ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh filsafat yunani di barat dan
timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian
kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah Filsafat merupakan dasar-dasar dari
keseluruhan yang terjadi pada diri manusia serta makhluk hidup lain yang ada di muka
bumi ini baik dari awal penciptaan manusia dimuka bumi ini, ilmu-ilmu pengetahuan, dan
ilmu-ilmu lainnya. Lahirnya filsafat karena rasa ingin ketahuan manusia terhadap sesuatu
hingga lahirlah para-para filsuf baik dari belahan Bumi Barat maupun dari belahan Bumi
Timur. Dengan adanya filsafat ini manusia dapat berfikir dari alur yang berpikir rasional
dan meninggalkan alur pikir yang selalu mengaitkan sesuatu dengan mitos atau mistis yang
kejadiannya bisa saja secara kebetulan. Filsafat merupakan teoritis ilmu yang dapat
mematahkan teori lain dengan adanya pembuktian yang menyatakan bahwa teori itu dapat
diterima dengan akal pikiran serta terbukti kebenarannya atau disebut empirisme.
Hellenisme adalah merupakan roh dan kebudayaan Yunani dan memberikan ciri-cirinya
kepada bangsa yang bukan yunani disekitar lautan tengah, dan mengadakan perubahan
terhadap keadaan bangsa itu dalam hal antara lain: Kesusasteraan dan Agama. Terdapat
beberapa ciri yang merupakan perpindahan pemikiran filsafat, yakni dari filsafat yang
teoritis menjadi filsafat yang praktis, dan filsafat semakin lama semakin dirasakan sebagai
suatu seni dalam hidup sehingga muncul banyak aliran yang berusaha untuk menentukan
cita-cita hidup bagi manusia,
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of Greek philosophy in the west and east. This
study uses a qualitative descriptive approach with the type of library research. The result of
this research is that philosophy is the basics of everything that happens to humans and other
living things on this earth from the beginning of human creation on this earth, sciences, and
other sciences. The birth of philosophy because humans want to know something to the
birth of philosophers both from the Western hemisphere and from the Eastern hemisphere.
With this philosophy, humans can think from a rational line of thinking and leave the line of
thought that always associates something with a myth or mystic which can happen by
chance. Philosophy is a theoretical science that can break other theories with evidence
1
stating that the theory can be accepted with reason and proven true or called empiricism.
Hellenism is the spirit and culture of Greece and gives characteristics to non-Greek nations
around the Mediterranean, and makes changes to the state of that nation in terms of, among
others: Literature and Religion. There are several characteristics that constitute the transfer
of philosophical thought, namely from a theoretical philosophy to a practical philosophy,
and philosophy is increasingly being perceived as an art in life so that there are many
schools that seek to determine the ideals of life for humans.
1. PENDAHULUAN
sesuatu didalam alam semesta, tentang asal muasal segala sesuatu yang ada
tidak hanya dalam satu wilayah, melainkan meluas sampai keseluruh negeri
pemikiranya tentang asal muasal segala sesuatu yang ada didunia ini.
filsafat barat dan filsafat timur. Keduanya memiliki waktu tertentu dalam
yang berkembang pada masa itu sampai pada masa sekarang. Ada beberapa
antara filsafat Barat dan Timur terdapat perbedaan yang mencolok. Dan
penting untuk para penikmat filsafat dalam menelaah lebih dalam lagi akan
berfikir.
2. METODE
yang terpenting dari sifat suatu barang/jasa. Hal terpenting dari suatu barang
2
atau jasa berupa kejadian atau fenomena atau gejala sosial, hal tersebut
bermakna dibalik kejadian yang bisa dijadikan pelajaran berharga bagi suatu
adalah mencari informasi yang sesuai dengan judul, kemudian mencari dan
bacaan tersebut, selanjutnya meriview bacaan yang sudah dibaca dan terakhir
1 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2014), 22
2Milya Sari dan Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA”, Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA 6, no 01, (2020), 43
3 Milya Sari dan Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA”,... 44
4
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum; Akal dai Hati Sejak Thales Sampai Capra,(Bandung: Remaja
Rosdakasya, 2004), 25
3
dapat bekerja. Akan tetapi, untuk sampainya manusia kepada kebenaran,
adalah semata-mata dengan akal. Laporan indera menurut rasionalisme
merupakan bahan yang belum jelas dan kacau. Bahan ini kemudian
dipertimbangkan oleh akal dalam pengalaman berpikir. Akal mengatur
bahan itu sehingga dapatlah terbentuk pengetahuan yang benar. Akal
dapat bekerja dengan bantuan indera, tetapi akal juga dapat menghasilkan
pengetahuan yang tidak berdasarkan bahan inderawi sama sekali, jadi,
akal dapat menghasilkan pengetahuan tentang objek yang betul-betul
abstrak.5
Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive
reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari
setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam
penelitian ilmiahnya ia menyadari bahwa pentingnya observasi,
eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang
digunakan untuk menjelaskan cara menarik kesimpulan yang
dikemukakan oleh Aristoteles didasarkan pada susunan pikir. 6
Aristoteles mengemukakan beberapa pandangan mengenai
rasionalismenya, antara lain:
a. Tidak ada ide bawaan
Tingkat realitas paling tinggi dalam teori aristoteles adalah
sesuatu yang kita lihat dengan indra kita. Pendapatnya mengatakan
benda-benda yang ada dalam jiwa manusia itu semata-mata cerminan
obyek-obyek alam maka alam adalah dunia nyata. Aristoteles
menyangkal bahwa manusia mempunyai akal bawaan seperti yang
dikatakan Menurutnya akal adalah ciri khas plato. yang membedakan
mausia dengan mahluk-mahluk lainnya tapi akal kita sama sekali
kosong sampai kita mengalami sesuatu. Jadi manusia tidak
mempunyai ide-ide bawaan.
b. Bentuk suatu benda adalah ciri khasnya
Setelah mencapai kesepakatan dengan teori Plato tentang ide,
Aristoteles memutusakan bahwa realitas terdiri dari berbagai benda
terpisah yang menciptakan suatu bentuk dan subtansi. Subtansi adalah
bahan untuk membuat benda-benda sedangkan bentuk. adalah ciri kas
masing-masing benda. Ketika Aristoteles membicarakan subtansi dan
5
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum…, h. 25
6
Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004), cetakan ke-4, h. 30
4
bentuk-bentuk benda ia tidak hanya mengacu pada bentuk-bentuk
saja. Sebagaimana sudah menjadi bentuk ayam untuk berkotek
mengepak-ngepakkan sayapnya untuk bertelur, maka bentuk batu
adalah jatuh ke tanah.
c. Sebab Terakhir
ada sebab-sebab yang berbeda di alam, yaitu jika melihat hujan dan
kita ditanya kenapa bisa terjadi sebuah hujan maka kita akan
d. Logika
atau bukti-bukti yang sah. Sebuah contoh jika semua makhluk hidup
akan mati (premis kedua), dan Toni adalah makhluk hidup (premis
e. Tangga Alam
maka yang pertama yang ia nyatakan ialah, segala sesuatu di alam ini
bisa dibagi menjadi dua kategori utama yaitu, benda mati dan benda
yaitu manusia dan binatang. Ini adalah kategori kategori yang masih
datang.
f. Etika
5
Menurut Aristoteles, bentuk dari manusia itu terdiri dari jiwa.
menjadi tiga, yaitu pertama, hidup senang dan nikmat. Kedua, menjadi
g. Politik
dll.
Karena kebanyakan pria itu lebih aktif dan wanita itu pasif. Dan
sekitar abad 322 SM. Hal ini disebabkan terjadinya kekosongan filosof pada
masa itu. Ditambah lagi Alexander The Great atau Iskandar Agung
juga salah seorang murid dari Aristoteles, tetapi ia memilih jalan yang
7
https://id.scribd.com/presentation/501641481/rasionalisme-aristoteles, diakses tanggal 24 Maret 2022,
pukul 14.00 WIB
6
terjadinya saling mempengaruhi antara budaya Yunani dengan daerah-
Yunani.8
Yunani kuna dan dunia Kristen. Droysen sepertinya lupa akan peranan
Roma dalam agama Kristen (dan membatasi seolah-olah hanya Yunani saja
yang berperan).
sebagai peralihan itu adalah masa sejak tahun 323 sampai 30 S.M. atau dari
timur dan selatan, seperti Syiria dan Mesir yang diperintah oleh bangsa
filsafat, yakni dari filsafat yang teoritis menjadi filsafat yang praktis, dan
filsafat semakin lama semakin dirasakan sebagai suatu seni dalam hidup
8
https://ibtimes.id/filsafat-hellenisme-sebuah-retrospeksi/, diakses tanggal 23 Maret 2022, pukul 15.00
WIB
7
hidup bagi manusia, maka zaman ini dikenal dengan zaman munculnya
1) Epikurisme
Salah satu aliran yang didirikan oleh Epikuros ( 341 270 SM)
kecilnya tak dapat dijangkau dengan indera biasa. Jiwa manusia tidak
lain adalah benda juga, tetapi termasuk benda halus, karena dengan
menerima sinar dari benda lainnya dan jiwa itu tak akan mungkin
dari sesama manusia, sesama makhluk atau dewa, pada hal ketakutan
itu tak ada dasarnya dan tidak masuk akal. Dalam kepercayaan Yunani
bahwa Dewa itu tidak menjadikan jagat raya dan tidak mengurusinya,
karena manusia tidak akan mengganggu dewa ,maka dewa tidak akan
dewa, dan juga kematian /maut tidak perlu ditakuti, karena maut itu
9Nurnaningsing Nawawi, Tokoh Filsuf Dan Era Keemasan Filsafat, (Makassar : Pusaka Almaida
Makassar, 2017), h. 119-120
8
Berdasarkan dari kepercayaan ini sehingga tidak ada keyakinan
apa-apa lagi dan tidak akan menderita apa-apa lagi jadi tidak ada
hidup sesudah mati, bila mati telah tiba berarti sudah berahir dari
2) Stoa
Didirikan oleh Zeno lahir di Siprus ( 336 264 SM). Aliran ini
tiang dalam bahasa yunani disebut " Stoa Poikile '. Selain Zeno tokoh
stoa baru pada zaman Romawi ( 50- 200 SM). Tokohnya adalah Sineca
Pandangan Aliran Stoa tentang filsafat ada tiga bagian yakni: (1)
Walaupun ada kaum Stoa percaya adanya Allah namun allah itu
yaitu : (a) Api dianggap yang terpenting; (b) Hawa (c) Air dan (d)
Tanah keempat anasir ini saling meresapi dan dari sinilah berkembang
10
Nurnaningsing Nawawi, Tokoh Filsuf Dan Era Keemasan Filsafat, (Makassar : Pusaka Almaida
Makassar, 2017), h. 120
9
Bagi Stoa ada empat macam rasa atau efek dalam diri manusia
yakni : (1). Hedone (nafsu) yang timbul karena pengertian yang keliru
3) Skeptisme
dalam arti menetapkan putusan untuk tidak ada keputusan atau harus
11
Nurnaningsing Nawawi, Tokoh Filsuf Dan Era Keemasan Filsafat, (Makassar : Pusaka
Almaida Makassar, 2017), h.121-122
10
kan segala hal, kepastian tidak ada. Berhubung waktu itu banyak
aliran agama dari timur yang memberi pedoman hidup, karena filsafat
"mistik".12
4) Neoplatonisme
pemikiran filsfat kuno untuk kali yang akhir didalam suatu sistem
lebih tinggi, maksudnya dengan menjadikan "yang Ilahi " menjadi asas
segala " yang ada " dan menjadi asas bersama dari segala sesuatu, baik
12
Nurnaningsing Nawawi, Tokoh Filsuf Dan Era Keemasan Filsafat, (Makassar : Pusaka
Almaida Makassar, 2017), h.122-124
11
yang dapat diamati secara lansung maupun yang tidak dan
ilmu-ilmu spesial yang berkembang dan berdiri sendiri. Seperti ilmu alam,
seperti ini menyebabkan ilmu filsafat tidak lagi menjadi prioritas utama.
Di samping itu, dalam fase ini filsafat juga telah menyimpang dari asas
pokoknya, yaitu dari akal ke arah mistik. Peralihan filsafat Yunani menjadi
produk asli Yunani, tetapi telah terpengaruh oleh budaya bangsa lain.
menjadi tak asing lagi bagi pemikiran orang Yunani, demikian pula
13
Nurnaningsing Nawawi, Tokoh Filsuf Dan Era Keemasan Filsafat, (Makassar : Pusaka
Almaida Makassar, 2017), h. 124-125
14 Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Tintamas, 1986), cet. 3, h. 140
12
menganjurkan pembauran secara damai antara bangsa Yunani dengan
bangsa lainnya.15
Pada era ini, orang berpaling lagi kepada sistem metafisika yang
oleh kerajaan Roma, telah merampas hak-hak bangsa lain yang ingin
lagi hati manusia untuk hidup beragama. Tindakan bala tentara Roma
yang keras dan ganas dapat memperkuat rasa kemanusiaan, dan dipupuk
pula oleh berbagai macam agama lama, yaitu agama Kristen dan Budha.
Maka pada saat itu, ajaran filsafat dan ajaran agama kembali
berkontaminasi.16
Hal ini semestinya tak perlu terjadi. Kaum Yahudi, Persia, dan Buddhis
rakyat Yunani, dan bahkan bisa dipelajari oleh para filosof terbaik dengan
a. Pemisahan antara filsafat dan sains terjadi pada zaman ini belajar,
15 Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat; dan kaitannya dengan kondisi sosio- politik dari
zaman kuno hingga sekarang, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. 2, h. 298
16 Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: Tintamas, 1986), cet. 3, h. 142
17 Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat; dan kaitannya dengan kondisi sosio-politik dari zaman
kuno hingga sekarang, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. 2, h. 308.
13
b. Sifat spekulasi mulai dijauhi, perhatian lebih terkonsentrasi pada
mekanika.
penyelamatan moral.
g. Muncul filosof yang justru lebih senang pada riset, tetapi tidak
interpretasi.
sejarah peradabannya sudah dimulai sejak tahun 3000 SM. Namun karena
masa kuno hanya didasarkan kepada mithos, legenda dan cerita rakyat.
sekarang. Menurut Bertrand Russel, diantara semua sejarah, tak ada yang
18 Ahmatd Tafsir, Fisafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Caprahal, (Jakarta: PT
Remaja Rodaskarya, 2008), cet, 16, h. 63
15
Yunanilah yang menyempurnakannya.19
menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan
bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam.
yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari
19Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman
Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 3-4
20
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi revisi), h. 22
16
analisis bahasa yang disebut silogisme.21
memiliki sifat-sifat zat yang ada sekarang. Anaximenes yang hidup pada
bahwa zat yang awal ada adalah udara. Ia menganggap bahwa semuanya
seorang filsuf Yunani berpendapat bahwa materi terdiri atas empat unsur
dasar yang ia sebut sebagai akar, yaitu air, tanah, udara, dan api. Selain
itu, ia menambahkan satu unsur lagi yang ia sebut cinta (philia). Hal ini
fisika dan biologi pada abad 4 dan 3 SM. Dan juga Archimedes, (sekitar
21 Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004), cetakan ke-4, h. 30
22 Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Di Indonesia: Suatu Pengantar (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), h. 85
17
pertengahan. Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya.
Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M.
Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan. Zaman ini ditandai dengan
ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog.
aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada zaman ini
Selain itu, yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-
diri manusia serta makhluk hidup lain yang ada di muka bumi ini baik dari
terhadap sesuatu hingga lahirlah para-para filsuf baik dari belahan Bumi
Barat maupun dari belahan Bumi Timur. Dengan adanya filsafat ini manusia
dapat berfikir dari alur yang berpikir rasional dan meninggalkan alur pikir
yang selalu mengaitkan sesuatu dengan mitos atau mistis yang kejadiannya
bisa saja secara kebetulan. Filsafat merupakan teoritis ilmu yang dapat
teori itu dapat diterima dengan akal pikiran serta terbukti kebenarannya atau
disebut empirisme.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi revisi).
Alfabeta, 2014)
Jerome R. Ravertz, Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, (Yogyakarta:
Penelitian Pendidikan IPA”, Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA 6,
no 01, (2020).
Nurnaningsing Nawawi, Tokoh Filsuf Dan Era Keemasan Filsafat, (Makassar : Pusaka
19
Russell, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat; dan kaitannya dengan kondisi sosio- politik
Tafsir, Ahmad. Fisafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Caprahal, (Jakarta:
20