A. Latar Belakang
A. Pengertian.
1. Pengertian Filsafat
2. Pengertian Sains
Secara bahasa, Ilmu berasal dari Bahasa arab (علم-يعلم-( علماyang berarti
mengetahui, memahami dan mengerti dengan benar-benar. Dalam Bahasa
Inggris disebut Science, dalam Bahasa Latin berasal dari kata Scientia
(pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam Bahasa Yunani
adalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu
adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang itu.6 Ilmu pengetahuan
adalah pengetahuan yang berasal dari pengamatan, studi dan pengalaman
yang disusun dalam satu system untuk menentukan hakikat dan prinsip
tentang hal yang sedang dipelajari.
a) Ciri-ciri Sains :
1) Sistematis
Ciri sistematis ilmu menunjukkan bahwa ilmu
merupakan berbagai keterangan dan data yang tersusun
sebagai kumpulan pengetahuan, yang mempunyai
hubungan-hubungan saling ketergantungan yang teratur.
2) Empiris
Bahwa ilmu mengandung pengetahuan yang diperoleh
berdasarkan pengamatan serta percobaan-percobaan
secara terstruktur di dalam bentuk pengalaman-
pengalaman, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Ilmu mengamati, menganalisis, menalar,
membuktikan dan menyimpulkan hal-hal empiris yang
bersifat faktual dan objek yang bisa kita indra.
3) Obyektif
Bahwa ilmu menunjuk pada bentuk pengetahuan yang
bebas dari prasangka perorangan dan perasaan-perasaan
subyektif berupa kesukaan atau kebencian pribadi.
Obyektifitas ilmu mensyaratkan bahwa kumpulan
pengetahuan itu haruslah sesuai dengan obyeknya.
4) Analitis
Bahwa ilmu berusaha mencermati, mendalami dan
membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian-
bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat,
hubungan dan peranan dari bagian-bagian tersebut.
5) Verifikatif
Bahwa ilmu mengandung kebenaran-kebenaran yang
terbuka untuk diperiksa atau diuji (diverifikasi) guna
dapat dinyatakan sah (valid) dan disampaikan kepada
orang lain.
3. Pengertian Agama
1. Titik Persamaan
Mencari kebenaran. Ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri,
mencari kebenaran tentang alam dan termasuk di dalamnya manusia.
Filsafat dengan wataknya sendiri pula, menghampiri kebenaran, baik
tentang alam maupun tentang manusia, yang belum atau tidak dapat
dijawab oleh ilmu, karena diluar atau di atas jangkauannya, ataupun
tentang Tuhan. Agama dengan karakteristiknya sendiri pula memberikan
jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia, baik
tentang alam maupun tentang manusia dan tentang Tuhan.
2. Titik Perbedaan
Perbedaannya terlihat dari aspek sumber, metode dan hasil yang ingin
dicapai. Baik ilmu maupun filsafat, keduanya hasil dari sumber yang sama,
yaitu ra’yu (akal, budi, rasio atau reason) manusia. Sedangkan agama
bersumberkan dari wahyu Allah. Ilmu pengetahuan mencari kebenaran
dengan jalan penyelidikan (riset), pengalaman (empiris), dan percobaan
(eksperimen) sebagai batu ujian. Filsafat menghampiri kebenaran dengan
cara mengembarakan akal budi secara radikal (mengakar) dan integral
(menyeluruh) serta universal (alami atau mengalam) tidak merasa terikat
oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri Bernama logika,
sebagaimana disinggung oleh Anshari, bahwa filsafat itu ialah rekaman
petualangan jiwa dalam kosmos.
Selain itu, masih dalam kaitan antara ilmu, filsafat dan agama, bahwa
filsafat mengkaji tentang kebijaksanaan. Manusia berusaha untuk mencari
kebijaksanaan, mencari dengan cara yang ilmiah tentang kebenaran. Akan
tetapi, manusia tidak akan sampai pada derajat bijaksana, karena hanya
Tuhan sajalah yang bersifat bijaksana. Manusia hanya berusaha untuk
mencari kebijaksanaan, mencari kebenaran dengan cara yang ilmiah.
Selain itu, segala aktivitas manusia yang berkenaan dengan pemahaman
terhadap dunia secara keseluruhan dengan jiwa dan pikirannya merupakan
bagian dari kajian filsafat. Filsafat sama halnya dengan agama, sama-sama
mengkaji tentang kebijaksanaan, tentang Tuhan, serta baik dan buruk.
Itulah sebabnya maka filsafat mempunyai hubungan yang dekat dengan
agama di satu sisi dan ilmu pengetahuan di sisi lain.
Hubungan yang lebih dekat lagi, dapat dilihat bahwa hal-hal yang tidak
terjangkau oleh akal pikiran (filsafat) akan terjawab melalui wahyu atau
agama. Begitu juga dengan filsafat, membahas persoalan-persoalan yang
tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, antara ilmu, filsafat dan agama dapat saling mengisi
dan saling melengkapi. Sehingga menjadi lengkaplah sudah kebtuhan
manusia untuk memahami keberadaan alam, manusia, dan Tuhan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Sebagai penutup dari makalah yang sangat sederhana ini, penulis akan memberikan
beberapa poin penting yang berkaitan dengan hubungan antara filsafat, ilmu pengetahuan
dan agama, yaitu sebagai berikut :
1. Antara filsafat, ilmu (sains) dan agama terdapat titik persamaannya, yaitu mencari
kebenaran.
2. Antara filsafat, ilmu (sains) dan agama disamping terdapat persamaan, akan tetapi
juga ada perbedaannya, yaitu dari aspek sumber, metode dan hasil yang ingin dicapai.
3. Antara filsafat, ilmu (sains) dan agama mempunyai titik singgung atau relasi, yaitu
saling isi-mengisi di dalam menjawab persoalan-persoalan yang diajukan oleh
manusia.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ali Mudhofir. 1996. Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat dan Teologi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press
Pirhat Abbas. Hubungan Filsafat, Ilmu dan Agama. Media Akademika Volume 25
Soetrionon & Rita Hanafie. 2009. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Anai
Suparlan
Yusuf Al-Qaradhawy. 2000. Pengantar Kajian Islam, Suatu Analisis Komprehensif tentang
Pilar-Pilar Substansial, Karakteristik, Tujuan dan Sumber Acuan Islam, ter.Setiawan
Budi Utomo. Jakarta: Al-Kautsar
Rahman, M. T. 2020. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Prodi S2 Studi Agama-Agama UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.