OLEH
2020110087
KELAS : SORE
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2021
BAB I
pengertian filsafat secara bahasa (etimologi). Filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu
bahasa Inggris dan Yunani. Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, sedangkan dalam
bahasa Yunani, filsafat merupakan gabungan dua kata, yaitu philein yang berarti cinta
atau philos yang berarti mencintai, menghormati, menikmati, dan sophia atau sofein yang artinya
Langeveld, dalam bukunya “pengantar pada pemikiran filsafat” menyatakan, bahwa filsafat
adalah suatu perbincangan mengenai segala hal, sarwa sekalian alam secara sistematis sampai ke
akar-akarnya. Apabila dirumuskan kembali, filsafat adalah suatu wacana, atau perbincangan
mengenai segala hal secara sistematis sampai konsekwensi terakhir dengan tujuan menemukan
hakekatnya.
Secara bahasa “filsafat” memiliki arti “cinta akan kebijaksanaan”. Cinta artinya hasrat
yang besar atau yang berkobar-kobar. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran
yang sesungguhnya.Arti kata ini belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata
filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk
memperoleh kearifan itu.Seseorang disebut filosof bila telah mendapat atau meraih
Filsafat adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi,
pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Istilah ini kemungkinan pertama kali diungkapkan
oleh Pythagoras. Tujuan studi filsafat adalah mengantarkan seseorang ke dalam dunia filsafat,
yatu mengetahui apakah filsafat, maksud dan tujuannya. Studi filsafat dimaksudkan untuk
“pendidikan mental”.Tujuan umum filsafat adalah menjadikan manusia yang susila. Orang yang
susila dipandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan sekaligus orang yang bijaksana.Tujuan
khusus filsafat adalah menjadikan manusia yang berilmu. Ahli filsafat dipandang sebagai orang
yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, yang selalu mencari kebenaran dari semua problema
keilmuan.Perbedaan orang yang berfilsafat dengan orang yang tidak berfilsafat terletak pada
kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial,
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian
( konsep ).
Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan
2 . Plato.
menyatakan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang murni
(asli).
3. Aristetoles.
mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, seperti ilmu-ilmu
4. Descartes
filsuf muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan
6. Immanuel Kant
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan
yang didalamnya mencakup empat persoalan, yaitu apa yang dapat diketahui (metafisika), apa
yang seharusnya diketahui ( etika), sampai dimana harapan kita (agama), dan apa yang
7. Hasbullah Bakri
merumuskan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam, semesta alam, dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hekekat ilmu filsafat dapat dicapai oleh akal manusia dan
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia alam bentuk analisa dan abstraksi dengan kritis,
9. Cicero ( (106 – 43 SM )
filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga
Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat
luat. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit
maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya
pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditingkalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat
tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah
yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak
termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Jadi obyek filsafat itu tidak terbatas
Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philos artinya suka, cinta
atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian
secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan. Ada
beberapa definisi filsafat yang telah diklasifikasikan berdasarkan watak dan fungsinya sebagai
berikut:
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
spekulatif).
Filsafat adalah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan
konsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan juga logo sentrisme.
Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari
manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.Filsafat, terutama filsafat Barat
muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai
berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan
tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan ini.
BAB II
Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai macam
hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, Filsafat Ilmu
Pengetahuan berusaha membahas ilmu pengetahuan seba- gai obyeknya secara rasional (kritis,
logis, dan sistematis), menyeluruh dan mendasar. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yaitu
pengetahuan tentang suatu bidang yang di susun secara system menurut metode-metode tertentu
yang dapat digunakan untuk menerangkap gejala-gejala tertentu secara spesifik menurut hakikat
ilmu.
Dalam ensiklopedia indonesia ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan . suatu system
dari berbagai ilmu pengetahuann yang masing- masing mengenai suatau lapangan pengalaman
tertentu. Sehingga menjadi kesatuan, suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing-
masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan – pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan
memakai metode-metode tertentu. Dalam pengertian filsafat sebagai ilmu mengandung empat
menanyakan sifat-2 yang ditangkap oleh indra. Jawaban yang diperolehnya bersifat deskriptif
apa yang terjadi dimasa lampau, sekarang dan akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga
jenis pengetahuan, yaitu : (1) pengetahuan yang timbul dari hal yang selalu berulang (kebiasaan),
yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa
yang akan terjadi. pengetahuan yang timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat
yang berlaku dalam masyarakat. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum, pengetahuan yang
timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan
pegangan.Pertanyaaan apakah yang menanyakan tentang hakekat atau inti mutlak dari suatu hal.
Hakekat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat empiris sehingga hanya dapat
dimengerti oleh akal. Jawaban yang diperolah akan dapat mengetahui hal-hal yang sifatnya
abstraksi, yaitu suatu perbuatan akal untuk menghilangkan keadaan, sifat-2 yang secara
kebetulan, sehingga akhirnya tinggal sifat yang harus ada(mutlak) yaitu substansi.
Filsafat sebagai pandangan hidup artinya Filsafat pada hakekatnya bersumber pada
kodrat pribadi manusia. Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia
secara total dan sentral sesuai dengan hakekat manusia sebagai makhluk monodualisme. Manusia
secara total (menyeluruh) dan sentral didalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan
untuk berbuat baik-buruk melahirkan filsafat tingkah laku (etika) Manusia sebagai makhluk yang
hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena
itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan
hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,
pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang
singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga basil
pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga
diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan,
Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral di dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber
filsafat ketuhanan.
e. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan filsafat
sosial.
(logika).
g. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat
(aksiologi).
j. Manusia dengan dan sebagai warga negara ini dapat melahirkan filsafat negara.
filsafat agama.
yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga
Pandangan hidupnya itu akan tercermin dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup
tersebut akan muncul apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara total.
sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak
begitu mendalam. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan,
dan mengkoordinasikannya.
C. HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN
Hubungan Etika dan Ilmu Pada Zaman Yunani dulu, Aristoteles manyatakan bahwa ilmu
tak mengabdi pada pihak lain, melainkan ilmu digeluti hanya untuk ilmu itu sendiri.Sejak abad
17 ilmu giat dikembangkan bukan sekedar tujuan bagi dirinya sendiri melainkan suatu sarana
untuk mencapai sesuatu. Dengan demikian secara implisit sesungguhnya pengembangan ilmu
tidak lepas dari etika dan bahkan politik.Nilai ilmu terletak pada penerapannya karena ilmu
mengabdi masyarakat. Salah satu ciri ilmu adalah kebenaran, bahkan kebenaran itu merupakan
inti etika ilmu, maka menurut pandangan faham pragmatis kebenaran tersebut ditentukan oleh
derajat penerapan praktis dari ilmu.Tingkat kelengketan antara ilmu dan etika didasarkan pada
anggapan bahwa ilmu bukan tujuan, melainkan sarana. Sebagai sarana, maka ilmu mau tidak
mau harus berimpit dengan etika bagi pelayanan sesama manusia bahkan tanggung jawab secara
agama.Karenanya etika akan menentukan corak perkembangan ilmu karena ilmu didudukkan
sebagai sarana. Sedang sifat ilmu yang netral maka ilmu “tidak” menentukan etika. Dengan
demikian batas perkembangan ilmu sangat dipengaruhi oleh etika yang berlaku.
menunjukkan sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-sebab, tetapi
yang tak begitu mendalam. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus,
proses-proses tertentu yang terdiri dari beberapa pengetahuan dan disimpulkan menjadi
ilmu dengan ilmu pengetahuan. Padahal sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya.
Filsafat berbicara tentang ilmu, begitulah Kattsof mengutarakan jalinan filsafat dengan
ilmu. Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusaha untuk berbicara mengenai ilmu dan bukannya
di dalamnya ilmu. Sementara itu Saifullah memberikan kesimpulan umum bahwa pada dasarnya
filsafat tiada lain adalah hasil pemikiran manusia, hasil spekulasi manusia betapa pun
tidak sempurnanya daya kemampuan pikiran manusia. Antara filsafat dan ilmu memiliki
persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan pikiran manusia, yaitu
berpikir filosofis, spekulatif, dan empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk
filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Karenanya,
Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu kesatuan,
kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada upaya untuk
bukan untuk mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan keduanya
Harold H. Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan ringkas
mengenai hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan sekaligus perbedaan
antara ilmu dan filsafat, di samping di kalangan ilmuwan sendiri terdapat perbedaan pandangan
dalam hal sifat dan keterbatasan ilmu, demikian juga di kalangan filsuf
terdapat perbedaan pandangan dalam memberikan makna dan tugas filsafat. Adapun persamaan
(lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya
menggunakan berpikir reflektif dalam upaya menghadapi atau memahami fakta-fakta dunia
dan kehidupan,terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis,
berpikiran terbuka serta sangat konsen pada kebenaran, di samping perhatiannya pada
Filsafat India mengacu pada tradisi filsafat kuno di Subbenua India. Aliran-aliran filsafat
utama diklasifikasikan dalam ortodoks atau heterodoks āstika atau nāstika tergantung pada satu
dari tiga kriteria pilihan: aliran itu percaya pada Weda sebagai sumber pengetahuan yang valid
atau tidak; aliran itu percaya pada premis Brahman dan Atman atau tidak; dan aliran itu percaya
Suatu metode klasifikasi membagi enam aliran utama filsafat Hindu India ortodoks,
yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa, dan Wedanta, dan lima
aliran Sramana utama, yaitu Jainisme, Buddhisme, Ājīvika, Ajñana, dan Carwaka. Metode
klasifikasi lainnya: misalnya Vidyaranya mengidentifikasikan enam belas aliran filsafat India
Aliran-aliran utama filsafat India diformalkan terutama antara tahun 1000 SM hingga
awal abad-abad Era Umum. Persaingan dan integrasi di antara berbagai aliran meningkat dalam
tahun-tahun pembentukan mereka, khususnya antara tahun 800 SM dan 200 M. Beberapa aliran
bertahan, seperti Jainisme, Buddhisme, Yoga, Śaiwa, dan Wedanta, tapi lainnya tidak, seperti
masyarakat.
Idealis.
filsafat islam.
Filsafat Islam juga sering disebut filsafat Arab dan filsafat Muslim merupakan suatu
kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran,
dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau peradaban umat Muslim dan
Merujuk pada periodisasi yang dicetuskan Harun Nasution, perkembangan kajian filsafat
Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan,dan periode
modern. Periode klasik dari filsafat Islam diperhitungkan sejak wafatnya Nabi
Muhammad hingga pertengahan abad ke 13, yaitu antara 650-1250 M. Periode selanjutnya
disebut periode pertengahan yakni antara kurun tahun 1250-1800 M. Periode terakhir yaitu
periode modern atau kontemporer berlangsung sejak kurun tahun 1800an hingga saat ini.
filsafat barat.
pemikiran filsafat dalam dunia Barat atau Occidental. Pada umumnya filsafat terdiri dari dua
garis besar, yaitu Filsafat Barat dan Filsafat Timur. Filsafat Barat berbeda dengan Filsafat Timur
atau Oriental. Permulaan dari sebutan Filsafat Barat ini dari keinginan untuk mengarah kepada
pemikiran atau falsafah peradaban Barat. Masa awalnya dimulai dengan filsafat
Yunani di Yunani Kuno. Pada masa ini sebagian besar Bumi sudah dicakup, termasuk Amerika
Utara dan Australia. Penentuan wilayah yang menjadi bagian dalam menentukan aliran mana
sebuah pemikiran atau falsafah itu lahir menimbulkan perdebatan. Perdebatan terjadi untuk
menentukan wilayah seperti Afrika Utara, sebagian besar Timur Tengah, Rusia, dan lainnya.
Kata filsafat dalam bahasa Indonesia, filosofi dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa
Yunani kuno, yaitu: philosophia (φιλοσοφία), yang secara literal bermakna, "kecintaan kepada
perkataan" (philein = "mencintai" + sophia = kata mutiara, dalam arti pengetahuan). Dalam arti
kontemporer, Filosofi Barat merujuk pada dua tradisi utama filsafat kontemporer: filsafat
DAN BARAT
Perbedaan yang sangat mendasar filsafat timur (India) dengan filsafat barat, yaitu tentang
pemikiran mereka yang mana filsafat barat mengadopsi akal dan rasional sebagai satu-satunya
kebenaran yang memberikan perubahan pada peradabannya, dan filsafat India mengadopsi
pemikirannya dari kepercayaan terhadap dewa mereka yang dapat membuat ketenangan dan
kedamaian, saling memaafkan, saling tolong-menolong, saling menjaga alam semesta ini agar
tidak rusak. Filsafat Cina (Tiongkok) adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya
menjadi salah satu filsafat dasar dari 3 filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan
filsafat dunia. Filsafat dasar lainnya adalah Filsafat India dan Filsafat Barat. Masing-
masing filsafat tentunya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang dari masa ke
masa.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa filsafat lahir dari Yunani, namun ada juga
yang mengatakan bahwa filsafat dimulai dari Islam. Dan ada lagi yang berpendapat bahwa asal
mula filsafat adalah gabungan dari keduanya. Filsafat barat adalah hasil pemikiran radikal oleh
para filosof barat sejak abad pertengahan sampai abad modern. Sedangkan
filsafat islam adalah berpikir bebas, radikal dan berada pada taraf makna yang
Perjalanan filsafat barat dimulai dari masa Yunani kuno, yang terfokus pada pemikiran
asal kejadian alam secara rasional. Segala sesuatu harus berdasarkan logika. Kemudian masa
abad pertengahan filsafat berubah arah menjadi bersifat teosentrik, segala kebenaran ukurannya
adalah ketaatan pada gereja. Maka mereka banyak yang berasal dari kalangan pendeta
(agamawan). Dan pada perjalanan berikutnya para pedeta dogmatis tersebut ditinggal oleh para
ilmuwan yang kemudian beralih pada pemikiran yang bercorak bebas, radiFilsafat islam segala
bentuk pemikiran ilmuwan muslim yang mendalam secara teoritis maupun empiris, bersifat
universal yang berlandaskan wahyu. Filsafat islam merupakan pengembangan filsafat plato
dan Aristoteles yang telah dilandasi dengan ajaran islam dan memadukan akal, dan rasional yang
realis.
BAB IV
SISTIMATIKA FILSAFAT
AXIOLOGIS
berasal dari dua kata yaitu kata filsafat dan kata pendidikan. Filsafat sendiri brasal dari bahasa
yunani “Philos” yang memiliki arti kecintaan dan “sophia yang memiliki arti kebijaksanaan. Jika
diterjemahkan dari dua kata ini, maka filsafat dapat diartikan sebagai kecintaan akan
kebijaksanaan.
Jika diartikan secara lengkap maka filsafat dapat diartikan sebagai kajian mendalam yang
dilakukan terhadap ilmu pengetahuan didasarkan atas kecintaan seseorang terhadap ilmu
pengetahuan tersebut.
Secara istilah yaitu ilmu atau sesuatu yang benar ada atau
suatu pengetahuan.
sedangkan
Menurut Langeveld, secara garis besarnya filsafat terdiri atas tiga hal utama, yaitu :
Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada. hal ini berbeda dengan
Aksiologi yang kita kenal dalam dua jenis, yaitu etika dan estetika.
Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian yaitu;
epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita memperoleh
pengetahuan,
ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang
BAB V
FILSAFAT YUNANI MASA PRA SOKATES ,SOPHIS DAN SOKRATES
Filsafat Pra Socrates Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha
menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung
menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani.
Menurut Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan di Yunani sebelumnya tidak
pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan
Mesir, Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir
bangsa Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan.
Pada masa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa
agama masih kelihatan memainkan peran. Hal ini terjadi pada tahap permulaan, yaitu pada masa
Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni
bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani. Demikian
juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional. Ordonya yang mengharamkan makan biji
kacang menunjukkan bahwa ia masih dipengaruhi mitos. Secara umum dapat dikatakan,
para filosof pra-Socrates berusaha membebaskan diri dari belenggu mitos dan agama asalnya.
Mereka mampu melebur nilai-nilai agama dan moral tradisional tanpa menggantikannya dengan
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng
atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala
sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikiran atau ahli filsafat yang disebut orang bijak
yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya
menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama.Pemikiran filusuf inilah
yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebablan
akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh
akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang
menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surga, mite
ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa
pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang
menggunakan akal).
Dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol,
dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang
pertama hidup dimiletos kira-kira pada abad ke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran
mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari
atau zaman.
Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang
menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat
teresbut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan
soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka,
pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat majuu, rasioanl dan radikal.
Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang
Ciri-ciri Filsafat Pra Socrates adalah rasional meta fisik, dimana pemikiran yang diikuti
dengan kepercayaan kepada hal-hal gaib, seperti memberikan sesajian kepada Dewa Matahari.
Masyarakat berpikir bahwa bumi yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah ini ada
yang menciptakannya, tapi mereka belum tahu siapa yang menciptakannya. Jadi, masyarakat
beranggapan bahwa yang memberi kesuburan adalah pohon besar. Filsafat Pra Socrates
mencapai puncaknya pada orang-orang sophis untuk melihat rasionalisme sofis Filsafat adalah
studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan
dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk
itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Tema-tema filsafat
“pengenalan”, “Allah”, “dunia”. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika.
Untuk studi filsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan
sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat
menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat,
yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan
menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain
Ciri-ciri Filsafat Pra Socrates adalah rasional meta fisik, dimana pemikiran yang diikuti
dengan kepercayaan kepada hal-hal gaib, seperti memberikan sesajian kepada Dewa Matahari.
Jadi membahas filsafat alam sebagai sikap demitologi, berarti dapat di simpulkan membahas
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng
yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu baik di dunia
maupun manusia, para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik di dunia maupun
manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng tersebut,
dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam
Filsafat Pra Socrates dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli
pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli
filsafat tersebut, atau objek pemikirannya adalah alam semesta. Tujuan filosofi mereka dalam
memikirkan soal alam besar darimana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi
mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan
radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa
yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang di lain
pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena objek yang
mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah
kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang
dapat diamati.
Thales
Filsuf alam pertama adalah Thales, yang hidup pada abad ke-6 SM. Dikalangan
orang-orang Yunani pada waktu itu, ia dikenal sebagai salah seorang hoi liepta soplioi,
yaitu tujuh orang yang bijaksana, atau The Seven Men atau al-Hukania' as-Sab'ah.
seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia menemukan ilmu ukur dari
Mesir dan membawanya ke Yunani. Diceritakan pula dia memiliki ilmu tentang cara
mengukur tinggi piramid-piramid dari bayangannya, cara mengukur kapal di laut dari
sebuah pantai, ia juga mempunyai teori tentang banjir tahunan sungai Nil di Mesir.
Bahkan, ia juga berhasil meramal terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 mei tahun
585 SM. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika. Berbagai
penemuan Thales mengiring cara berfikir manusia dari mitos-mitos kepada alam nyata
yang empirik.
Sumber pertama ajaran Thales diungkapkan oleh Aristoteles, sebagaimana dalam
pertama yang memikirkan tentang asal muasal terjadinya alam semesta ini. Menurut
Thales, asal muasal alam ini adalah air. Air adalah pusat dan sumber dari yang ada atau
pokok dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air.
bakteri-bakteri hidup dan berkembang di tempat yang lembap, bakteri makan sesuatu
yang lembap dan kelembapan bersumber dari air. Dari air itu terjadilah tumbuh-
Anaximandros.
belas tahun lebih muda daripada Thales, tetapi meninggal dunia dua tahun lebih
berikut:Suatu kenyataan bahwa udara itu terdapat dimana-mana. Dunia ini diliputi oleh
udara, tidak ad satu ruangan pun yang tidak terdapat udaradidalamnya. Oleh karena itu,
keistimewaan dari udara ialah ia senantiasa bergerak. Oleh karena itu, udara memegang
peranan yang penting dalam berbagai rencana kejadian dan perubahan dalam alam ini.
Empedocles
sekaligus sosok yg mengaku sebagai dewa. Sebab ia konon adalah sosok paduan antara
filsuf, nabi, ilmuan, dan dukun yang ada pada sosok pytagoras. Hasil karyanya di
atas hukum penggabungan trsebut : yang sama mengenal yag sama. Karena anasir tanah
yang ada pada manusia itulah maka manusia mengenal tanah, dan karena anasir ia
mengenal air. Sedangkan dalam bukunya yang kedua, tentang penyucian, empedocles
mengajarkan tentang perpindahan jiwa, dan caranya membebaskan diri dari penjara
Parmenides
Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan
perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heracleitos, yaitu bahwa realitas adalah
gerak dan perubahan. Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah
masalah muncul. Bentuk ekstrem penyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah
akal manusia.
Pythagoras
tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga
Tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia
akan kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah habis dicuci
dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan buat akhirat. Pythagoras juga disebut
sebagai ahli pikir, terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah
pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia
kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat
sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari
unsur angka.
Democritos
yang keliru, dan pengetahuan budi yang benar. Ada dua jenis pengetahuan, katanya
pengetahuan yang sebenarnya dan yang tidak sebenarnya. Adapun yang tidak sebenarnya
Kaum sofisme
Sofisme berasal dari kata "softs" yang berarti cerdik, pandai,. Namun, kemudian
berkembang artinya menjadi bersilat lidah. Sebab, kaum sofis menyampaikan filsafatnya
berdebat dan berpidato. Kepandaian itu untuk mempertahankan apa yang dianggap benar.
Dengan ajaran demikian, sofisme tergolong aliran relativisme. Ajaran sofisme juga
memiliki pengaruh positif waktu itu, yaitu melahirkan banyak orang terampil berpidato.
Disamping itu, akal manusia dihargai. Akan tetapi, segi negatifnya, ajaran ini menjadikan
orang tidak bertanggung jawab atas ucapan-ucapannya, sebab apa yang dikatakan hari ini
untuk sesuatu, bisa saja untuk hari besoknya berlainan dengan dalih bahwa kebenaran
hanyalah berlaku sementara. Para filosof sofisme diantaranya adalah pythagoras lahir
Menurut pemikiran filsafatnya, orang adalah ukuran segala sesuatu tentang tidak
adanya yang tidak ada.Hippias adalah seorang tokoh lain dari filosof sofisme. Ia adalah
seorang sofis yang terkemuka dan luas pengalamannya, sering mengadakan perjalanan
dan senang memberikan pidato-pidato di Olimpia. Dia adalah seorang sofis murni yang
yunani: Filsafat Yunani Kuno muncul pada abad ke 6 SM berlangsung hingga pada
Zaman Klasik atau pada Periode Helenistik. Berbagai disiplin ilmu yang
termasuk filsafat politik, etika, metafisika, ontologi, logika, biologi, retorika, dan estetika
menjadi pembahasan di masa Yunani Kuno. Masa sophis: Pada pertengahan abad ke-5
sebelum masehi, timbul aliran filsafat baru yang di namai orangnya sebagai seorang
Sophisme atau juga Sophistik. Sophisme berpendapat bahwa kebenaran itu relatif adanya.
“Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu”, kata seorang Sophis Protagoras (sekitar
485–410 SM).
C.MASA SOPHIS DAN MASA SOKARTE (masa peralihan dari filsafat alam ke filsafat
manusia)
Kaum sophis dan sokarte filsafat yunai dalam paruh abad ke-5 SM. Zaman ini meliputi
baik aliran yang di sebut Sofistik maupun filsafat Sokrates. Filsafat sokrates sebagian dapat
dimengerti sebagai reaksi serta kritik atas pendapat-pendapat kaum sofis.bukan saja mereka
hidup dalam zaman yang sama, melainkan juga mereka membarui filsafat dengan cara yang
sama. Filsuf dan sastrawan Roma yang bernama Cicero akan mengatakan bahwa Sokrates telah
memindahkan filsafat dari langit ke atas bumi. Maksudnya bahwa filsafat prascoratik, telah
memandang alam semesta dengan rupa-rupa cara, sedangkan Socrates mencari objek
penyelidikannya dibumi ini, yakni manusia. Tetapi hal yang sama dapat dikatakan juga tentang
kaum sofis.
Dalam zaman ini manusia menjadi objek pertama dan utama untuk penyelidikan filsafat.
1. Kaum Sofis
Nama “Sofis” (sophistes) tidak dipergunakan sebelum abad ke-5. Arti yang tertua adalah
“seorang yang bijaksana” atau “seorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu”. Agak
cepat kata ini dipakai dalam arti “sarjana” atau “cendekiawan”. Herodotos memakai
nama sophistes untuk Pythagoras. Pengarang Yunani yang bernama Androtion (abad ke-4 SM)
mempergunakan nama ini untuk menunjukkan “ketujuh orang bijaksana” dari abad ke-6 dan
Sokrates. Lysias, ahli pidato Yunani yang hidup sekitar permulaan abad ke-4 memakai nama ini
untuk Plato. Tetapi dalam abad ke-4 nama philosophos menjadi nama yang biasanya dipakai
dalam arti “sarjana” atau “cendikiawan”, sedangkan nama sophistes khusus dipakai untuk guru-
guru yang berkeliling dari kotake kota dan memainkan peranan penting dalam masyarakat
Yunani sekitar paruh kedua abad ke-5. Di sini kita juga mempergunakan kata “Sofis” dalam arti
terakhir ini.
Pada kemudian hari nama “Sofis” tentu tidak harum. Akibatnya masih terlihat dalam
bahasa-bahasa modern. Dalam bahasa Inggris misalnya kata “sophist” menunjukkan seseorang
yang menipu orang lain dengan mempergunakan argumentasi-argumentasi yang tidak sah. Cara
berargumentasi yang dibuat dengan maksud itu dalam bahasa Inggris disebut “sophism” atau
“sophistery”. Terutama Sokrates, Plato, dan Aristoteles dengan kritiknya pada kaum Sofis
menyebabkan nama “Sofis” berbau jelek. Salah satu tuduhan adalah bahwapara Sofis meminta
uang untuk pengajaran yang mereka berikan. Dalam dialog Protagoras, Plato mengatakan bahwa
para Sofis merupakan “pemilik warung yang menjual barang rohani” (313 c). Dan Aristoteles
mengarang buku yang berjudul Sophistikoi elenchoi (cara-cara berargumentasi kaum Sofis);
maksudnya, cara berargumentasi yang tidak sah. Demikian para Sofis memperoleh nama jelek,
hal mana masih dapat dirasakan sampai pada hari ini, sebagaimana nyata dengan contoh-contoh
2. Sokrates
Socrates adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling
penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi
pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, plato dan aristoteles.
Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar
Aristoteles. Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang
pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama
Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya
alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat. Dia
melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib
yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada
orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan
kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak
oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah
kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan.
Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan
caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan
mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang
yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal
melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut
berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu
bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah
tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
BAB VI
a. Filsafat scolatik.
agama. Karena skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan
yang religius. Filsafat Skolastik Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal
dari kata school, yang berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti
kurang lebih sama yaitu ajaran atau sekolahan. Jadi, skolastik berarti aliran atau
kemandegan karena kerusuhan dan kesulitan politik pada abad VI dan VII yang
dialami oleh bangsa romawi. Karena itulah kekaisaran romawi menjadi runtuh
ketentraman itu mulai kembali. Pada saat itu ajaran gereja mulai tersebar luas di
b. Filsafat Kristen.
c. Filsafat Hindu
Sejarah panjang dari kebudayaan bangsa Arya di wilayah anakbenua India pada
masa peradaban Veda, diikuti oleh perkembangan filsafat dan agama dalam
Hindu adalah tradisi filosofi terpanjang dari sekitar 700 SM , adalah periode
Filsafat Islam juga sering disebut filsafat Arab dan filsafat Muslim merupakan suatu
kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran,
dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau peradaban umat Muslim dan
berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam. Filsafat Islam juga sering disebut filsafat
Arab dan filsafat Muslim merupakan suatu kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta,
etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran, dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia
Islam atau peradaban umat Muslim dan berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam. Dalam Islam,
terdapat dua istilah yang erat kaitannya dengan pengertian filsafat— falsafa (secara harfiah
"filsafat") yang merujuk pada kajian filosofi, ilmu pengetahuan alam dan logika,
dan Kalam (secara harfiah berarti "berbicara") yang merujuk pada kajian teologi keagamaan.
Merujuk pada periodisasi yang dicetuskan Harun Nasution, perkembangan kajian filsafat
Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan,dan periode
modern. Periode klasik dari filsafat Islam diperhitungkan sejak wafatnya Nabi
Muhammad hingga pertengahan abad ke 13, yaitu antara 650-1250 M. Periode selanjutnya
disebut periode pertengahan yakni antara kurun tahun 1250-1800 M. Periode terakhir yaitu
periode modern atau kontemporer berlangsung sejak kurun tahun 1800an hingga saat ini.
Aktifitas yang berhubungan dengan kajian filsafat Islam kemudian mulai berkurang
pascakematian Ibnu Rusyd pada abad ke-12 M. Terdapat banyak pendapat yang menganggap Al-
Ghazali sebagai sosok utama dibalik kemunduran kajian filsafat Islam. Gagasan-gagasan Al-
Ghazali yang diterbitkan dalam bukunya Tahafut al-Falasifa dipandang sebagai pelopor lahirnya
kalangan Islam konservatif yang menolak kajian filsafat dalam Islam. Buku ini memuat kritik
terhadap kajian filsafat yang ditawarkan oleh filsuf seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi yang
dianggap mulai menjauhi nilai-nilai keislaman. Namun, pandangan ini kemudian menjadi
perdebatan dikarenakan Al-Ghazali juga dikenal secara luas oleh pemikir-pemikir Islam sebagai
bahwasannya, kaum fundamentalis adalah "kaum yang beriman lewat contekan, yang menerima
kebohongan tanpa verifikasi". Ketertarikan dalam kajian filsafat Islam dapat dikatakan mulai
hidup kembali saat berlangsungnya pergerakan Al-Nahda pada akhir abad ke-19 di Timur
Tengah yang kemudian berlanjut hingga kini. Beberapa tokoh yang dianggap berpengaruh dalam
kajian filsafat Islam kontemporer diantaranya Muhammad Iqbal, Fazlur Rahman, Syed
Karakteristik filsafat:
Hindu: Memuliakan Trimurti yakni Dewa Brahma, Wisnu dan Dewa Siwa.
Mengenal sistem Kasta, yakni Kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Kasta Sudra.
Mengenal Reinkarnasi
BAB VII
AUFKLARUNG
Filsafat zaman modern yang kelahirannya didahului oleh suatu periode yang disebut dengan
“Renaissance” dan dimatangkan oleh “gerakan” Aufklaerung di abad ke-18 itu, didalamnya
mengandung dua hal yang sangat penting. Pertama, semakin berkurangnya kekuasaan Gereja,
kedua, semakin bertambahnya kekuasaan ilmu pengetahuan. Pengaruh dari gerakan Renaissance
dan Aufklaerung itu telah menyebabkan peradaban dan kebudayaan zaman modern berkembang
dengan pesat dan semakin bebas dari pengaruh otoritas dogma-dogma Gereja. Terbebasnya
manusia barat dari otoritas Gereja dampak semakin dipercepatnya perkembangan filsafat dan
ilmu pengetahuan. Sebab pada zaman Renaissance dan Aufklaerung perkembangan filsafat dan
ilmu pengetahuan tidak lagi didasarkan pada otoritas dogma-dogma Gereja, melainkan
didasarkan atas kesesuaiannya dengan akal. Sejak itu kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan
didasarkan atas kepercayaan dan kepastian intelektual (sikap ilmiah) yang kebenarannya dapat
dibuktikan berdasarkan metode, perkiraan, dan pemikiran yang dapat diuji. Kebenaran yang
dihasilkan tidak bersifat tetap, tetapi dapat berubah dan dikoreksi sepanjang waktu. Kebenaran
merupakan “ a never ending process”, bukan sesuatu yang berhenti, selesai dalam kebekuan
Pada umumnya, para sejarawan sepakat bahwa zaman modern lahir sekitar tahun 1500-an
di Eropa. Peralihan zaman ini ditandai dengan semangat anti Abad Pertengahan yang cenderung
mengekang kebebasan berpikir. Sesuai dengan istilah “modern” yang memiliki arti baru,
sekarang, atau saat ini, filsafat modern merupakan sebuah pemikiran yang menganalis tentang
kekinian, sekarang, subjektivitas, kritik, hal yang baru, kemajuan, dan apa yang harus dilakukan
pada saat ini. Semangat kekinian ini tumbuh sebagai perlawanan terhadap cara berpikir
Filsafat Abad Modern memiliki corak yang berbeda dengan periode filsafat Abad Pertengahan.
Perbedaan itu terletak terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada
Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya,
maka pada zaman modern otoritas kekuasaan itu terletak kemampuan akal manusia itu sendiri.
Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan
yang ada pada dirinya sendiri. Kekuatan yang mengikat itu ialah Agama dengan Gerejanya, serta
Sedangkan Renaissance Tulisan ini memuat sejarah munculnya gerakan renaissance dan
humanisme di Eropa selepas berakhirya abad kegelapan. Renaissance dan humanisme dianggap
sebagai latar belakang lahirnya filsafat modern. Melalui gerakan pemikiran ini seluruh
kebudayaan Barat seolah dibangunkan dari tidur nyenyak abad pertengahan. Manusia mulai
mempelajari hakikat diri dan alam semesta sebagai pusat kenyataan. Pada periode yang berkisar
antara abad 14 dan 16 ini, manusia menganggap dirinya tidak lagi sebagai Victor Mundi (orang
yang berziarah didunia ini), melainkan sebagai Faber Mundi (orang yang menciptakan
dunianya). Tiga faktor yang mempercepat perkembangan baru Pada masa renaissance adalah tiga
penemuan : mesiu, seni cetak dan kompas. Mesiu berarti runtuhnya kekuasaan feudal dimana
senjata dapat dimiliki oleh kaum proletar. Seni cetak berarti pengetahuan tidak lagi milik ekslusif
suatu elite, melainkan terbuka untuk semua orang. Renaissance dan humanisme dianggap
sebagai latar belakang lahirnya filsafat modern. Melalui gerakan pemikiran ini seluruh
MASA AFUKLARUNG
Zaman Aufklarung ini dikenal dengan “zaman pencerahan” atau “zaman fajar budi”,
(dalam bahasa inggris “Enlightenment” dan dalam bahasa jerman “Aufklarung”). Aufklarung
merupakan kelanjutan dari renaissance, kalau renaissance dipandang sebagai peremajaan pikiran,
maka aufklarung menjadi masa pendewasaannya. Dalam zaman ini juga banyak muncul tokoh-
tokoh filsuf, seperti di Inggris: J. Locke (1632-1704), G.Berkeley (1684-1753) dan D. Hume
mengarah kepada realisme yang naïf, yang mengakui kebenaran objektif atas dasar pengalaman
yang tanpa penelitian lebih lanjut. Tetapi kenyataan ini berubah ketika filsuf Jerman, Immanuel
Kant (1724-1804), muncul yang mencoba menciptakan suatu sintesis dari rasionalisme dan
mulai membentuknya menjadi semacam paradigma yang diakui dan diterima oleh sebuah
kelompok. Paradigma yang diakui inilah kemudian muncul dan menjadi semacam sekte atau
aliran-aliran dalam perkembangan filsafat Barat, seperti yang akan diuraikan berikut ini.
Rasionalisme
membawa ciri khas yang berbeda. Ini terlihat melalui dua aliran besar yang menjadi titik
tolak munculnya berbagai macam aliran lain dalam perkembangan pemikiran filsafat
selanjutnya.
Empirisme
Doktrin empirisme adalah lawan dari rasonalisme yang menganggap bahwa sumber
bukan akal(rasio).
Kantianisme
Sejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut dominasi
dan mengendalikan jalan hidup manusia. Kadang-kadang akal yang menang, tetapi di
waktu lain iman yang menang mutlak dan keduanya membahayakan hidup manusia.
Sebenarnya yang menguntungkan hidup manusia adalah apabila akal dan iman
besar dalam masalah ini yaitu: Sokrates yang berhasil menghentikan pemikiran sufisme
dan menundukkan akal dan iman pada posisinya. Descrates yang berhasil menghentikan
Idealisme
teisme yang mengajarkan bahwa materi tergantung pada spirit (roh). Argumen yang
Positivisme
Pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang berdiri sendiri. Ia hanya
menempurnakan empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama. Artinya ia
ukurannya.
Pragmatisme
Pragmatisme merupakan aliran yang inti filsafatnya adalah pragmatik dan menentukan
diidentikkan dengan pengalaman dan pembagian pengetahuan ke dalam subjek dan objek
Fenomenologi
Fenomelogi merupakan bentuk mendasar dari ontologi. Hal ini terlihat dari gaya
tentang Dasein, yang mendahului penjelasannya tentang segala yang ada, membawa
Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran pemikiran yang menekankan bahwa sesuatu itu ada.
Berbeda dengan esensi, yang menekankan keapaan sesuatu. Lebih jauh eksistensi adalah
Filsafat rasionalisme adalah dokrin flsafat yang mengatakan bahwa kebenaran haruslah di
tentukan atau di dapatkan melalui pembuktian,logika,dan analisis yang berdasarkan fakta bukan
Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan
ateisme,dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi
diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan.ada perbedaan antara humanisme dan
antheisme.
Kritisisme merupakan bagian dari filsafat modern.secara garis besar kritisisme merupakan
teori yang di hasilkan dari sintesis anttara rasionalisme dan empirisme.aliran ini berpendapat
bahwa kebenaran itu tidak perlu di uji sebab sudah memiliki batas-batas tersendiri.
Idealisme adalah sebuah istilah yang di gunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz
pada awal abad ke-18. ia menerapkan istilah ini pada pemikiran plato seraya memperlawankan
dengan materialism epikuros.istilah idealism sendiri adalah aliran filsafat yang memandang
mental dan idiosional sebagai kunci ke hakikat realitas.