Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN, SUBJEK/ OBJEK DAN

PENTINGNYA FILSAFAT
BAB I

RINGKASAN MATERI

A. Pengertian Filsafat

1. Defenisi Filsafat

Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “Shopia”.
Philos artinya cinta yang sangat mendalan, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan.
Jadi arti filsafat secara hrfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadapat kearifan atau
kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat
juga disebut pandangan hidup (masyarakat). Pada bagian lain Harold Tisus
mengemukakan makna filsafat yaitu :

1. Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta

2. Filsafat adalah suatu metode berpikir rekflektif dan penelitian penalaran

3. Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah

4. Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/ pemikiran manusia memiliki peran yang
penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berpikir,
tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan
berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikan, sistematis
dan universal. Untuk ini filsafat menghendaki lah pikir yang sadar, yang berarti teliti dan
teratur. Berarti bahwa manusia menugaskan pikirnya untuk bekerja sesuai dengan aturan
dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang bersal dari alam, baik yang
berasal dari dalam dirinya atau diluarnya.
2. Subjek/ Objek Filsafat

Berfikir merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua berfikir berarti berfilsafat.
Subjek filsafat adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan
sungguh dan mendalam.

Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu sendiri
contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri.
Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :

1. Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang
tidak harus ada

2. Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas,
maka filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran

3. Pentingnya Filsafat Bagi Manusia

Pentingnya filsafat dapat kita pada penjelasan berikut :

1) Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri
sendiri

2) Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri

3) Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan padangan yang sintesis pula


sehingga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan

4) Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu mengetahuikebenaran-kebenaran


yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri

5) Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena


filsafatlah memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang
mengenai manusia seperti misalnya : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa dan
sebagainya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definis Filsafat

Adapun defenisi filsafat menurut para ilmuwan yaitu :

1. Plato (427-347 M) → Filsafat tidak lah lahir dari pengetahuan tentang segala yang ada

2. Aristoteles (384-322 M) → Filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda

3. Al-Kindi (800-870) → Filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala


yang ada sejauh mungkin bagi m anusia

4. AL-Farabi (872-950) → Filsafat itu adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan
bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya

5. Ibnu Sina (980-1037) → hal pertama yang dihadapi seorang filsuf adalah bahw ayang ada
berebeda-beda, terdapat ada yang hanya “mungkin ada”

6. Immanuel Kant (1724-1804) → filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan
yangi dalamnya mencakup empat persoalan, yaitu :

1. Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)

2. Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)

3. Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)

4. Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh anthroposlogi)

7. Prof Drs. Hasbullah Bakry, S.H → filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal
manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
8. Prof. Dr. N Driyarkara S. J→ filsafat adalah pikiran manusia yang radikal artinya dengan
mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “yang diterima saja”
mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan
sikap praktis.

9. Ciceor → Filsafat sebagai seni kehidupan

10. Rene Descartes → filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan,
alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya

11. Francis Bacon → filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani
semua pengetahuan sebagai bidangnya

12. John Dewey → filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungakap mengenai
perjuangan manusia secara terus meners dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai
tradisi yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah
dan cita-cita politi yang baru dan tidak sejalan dengan wewenang yang diakui.

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatna pemikiran manusia memiliki peran yang
penting dalam menentukan dan menmukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan
berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan. Kearifan merupakan buah yang dihasilkan
filsfar dari usaha mencapai hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan, dan
menentukan implikasinya baik secara yang tersurat maupun yang tersirat dalam kehidupan.

Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat.
Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung 3 ciri,
yaitu radikan, sistematis dan universal. Seperti yang dijelaskan oleh Sidi Gazalba (1973:43) :

Berpikir radikan, sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai pada


konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu tidak separuh-paruh, tidak berhenti di jalan,
tetapi terus sampai ke ujungnya. Berpikir sistemati adalah berpikir logis yang bergerak
selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung
jawab dan saling hubungan yang teratur. Berpikir universal tidak berpikir khusus, yang
hanya terbatas kepada bagian-bagian tertentu, melainkan mencakup keseluruhan.

Berdasarkan pada tingkat”berfikir” kita terlihat bahwa filsafat merupakan suatu uapya untuk mampu
melakukan kajian secara mendasar sehingga dengan kajian yang mendasar tersebut
dimungkinkan untuk dapat putusan tentang suatu secara bijaksana. Manusia selalu berpikir
akan sesuatu yang sudah menjadi pengetahuannya, yang aman apengetahuan tentang sesuatu
yang maha agung dan bagaimana usaha-usaha untuk mencapainya. Dengan ini manusia
selalu berusaha untuk bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya. Karena filsafat
merupakna ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang maan terdapat dalam
persoalan-persoalan yang terjadi dalam keseharian kita sebagai manusia.

Sesuai dengan makna filsafat, berfilsafat adalah berfiki dan sampai kepada spikulasi. Untuk itu filsafat
menghindari oleh fiki dan sadar, yang berarti teliti dan teratur. Dimna manusia menegaskan
pikiranya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum yang ada, berusaha
menyerap semua yang bersala dari alam, baik yang bersal dari dalam dirinya atau di luarnya

Dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai
kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha menuangkan dan membuat garis besar dari
masalah-masalah dan peristiwa yang pelik dari pengalaman umat manusia.

B. Subjek/ Objek Filsafat

Subjek filsfat adalah seseroang yagn berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh-
sungguh dan mendalam. Seperti halnya pengetahuan, Maka filsafatpun (sudut pandangannya)
ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat

a. Obyek material yaitu segala sesuatu yang realitas

1. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu Tuhan Pencipta

2. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak, ada yang relatif (nisby), bersifat
tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam
semesta)
b. Obyek Formal/ Sudut pandangan

Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari pengertian realitas
secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh
pengalaman-pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika, estetika, teknik,
ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain haruslah dibawa kepada filsafat dalam
pengertian realita.

Menurut Prof Dr. M. J. Langeveld : “……bahwa hakikat filsafat itu berpangkal pada pemikiran
keseluruhan sarwa sekalian scara radikan dan menurut sistem”.

1. Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan
orang dalam filsafat

2. Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk
memikirkan pokoknya

3. Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat
dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian

Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :

“ Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya dalam dunia,
akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan
itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.

Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu meliputisegala
pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia.

Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang
dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk
pertanyaan-pertanyaan poko filsafat

C. Pentingnya Filsafat Bagi Manusia


Filsafat mencoba memadukan hasil-hasil dari berbagai sains yang berbeda ke dalam suatu
pandangan dunia yang konsisten. Filosof cenderung untuk tidak menjadi spesialis, seperti
ilmuwan. Ia menganalisis benda-benda atau masalah dengan suatu pandangan yang
menyeluruh. Filsafat tertarik terahdap aspek-aspek kualitatif segala sesuatu, terutama
berkaitan dengan makna dan nilai-nilainya. Filsafat menolak untuk mengabaikan setiap aspek
yang otentik dari pengalaman manusia.

Kita sangat memerlukan suatu ilmu yang sifatnya memberikan pengarahan/ ilmu pengarahan.
Dengan ilmu tersebut, manusia akan dibekali suatu kebijaksanaan yang di dalamnya memuat
nilai-nilai kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat manusia. Hanya ilmu filsafatlah yang
dapat diharapkan mampu memberi manusia suatu integrasi dalam membantu mendekatkan
manusia pada nilai-nilai kehidupan untuk mengenai mana yan gpantas kita tolak, man ayang
pantas kita tujui, mana yang pantas kita ambil sehinga dapat memberikan makna kehidupan.
Ada beberapa pentingnya filsafat bagi manusia yaitu :

1. Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapatmenambah ilmu pengetahuan, karena dengan
bertambahnya ilmu akan bertambah pula cakrawala pemikiran dan pangangan yang
semakin luas

2. Dasar semua tindakan. Sesungguhnya filsafat di dalamnya memuat ide-ide itulah yang
akan membawa mansuia ke arah suatu kemampuan utnuk merentang kesadarannya dalam
segala tindakannya sehingga manusia kaan dapat lebih hidup, lebih tanggap terhadap diri
dan lingkungan, lebih sadar terhadap diri dan lingkungan

3. Dengan adanya perkembangan ilmu pengethauan dan teknologi kita semakin ditentang
dengan kemajuan teknologi beserta dampak negatifnya, perubahan demikian cepatnya,
pergeseran tata nilai, dan akhirnya kita akan semakin jauh dari tata nilai dan moral

BAB III

KESIMPULAN
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “Shopia”.
Philos artinya cinta yang sangat mendalan, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti
filsafat secara hrfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadapat kearifan atau kebijakan.
Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut
pandangan hidup (masyarakat). Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/ pemikiran manusia
memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat
berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang
dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikan,
sistematis dan universal. Untuk ini filsafat menghendakilah pikir yang sadar, yang berarti teliti
dan teratur. Berarti bahwa manusia menugaskan pikirnya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan
hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang bersal dari alam, baik yang berasal dari
dalam dirinya atau diluarnya.

Berfikir merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Subjek
filsafat adalah seseorang yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan
mendalam. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau dapat juga subjek itu
sendiri contohnya si aku berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri.
Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :

– Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada dan ada yang tidak harus
ada

– Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan oleh karena mengasas, maka
filsafat itu mengkonstatis prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran

Pentingnya filsafat dapat kita pada penjelasan berikut :

– Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun diri sendiri

– Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri

– Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan padangan yang sintesis pula sehingga
seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan
– Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu mengetahuikebenaran-kebenaran yang
terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri

– Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafatlah
memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia seperti
misalnya : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa dan sebagainya

3. Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu ialah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk
memperolehnya. Dengan kata lain, filsafat ilmu sesungguhnya merupakan suatu penyelidikan
lanjutan. Karena, apabila para penyelenggara melakukan menyelidikan terhadap objek-objek
serta masalah-masalah yang berjenis khusus dari masing-masing ilmu itu sendiri, maka orangpun
dapat melakukan penyelidikan lanjutan terhadap kegiatan-kegiatan ilmiah tersebut. Dengan
mengalihkan perhatian dari objek-objek yang sebenarnya dari penyelidikan ilmiah kepada proses
penyelidikannya sendiri, maka muncullah suatu matra baru.[9]

Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua yaitu filsafat ilmu dalam arti luas dan sempit, filsafat
ilmu dalam arti luas yaitu menampung permasalahan yang menyangkut hubungan luar dari
kegiatan ilmiah, sedangkan dalam arti sempit yaitu menampung permasalahan yang
bersangkutan dengan hubungan dalam yang terdapat di dalam ilmu. Banyak pendapat yang
memiliki makna serta penekanan yang berbeda tentang filsafat ilmu. Menurut Prof. Dr. Conny R.
Semiawan, dkk mengartikan filsafat ilmu dalam empat titik pandang yaitu mengelaborasikan
implikasi yang lebih luas dari ilmu, mengasimilasi filsafat ilmu dengan sosiologi, suatu sistem
yang di dalamnya konsep dan teori tentang ilmu dianalisis dan diklasifikasi, dan suatu patokat
tingkat kedua yang dapat dirumuskan antara doing science dan thinking tentang bagaimana ilmu
harus dilakukan.

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli di antaranya adalah:[10]

1. Robert Akermann, filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pedapat
ilmiah dewasa ini yang dibandingkan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan.
2. Leswi White Beck, filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode
pemikiran ilmiah, serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai
suatu keseluruhan.
3. Cornelius Benjamin, filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang
menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya
serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang intelektual.
4. May Brodbeck, filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati,
pelukisan dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
5. The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapat dirangkum menjadi
tiga yaitu:

1. Suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu,
2. Upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep mengenai ilmu dan upaya
untuk membuka tabir dasar-dasar keempirisan, kerasionalan, dan kepragmatisan, dan
3. Studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang ditunjukkan
untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.
4. Tujuan Filsafat Ilmu

Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin menajamnya
spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu,
kita akan menyadari keterbatasan diri dan tidak terperangkap ke dalam sikap oragansi
intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan kita, sehingga mereka dapat
saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan
bersama.

Fisafat ilmu sebagai cabang khusus yang membicarakan sejarah perkembangan ilmu bertujuan:
Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis
terhadap kegiatan ilmiah. Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik
asumsi dan medote keilmuan. Ketiga, filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap
metode keilmuan, setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkkan secara logis dan rasional agar dapat dipahami dan digunakan secara
umum.[11]

Berdasarkan tujuan filsafat ilmu yang dikemukan oleh Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, maka
dapat dikembangkan bahwa tujuan filsafat ilmu mengkaji dan mencari fakta-fakta terhadap
pemikiran secara ilmiah dan rasional.

1. Objek Kajian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu sebagaimana halnya dengan bidang-bidang ilmu lainnya juga memiliki dua macam
objek yaitu objek material dan objek formal.

1. Objek Material Filsafat ilmu

Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin
ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.

Menurut Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam
pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di
bagi dua, yaitu :

1. Ada yang bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada
umumnya.
2. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak dan tidak mutlak yang
terdiri dari manusia dan alam.
3. Objek Formal Filsafat Ilmu

Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Setiap
ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu
pengetahuan yang artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatiannya terhadap problem mendasar
ilmu pengetahuan. Seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam
landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan
aksiologis.

Pengertian Aspek Ontologi, Aspek Aksiologi, dan Aspek


Epistemologi

1. Aspek Ontologi :Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu on yang berarti ada, dan
ontos berarti keberadaan.Ontologi adalah Penelitian dan pengembangan ilmu semuanya
menggunakan dasar ontologi, Untuk kegiatan keilmuan apa saja diperlukan pemahaman yang
tepat terhadap aspek-aspek Ontology.

Manfaat Ontologi:

 meneliti semua wujud sejauh ia ada


 mempelajari ciri-ciri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri. Misalnya mangga,
warna, bentuk isi, berserat dsb
 mempelajar struktur realitas dan kategori sesuatu, seperti konsep ada berubah kepada
konsep menjadi, potensial menjadi aktual, jelas dan tersembunyi,
 melukiskan hakikat wujud mutlak, ketergantungan sesuatu kepadanya
 mempelajari hubugan pikiran dengan realitas

Aspek ontologi :Filsafat (Ontologi) :


Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran Yang dipelajari adalah obyek sebenarnya Obyek
sebenarnya : Obyek materi : Seluruh fakta kenyataan, misalnya : manusia, alam, dll Dan Obye k
formal : bidang kajian semua pengetahuan, misalnya : biologi, kedokteran, dll

2. Aspek Aksiologi
Berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti layak/ pantas, makna dan logos yang berarti
studi.

Aksiologi adalah Studi yang menyangkut teori umum tentang nilai atau segala yang bernilai .
Filsafat (Aksiologi) : Adalah untuk mencari kebenaran tentang seluruh fakta / kenyataan.

Kegunaannya :

 Menemukan kebenaran
 Menimbulkan keyakinan
 Menemukan ide

3. Aspek Epistemologi
kta Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Episteme yang berarti pengetahuan/ ilmu
pengetahuan. Dan logos yang berarti teori.

Epistemologi adalah teori pengetahuan yang membahas secara mendalam setiap proses yg
terlibat dalam usaha memperoleh ilmu pengetahuan.

Tujuannya Epistemologi:
-meneliti pengetahuan, kepercayaan, tabiat dan dasar pengalaman
-berisi langkah-langkah dan prosedur yang diambil seorang ilmuan untuk sampai pada
pengetahuan -tentang suatu objek sebagaimana adanya, itulah metode ilmiah
Terima kasih telah membaca artikel tentang Pengertian Aspek Ontologi, Aspek Aksiologi, dan
Aspek Epistemologi

Anda mungkin juga menyukai