Anda di halaman 1dari 5

PELAJARAN 7

Filsafat Induk Segala Ilmu

Materi Pembelajaran

Filsafat adalah cara berfikir yang menggunakan logika.Dan orangnya


dinamakan Filosof .Filsafat bagi orangnya sangat diagungkan sebagai ilmu
yang berat untuk dikaji, bahkan dipopulerkan sebagai induk segala cabang ilmu
yang ada dan berkembang di masyarakat manusia. Terutama di ranah
masyarakat ilmiah yang berkutat dalam lingkaran pemikiran konseptual.

filsafat yang bermakna


Idealisme
serba cita

Filsafat

filsafat yang bermakna


sebagai faham serba
Naturalisme
benda dari fenomena
pasti alam

Salah satu aliran filsafat idealisme berceloteh terhadap soal yang sederhana
dengan kata-kata demikian: saya tahu, semakin saya tahu, saya tahu bahwa
saya seemakin tidak tahu atau menjadi bodoh. Begitulah untaian kata dalam
kalimat bahasa Filsafat. 

Padahal, kalimat tersebut, bahasa sederhananya adalah demikian : semakin


seseorang itu menguasai satu disiplin ilmu, maka akan menyadari, betapa
masih banyak disiplin ilmu lainnya, yang masih belum dikuasai atau dipahami.
Sederhananya, seperti itu.

Kaum cendekia di ranah ilmiah, pasti tidak menafikan bila sempat


terindoktrinasi, bahwa Filsafat adalah : induknya ilmu. 

Benarkah dan bisakah dibuktikan secara laboratoris empiris berdasarkan


variabel : metodologi, sistematika, analitika dan objektif? 

Secara umum, dunia filsafat adalah berhulu pada warisan pemikiran budaya
Yunani Romawi dengan tokohnya, yakni Thales, Anaximandros, Plato,
Aristoteles, Socrates dan lain-lain. Yang kesemuanya berujung pada dua
aliran/faham besar, yakni : Idealisme dan Naturalisme.Dimana Idealisme
merupakan faham filsafat yang bermakna serba cita, sedangkan Naturalisme
adalah faham filsafat yang bermakna sebagai faham serba benda dari
fenomena pasti alam. 

Dasar pemikiran apakah yang menjustifikasi dan mengagungkan bila filsafat


adalah induk ilmu?

FILSAFAT IDEALISME

Idealisme, mengajarkan bahwa hakikat kehidupan adalah sebuah proses


causalitet verband atas Ide, Subjek dan Objek. Manusia selaku Subjek yang
menentukan, memperlakukan kenyatan alam sebagai Objek yang ditentukan,
menurut Ide. Dimana Ide, adalah hasil pantulan dari Objek kepada Subjek
setelah berproses melalui perenungan, kontemplasi dan intuisi. Jadilah, antara
Ide, Subjek dan Objek : saling meng-Objek, sehingga tidak jelas mana penentu
dan mana yang ditentukan. 

Oleh karenanya, Filsafat Idealisme mengemukakan bahwa hakikat kehidupan


adalah kenyataan bayangan dari Ide. Dan, ilmu menurut Idealisme adalah
pancaran dari ide atau jiwa yang pernah bersemayam di alam ruh.
Mencari ilmu pengetahuan, menurut Idealisme, adalah : terbit kerinduan dari
jiwa yang dulu pernah ada dan bersemayam di alam ruh. 

Begitulah prinsip dasar Idealisme yang mengagungkan gagasan berasal dari


intuisi dan selanjutnya, adalah berkategori anti pembuktian. Dalil Idealisne yang
populer : memperlakukan kenyataan alam sebagai bayangan dari gagasan atau
Ide (Jiwa). Tokoh filsafat Idealisme : Plato yang hidup 427 - 347 SM.

FILSAFAT NATURALISME 

Naturalisme menyatakan bahwa hakikat kehidupan adalah causalitet


verband antara manusia sebagai Subjek dalam memperlakukan alam sebagai
Objek menurut Ide. Dan, Ide itu sendiri diperloleh dari refleksi atau pantulan dari
alam sebagai Objek setelah melalui pengamatan dan penelitian terhadap fakta
kejadian alam semesta. 

Ringkasnya, Subjek mengamati Objek yang selanjutnya Objek nemantulkan


sesuatu kepada Subjek, dan melahirkan Ide. Ide tersebut dipergunakan oleh
Subjek intuk memperlakukan kenyatan alam sebgai Objek yang ditentukan.

Inilah rumitnya filsafat Naturalisme. Sebab, mungkinkah manusia menjadikan


Ide dalam memperlakukan kenyataan alam sebagai Objek, sementara Ide itu
sendiri dihasilkan dari pantulan Objek atau kenyataan alam...? Maka, benarkah
kenyataan alam ini mampu mengajari manusia sehingga manusia memperoleh
satu prinsip, rumusan, teori, dalil atau Ilmu...? 

Dengan demikian, pertanyaannya : "manakah yang lebih dulu ada, teori atau
konsep tentang pembuatan radio dengan keberadaan radio itu sendiri?" Bila
jawabannya adalah "konsepnya", maka dari mana asal muasal konsep
tersebut, bila radionya baru ada setelah didapatkan konsepnya? Atau, bila
munculnya konsep pembuatan radio adalah pantulan dari adanya radio, maka
bagaimana mungkin konsepnya didapatkan bila radionya belum ada (being)..?!
Dengan demikian, filsafat Naturalisme berkecenderungan anti gagasan dan
lebih mengagungkan fakta pembuktian dengan dalil riset, penelitian dan
sebagainya. Sementara, hasil riset atau penelitianlah yang dijustifikasi sebagai
ilmu, konsep atau teori sebagai pedoman dalam memperlakukan kenyataan
alam sebagai Objek yang ditentukan. 

Manusia pada prinsipnya adalah mahluk informatif. Manusia tak bisa


menciptakan ilmu dan konsep apapun. Apabila manusia mengklaim dirinya
sebagai penemu ilmu atau konsepsi dengan dalil hasil dari riset atau penelitian,
maka teori atau konsep yang didapatkan itu apakah dimungkinkan bila tanpa
ada kenyataan yang dihadapi, sebagaimana yang dikatakan oleh filsafat
Naturalisme? 

Bila riset ataupun penelitian adalah sebuah proses dalam rangka memperoleh
sebuah konsep, teori atau ide, maka berpijak dari apakah yang mendorong
seseorang mau melaksanakan riset/penelitian? Dengan kata lain, dimulai dari
apa..? Apakah bukan karena sebab yang mendahului dan berupa sekelumit
informasi yang diklaim sebagai "inspirasi"...?

Dengan demikian, istilah penemu, penggagas, pencipta sebuah teori ilmu yang


disandangkan kepada seseorang yang kemudian dikenal dengan sebutan
ilmuwan, profesor dan sebagainya, adalah bentuk subjektivitas dan keakuan
manusia sebagai mahluk yang tak menyadari bahwa dirinya adalah mahluk
informatif yang hanya tinggal meneruskan dan nengembangkan informasi yang
sudah ada dan tersedia di alam semesta... 

Akhirnya, dengan mengenal sebuah metodologi yang ecara etimologis berasal


dari kata method dan logos, dimana method(special form of idea) adalah
bentuk khusus dari sebuah gagasan yang berbicara tentang dari mana ilmu itu
dan kemana sasaran ilmu itu, maka dari manakah sebenarnya konsep ilmu
yang objekti ilmiah tersebut ?
Benarkah ilmu itu berasal dari manusia yang prosesnya didapat atas dasar
kontemplasi/intuisi  manusia dalam perenungannya, yang kemudian melahirkan
sebuah ilham yang berlanjut dengan sebuah ide, gagasan, teori ataupun ilmu ?
Ataukah yang demikian itu karena perolehan manusia dari sebuah
riset/penelitian, sehingga melahirkan konsep, teori atau ilmu, sebagai mana
kaum Idealis berujar bahwa ilmu adalah pancaran dari hati atau jiwa yang
sebelumnya bersemayam di alam ruh ? Ataukah pula, bahwa refleksi fenomena
pasti alam terhadap manusia setelah dilakukan riset/peneltian , sebagai mana
kaum naturalis berujar yang kemudian lahirlah ide, gagasan, konsep dan teori
(ilmu).

Anda mungkin juga menyukai