PENDAHULUAN
Evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan yangharus dilakukan
secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target
yang akan dicapai dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Evaluasi pada dasarnya
adalah memberikan pertimbangan atau hargaatau nilai berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi perlu dilakukan karena manusia adalah makhluk yang lemah,makhluk yang
suka membantah dan ingkar kepada Allah, mudah lupa dan banyak melakukan kesalahan
namun mempunyai batas untuk sadar kembali. Tetapi di sisilain manusia juga merupakan
makhluk terbaik dan termulia, yang dipercaya Allahuntuk mengemban amanat istimewa
diangkat sebagai khalifah di bumi.Bertolak dari pandangan tersebut, ditemukan hal- hal
prinsipil bahwamanusia ternyata memiliki kelemahan- kelemahan dan
kekurangankekurangantertentu, sehingga perlu diperbaiki baik oleh dirinya sendiri
maupun pihak lain. !amun demikian, manusia juga memiliki kelebihan- kelebihan tertentu
yang perludikembangkan sehingga mempunyai kemampuan untuk mencapai posisi
tertentuyang dapat melebihi makhluk lain seperti malaikat. "leh karena itu, evaluasi
sangatdiperlukan untuk mengukur dan menjaga agar posisi yang mulia serta terbaik
itutetap bisa dipertahankan sampai akhir hayat.
Evaluasi yang dilakukan Allah terhadap umat manusia mengandung pengertian bahwa
manusia senantiasa dalam pengawasan Allah yang apabila hal inidisadari oleh manusia
berarti ia akan hatihati dalam bertingkah laku. Al- quransebagai sumber utama
pendidikan $slam, banyak mengungkap konsep evaluasi didalam ayat ayatnya sebagai
acuan bagi manusia untuk hatihati dalam melakukansesuatu.Evaluasi merupakan kajian
yang sangat mendasar. "Oleh karena itu, permasalahan seputar pembahasan ini adalah
Bagaimana pengertian evaluasi pendidikan?, Apa Tujuan dan fungsi Evaluasi pendidikan
& Bagaimana prinsif-prinsif evaluasi pendidikan islam ? Serta bagaimana teknik evaluasi
pemdidikan islam ?
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian
dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai istilah imtihan yang berartiujian, dan
khataman yang berarti cara menilai hasil akhir dari proses kegiatan.Selanjutnya evaluasi
dapat diartikan sebagai proses membandingkan stuasi yangada dengan kriteria tertentu
dalam rangka mendapatkan informasi danmenggunakannya untuk menyusun penilaian
dalam rangka membuat keputusan.1
Sedangkan dari segi istilah sebagaimana yang dikemukakan oleh Edwindant dan Aralte
Brown bahwa evaluasi adalah menunjukkan kepada ataumengandung pengertian suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilaidari sesuatu.
Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 tentang Sistem
pendidikan nasional (asal 57 ayat 1 , evaluasi dilakukan dalamrangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan
kepada pihakpihak yang berkepentingan, di antaranyaterhadap pesera didik, lembaga,
dan program pendidikan.2
Selain istilah evaluasi, terdapat pula istilah lain yang hampir sama, yaitu pengukuran
dan penilaian. ) sementara orang lebih cenderung mengartikan ketigakata tersebut sebagai
1
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana,2010),hlm,307.
2
Anas Sudijono,Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta,RajaGrafindo persada,2006,).
3
suatu pengertian yang sama. Dan untuk memahami apa perbedaan, persamaan, ataupun
hubungan antara ketiganya, menurut Arikunto, dapat di pahami dari contoh-contoh di
bawah ini .
1. Apabila ada orang yang akan memberi sebatang pensil kepada kita dan
kitadisuruh memilih antara dua pensil yang tidak sama panjang, maka tentu
kitaakan memilih yang panjang. ;itu tidak memilih yang pendek kecuali ada
alasanyang sangat khusus.
2. Pasar merupakan suatu tempat bertemunya orang orang yang akan menjual
danmembeli. sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seorang
pembeliakan memilih dahulu mana barang yang lebih baik menurut
ukurannya. Apabilaia ingin membeli jeruk, dipilihnya jeruk yang besar,
kuning, halus kulitnya.Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut
pengalaman sebelumnya, jenis jerukjeruk yang demikian ini rasanya akan
manis. Sedangkan jeruk yang masihkecil, hijau, dan kulitnya agak kasar,
biasanya rasanya masam.
4
1. Evaluasi diri sendiri (self evaluation introspeksi)
-Evaluasi terhadap diri sendiri adalah dengan mengadakan intropeksi atau perhitungan
terhadap diri sendiri. Evaluasi ini tentunya berdasarkan kesadaraninternal yang bertujuan
meningkatkan kreativitas dan produktivitas pribadi. Apabila dalam evaluasi tersebut
ditemukan beberapa keberhasilan, keberhasilanitu hendaknya dipertahankan atau
ditingkatkakan. Akan tetapi, bila ditemukan beberapa kelemahan dan kegagalan,
hendaknya hal tersebut segera diperbaikidengan cara meningktakan ilmu, iman, dan
amal.3
peserta didik-Evaluasi terhadap orang lain, dalam hal ini peserta didik, merupakan
bagiandari kegiatan pendidikan. Kegiatan ini merupakan sebuah keharusan. Keharusan ini
tentunya berdasarkan niat amar makruf nahi munkar yang bertujuan Ishlah perbuatan
sesama umat. Syarat evaluasi harus objektif, segera, tidak dibiarkan berlarut larut, dan
menyeluruh sehingga peserta didik tidak tenggelam kedalamkebimbangan, kebodohan,
ke?aliman, dan dapat melakukan perubahan secaracepat dan tepat ke arah yang lebih baik
dari prilaku sebelumnya.
5
Secara umum, dalam bidang pendidikan, evaluasi bertujuan untuk
6
k. Merupakan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran.
l. Sebagai alat motivasi belajar mengajar.
m. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan.
Evaluasi bagi guru perlu diperhatikan dengan sungguh sungguh agar evaluasi yang
diberikan benarbenar mengenai sasaran. Hal ini didasarkan karenahampir setiap saat
guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai keberhasilan belajar siswa serta
program pengajaran.
Evaluasi hasil belajar dapat terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya
senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini yaitu 1.(prinsip keseluruhan, 2.
Prinsip kesinambungan, 3. Prinsip obyektivitas).
1. Prinsip keseluruhan
Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah prinsip
komprehensif . Dengan prinsip komprehensif dimaksudkan bahwaevaluasi hasil
belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila evaluasitersebut
dilaksanakan secara bulat, utuh dan menyeluruh. Perlu diketahui bahwa evaluasi
hasil belajar itu tidak boleh dilakukan secaraterpisah pisah atau sepotong demi
sepotong, melainkan harus dilaksanakansecara utuh dan menyeluruh. Dengan
kata lain, evaluasi hasil belajar harusdapat mencakup berbagai aspek yang dapat
menggambarkan perkembanganatau perubahan tingkah laku yang terjadi pada
diri peserta didik sebagaimakhluk hidup dan bukan benda mati. Dalam hubungan
ini, evaluasi hasil belajar disamping dapat mengungkap aspek proses berpikir
kognitif domain sehari-hari.6
2. Prinsip kesinambungan
Prinsip kesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip kontinitas
ontinuity.Dengan prinsip kesinambungan dimaksudkan disini bahwaevaluasi
hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara
teratur dan berkesinambungan dari waktu ke waktu. Dengan evaluasihasil belajar
yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal itu makadimungkinkan
6
Anas sudijono ,Pengantar Evaluasi Pendidikan Islam, hlm.31-32.
7
bagi evaluator untuk memperoleh informasi yang dapatmemberikan gambaran
mengenal kemajuan atau perkembangan peserta didik,sejak dari awal mula
mengikuti program pendidikan sampai pada saat-saat mereka mengakhiri
program pendidikan yang mereka tempuh itu. Evaluasi hasil belajar yang
dilaksanakan secara berkesinambungan itu jugadimaksudkan agar pihak evaluator
guru, dosen dan lainlain- dapatmemperoleh kepastian dan kemantapan dalam
menentukan langkah- langka atau merumuskan kebijakan kebijakan yang perlu
diambil untuk masa-masa selanjutnya, agar tujuan pengajaran sebagaimana telah
dirumuskan pada Tujauan struksional Khusys dapat dicapai dengan
sebaikbaiknya.Penilaian belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
belajar mengajar.
3. Prinsip Obyektivitas
7
Anas sudijono ,Pengantar Evaluasi Pendidikan Islam, hlm.33
8
2. Evaluasi mingguanEvaluasi ini dilaksanakan setiap hari jumat. Dalam beberapa
sumber disebutkan bahwa pada hari tersebut para sahabat selalu ke mesjid
jauhsebelum shalat jumat dilaksanakan. Tentu kedatangannya ke mesjid
bukansekedar untuk menggugrkan kewajiban, melainkan untuk melakukan
perenungan terhadap perbuatan yang telah dilakukan selama satu
minggusehingga ia bisa mengukur apa saja kekurangannya dan dengan cara apa
pula ia harus memperbaikinya. ;ita biasanya menyebut istilah perenungandi
Masjid tersebut dengan istilah itikaf.8
3. Evaluasi tahunanEvaluasi
Ini dilakukan setiap bulan Ramadhan. Evaluasi tersebutdilakukan dengan
berpuasa.
Secara tersirat, ayat di atas menuntut orang yang berpuasa agar senantiasa melakukakan
pengkajian terhadap Al-Qur`an dan terhadap dirinyasendiri yang akan menjadikannya
tersadar kembali bahwa ia hanyalahseorang hamba yang fakir dihadapannya. $a
menyadari bahwa dirinya ituadalah sebatang ilalang ditengah bentangan alam semesta.
Eksistensihidupnya sangat bergantung pada curahan kasih sang pencipta. Kesadaran ini
akan menjadikan dirinya terus menerus mencoba mendekatan dirikepada Allah dengan
berdoa. Aalam hal ini, berdoa merupakan indikator ketawadhuan manusia kepada Tuhan.,
yang menunjukkan bahwa dirinyamenyadari betul kalau ia hanyalah manusia fakir yang
tidak mempunyaiapaapa dihadapannya.
8
Ibid, hlm. 23
9
Al Quran dan Terjemahannya ,Mushaf Fatimah............ hlm, 4.
9
D. Teknik-Teknik Evaluasi Pendidikam Islam
Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. :adi teknik evaluasi berarti alat
yangdigunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam teknik
penilaian dapat dilakukan secara komplementer *saling melengkapi sesuai
dengankompetensi yang dinilai. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran
disekolah dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes dan non test.
Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatutugas atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh sekelompok peserta didik,sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang prestasi belajarnya, yang dapatdibandingkan dengan
nilai yang dicapai oleh peserta didik lainnya atau dengan nilaistandar yang ditetapkan. 2i
samping evaluasi dalam bentuk test, pendidik perlumengadakan evaluasi pendidikan
dalam bentuk lain, yaitu non test. Misalnya dalam bentuk laporan pribadi self-report atau
catatan catatan hasil sikap pesertadidik, atau hasil observasi yang dilakukan secara
sengaja.10
10
Syahril ,Komsep Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Alquran, Jurnal Hunafa,Vol 4,No
4 :2007,hlm 311-312
11
Novan Ardy Winayi dn Barnawi ,Ilmu Pendidikan Islam ,hlm , 245
10
Tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan denganmenjawab
menggunakan perbuatan, tindakan atau unjuk kerja, hal ini berfungsi sebagai
penilaian terhadap kemampuan melakukan sesuatu perbuatan berhubungan dengan
domain psikomotor-. Bentuk tes ini cocok untuk mengukur kemampuan seseorang
dalam melakukan tugas tertentu,seperti praktik di laboratorium. beserta didik diminta
untuk mendemosntrasikan kemampuan dalam bidang tertentu.
3. Tes tertulis
Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik pertanyaanmaupun
jawabannya. Tes ini mempunyai kegunaan yang cukup luas karenates ini dapat
dilakukan secara perorangan ataupun kelompok. $tu sebabnyates ini populer
karena alasan efektif dan efisien.
4. Teknik bukan tes
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DATAR ISI
https://id.scribd.com/document/395447685/Makalah-Evaluasi-Pendidikan-Islam
https://www.studocu.com/en-us/document/harvard-university/economics/makalah-
evaluasi-dalam-pendidikan-isalam/37272264
13