world. Kemudian, kata nilai juga ada
keterkaitannya dengan dunia ekonomi yang dipanutkan dengan harga.

Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti
cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan 1. Nilai dalam bahasa Arab disebut dengan alQimah
atau al-Taqdir.2 Dengan demikian secara harfiat evaluasi pendidikan, al-Taqdir alTarbawiy yang
dapat diartikansebagai penilaian dalam bidang pendidikan mengenai hal – hal yang berkaitan
dengan kegiatan pendidikan.

B. Menurut Istilah/Terminologi

Dalam pendidikan ada lima istilah yang saling berkaitan diantaranya:

a. Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan
tertentu. Pengukuran bisa bersifat kuantitif yang hasilnya berupa angka dan kualitatif
yang bukan berupa angka (berupa predikat atau pernyataan kualitatif, misalnya sangat
baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang), yang disertai dengan deskripsi penjelasan
peserta didik.
b. Penilaian
Penilaian atau assessment adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa
digunakan untuk menilai untuk kerja individu atau kelompok peserta didik. c. Evaluasi
Evaluasi atau evaluation adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan
suatu objek. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian
yang memiliki banyak dimensi. Dengan demikian di dalam evaluasi terdapat pengukuran
dan penilaian.
d. Ulangan
Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, unruk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.

1 Suharna, Ano. 2016. Evaluasi Pendidikan Perspektif Islam. Jurnal Qathrunâ, Vol 3 No. 2: 49-68.
2 Sudion, Anas. 2005.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.

4
e. Ujian
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dan suatu satuan
pendidikan. Ujian ada dua macam, yaitu: Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
f. Para ahli mendevinisikan evaluasi sebagai berikut
1. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektivitas system
belajar, dan akan lebih tepat bila diadakan pengukuran-pengukuran sebelumnya.3
2. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai seseuatu. Untuk menentukan nilai
dari sesuatu yang sedang dinilai itu dilakukan pengukuran, dan wujud dari
pengukuran itu adalah pengujian dan pengujian inilah di dalam dunia pendidikan
dikenal dengan istilah tes. Pendapat Anas sejalan dengan pendapat Fred Percival dan
Henry Ellington, karena evaluasi baru dapat dilaksanakan setelah terlebih dahulu
dilakukan proses pengkuran dengan menggunakan tes.4
3. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan
ukuran baik dan buruk. Penilaian bersifat kualitatif, mengadakan evaluasi meliputi
kedua langkah diatas, yakni mengukur dan menilai. Hal tersebut berarti pengukuran
dilaksanakan sebelum melaksanakan penilaian. Evaluasi baru dapat dilaksanakan
setelah dilakukan proses pengujukuran dan penilaian.5
Oleh karena itu, yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan
sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauh mana
keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan
Islam itu sendiri.

Jadi evaluasi pendidikan Islam yaitu kegiatan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik dari
keseluruhan aspek mental-psikologis dan spiritual religius dalam pendidikan Islam, dalam hal ini
tentunya yang menjadi tolak ukur adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Evaluasi harus dilakukan
dengan tepat, cermat dan akuntable. Sebab demikian, evaluasi dapat menggambarkan kemajuan
belajar siswa secara objektif, sehingga tidak akan merugikan siswa itu sendiri maupun

3 Fred Percival dan Henry Ellington. 1998. Teknologi Pendidikan, terj. Sujarwo S. Jakarta: Airlangga.
4 Sudjiono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
5 Arikunto, Suharsimi. 1989. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

3
Stakeholder yang lainnya, termasuk masyarakat dan negara. Dengan pelaksanaan evaluasi ini
bukan hanya pendidik juga keseluruhan aspek/unsur pendidikan Islam.

4
2.2 Prinsip Evaluasi dalam Pendidikan Islam

A. Prinsip Umum
Agar evaluasi dapt akurat dan brmanfat bagi peserta didik dan masyarakat, maka harus
menerapkan seprangkat prinsip-prinsip umum sebagai berikut : a. Valid validitas atau
keahlian merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa alat evaluasi yang dipergunakan
benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas merupakan ketetapa alat
evaluasi yang dipergunakan oleh pendidik dengan masalah yng akan dievaluasi. Reabilitas
atau ketetapan artinya hasil dari suatu evaluasi yang dilakukan menunjukkan suatu ketetapan
ketika diberikan kepada peserta didik yang sama dalam waktu yang berlainan.6
b. Berorientasi kepada kompetensi
Evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seprangkat
pengetahuan, sikap keterampilan dan nilai yang refleksi dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak.
c. Berkelanjutan/ berkesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui
secar menyeluruh perkembangan pesert didik sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta
didik dapat dipantau melalui penilaian. Dalam konsep Islam, dikenal istilah istiqamah7
d. Menyeluruh (Komprehensif)
Prinsip menyeluruh adalah terlaksananya evaluasi secara menyeluruh dari
kepribadian peserta didik, baik aspek berfikir, sikap, maupun aspek keterampilanya. 7 e.
Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu
evaluasi hendaknya mudah difahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
f. Adil dan Objektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektif
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang
bersifat emosional dan irasional. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan
evaluasi.
g. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan,
tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
h. Ikhlas

6 Rusmaini. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Palembang: Grafika Telindo Press.172


7
Ibid. 171
7 Ibid. 171

5
Evaluasi dilakukan dengan niat dan yang bersih, dalam rangka efisiensi
tercapainya tujuan pendidikan dan bai kepentingan peserta didik. i. Praktis
Suatu evaluassi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila evaluasi
terebut bersifat praktis (mudah dilaksanakan) dan mudah pengaadministrasiannya (mudah
pemeriksaanya dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas).8
Evaluasi dapat dikatakan mudah dimengerti dan dilaksanakan, dengan beberapa
indikator:
1. Hemat waktu, biaya, dan tenaga
2. Mudah diadministrasikan
3. Mudah menskor dan mengolahnya
4. Mudah ditafsirkan
j. Dicatat dan akurat

Hasil dari setiap evaluasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan
disimpan, sehingga sewaktu – waktu dapat digunakan.

k. Sistematis

Evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah – langkah
baku.

l. Menggunakan acuan kriteria

Evaluasi didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. m.

Akuntabel

Evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

B. Prinsip Khusus
1. Adanya jenis penilaian yang digunakan yang memungkinkan adanya kesempatan
terbaik dan maksimal bagi perserta didik untuk menunjukan kemampuan hasil
belajar mereka.
2. Setiap peserta didik harus mampu melaksanakan prosedur penilaian, dan
pencatatan secara tepat prestasi dan kemampuan serta hasil belajar yang dicapai
peserta didik.
3. Hasil penilaian ditindak lanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang
pencapaiannya dibawah kriteria ketuntasan.
4. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di
dalam sekolah maupun luar sekolah.

8 Ibid.172

10
2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Dalam Pendidikan Islam

Tujuan program evaluasi adalah mengetahui kadar atau ukuran pemahaman anak didik terhadap
materi pembelajaran, melatih keberanian, dan mengajak anak didik untuk mengingat materi yang
telah diberikan, Sebagai tolak ukur dari akhlak yang mulia ini dapat dilihat dari cerminan tingkah
lakunya dalam kehidupan sehari-hari.9

A. Tujuan Secara Umum

Ada tujuan pedagogis dari sistem evaluasi Al-Qur’an terhadap perbuatan manusia, yaitu:

1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam


problema kehidupan. (Q.S al-Baqarah: 155)
2. Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang
telah diaplikasikan Rasulullah kepada umatnya.
3. Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat kehidupan keislaman atau keimanan
manusia, sehingga diketahui manusia paling beriman di sisi Allah SWT yang paling
bertaqwa kepada-Nya.

B. Tujuan Evaluasi di Lembaga Pendidikan Islam


Secara umum, tujuan evaluasi pada satuan (lembaga) pendidikan islam adalah:
1. Untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, dan
mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan, dan
mengetahui tingkat perubahan perilakunya.
2. Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan lemah, sehingga yang
lemah diberikan perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
3. Mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagi dasar untuk mengadakan
pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai.
4. Untuk mencari dan menemukan faktor – faktor penyebab keberhasilan dan ketidak
berhasilan peserta dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari
dan ditemukan jalan keluar atau cara – cara perbaikannya.

C. Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan Islam Fungsi


evaluasi pendidikan islam adalah:
1. Ishlah, yaitu perbaikan terhadap semua komponen pendidikan, termasuk
perbaikan perilaku, wawasan dan kebiasaan – kebiasaan peserta didik.

9 Jalaluddin, dan Usman Said. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

5
2. Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua komponen pendidikan, artinya melihat
kembali program – program pendidikan yang dilakukan, apakah program tersebut
penting atau tidak dalam kehidupan peserta didik.
3. Tajdid, yaitu memodrenisasi semua kegiatan pendidikan. Dengan kegiatan ini
dapat dimobalisasi dan dinamisasi untuk kepentingan yang lebih maju.
4. Ad-Dakhil, yaitu masukan sebagai laporan bagi orang tua peserta didik berupa
rapor, ijazah, sertifikat dan sebagainya.10

Evaluasi pendidikan dilaksanakan mempunyai tujuan yang dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan proses pendidikan yang dilakukan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengembangkan
suatu kebijakan yang bertanggung jawab mengenai pendidikan.12

10 Nazar Al Masri . 2014. Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal Kutubkhanah, Vol 17, No 2: 230-
238. 12 Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Pengertian evaluasi dalam pendidikan islam terbagi dua yaitu secara etimologi berasal
dari bahasa inggris yaitu Evaluation dan bahasa arab yaitu al-taqdir al tarbawiy.
Secara terminology ada lima istilah yang berkaitan yaitu pengukuran, penilaian,
evaluasi, ulangan, dan ujian.
b. Prinsip evaluasi dalam pendidikan islam terbagi dua yaitu (1) prinsip umum yang
mana valid, beriorentasi pada kompetensi, berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil
dan objektif, terbuka, ikhlas, praktis, dicatat dan akurat, sistematis, akuntabel. (2)
prinsip khsusus diantaranya; jenis penilaian yang dapat menunjukkan kemampuan
hasil belajar peserta didik, peserta didik dapat pelaksanakan prosedur penilaian
terhadap prestasi dan kemampuan yang dicapai, adanya program remedial bagi peserta
didik yang belum mencapai ketuntasan, dan penilaian juga sesuai dengan keadaan.
c. Tujuan evaluasi dalam pendidikan islam dapat dibagi menjadi dua; (1) secara umum
yng berdasarkan Al-Qur’an dan praktikal Rasulullah SAW dengan menguji daya
kemampuan manusia, mengetahui sejauh mana pendidikan wahyu yang telah
diaplikasikan. (2). Tujuan evaluasi yang lainnya ialah mengetahui kadar pemahaman
siswa, mengetahui tingkat kecerdasan dan kekurangan dari siswa, dan mengumpulkan
informasi yang digunakan untuk pengecekan hasil pencapaian.

3.2 Saran

Demikian paparan makalah tentang evaluasi pendidikan Islam bahwa evaluasi dalam pendidikan
islam itu sangatlah penting sehingga perlunya adanya perbaikan, menelaah dan mengkaji secara
continue dalam perbaikan secara terus menerus terhadap pembelajaran agar mencapai tujuan
yang diharapkan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1989. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Fred Percival dan Henry Ellington. 1998. Teknologi Pendidikan, terj. Sujarwo S. Jakarta:
Airlangga.
Jalaluddin, dan Usman Said. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Masri,
Nazar Al. 2014. Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal Kutubkhanah, Vol 17, No 2:
230-238.
Sudion, Anas. 2005.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Sudjiono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Suharna, Ano. 2016. Evaluasi Pendidikan Perspektif Islam. Jurnal Qathrunâ, Vol 3 No. 2: 49-
68.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta.

10

Anda mungkin juga menyukai