Anda di halaman 1dari 15

AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN

Mughni Azizzah,1 Nelly Nur Asmah,2


1
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam – Institut PTIQ Jakarta
(mughniazizzah19@gmail.com)
2
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam – Institut PTIQ Jakarta
(nellynurasmah249@gmail.com)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang ayat-ayat Al-Qur’an tentang
evaluasi pembelajaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif
kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Adapun hasil dari penelitian ini
adalah evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau
nilai berdasarkan kriteria tertentu. Evaluasi pembelajaran adalah penilaian yang
dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar
meliputi: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Evaluasi dalam
wacana ke-Islaman tidak dapat ditemukan padanan yang pasti, tetapi terdapat istilah-
istilah tertentu yang mengarah pada makna evaluasi. Meskipun demikian istilah-
istilah tertentu evaluasi dalam Al-Qur’an, tetap dapat dijadikan rujukan atau
diarahkan pada aktivitas evaluasi dalam konteks kegiatan manusia, termasuk
tentunya untuk kegiatan pendidikan.

ABSTRACT
This study aims to discuss the verses of the Qur'an regarding learning evaluation. The
method used is a qualitative descriptive approach to the type of library research. The
results of this study are that evaluation is basically giving consideration or price or
value based on certain criteria. Evaluation of learning is an assessment made by an
educator to students in the teaching and learning process including: cognitive aspects,
affective aspects, and psychomotor aspects. Evaluation in Islamic discourse cannot be
found with a definite equivalent, but there are certain terms that lead to the meaning
of evaluation. Even so, certain terms of evaluation in the Qur'an can still be used as a
reference or directed at evaluation activities in the context of human activities,
including of course for educational activities.

Keyword: Al-Qur’an, Evaluasi, Pembelajaran

1
1. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah sebuah kata yang tak asing lagi pada zaman ini. Hampir

semua orang pasti sudah pernah mengenal bahkan melaksanakan pendidikan.

Menurut Made Pidarta sebagaimana yang dikutip oleh Uci Sanusi dan Rudi

Ahmad Suryadi menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu hal yang tidak dapat

dipisahkan dari manusia. Pendidikan bukan hanya ada di antara guru dan murid

ketika di sekolah saja, melainkan juga pendidikan juga ada di keluarga bahkan

masyarakat. Di keluarga, anak-anak mendapatkan pendidikan dari orang tuanya.

Lalu ketika sudah dewasa dan berkeluarga, maka mereka juga akan melakukan hal

serupa pada anak-anak mereka. Tidak ada makhluk lain yang membutuhkan

pendidikan melebihi manusia.1 Dalam setiap perencanaan dan kegiatan selalu

membutuhkan evaluasi, tujuannya adalah untuk mengetahui kegagalan atau

keberhasilan sebuah perencanaan atau kegiatan tersebut. Tetapi, tidak semua

orang menyadari bahwa setiap kita selalu melakukan pekerjaan evaluasi.2 Ini

menunjukkan bahwa sadar ataupun tidak kita telah mempraktekkan dalam

keseharian.

Evaluasi adalah salah satu fungsi dalam manajemen pembelajaran, dari fungsi-

fungsi manajemen pembelajaran lainnya. Bahkan evaluasi termasuk tugas

utamanya seorang guru ketika dalam membuat rancangan pembelajaran. Tugas

seorang guru sebagai perancang sistem dalam konteks pembelajaran yakni

mengorganisir orang-orang, material (bahan) dan prosedur-prosedur agar siswa

dapat belajar secara efisien. Sebagai desainer guru tidak hanya mempersiapkan

rancangan evaluasi, tetapi juga melaksanakn evaluasi pembalajaran untuk

mengetahui hasil pembelajaran.

1 Fitriani Rahayu, “Konsep Dasar Evaluasi Dalam Pendidikan Islam,” dalam Jurnal Ilmiah Iqra’
Vol. 13, No. 2 Tahun 2019, hal. 1.
2 Syarifuddin Mardiah, “Model-Model Evaluasi Pendidikan,” Jurnal Pemikiran Alternatif

Kependidikan, Vol. 13, No. 2 Tahun 1970, hal. 173

2
Evaluasi dalam pembelajaran dapat dilakukan karena mengungkinkan untuk

mengukur kompetensi siswa, menentukan tujuan mana yang belum direalisasikan,

memutuskan rangking siswa dalam hal kesuksesan mereka mencapai tujuan yang

telah ditentukan, memberikan informasi kepada guru tentang cocok tidaknya

strategi pembelajaran yang telah digunakan agar kelebihan dan kekurangan

strategi mengajar tersebut ditentukan dan merencanakan prosedur untuk

memperbaiki rencana pelajaran.

Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau

nilai berdasarkan kriteria tertentu. Bertolak dari kajian tersebut, maka ditemukan

hal-hal prinsip sebagai berikut, yaitu bahwa manusia itu ternyata memiliki

kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan tertentu, sehingga perlu

diperbaiki baik oleh dirinya sendiri maupun pihak lain. Namun manusia itu juga

memiliki kelebihan-kelebihan tertentu sehingga kemampuan tersebut perlu

dikembangkan dan manusia mempunyai kemampuan untuk mencapai posisi

tertentu sehingga perlu dibina kemampuannya untuk mencapai posisi tersebut.

Dengan mengingat hal-hal tersebut, maka evaluasi amatlah diperlukan, apalagi

dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan Allah swt terhadap umat

manusia mengandung pengertian bahwa manusia senantiasa dalam pengawasan

Allah swt yang apabila hal ini disadari oleh manusia berarti ia akan hati-hati dalam

bertingkah laku. Evaluasi pembelajaran adalah penilaian yang dilakukan oleh

seorang pendidik kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar meliputi

aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Dari permasalahan tersebut

penulis mendeskripsikan secara rinci berdasarkan Al-Qur’an dibawah ini.

2. METODE

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada hal yang terpenting

dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang atau jasa berupa

kejadian atau fenomena atau gejala sosial, hal tersebut bermakna dibalik kejadian

3
yang bisa dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. 3

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah kepustakaan. Penelitian kepustakaan

adalah suatu studi yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dan data

dengan bantuan berbagai macam material yang ada diperpustakaan seperti

dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah dan sebagainya.4 Adapun langkah-

langkah dalam penelitian ini adalah mencari informasi yang sesuai dengan judul,

kemudian mencari dan menemukan bahan bacaan yang diperlukan dan

mengklasifikasi bahan bacaan tersebut, selanjutnya meriview bacaan yang sudah

dibaca dan terakhir mulai menulis penelitian ini sampai menemukan

kesimpulannya.5

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan seringkali tidak sejalan dengan konsep

yang terdapat dalam Al-Qur’an. Sebagai sumber utama pendidikan Islam, Al-

Qur’an banyak mengungkapkan konsep-konsep evaluasi di dalam ayat-ayatnya

sebagai acuan bagi manusia untuk melakukan suatu kegiatan atau menetapkan

suatu hukum dari suatu perbuatan. Didalam Al-Qur’an terdapat beberapa ayat

tentang evaluasi, antara lain dalam surah al-Baqarah ayat 18 yang berbunyi

(anbiuunii biasmaaihaa) dan kata tersebut diawali dengan kata allama aadama al

asmaa-a kullahaa (Allah mengajarkan nama-nama kepada Adam). Kemudian ayat

berikutnya berbunyi ambiuunii bi asmaa ihaa. Kata tersebut menggambarkan

aktivitas menguji dan menilai terhadap apa yang telah diajarkan kepada Adam As.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian evaluasi pembelajaran

Dalam bahasa Arab, secara harfiyah, ada beberapa kosa kata yang dapat

dibandingkan dengan istilah evaluasi, seperti qimat, taqdir, muhasabah,

3 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2014), 22
4Milya Sari dan Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA”, Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA Vol. 6, No 01, Tahun 2020, hal. 43
5 Milya Sari dan Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian

Pendidikan IPA”, Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA Vol. 6, No 01, Tahun 2020, hal. 44-4

4
hukum, qada, dan lain-lain. Nilai dalam bahasa Arab disebut al-qimah atau al-

taqdir. Evaluasi pembelajaran adalah penilaian yang dilakukan oleh seorang

pendidik kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar meliputi aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Dalam proses pembelajaran guru harus melakukan suatu kegiatan yang

dinamakan dengan evaluasi. Evaluasi merupakan bagian dari proses

pembelajaran yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

mengajar, melaksanakan evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan

mempunyai arti yang sangat utama, karena evaluasi merupakan alat ukur atau

proses untuk mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan yang telah dicapai

peserta didik atas bahan ajar atau materi-materi yang telah disampaikan,

sehingga dengan adanya evaluasi maka tujuan dari pembelajaran akan terlihat

secara akurat dan meyakinkan.6

Menurut Abuddin Nata dalam Rasyid, terdapat istilah Bahasa Arab yang

sering digunakan untuk memaknai kata evaluasi, yaitu “imtihan” yang berarti

ujian. Istilah lainnya yang sering digunakan yaitu khataman atau penilaian

akhir dari hasil atau menyelesaikan pelajaran tertentu, atau hasil dari

mempelajari Al-Qur’an. Khataman misalnya digunakan untuk mengevaluasi

pembelajaran di pesantren-pesantren salaf untuk mengakhiri pelajaran

terhadap satu kitab yang diselesaikan. 7

Menurut Wysong, mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk

menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna

untuk mempertimbangkan suatu keputusan. Sedangkan menurut Uman,

mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah untuk mencoba menyesuaikan

data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar

6 Zulkipli Nasution, “Evaluasi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah” dalam


Jurnal Pendidikan dan Keislaman, Vol. 7, No. 1 Tahun 2022, hal. 130.
7 Sarnoto, “Konsepsi Evaluasi Pembelajaran Perspektif Al-Qur’an. Madani Institutte: Jurnal

Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial Dan Budaya,” No. 3 Tahun 2014, hal 2.

5
penilaian terhadap tujuan program. Edwind Wandt dan Gerald W. Brown :

Evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut

definisi ini, istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung

pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari

sesuatu.8

Berdasarkan uraian diatas, maka kesimpulan dari evaluasi pembelajaran

ialah sebuah proses ataupun kegiatan yang didalamnya terjadi penilaian dari

berbagai dimensi yang saling berhubungan untuk mengukur kesuksesan

dalam proses tersebut. Dapat disimpulkan pula bahwa inti evaluasi adalah

penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengambil keputusan.

3.2 Evaluasi pembelajaran perspektif Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai sumber utama pendidikan islam dan juga banyak

mengungkapkan konsep evaluasi di dalam ayat-ayatnya sebagai acuan bagi

manusia untuk hati-hati dalam melakukan perbuatannya. Evaluasi yang

dilakukan oleh Allah terhadap umat manusia itu maksudnya adalah bahwa

manusia senantiasa dalam pengawasan Allah setiap saatnya, apabila hal ini

disadari oleh manusia berarti dia akan berhati-hati dalam melakukan sesuatu

dan akan sangat menjaga perbuatan nya agar nanti tidak akan membuat

dirinya dan orang lain rugi. Dengan adanya evaluasi ini membuat manusia

terdorong untuk lebih bersemangat dalam memperbanyak amalan dan

menjalankan sunnah-sunnah Nabi Saw. Karena dengan semua itu termasuk

tanda bahwa manusia percaya bahwa nantinya semua perbuatan dan amalan

yang dilakukan pasti akan di pertanggung jawabkan melalui evaluasi Allah

terhadap manusia dan akan diketahui hasilnya pada saat akhir dari evaluasi. 9

8 Rusdiana dan Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran, Bandung : Pustaka Setia Bandung, 2014,
hal 67
Nurul Hasanah, Lailatul Badriyah, Wena Diamard Selia, “Evaluasi Pembelajaran Ditinjau
9

Dari Al-Qur’an Surah Al-Ankabut Ayat 2-3” dalam Jurnal Pendidikan Tematik, Vol 1, No 2, 2020, hal.
18-19

6
Adapun dasar evaluasi dalam Al-Qur’an yaitu:

a. Manusia adalah mahluk yang lemah (QS. An-Nisa : 28)

b. Manusia merupakan mahluk pelupa (QS. Thaha: 115)

c. Manusia merupakan mahluk yang mudah membantah (QS. Al-Kahfi : 54)

d. Manusia adalah mahluk terbaik (QS Al-Tin : 4)

e. Manusia adalah mahluk yang diberi kepercayaan sebagai khalifah di muka

bumi (QS. Al-Baqarah : 30)

f. Evaluasi pembelajaran berlandaskan Al-Qur’an berfungsi antara lain:

1) Untuk menguji keimanan seorang hamba dalam menghadapi masalah

didalam kehidupannya. Keimanannya akan bertambah dan semakin

dekat dengan Allah, atau sebaliknya, seperti termaktub dalam Qur’an

Surah Al-Baqarah ayat 155.

2) Untuk mengetahui seberapa jauh hasil dari penerimaan wahyu

seorang hamba terhadap yang telah diajarkan Rasulullah terhadap

umatnya. Apakah seorang hamba tersebut akan selalu mengamalkan

apa yang telah diajarkan atau sebaliknya.10

Kata evaluasi (penilaian), dalam Al-Qur’an, memiliki makna yang

beragam, luas dan mendalam, dibandingkan kata “evaluasi” dalam kosa

bahasa Indonesia, sehingga kata evaluasi dalam Al-Qur’an, sulit ditemukan

padanannya dalam kosa kata bahasa Indonesia, apalagi dengan satu kosa kata.

Meskipun demikian istilah- istilah tertentu (term) “evaluasi” dalam Al-Qur’an,

tetap dapat dijadikan rujukan atau diarahkan pada aktivitas evaluasi dalam

konteks kegiatan manusia, termasuk tentunya untuk kegiatan pendidikan.

Istilah yang terdapat dalam Al-Qur’an, yang dapat dimaknai sebagai evaluasi,

diantaranya:

10Khoirul Anwar, “Memahami Evaluasi Pembelajaran Menurut Al-Qur’an,” Vol. 15 No. 2


Tahun 2019, hal. 106-107

7
a. Al-Wazn (Taqdir)

Al-Wazn memiliki arti taqdir, Allah berfirman dalam Q.S. Al-Qoriah,

ayat: 6-9

)٦( ُ‫ت َم َو ِازينُه‬ْ َ‫فَأ َ َّما َم ْن ثَقُل‬


)۷( ‫اضيَ ٍة‬
ِ ‫ش ٍة َر‬ َ ‫فَ ُه َو فِي ِعي‬
ْ َّ‫َوأ َ َّما َم ْن َخف‬
)۸( ُ‫ت َم َو ِازينُه‬
)۹( ٌ‫َفأ ُ ُّمهُ هَا ِو َية‬
Artinya :

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia
berada dalam kehidupan yang memuaskan, dan adapun orang-orang yang ringan
timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah.”

Ayat diatas menguraikan proses yang akan dialami manusia dalam

kaitannya dengan pertanggung jawaban mereka. Ketika itu semua akan

dihadapkan pada satu pengadilan yang sangat teliti dan adil, amal-amal

mereka akan ditimbang dalam timbangan yang haq. Jika si Fulan memiliki

kedudukan yang tinggi, jadi seakan-akan apabila diletakkan di atas

timbangan akan mempunyai berat/bobot. Bobot di sini adalah mempunyai

keutamaan atau amal shaleh. Dalam perspektif pendidikan bilamana orang

tidak mengerjakan tugas tentu bobotnya kecil dan sebaliknya, bilamana

amalannya berbobot maka hasil evaluasinya menggembirakan. Sudah

sangat jelas bahwa evaluasi yang dilakukan oleh Allah swt, berupa

pertimbangan amal manusia sangat bergantung pada apa yang dilakukan

atau apa yang ditampakkan oleh manusia itu, sehingga Allah Swt

melakukan penilaian secara adi. Jika kita menggunakan kalimat dalam

evaluasi adalah penilaian Allah swt bersifat obyektif karena sesuai dengan

apa yang dilakukan oleh manusia.11

11Rausyan Fikri, “Memahami evaluasi pembelajaran menurut Al-Qur’an” Vol. 15 No. 2


Tahun 2019, hal. 94.

8
Dari penafsiran di atas hubungannya dengan evaluasi adalah jika

seseorang mempunyai kedudukan yang tinggi apabila diletakkan di atas

timbangan akan mempunyai bobot atau berat. Bobot yang dimaksudkan

disini adalah mempunyai keutamaan dan amal shaleh yang banyak

sehingga berada dalam kehidupan yang sangat menyenangkan. Adapun

orang yang Khaffat mawazinuhu (kadar atau bobotnya ringan atau nihil),

maka jika ditimbang maka bobotnya tidak akan naik. Hal ini karena

amalnya jelek, berbuat maksiat, merusak di bumi dan hanya sedikit

melakukan kebaikan. Bila menggunakan perspektif pembelajaran maka

bila seseorang tidak mengerjakan tugas atau soal dengan baik, maka nilai

yang akan diterima tentu bobotnya kecil, tetapi bila dapat mengerjakan

tugas dan jawaban dengan baik, maka bobotnya tentu lebih banyak dan

mendapat hasil yang memuaskan. Jadi bila amalan baiknya banyak, maka

mizannya berbobot atau hasil evaluasinya menggembirakan, tapi

sebaliknya bila amalan jeleknya yang banyak maka mizannya tidak

berbobot atau hasil evaluasinya mengecewakan.12

b. Al-Hukm (Memutuskan atau memvonis)


Al-Hukm memiliki makna putusan atau vonis. Misalnya dalam Q.S. An-

Naml ayat 78.

)۷۸( ‫ض ْي َب ْي َن ُه ْم ِب ُح ْك ِم ٖۚه َو ُه َو ْال َع ِزي ُْز ْال َع ِل ْي ُم‬


ِ ‫ا َِّن َرب ََّك َي ْق‬
Artinya :

“Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka


dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.

Penafsiran dari ayat di atas menjelaskan tentang kesudahan

perselisihan tersebut dengan kehadiran putusan Allah SWT. Allah

berfirman: Sesungguhnya Tuhanmu, wahai Nabi Muhammad, bukan

12
Khoirul Anwar, “Memahami Evaluasi Pembelajaran Menurut Al-Qur’an,” Vol. 15 No. 2
Tahun 2019, hal. 95.

9
selain-Nya yang akan memutuskan dengan adil dan bijaksana apa

yang diperselisihkan antara mereka dengan keputusan-Nya yang selalu

bersifat adil, bijaksana, dan tepat, karena Dia Maha adil dan Bijaksana, dan

Dia Mahaperkasa sehingga tidak ada yang dapat membatalkan ketepatan-

Nya lagi maha mengetahui, sehingga tidak ada sesuatupun

yang tersembunyi bagi-Nya, baik yang berkaitan dengan perselisihan

mereka maupun selain itu. Sebab itu wahai Nabi Muhammad Saw,

bertawakal dan berserah dirilah kepada Allah setelah melakukan upaya

maksimal, sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran yang nyata.13

Dari penafsiran ayat di atas, evaluasi dapat dipahami bahwa evaluasi

merupakan usaha untuk mengukur dan menghitung aktivitas yang telah

dikerjakan, dikaitkan dengan tujuan yang dicanangkan untuk

meningkatkan usaha di waktu mendatang, segi-segi yang mendukung

dikembangkan dan segi-segi yang menghambat ditinggalkan.14

c. Al-Qadha (Memutuskan)

Al-Qadha memiliki makna putusan. Misalnya dalam Q.S. Thaha, ayat

72.

ِ ‫ط َرنَا فَا ْق‬


ٓ ‫ض َما‬ َ َ‫ِي ف‬ ِ ‫قَ الُ ْوا لَ ْن نُّؤْ ثِ َر َك َع ٰلى َما َج ۤا َءنَا ِمنَ ْالبَ ِي ٰن‬
ْ ‫ت َوالَّذ‬
َ ‫ض ْي ٰه ِذ ِه ْال‬
)۷۲( ‫ح ٰيوة َ ال ُّد ْنيَا‬ ِ ‫اض اِنَّ َما ت َ ْق‬ َ ‫ا َ ْن‬
ٍۗ ٍ َ‫ت ق‬
Artinya :

Mereka berkata : “Kami tidak akan memilih (tunduk) kepadamu atas bukti-bukti
nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan atas (Allah) yang telah
menciptakan kami. Maka putuskanlah yang hendak engkau putuskan.
Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini.

13 M. Quraish Shihab, “Tafsir Al-Misbah, Kesan, Pesan, dan Keserasian Al-Qur’an” Vol. 9, hal.
380.
14Rausyan Fikri, “Memahami evaluasi pembelajaran menurut Al-Qur’an” Vol. 15 No. 2
Tahun 2019, hal. 96.

10
Dari ayat di atas dijelaskan bahwa para penyihir yang telah beriman itu

tidak gentar. Mereka tetap tegar dan keyakinan mereka semakin kukuh.

Mereka berkata menanggapi ancaman Fir’aun bahwa: “Kami sekali-kali

tidak akan mengutamakanmu, wahai Fir‟aun, daripada sebagian bukti-

bukti yang nyata yang telah datang kepada kami melalui Nabi Musa, yakni

mukjizat yang telah Kami lihat dengan mata kepala dan kami yakin

berdasar keahlian, pengetahuan, dan nalar kami bahwa hal-hal seperti itu

tidak mungkin dapat dilakukan oleh manusia betapun pandainya. Kami

juga tidak mungkin akan mengutamakanmu, wahai Fir’aun, dari Tuhan

yang telah menciptakan kami, maka putuskanlah apa yang hendak engkau

putuskan, dan lakukanlah apa yang engkau akan lakukan. Sesungguhnya

engkau hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja

dan kekuasaannmu tidak akan berlanjut melampaui hidup dunia yang

singkat ini.15

Dari penafsiran ayat di atas hubungannya dengan evaluasi adalah

memutuskan atau memberikan penilaian terhadap suatu

pekerjaan/perbuatan melalui penglihatan dan pengamatan tentang benar

dan salah. Kalau memang pekerjaan/ perbuatan itu bagus, maka akan

diputuskan/diberikan penilaian yang bagus juga, begitu juga sebaliknya.

d. At-Taqdir (Menentukan)

At-taqdir mempunyai makna ketentuan, jumlah atau ukuran,

sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Al-Hijr ayat 21

)۲١( ‫ع ْن َدنَا خَزَ ۤا ِٕىنُهٗ َو َما نُن َِزلُهٗ ٓ ا ََِّّل ِبقَ َد ٍر َّم ْعلُ ْو ٍم‬
ِ ‫ش ْيءٍ ا ََِّّل‬
َ ‫َوا ِْن ِم ْن‬
Artinya :
“Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya; Kami
tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.”

15
M. Quraish Shihab, “Tafsir Al-Misbah, Kesan, Pesan, dan Keserasian Al-Qur’an” Vol. 9, hal.
628.

11
Allah Swt adalah pencipta alam semesta dan seluruh isinya. Allah

menentukan ukuran dan kapasitas tertentu bagi makhluk berdasarkan

hikmah-Nya. Karena Allah adalah pencipta, maka Dia pula yang akan

memenuhi seluruh kebutuhan makhluk-Nya dan Dia pula sumber seluruh

potensi dan kemampuan seluruh makhluk. Allah menurunkan setiap

karunia-Nya dengan ukuran yang tepat, sebagaimana dijelaskan dalam

berbagai ayat Al-Qur’an dengan menggunakan kata takdir yang berarti

ukuran dan ketentuan. Meskipun demikian, hal tersebut tidak bermakna

mengabaikan peran manusia dalam meraih anugerah dan kenikmatan

Ilahi. Ketika manusia berusaha, maka ia akan mendapatkan karunia

tersebut. Secara alamiah, tanpa usaha dan kerja keras, anugerah Ilahi tidak

akan tercapai. Dari penafsiran ayat diatas hubungannya dengan evaluasi

adalah kata Bi miqdar dengan masa yang tidak dilebihi dan tidak

dikurangi. Lafaz At-taqdir dapat disamakan dengan cara penilaian dengan

memberikan penetapan nilai pada setiap soal yang diberikan atau

ketentuan pembobotan seperti pemberian nilai sikap pada penelitian yang

menggunakan statistik. At-Taqdir dapat juga disamakan dengan pengujian

validitas hasil belajar yakni penganalisaan terhadap tes hasil belajar

sebagai suatu totalitas yang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1) Penganalisaan dengan cara berfikir secara rasional atau penganalisaan

yang menggunakan logika (logical analysis).

2) Penganalisaan yang dilakukan berdasarkan kenyataan empiris

(empirical analysis).

Jika dilihat dari teori taksonomi Benjamin S. Bloom, maka jelaslah

bahwa yang dijadikan sasaran evaluasi Tuhan dan Nabi adalah sebagai

berikut:

1) Evaluasi Allah Swt lebih menitik beratkan pada sikap, perasaan, dan

pengetahuan manusia seperti iman dan kekafiran, ketaqwaan dan

kefakiran(kognitifafektif).

12
2) Evaluasi terhadap Nabi sebagai pelaksana perintah Allah swt sesuai

wahyu yang diturunkan kepada beliau lebih menitik beratkan pada

kemampuan dan kesediaan manusia mengamalkan ajaran-Nya, di

mana faktor psikomotorik menjadi penggeraknya, meskipun aspek

kognitifpun tetap dijadikan sasarannya.16

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

evaluasi secara umum adalah proses sistematis untuk menentukan nilai

sesuatu yang meliputi tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses,

orang, objek, dan yang lainnya berdasarkan kriteria tertentu melalui

penilaian. Dengan kata lain evaluasi pembelajaran sebenarnya tidak hanya

menilai tentang hasil belajar para peserta didik dalam situasi jenjang

pendidikan tertentu melainkan juga berkenaan dengan penilaian terhadap

aspek yang mempengaruhi proses belajar peserta didik seperti evaluasi

terhadap guru, kurikulum, metode, sarana, prasarana, lingkungan dan

sebagainya. Evaluasi dalam pendidikan Indonesia Sebagaimana lazimnya,

dalam penyelenggaraan sekolah potensial juga dilakukan monitoring dan

evaluasi secara kontinu dan berkesinambungan. Pada dasarnya,

monitoring dan evaluasi dilakukan dalam kerangka pembinaan sekolah,

baik oleh pusat maupun daerah. seperti yang telah kita kenal dengan istilah

monitoring dan evaluasi (monev). Monitoring lebih berpusat pada

pengontrolan selama program berjalan. Melalui monitoring, dapat

diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait dengan

menyukseskan ketercapaian tujuan. Oleh karena itu, antara pusat dan

daerah (termasuk komite sekolah) harus melakukan monitoring tersebut

secara bersama-sama.17

16
Khoirul Anwar, “Memahami Evaluasi Pembelajaran Menurut Al-Qur’an,” Vol. 15 No. 2
Tahun 2019, hal. 97-98.
17 Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, Bandung: Refika Aditama, Cet kedua,

2009, hal. 115.

13
4. KESIMPULAN

Dari berbagai uraian di atas dapat disimpuilkan bahwa istilah evaluasi dalam

Al-Qur’an tidak dijumpai persamaan kata yang pasti, tetapi ada kata-kata tertentu

yang mengarah kepada arti evaluasi, seperti al-wazn mempunyai arti takdir, al-

hukm memiliki makna putusan atau vonis, al-qadha memiliki makna putusan dan

at-taqdir mempunyai makna ketentuan, jumlah atau ukuran. Artinya, evaluasi

merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem pendidikan Islam yang harus

dilakukan secara sistematis, berkesinambungan, dan terencana sebagai alat untuk

menilai dan mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses

pembelajaran dan pendidikan. Sementara tujuan dan fungsi evaluasi dalam Al-

Qur’an adalah untuk menguji daya kemampuan seorang mu’min terhadap

masalah kehidupannya dan untuk mengetahui sampai manakah hasil pendidikan

melalui Rasul-Nya teraplikasikan

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khoirul “Memahami Evaluasi Pembelajaran Menurut Al-Qur’an,” Vol. 15

No. 2 Tahun 2019.

Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,

2014.

Fikri, Rausyan. “Memahami evaluasi pembelajaran menurut Al-Qur’an” Vol. 15 No.

2 Tahun 2019.

Mardiah, Syarifuddin, “Model-Model Evaluasi Pendidikan,” Jurnal Pemikiran

Alternatif Kependidikan, Vol. 13, No. 2 Tahun 1970.

Milya Sari dan Asmendri. “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam

Penelitian Pendidikan IPA”. Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA,

Vol. 6. N 01. Tahun 2020.

Nasution, Zulkipli, “Evaluasi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah”

dalam Jurnal Pendidikan dan Keislaman, Vol. 7, No. 1 Tahun 2022.

Nurul Hasanah, Lailatul Badriyah, Wena Diamard Selia, “Evaluasi Pembelajaran

14
Ditinjau Dari Al-Qur’an Surah Al-Ankabut Ayat 2-3” dalam Jurnal Pendidikan

Tematik, Vol 1, No 2, 2020.

Rahayu, Fitriani, “Konsep Dasar Evaluasi Dalam Pendidikan Islam,” dalam Jurnal

Ilmiah Iqra’ Vol. 13, No. 2 Tahun 2019.

Rohiat, Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik, Bandung: Refika Aditama, Cet

kedua, 2009.

Rusdiana dan Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran, Bandung : Pustaka Setia Bandung,

2014.

Sarnoto, “Konsepsi Evaluasi Pembelajaran Perspektif Al-Qur’an. Madani Institutte:

Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, Sosial Dan Budaya,” No. 3 Tahun 2014.

Shihab, M. Quraish. “Tafsir Al-Misbah, Kesan, Pesan, dan Keserasian Al-Qur’an”

Vol. 9.

15

Anda mungkin juga menyukai