Oleh : Abdurrahman
I. Pengantar
A. Kedudukan Filsafat.
1. Apa itu Filsafat?
Dengan pertanyaan ini sebenarnya kita sudah memasuki wilayah
filsafat, karena pertanyaan yang dimulai dengan “apa” merupakan pertanyaan
filsafat. Pertanyaan demikian dijawab dengan penegertian dan pengertian
dirumuskan dengan definisi.
Filsafat itu adalah “Pengetahuan”. Filosof menyusun buah pikirannya,
membentuk sisitem pengetahuan, yang kita sebut sebagai filsafat dari filosof.
Pengetahuan itu ada tiga:
1. Pengetahuan Indera. (Pengetahuan)
2. Pengetahua ilmu. (Ilmu)
3. Pengetahuan filsafat. (Filsafat)
2. Apa itu “Pengetahuan”?
Pengetauan itu adalah apa yang dikenal atau hasil pekerjaan Tahu.
Semua milik atau isi pikiran (jawaban semantik). Ilustrasi antara
Pengetahuan, Ilmu, dan Filsaffat : “Pengetahuan Hujan”.
3. Batasan Pengetahuan:
Antara 3 pengetahuan tersebut di atas bisa dijelaskan batasannya.
1. Pengetahuan indera: lapangannya segala sesuatu yang dapat
disentuh oleh pancaindera secara langsung. Batasanya sampai
kepada sesuatu yang tidak tertangkap oleh pancaindera.
2. Pengetahuan Ilmu : lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti
(riset/eksprimen). Batasannya sampai pada yang tidak atau belum
dapat dilakukan penelitian.
3. Pengetahuan Filsafat : Segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi
(rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi (relative,terbatas).
Batasannya adalah batas alam, namun demikian juga mencoba
memikirkan sesuatu yg diuar alam, yang disebut agama tuhan.
1. Radikal
Berpikir radikal berarti berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak
tanggung-tanggung, sampai kepada konsekwensinya yang terakhir.
Berpikir tidak separu-paruh, tidak berhenti ditengah jalan tetapi terus
sampai keujungnya. Tidak ada yang tabu, tidak ada yang suci, tidak
ada yang terlarang bagi berpikir yang radikal.
2. Sitematik
Berpikir sistematik adalah berpikir logis, yang bergerak dari selangkah
demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang
bertanggung jawab dan saling hubungan yang teratur.
3. Universal
Berpikir universal adalah berpikir yang umum, tidak berpikir khusus,
tidak terbatas pada bagian-bagian tertentu saja tetapi mencakup
keseluruhannya. (berpikir tentang hujan misalnya, bukan berikir tetag
hujan, kemaren, hari ini, tetapi seluruh hujan. Berpikir tentang
manusia misalnya, tidak hanya manusia Indonesia tetapi manusia
semuanya, manusia sebagai makhluk). Berpikir secara khusus ada
dalam lapangan ilmu.