Anda di halaman 1dari 51

RANGKUMAN FILSAFAT

OLEH

FANY MUHAMAD ALI

2020110087

KELAS : SORE

PROGRAM SETUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2021
BAB I

KONSEP UMUM FILSAFAT

A. DEFENISI FILSAFAT, RUANG LINGKUP FILSAFAT

pengertian filsafat secara bahasa (etimologi). Filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu

bahasa Inggris dan Yunani. Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, sedangkan dalam

bahasa Yunani, filsafat merupakan gabungan dua kata, yaitu philein yang berarti cinta

atau philos yang berarti mencintai, menghormati, menikmati, dan sophia atau sofein yang artinya

kehikmatan, kebenaran, kebaikan, kebijaksanaan, atau kejernihan. Secara etimologi, berfilsafat

atau filsafat berarti mencintai, menikmati kebijaksanaan atau kebenaran.

Langeveld, dalam bukunya “pengantar pada pemikiran filsafat” menyatakan, bahwa filsafat

adalah suatu perbincangan mengenai segala hal, sarwa sekalian alam secara sistematis sampai ke

akar-akarnya. Apabila dirumuskan kembali, filsafat adalah suatu wacana, atau perbincangan

mengenai segala hal secara sistematis sampai konsekwensi terakhir dengan tujuan menemukan

hakekatnya.

Secara bahasa “filsafat” memiliki arti “cinta akan kebijaksanaan”. Cinta artinya hasrat

yang besar atau yang berkobar-kobar. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran

yang sesungguhnya.Arti kata ini belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata

filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk

memperoleh kearifan itu.Seseorang disebut filosof bila telah mendapat atau meraih

kebijaksanaan, pengertian ini berlaku di Timur (Tiongkok dan India).

Filsafat adalah kajian masalah mendasar dan umum tentang persoalan seperti eksistensi,

pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Istilah ini kemungkinan pertama kali diungkapkan

oleh Pythagoras. Tujuan studi filsafat adalah mengantarkan seseorang ke dalam dunia filsafat,
yatu mengetahui apakah filsafat, maksud dan tujuannya. Studi filsafat dimaksudkan untuk

“pendidikan mental”.Tujuan umum filsafat adalah menjadikan manusia yang susila. Orang yang

susila dipandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan sekaligus orang yang bijaksana.Tujuan

khusus filsafat adalah menjadikan manusia yang berilmu. Ahli filsafat dipandang sebagai orang

yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, yang selalu mencari kebenaran dari semua problema

keilmuan.Perbedaan orang yang berfilsafat dengan orang yang tidak berfilsafat terletak pada

sikap seseorang terhadap hidupnya.Filsafat mengajarkan tentang kesadaran, kemauan, dan

kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial,

dan makhluk Tuhan untuk diaplikasikan dalam hidup..

Menurut para ahli

1. Harold H. Titus (1979 )

 Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang

biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran

terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi.

 Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan.

 Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian

( konsep ).

 Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan

jawabannya oleh para ahli filsafat.

2 . Plato.
menyatakan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang murni

(asli).

3. Aristetoles.

mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, seperti ilmu-ilmu

metafisika, logika, retorika etika, ekonomi, politik, dan estetika.

4. Descartes

mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan segala ilmu pengetahuan termasuk didalamnya

Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.

5. Al-Farabi (wafat 950 M)

filsuf muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan

tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki halikat yang sebenarnya.

6. Immanuel Kant

filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan

yang didalamnya mencakup empat persoalan, yaitu apa yang dapat diketahui (metafisika), apa

yang seharusnya diketahui ( etika), sampai dimana harapan kita (agama), dan apa yang

dinamakan dengan manusia (antropologi).

7. Hasbullah Bakri

merumuskan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam

mengenai ketuhanan, alam, semesta alam, dan manusia sehingga dapat menghasilkan

pengetahuan tentang bagaimana hekekat ilmu filsafat dapat dicapai oleh akal manusia dan

bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai pengetahuan itu.


8. Kattsof

Filsafat adalah hasil pemikiran manusia alam bentuk analisa dan abstraksi dengan kritis,

rasional, komprehensif , mendalam/mendasar dan menyuluh yang di sampaikan dalaam

bentuk yang sistematis

9. Cicero ( (106 – 43 SM )

filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga

mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ).

Ruang lingkup filsafat:

Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat

luat. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit

maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya

pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditingkalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat

tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah

yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak

termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Jadi obyek filsafat itu tidak terbatas

B. LATAR BELAKANG TIMBULNYA FILSAFAT.

Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philos artinya suka, cinta

atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian

secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan. Ada

beberapa definisi filsafat yang telah diklasifikasikan berdasarkan watak dan fungsinya sebagai

berikut:
 Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam

yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal).

 Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan

sikap yang sangat kita junjung tinggi (arti formal).

 Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Artinya filsafat

berusaha untuk mengombinasikan hasil bermacam-macam sains dan pengalaman

kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam (arti

spekulatif).

 Filsafat adalah analisis logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan

konsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan juga logo sentrisme.

Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung, yang mendapat perhatian dari

manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.Filsafat, terutama filsafat Barat

muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai

berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan

tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan ini.
BAB II

FILSAFAT SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

A. FILSAFAT SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN .

Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai macam

hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, Filsafat Ilmu

Pengetahuan berusaha membahas ilmu pengetahuan seba- gai obyeknya secara rasional (kritis,

logis, dan sistematis), menyeluruh dan mendasar. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yaitu

pengetahuan tentang suatu bidang yang di susun secara system menurut metode-metode tertentu

yang dapat digunakan untuk menerangkap gejala-gejala tertentu secara spesifik menurut hakikat

ilmu.

Dalam ensiklopedia indonesia ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan . suatu system

dari berbagai ilmu pengetahuann yang masing- masing mengenai suatau lapangan pengalaman

tertentu. Sehingga menjadi kesatuan, suatu system dari berbagai pengetahuan yang masing-

masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan – pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan

memakai metode-metode tertentu. Dalam pengertian filsafat sebagai ilmu mengandung empat

pertanyaan ilmiah : bagaimanakah, mengapakah, kemanakah, dan apakah.Pertanyaan bagaimana

menanyakan sifat-2 yang ditangkap oleh indra. Jawaban yang diperolehnya bersifat deskriptif

(penggambaran)Pertanyaan mengapa menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu obyek.

Jawaban yang diperolehnya bersifat kausalitas (sebab-akibat). Pertanyaan kemana menanyakan

apa yang terjadi dimasa lampau, sekarang dan akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga

jenis pengetahuan, yaitu : (1) pengetahuan yang timbul dari hal yang selalu berulang (kebiasaan),
yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa

yang akan terjadi. pengetahuan yang timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat

yang berlaku dalam masyarakat. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum, pengetahuan yang

timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan

pegangan.Pertanyaaan apakah yang menanyakan tentang hakekat atau inti mutlak dari suatu hal.

Hakekat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat empiris sehingga hanya dapat

dimengerti oleh akal. Jawaban yang diperolah akan dapat mengetahui hal-hal yang sifatnya

umum, universal, abstrak.Untuk memperoleh pengetahuan hakekat, haruslah dilakukan dengan

abstraksi, yaitu suatu perbuatan akal untuk menghilangkan keadaan, sifat-2 yang secara

kebetulan, sehingga akhirnya tinggal sifat yang harus ada(mutlak) yaitu substansi.

B. FILSAFAT SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

Filsafat sebagai pandangan hidup artinya Filsafat pada hakekatnya bersumber pada

kodrat pribadi manusia. Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia

secara total dan sentral sesuai dengan hakekat manusia sebagai makhluk monodualisme. Manusia

secara total (menyeluruh) dan sentral didalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan

bermacam-macam filsafat seperti :Manusia dengan unsur raganya melahirkan filsafat

biologi.Manusia dengan unsur rasanya melahirkan filsafat keindahan (estetika).Manusia dengan

unsur monodualismenya melahirkan filsafat antropologi.Manusia dengan unsur kehendaknya

untuk berbuat baik-buruk melahirkan filsafat tingkah laku (etika) Manusia sebagai makhluk yang

berakal melahirkan filsafat berpikir (logika).Manusia dengan segala aspek kehidupannya

melahirkan filsafat nilai (aksiologi).


Filsafat sebagai pandangan hidup (Weltsanchaung) merupakan suatu pandangan

hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga

dipergunakan untuk meEnyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam kehidupan.

Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena

itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan

hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,

pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia

berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.

Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang

singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sebingga basil

pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga

diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan,

pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.

Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral di dalamnya memuat sekaligus sebagai sumber

penjelmaan bermacam-macam filsafat sebagai berikut:

a. Manusia dengan unsur raganya dapat melahirkan filsafat biologi.

b. Manusia dengan unsur rasanyaq dapat melahirkan filsafat keindahan(estetika).

c. Manusiaa dengan unsur monodualismenya (kesatuan jiwa dan raganya) dapat

melahirkan filsafat antropologi.

d. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk Tuhan dapat melahirkan

filsafat ketuhanan.
e. Manusia dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial dapat melahirkan filsafat

sosial.

f. Manusia sebagai makhluk yang berakal dapat melahirkan filsafat berpikir

(logika).

g. Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik dan buruk dapat

melahirkan filsafat tingkah laku (etika).

h. Manusia dengan unsur jiwanya dapat melahirkan filsafat psikologi.

i. Manusia dengan segala aspek kehidupannya dapat melahirkan filsafat nilai

(aksiologi).

j. Manusia dengan dan sebagai warga negara ini dapat melahirkan filsafat negara.

k. Manusia dengan unsur kepercayaannya terhadap supernatural dapat melahirkan

filsafat agama.

Filsafat sebagai pandangan hidup (weltsanschaung) merupakan suatu pandangan hidup

yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari, juga

dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi dalam hidupnya.

Pandangan hidupnya itu akan tercermin dalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup

tersebut akan muncul apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara total.

Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukkan

sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak

begitu mendalam. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus, mempersatukan,

dan mengkoordinasikannya.
C. HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN

Hubungan Etika dan Ilmu Pada Zaman Yunani dulu, Aristoteles manyatakan bahwa ilmu

tak mengabdi pada pihak lain, melainkan ilmu digeluti hanya untuk ilmu itu sendiri.Sejak abad

17 ilmu giat dikembangkan bukan sekedar tujuan bagi dirinya sendiri melainkan suatu sarana

untuk mencapai sesuatu. Dengan demikian secara implisit sesungguhnya pengembangan ilmu

tidak lepas dari etika dan bahkan politik.Nilai ilmu terletak pada penerapannya karena ilmu

mengabdi masyarakat. Salah satu ciri ilmu adalah kebenaran, bahkan kebenaran itu merupakan

inti etika ilmu, maka menurut pandangan faham pragmatis kebenaran tersebut ditentukan oleh

derajat penerapan praktis dari ilmu.Tingkat kelengketan antara ilmu dan etika didasarkan pada

anggapan bahwa ilmu bukan tujuan, melainkan sarana. Sebagai sarana, maka ilmu mau tidak

mau harus berimpit dengan etika bagi pelayanan sesama manusia bahkan tanggung jawab secara

agama.Karenanya etika akan menentukan corak perkembangan ilmu karena ilmu didudukkan

sebagai sarana. Sedang sifat ilmu yang netral maka ilmu “tidak” menentukan etika. Dengan

demikian batas perkembangan ilmu sangat dipengaruhi oleh etika yang berlaku.

Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan

menunjukkan sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-sebab, tetapi

yang tak begitu mendalam. Filsafat memberikan sintesis kepada ilmu-ilmu yang khusus,

mempersatukan, dan mengkoordinasikannya diman saja, sedangkan ilmu harus melalui

proses-proses tertentu yang terdiri dari beberapa pengetahuan dan disimpulkan menjadi

suatu ilmu. Oleh karena itu orang-orang sering menyebut

ilmu dengan ilmu pengetahuan. Padahal sebenarnya ada perbedaan di antara keduanya.

Filsafat berbicara tentang ilmu, begitulah Kattsof mengutarakan jalinan filsafat dengan

ilmu. Bahasa yang dipakai dalam filsafat berusaha untuk berbicara mengenai ilmu dan bukannya
di dalamnya ilmu. Sementara itu Saifullah memberikan kesimpulan umum bahwa pada dasarnya

filsafat tiada lain adalah hasil pemikiran manusia, hasil spekulasi manusia betapa pun

tidak sempurnanya daya kemampuan pikiran manusia. Antara filsafat dan ilmu memiliki

persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan pikiran manusia, yaitu

berpikir filosofis, spekulatif, dan empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk

filsafat menentukan tujuan hidup dan ilmu menentukan sarana untuk hidup. Karenanya,

filsafat inilah kemudian disebut sebagai induknya ilmu pengetahuan.

Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu kesatuan,

namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana dominasi ilmu lebih

kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada upaya untuk

memposisikan keduanya secara tepat sesuai dengan batas wilayahnya masing-masing,

bukan untuk mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan keduanya

dalam konteks lebih memahami khazanah intelektual manusia.

Harold H. Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan ringkas

mengenai hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan sekaligus perbedaan

antara ilmu dan filsafat, di samping di kalangan ilmuwan sendiri terdapat perbedaan pandangan

dalam hal sifat dan keterbatasan ilmu, demikian juga di kalangan filsuf

terdapat perbedaan pandangan dalam memberikan makna dan tugas filsafat. Adapun persamaan

(lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya

menggunakan berpikir reflektif dalam upaya menghadapi atau memahami fakta-fakta dunia

dan kehidupan,terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis,
berpikiran terbuka serta sangat konsen pada kebenaran, di samping perhatiannya pada

pengetahuan yang terorganisir dan sistematis.


BAB III

KARAKTERISTIK FILSAFAT INDIA, CINA, ISLAM DAN BARAT

A. MENGIDENTIFIKASI FILSAFAT INDIA, CIRI-CIRI FILSAFAT INDIA

Filsafat India mengacu pada tradisi filsafat kuno di Subbenua India. Aliran-aliran filsafat

utama diklasifikasikan dalam ortodoks atau heterodoks āstika atau nāstika tergantung pada satu

dari tiga kriteria pilihan: aliran itu percaya pada Weda sebagai sumber pengetahuan yang valid

atau tidak; aliran itu percaya pada premis Brahman dan Atman atau tidak; dan aliran itu percaya

pada kehidupan setelah kematian dan Dewa-Dewa atau tidak.

Suatu metode klasifikasi membagi enam aliran utama filsafat Hindu India ortodoks,

yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa, dan Wedanta, dan lima

aliran Sramana utama, yaitu Jainisme, Buddhisme, Ājīvika, Ajñana, dan Carwaka. Metode

klasifikasi lainnya: misalnya Vidyaranya mengidentifikasikan enam belas aliran filsafat India

dengan menyertakan yang termasuk tradisi Saiwa dan Raseswara.

Aliran-aliran utama filsafat India diformalkan terutama antara tahun 1000 SM hingga

awal abad-abad Era Umum. Persaingan dan integrasi di antara berbagai aliran meningkat dalam

tahun-tahun pembentukan mereka, khususnya antara tahun 800 SM dan 200 M. Beberapa aliran

bertahan, seperti Jainisme, Buddhisme, Yoga, Śaiwa, dan Wedanta, tapi lainnya tidak, seperti

Ajñana, Carwaka, dan Ājīvika.

Adapun ciri-ciri Filsafat India adalah sebagai berikut:


 Motif Spritual, ini mendasari seluruh system filsafat India maupun kehidupan

masyarakat.

 Sikap introspektif dan pendekatan introsfektif terhadap realitas. ...

 Mengakui hubungan erat antara hidup dan filsafat.

 Idealis.

 Memberikan peran sentral terhadap intuisi.

B. MENGIDENTIFIKASI FILSAFAT ISLAM ,BARAT

 filsafat islam.

Filsafat Islam juga sering disebut filsafat Arab dan filsafat Muslim merupakan suatu

kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran,

dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau peradaban umat Muslim dan

berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam.

Merujuk pada periodisasi yang dicetuskan Harun Nasution, perkembangan kajian filsafat

Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan,dan periode

modern. Periode klasik dari filsafat Islam diperhitungkan sejak wafatnya Nabi

Muhammad hingga pertengahan abad ke 13, yaitu antara 650-1250 M. Periode selanjutnya

disebut periode pertengahan yakni antara kurun tahun 1250-1800 M. Periode terakhir yaitu

periode modern atau kontemporer berlangsung sejak kurun tahun 1800an hingga saat ini.

 filsafat barat.

Filsafat Barat adalah sebutan yang digunakan untuk pemikiran-

pemikiran filsafat dalam dunia Barat atau Occidental. Pada umumnya filsafat terdiri dari dua
garis besar, yaitu Filsafat Barat dan Filsafat Timur. Filsafat Barat berbeda dengan Filsafat Timur

atau Oriental. Permulaan dari sebutan Filsafat Barat ini dari keinginan untuk mengarah kepada

pemikiran atau falsafah peradaban Barat. Masa awalnya dimulai dengan filsafat

Yunani di Yunani Kuno. Pada masa ini sebagian besar Bumi sudah dicakup, termasuk Amerika

Utara dan Australia. Penentuan wilayah yang menjadi bagian dalam menentukan aliran mana

sebuah pemikiran atau falsafah itu lahir menimbulkan perdebatan. Perdebatan terjadi untuk

menentukan wilayah seperti Afrika Utara, sebagian besar Timur Tengah, Rusia, dan lainnya.

Kata filsafat dalam bahasa Indonesia, filosofi dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa

Yunani kuno, yaitu: philosophia (φιλοσοφία), yang secara literal bermakna, "kecintaan kepada

perkataan" (philein = "mencintai" + sophia = kata mutiara, dalam arti pengetahuan). Dalam arti

kontemporer, Filosofi Barat merujuk pada dua tradisi utama filsafat kontemporer: filsafat

analitik dan filsafat kontinental.

C. MEMBEDAKAN KARAKTERISTIK FILSAFAT INDIA, CINA, ISLAM,

DAN BARAT

Perbedaan yang sangat mendasar filsafat timur (India) dengan filsafat barat, yaitu tentang

pemikiran mereka yang mana filsafat barat mengadopsi akal dan rasional sebagai satu-satunya

kebenaran yang memberikan perubahan pada peradabannya, dan filsafat India mengadopsi

pemikirannya dari kepercayaan terhadap dewa mereka yang dapat membuat ketenangan dan

kedamaian, saling memaafkan, saling tolong-menolong, saling menjaga alam semesta ini agar

tidak rusak. Filsafat Cina (Tiongkok) adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya

menjadi salah satu filsafat dasar dari 3 filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan

filsafat dunia. Filsafat dasar lainnya adalah Filsafat India dan Filsafat Barat. Masing-
masing filsafat tentunya sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang dari masa ke

masa.

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa filsafat lahir dari Yunani, namun ada juga

yang mengatakan bahwa filsafat dimulai dari Islam. Dan ada lagi yang berpendapat bahwa asal

mula filsafat adalah gabungan dari keduanya. Filsafat barat adalah hasil pemikiran radikal oleh

para filosof barat sejak abad pertengahan sampai abad modern. Sedangkan

filsafat islam adalah berpikir bebas, radikal dan berada pada taraf makna yang

mempunyai sifat dan karakter yang menyelamatkan dan kedamaian hati.

Perjalanan filsafat barat dimulai dari masa Yunani kuno, yang terfokus pada pemikiran

asal kejadian alam secara rasional. Segala sesuatu harus berdasarkan logika. Kemudian masa

abad pertengahan filsafat berubah arah menjadi bersifat teosentrik, segala kebenaran ukurannya

adalah ketaatan pada gereja. Maka mereka banyak yang berasal dari kalangan pendeta

(agamawan). Dan pada perjalanan berikutnya para pedeta dogmatis tersebut ditinggal oleh para

ilmuwan yang kemudian beralih pada pemikiran yang bercorak bebas, radiFilsafat islam segala

bentuk pemikiran ilmuwan muslim yang mendalam secara teoritis maupun empiris, bersifat

universal yang berlandaskan wahyu. Filsafat islam merupakan pengembangan filsafat plato

dan Aristoteles yang telah dilandasi dengan ajaran islam dan memadukan akal, dan rasional yang

realis.
BAB IV

SISTIMATIKA FILSAFAT

A.SISTIMATIKA FILSAFAT SECARA ONTOLOGIS, EPISTIMIMOLOGIS DAN

AXIOLOGIS

sistematika filsafat pendidikan (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi) . Filsafat pendidikan

berasal dari dua kata yaitu kata filsafat dan kata pendidikan. Filsafat sendiri brasal dari bahasa

yunani “Philos” yang memiliki arti kecintaan dan “sophia yang memiliki arti kebijaksanaan. Jika

diterjemahkan dari dua kata ini, maka filsafat dapat diartikan sebagai kecintaan akan

kebijaksanaan.

Jika diartikan secara lengkap maka filsafat dapat diartikan sebagai kajian mendalam yang

dilakukan terhadap ilmu pengetahuan didasarkan atas kecintaan seseorang terhadap ilmu

pengetahuan tersebut.

1. Filsafat secara ontologis.

Ontologi berasal bahasa Yunani yaitu onto yang artinya

kenyataan yang sesungguhnya, dan logos artinya ilmu atau teori.

Secara istilah yaitu ilmu atau sesuatu yang benar ada atau

sesungguhnya, tidak berbicara tentang suatu hal yang terjadi atau

kemungkinan yang terjadi. Ontologi mencakup banyak

sekali filsafat, mungkin semua filsafat masuk disini, misalnya

Logika, Metafisika, Kosmologi, Teologi, Antropologi, Etika,

Estetika, Filsafat Pendidikan, Filsafat Hukum dan lain-lain.

2. Filsafat secara epistemology.


Epistemologi berasal dari kata epistem yang artinya pengetahuan

dan logos yang artinya ilmu atau teori.

3. Filsafat secara axiologis

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan

tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana

manusia menggunakan ilmu tersebut. Jadi hakikat yang ingin

dicapai aksiologi adalah hakikat manfaat yang terdapat dalam

suatu pengetahuan.

B.MEMBEDAKAN ANTARA ONTOLOGIS,EPISTEMOLOGI, DAN AXSIOLOGI

Pembedaan antara ketiga sistematika ilsafat diatas adalah sebagai berikut:

 Dengan demikian Ontologi adalah ilmu pengetahuan yang

meneliti segala sesuatu yang ada.

 Epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang teori,

sedangkan

 Aksiologi adalah kajian tentang nilai ilmu pengetahuan.

Menurut Langeveld, secara garis besarnya filsafat terdiri atas tiga hal utama, yaitu :

Dalam epistemologi, Oleh sebagian orang, epistemologi disebut filsafat ilmu.

Ontologi mempersoalkan adanya segala sesuatu yang ada. hal ini berbeda dengan

Aksiologi yang kita kenal dalam dua jenis, yaitu etika dan estetika.

Sistematika filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian yaitu;
 epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita memperoleh

pengetahuan,

 ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang

melahirkan pengetahuan dan,

 aksiologi atau teori nilai yang membahas .

BAB V
FILSAFAT YUNANI MASA PRA SOKATES ,SOPHIS DAN SOKRATES

A . FILSAFAT PADA ZAMAN YUNYANI, MASA PRA-SOKRATES,

FILSAFAT PADA ZAMAN YUNANI MASA SOPHIS.

Filsafat Pra Socrates Bangsa Yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha

menggunakan akal untuk berpikir. Kegemaran bangsa Yunani merantau secara tidak langsung

menjadi sebab meluasnya tradisi berpikir bebas yang dimiliki bangsa Yunani.

Menurut Barthelemy, kebebasan berpikir bangsa Yunani disebabkan di Yunani sebelumnya tidak

pernah ada agama yang didasarkan pada kitab suci. Keadaan tersebut jelas berbeda dengan

Mesir, Persia, dan India. Sedangkan Livingstone berpendapat bahwa adanya kebebasan berpikir

bangsa Yunani dikarenakan kebebasan mereka dari agama dan politik secara bersamaan.

Pada masa Yunani kuno, filsafat secara umum sangat dominan, meski harus diakui bahwa

agama masih kelihatan memainkan peran. Hal ini terjadi pada tahap permulaan, yaitu pada masa

Thales (640-545 SM), yang menyatakan bahwa esensi segala sesuatu adalah air, belum murni

bersifat rasional. Argumen Thales masih dipengaruhi kepercayaan pada mitos Yunani. Demikian

juga Phitagoras (572-500 SM) belum murni rasional. Ordonya yang mengharamkan makan biji

kacang menunjukkan bahwa ia masih dipengaruhi mitos. Secara umum dapat dikatakan,

para filosof pra-Socrates berusaha membebaskan diri dari belenggu mitos dan agama asalnya.

Mereka mampu melebur nilai-nilai agama dan moral tradisional tanpa menggantikannya dengan

sesuatu yang substanslia.

Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng

atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala
sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikiran atau ahli filsafat yang disebut orang bijak

yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.

Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya

bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk

menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama.Pemikiran filusuf inilah

yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebablan

akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh

akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang

menakjubkan itu.

Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surga, mite

ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa

pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang

menggunakan akal).

Dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol,

dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang

pertama hidup dimiletos kira-kira pada abad ke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran

mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari

atau zaman.

Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang

menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat

teresbut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan

soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka,

pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat majuu, rasioanl dan radikal.
Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang

dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh.

B . FILSAFAT PADA ZAMAN YUNANI MASA, MASA SOKRATES ,

KARAKTERISTIK FILSAFAT YUNANI PADA PRA-SOKRATES.

Ciri-ciri Filsafat Pra Socrates adalah rasional meta fisik, dimana pemikiran yang diikuti

dengan kepercayaan kepada hal-hal gaib, seperti memberikan sesajian kepada Dewa Matahari.

Masyarakat berpikir bahwa bumi yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah ini ada

yang menciptakannya, tapi mereka belum tahu siapa yang menciptakannya. Jadi, masyarakat

beranggapan bahwa yang memberi kesuburan adalah pohon besar. Filsafat Pra Socrates

mencapai puncaknya pada orang-orang sophis untuk melihat rasionalisme sofis Filsafat adalah

studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan

dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan

percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk

itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Tema-tema filsafat

Yunani seperti “ada”, “menjadi”, “subtansi”, “ruang”, “waktu”, “kebenaran”, “jiwa”,

“pengenalan”, “Allah”, “dunia”. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah

proses dialektika.

Untuk studi filsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan

sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat

menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat,

yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan
menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain

dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

Ciri-ciri Filsafat Pra Socrates adalah rasional meta fisik, dimana pemikiran yang diikuti

dengan kepercayaan kepada hal-hal gaib, seperti memberikan sesajian kepada Dewa Matahari.

Jadi membahas filsafat alam sebagai sikap demitologi, berarti dapat di simpulkan membahas

tentang perkembangan dan tokoh filsafat yunani.

Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng

yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu baik di dunia

maupun manusia, para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari

jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.

Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik di dunia maupun

manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng tersebut,

dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam

semesta yang menakjubkan itu.

Filsafat Pra Socrates dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli

pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli

filsafat tersebut, atau objek pemikirannya adalah alam semesta. Tujuan filosofi mereka dalam

memikirkan soal alam besar darimana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi

mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan

radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa
yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang di lain

pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.

Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena objek yang

mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah

kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa yang

dapat diamati.

Ada beberapa filosof pada masa ini yaitu :

 Thales

Filsuf alam pertama adalah Thales, yang hidup pada abad ke-6 SM. Dikalangan

orang-orang Yunani pada waktu itu, ia dikenal sebagai salah seorang hoi liepta soplioi,

yaitu tujuh orang yang bijaksana, atau The Seven Men atau al-Hukania' as-Sab'ah.

Aristotelesmemberikan gelar kepada Thales sebagai filsuf yang pertama.Thales adalah

seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia menemukan ilmu ukur dari

Mesir dan membawanya ke Yunani. Diceritakan pula dia memiliki ilmu tentang cara

mengukur tinggi piramid-piramid dari bayangannya, cara mengukur kapal di laut dari

sebuah pantai, ia juga mempunyai teori tentang banjir tahunan sungai Nil di Mesir.

Bahkan, ia juga berhasil meramal terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 mei tahun

585 SM. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika. Berbagai

penemuan Thales mengiring cara berfikir manusia dari mitos-mitos kepada alam nyata

yang empirik.
Sumber pertama ajaran Thales diungkapkan oleh Aristoteles, sebagaimana dalam

traktatnya mengenai metafisika Aristoteles menyatakan bahwa Thales adalah orang

pertama yang memikirkan tentang asal muasal terjadinya alam semesta ini. Menurut

Thales, asal muasal alam ini adalah air. Air adalah pusat dan sumber dari yang ada atau

pokok dari segala sesuatu. Segala sesuatu berasal dari air dan kembali menjadi air.

Menurut Thales, tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang lahir di tempat yang lembap,

bakteri-bakteri hidup dan berkembang di tempat yang lembap, bakteri makan sesuatu

yang lembap dan kelembapan bersumber dari air. Dari air itu terjadilah tumbuh-

tumbuhan dan binatang, bahkan tanah pun mengandung air.

 Anaximandros.

Anaximandros ( 610 - 547 SM ) adalah salah satu muridThales.Usianya lima

belas tahun lebih muda daripada Thales, tetapi meninggal dunia dua tahun lebih

dahulu.Pandangan Anaximenes tersebut didasarkan atas alasan-alasan sebagai

berikut:Suatu kenyataan bahwa udara itu terdapat dimana-mana. Dunia ini diliputi oleh

udara, tidak ad satu ruangan pun yang tidak terdapat udaradidalamnya. Oleh karena itu,

udara itu tidak habis-habisnya, tidak berkesudahan dan tidak berkeputusan.Suatu

keistimewaan dari udara ialah ia senantiasa bergerak. Oleh karena itu, udara memegang

peranan yang penting dalam berbagai rencana kejadian dan perubahan dalam alam ini.

 Empedocles

Ia lahir di acragas, di pesisir selatan sisilia. ia di kenal sebagai polisi demokrat

sekaligus sosok yg mengaku sebagai dewa. Sebab ia konon adalah sosok paduan antara
filsuf, nabi, ilmuan, dan dukun yang ada pada sosok pytagoras. Hasil karyanya di

tuangkan dalam bentuk syair : mengenai alam, penyucian, pemikiran-pemikiran yang

besifat mistis keagamaan.Teori pengenalan dan pengetahuan Empedocles juga didasarkan

atas hukum penggabungan trsebut : yang sama mengenal yag sama. Karena anasir tanah

yang ada pada manusia itulah maka manusia mengenal tanah, dan karena anasir ia

mengenal air. Sedangkan dalam bukunya yang kedua, tentang penyucian, empedocles

mengajarkan tentang perpindahan jiwa, dan caranya membebaskan diri dari penjara

ragawi/bendawi, yaitu dengan menyucikan diri.

 Parmenides

Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan

perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heracleitos, yaitu bahwa realitas adalah

gerak dan perubahan. Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan logika. Disinilah

masalah muncul. Bentuk ekstrem penyataan itu ialah bahwa ukuran kebenaran adalah

akal manusia.

 Pythagoras

Mengenai riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Tanggal dan

tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga

apa yang diketahui tentang Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian.di dalam kota

kelahirannya. Pythagoras mendirikan suatu tarekat beragama yang bersifat religious,

mereka menghormati dewa Apollo. Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya

Tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa dan dia
akan kembali ke langit ke dalam lingkungan Tuhan bermula, apabila sudah habis dicuci

dosanya itu, hidup di dunia ini adalah persediaan buat akhirat. Pythagoras juga disebut

sebagai ahli pikir, terutama dalam ilmu matematik dan ilmu berhitung. Falsafah

pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Dunia angka adalah dunia

kepastian dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Dari sini dapat dilihat

kecakapannya dia dalam matematik mempengaruhi terhadap pemikiran filsafatnya

sehingga pada segala keadaan ia melihat dari angka-angka dan merupakan paduan dari

unsur angka.

 Democritos

Democritos juga membedakan adanya dua pengetahuan, yaitu pengetahuan indra

yang keliru, dan pengetahuan budi yang benar. Ada dua jenis pengetahuan, katanya

pengetahuan yang sebenarnya dan yang tidak sebenarnya. Adapun yang tidak sebenarnya

ialah penglihatan, penciuman, dan rasa.

 Kaum sofisme

Sofisme berasal dari kata "softs" yang berarti cerdik, pandai,. Namun, kemudian

berkembang artinya menjadi bersilat lidah. Sebab, kaum sofis menyampaikan filsafatnya

dengan berkeliling ke kota-kota dan ke pasar-pasar. Para pemuda dilatih kemahiran

berdebat dan berpidato. Kepandaian itu untuk mempertahankan apa yang dianggap benar.

Dengan ajaran demikian, sofisme tergolong aliran relativisme. Ajaran sofisme juga

memiliki pengaruh positif waktu itu, yaitu melahirkan banyak orang terampil berpidato.

Disamping itu, akal manusia dihargai. Akan tetapi, segi negatifnya, ajaran ini menjadikan
orang tidak bertanggung jawab atas ucapan-ucapannya, sebab apa yang dikatakan hari ini

untuk sesuatu, bisa saja untuk hari besoknya berlainan dengan dalih bahwa kebenaran

hanyalah berlaku sementara. Para filosof sofisme diantaranya adalah pythagoras lahir

kira-kira tahun 500 SM di Abdrea.

Menurut pemikiran filsafatnya, orang adalah ukuran segala sesuatu tentang tidak

adanya yang tidak ada.Hippias adalah seorang tokoh lain dari filosof sofisme. Ia adalah

seorang sofis yang terkemuka dan luas pengalamannya, sering mengadakan perjalanan

dan senang memberikan pidato-pidato di Olimpia. Dia adalah seorang sofis murni yang

beranggapan bahwa pengetahuannya harus dikembangkan kepada orang lain. zaman

yunani: Filsafat Yunani Kuno muncul pada abad ke 6 SM berlangsung hingga pada

Zaman Klasik atau pada Periode Helenistik. Berbagai disiplin ilmu yang

termasuk filsafat politik, etika, metafisika, ontologi, logika, biologi, retorika, dan estetika

menjadi pembahasan di masa Yunani Kuno. Masa sophis: Pada pertengahan abad ke-5

sebelum masehi, timbul aliran filsafat baru yang di namai orangnya sebagai seorang

Sophisme atau juga Sophistik. Sophisme berpendapat bahwa kebenaran itu relatif adanya.

“Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu”, kata seorang Sophis Protagoras (sekitar

485–410 SM).

C.MASA SOPHIS DAN MASA SOKARTE (masa peralihan dari filsafat alam ke filsafat

manusia)

Kaum sophis dan sokarte filsafat yunai dalam paruh abad ke-5 SM. Zaman ini meliputi

baik aliran yang di sebut Sofistik maupun filsafat Sokrates. Filsafat sokrates sebagian dapat
dimengerti sebagai reaksi serta kritik atas pendapat-pendapat kaum sofis.bukan saja mereka

hidup dalam zaman yang sama, melainkan juga mereka membarui filsafat dengan cara yang

sama. Filsuf dan sastrawan Roma yang bernama Cicero akan mengatakan bahwa Sokrates telah

memindahkan filsafat dari langit ke atas bumi. Maksudnya bahwa filsafat prascoratik, telah

memandang alam semesta dengan rupa-rupa cara, sedangkan Socrates mencari objek

penyelidikannya dibumi ini, yakni manusia. Tetapi hal yang sama dapat dikatakan juga tentang

kaum sofis.

Dalam zaman ini manusia menjadi objek pertama dan utama untuk penyelidikan filsafat.

1. Kaum Sofis

Nama “Sofis” (sophistes) tidak dipergunakan sebelum abad ke-5. Arti yang tertua adalah

“seorang yang bijaksana” atau “seorang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu”. Agak

cepat kata ini dipakai dalam arti “sarjana” atau “cendekiawan”. Herodotos memakai

nama sophistes untuk Pythagoras. Pengarang Yunani yang bernama Androtion (abad ke-4 SM)

mempergunakan nama ini untuk menunjukkan “ketujuh orang bijaksana” dari abad ke-6 dan

Sokrates. Lysias, ahli pidato Yunani yang hidup sekitar permulaan abad ke-4 memakai nama ini

untuk Plato. Tetapi dalam abad ke-4 nama philosophos menjadi nama yang biasanya dipakai

dalam arti “sarjana” atau “cendikiawan”, sedangkan nama sophistes khusus dipakai untuk guru-

guru yang berkeliling dari kotake kota dan memainkan peranan penting dalam masyarakat

Yunani sekitar paruh kedua abad ke-5. Di sini kita juga mempergunakan kata “Sofis” dalam arti

terakhir ini.
Pada kemudian hari nama “Sofis” tentu tidak harum. Akibatnya masih terlihat dalam

bahasa-bahasa modern. Dalam bahasa Inggris misalnya kata “sophist” menunjukkan seseorang

yang menipu orang lain dengan mempergunakan argumentasi-argumentasi yang tidak sah. Cara

berargumentasi yang dibuat dengan maksud itu dalam bahasa Inggris disebut “sophism” atau

“sophistery”. Terutama Sokrates, Plato, dan Aristoteles dengan kritiknya pada kaum Sofis

menyebabkan nama “Sofis” berbau jelek. Salah satu tuduhan adalah bahwapara Sofis meminta

uang untuk pengajaran yang mereka berikan. Dalam dialog Protagoras, Plato mengatakan bahwa

para Sofis merupakan “pemilik warung yang menjual barang rohani” (313 c). Dan Aristoteles

mengarang buku yang berjudul Sophistikoi elenchoi (cara-cara berargumentasi kaum Sofis);

maksudnya, cara berargumentasi yang tidak sah. Demikian para Sofis memperoleh nama jelek,

hal mana masih dapat dirasakan sampai pada hari ini, sebagaimana nyata dengan contoh-contoh

dari bahasa Inggris tadi.

2. Sokrates

Socrates adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling

penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi

pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, plato dan aristoteles.

Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar

Aristoteles. Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang berprofesi sebagai seorang

pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama

Phainarete berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya

berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya. Socrates beristri seorang perempuan

bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.


Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak tampan, berpakaian sederhana, tanpa

alas kaki dan berkelilingi mendatangi masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat. Dia

melakukan ini pada awalnya didasari satu motif religius untuk membenarkan suara gaib

yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak ada

orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia berkeliling membuktikan

kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu orang-orang yang dianggap bijak

oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak diskusi tentang berbagai masalah

kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah yang dia sebut sebagai metode kebidanan.

Dia memakai analogi seorang bidan yang membantu kelahiran seorang bayi dengan

caranya berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan

mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang

yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi pertanyaan gagal

melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates membenarkan suara gaib tersebut

berdasar satu pengertian bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu

bahwa dia tidak bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah

tidak bijak karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
BAB VI

FILSAFAT SCHOLASTIK (KRISTEN, HINDU, ISLAM)

 FILSAFAT SCHOLASTIK, FILSAFAT KRISTEN, FILSAFAT HINDU

a. Filsafat scolatik.

Filsaafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata

agama. Karena skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan

yang religius. Filsafat Skolastik Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal

dari kata school, yang berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti

kurang lebih sama yaitu ajaran atau sekolahan. Jadi, skolastik berarti aliran atau

yang berkaitan dengan sekolah. Nama skolastik menunjuk besarnya peranan

sekolah-sekolah dan biara-biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran

filsafat. Masa skolastik dimulai setelah filsafat mulai mengalami masa

kemandegan karena kerusuhan dan kesulitan politik pada abad VI dan VII yang

dialami oleh bangsa romawi. Karena itulah kekaisaran romawi menjadi runtuh

begitu pula dengan peradabannya. Setelah Charlemagne (Karel Agung) berkuasa,

ketentraman itu mulai kembali. Pada saat itu ajaran gereja mulai tersebar luas di

daratan Eropa dan juga telah muncul organisasi-organisasi.

b. Filsafat Kristen.

Filsafat Kristen adalah sebuah pengembangan dalam filsafat yang

dikarakteristikan datang dari tradisi Kristen.

c. Filsafat Hindu
Sejarah panjang dari kebudayaan bangsa Arya di wilayah anakbenua India pada

masa peradaban Veda, diikuti oleh perkembangan filsafat dan agama dalam

periode yang panjang, melahirkan ajaran-ajaran filsafat ortodok. Filsafat

Hindu adalah tradisi filosofi terpanjang dari sekitar 700 SM , adalah periode

proto-filosofis, ketika karma dan teori-teori pembebasan muncul dan daftar .

 FILSAFAT ISLAM ,KARAKTERISTIK FILSAFAT KRISTEN, HINDU

 Pengertian filsafat islam

Filsafat Islam juga sering disebut filsafat Arab dan filsafat Muslim merupakan suatu

kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta, etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran,

dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia Islam atau peradaban umat Muslim dan

berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam. Filsafat Islam juga sering disebut filsafat

Arab dan filsafat Muslim merupakan suatu kajian sistematis terhadap kehidupan, alam semesta,

etika, moralitas, pengetahuan, pemikiran, dan gagasan politik yang dilakukan di dalam dunia

Islam atau peradaban umat Muslim dan berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam. Dalam Islam,

terdapat dua istilah yang erat kaitannya dengan pengertian filsafat— falsafa (secara harfiah

"filsafat") yang merujuk pada kajian filosofi, ilmu pengetahuan alam dan logika,

dan Kalam (secara harfiah berarti "berbicara") yang merujuk pada kajian teologi keagamaan.

Merujuk pada periodisasi yang dicetuskan Harun Nasution, perkembangan kajian filsafat

Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan,dan periode

modern. Periode klasik dari filsafat Islam diperhitungkan sejak wafatnya Nabi

Muhammad hingga pertengahan abad ke 13, yaitu antara 650-1250 M. Periode selanjutnya
disebut periode pertengahan yakni antara kurun tahun 1250-1800 M. Periode terakhir yaitu

periode modern atau kontemporer berlangsung sejak kurun tahun 1800an hingga saat ini.

Aktifitas yang berhubungan dengan kajian filsafat Islam kemudian mulai berkurang

pascakematian Ibnu Rusyd pada abad ke-12 M. Terdapat banyak pendapat yang menganggap Al-

Ghazali sebagai sosok utama dibalik kemunduran kajian filsafat Islam. Gagasan-gagasan Al-

Ghazali yang diterbitkan dalam bukunya Tahafut al-Falasifa dipandang sebagai pelopor lahirnya

kalangan Islam konservatif yang menolak kajian filsafat dalam Islam. Buku ini memuat kritik

terhadap kajian filsafat yang ditawarkan oleh filsuf seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi yang

dianggap mulai menjauhi nilai-nilai keislaman. Namun, pandangan ini kemudian menjadi

perdebatan dikarenakan Al-Ghazali juga dikenal secara luas oleh pemikir-pemikir Islam sebagai

seorang filsuf. Bahkan, dalam pendahuluan di buku tersebut Al-Ghazali menuliskan

bahwasannya, kaum fundamentalis adalah "kaum yang beriman lewat contekan, yang menerima

kebohongan tanpa verifikasi". Ketertarikan dalam kajian filsafat Islam dapat dikatakan mulai

hidup kembali saat berlangsungnya pergerakan Al-Nahda pada akhir abad ke-19 di Timur

Tengah yang kemudian berlanjut hingga kini. Beberapa tokoh yang dianggap berpengaruh dalam

kajian filsafat Islam kontemporer diantaranya Muhammad Iqbal, Fazlur Rahman, Syed

Muhammad Naquib al-Attas, dan Buya Hamka.

Karakteristik filsafat:

 Kristen: Filsafat Kristen adalah sebuah pengembangan dalam filsafat yang

dikarakteristikan datang dari tradisi Kristen.

 Hindu: Memuliakan Trimurti yakni Dewa Brahma, Wisnu dan Dewa Siwa.

Mengenal sistem Kasta, yakni Kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Kasta Sudra.

Mengenal Reinkarnasi
BAB VII

LATAR BELAKANG FILSAFAT MODEREN, MASA RENEISSANCE DAN

AUFKLARUNG

A. LATAR BELAKANG FILSAFAT MODEREN, MASA RENISSANCE.

Latar Belakang Munculnya Filsafat Modern

Filsafat zaman modern yang kelahirannya didahului oleh suatu periode yang disebut dengan

“Renaissance” dan dimatangkan oleh “gerakan” Aufklaerung di abad ke-18 itu, didalamnya

mengandung dua hal yang sangat penting. Pertama, semakin berkurangnya kekuasaan Gereja,

kedua, semakin bertambahnya kekuasaan ilmu pengetahuan. Pengaruh dari gerakan Renaissance

dan Aufklaerung itu telah menyebabkan peradaban dan kebudayaan zaman modern berkembang

dengan pesat dan semakin bebas dari pengaruh otoritas dogma-dogma Gereja. Terbebasnya

manusia barat dari otoritas Gereja dampak semakin dipercepatnya perkembangan filsafat dan

ilmu pengetahuan. Sebab pada zaman Renaissance dan Aufklaerung perkembangan filsafat dan

ilmu pengetahuan tidak lagi didasarkan pada otoritas dogma-dogma Gereja, melainkan

didasarkan atas kesesuaiannya dengan akal. Sejak itu kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan

didasarkan atas kepercayaan dan kepastian intelektual (sikap ilmiah) yang kebenarannya dapat

dibuktikan berdasarkan metode, perkiraan, dan pemikiran yang dapat diuji. Kebenaran yang

dihasilkan tidak bersifat tetap, tetapi dapat berubah dan dikoreksi sepanjang waktu. Kebenaran

merupakan “ a never ending process”, bukan sesuatu yang berhenti, selesai dalam kebekuan

normatif atau dogmatis.

Pada umumnya, para sejarawan sepakat bahwa zaman modern lahir sekitar tahun 1500-an

di Eropa. Peralihan zaman ini ditandai dengan semangat anti Abad Pertengahan yang cenderung
mengekang kebebasan berpikir. Sesuai dengan istilah “modern” yang memiliki arti baru,

sekarang, atau saat ini, filsafat modern merupakan sebuah pemikiran yang menganalis tentang

kekinian, sekarang, subjektivitas, kritik, hal yang baru, kemajuan, dan apa yang harus dilakukan

pada saat ini. Semangat kekinian ini tumbuh sebagai perlawanan terhadap cara berpikir

tradisional Abad Pertengahan yang dianggap sudah tidak relevan.

Filsafat Abad Modern memiliki corak yang berbeda dengan periode filsafat Abad Pertengahan.

Perbedaan itu terletak terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika pada

Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya,

maka pada zaman modern otoritas kekuasaan itu terletak kemampuan akal manusia itu sendiri.

Manusia pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan

yang ada pada dirinya sendiri. Kekuatan yang mengikat itu ialah Agama dengan Gerejanya, serta

Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut.

Sedangkan Renaissance Tulisan ini memuat sejarah munculnya gerakan renaissance dan

humanisme di Eropa selepas berakhirya abad kegelapan. Renaissance dan humanisme dianggap

sebagai latar belakang lahirnya filsafat modern. Melalui gerakan pemikiran ini seluruh

kebudayaan Barat seolah dibangunkan dari tidur nyenyak abad pertengahan. Manusia mulai

mempelajari hakikat diri dan alam semesta sebagai pusat kenyataan. Pada periode yang berkisar

antara abad 14 dan 16 ini, manusia menganggap dirinya tidak lagi sebagai Victor Mundi (orang

yang berziarah didunia ini), melainkan sebagai Faber Mundi (orang yang menciptakan

dunianya). Tiga faktor yang mempercepat perkembangan baru Pada masa renaissance adalah tiga

penemuan : mesiu, seni cetak dan kompas. Mesiu berarti runtuhnya kekuasaan feudal dimana

senjata dapat dimiliki oleh kaum proletar. Seni cetak berarti pengetahuan tidak lagi milik ekslusif

suatu elite, melainkan terbuka untuk semua orang. Renaissance dan humanisme dianggap
sebagai latar belakang lahirnya filsafat modern. Melalui gerakan pemikiran ini seluruh

kebudayaan Barat seolah.

B . AUFKLARUNG DAN KARAKTERISTIK FILSAFAT MASA RENAISSANSE DAN

MASA AFUKLARUNG

Zaman Aufklarung ini dikenal dengan “zaman pencerahan” atau “zaman fajar budi”,

(dalam bahasa inggris “Enlightenment” dan dalam bahasa jerman “Aufklarung”). Aufklarung

merupakan kelanjutan dari renaissance, kalau renaissance dipandang sebagai peremajaan pikiran,

maka aufklarung menjadi masa pendewasaannya. Dalam zaman ini juga banyak muncul tokoh-

tokoh filsuf, seperti di Inggris: J. Locke (1632-1704), G.Berkeley (1684-1753) dan D. Hume

(1711-1776), di Prancis: JJ. Russeau (1712-1778).

Umumnya tokoh-tokoh ini mendasarkan pengetahuannya pada pengalaman nyata, sehingga

mengarah kepada realisme yang naïf, yang mengakui kebenaran objektif atas dasar pengalaman

yang tanpa penelitian lebih lanjut. Tetapi kenyataan ini berubah ketika filsuf Jerman, Immanuel

Kant (1724-1804), muncul yang mencoba menciptakan suatu sintesis dari rasionalisme dan

empirisme, sehingga ia dianggap sebagai filsuf terpenting zaman modern.Keberagaman

pemikiran yang berkembang melahirkan berbagai pemahaman dan kepercayaan, masing-masing

mulai membentuknya menjadi semacam paradigma yang diakui dan diterima oleh sebuah

kelompok. Paradigma yang diakui inilah kemudian muncul dan menjadi semacam sekte atau

aliran-aliran dalam perkembangan filsafat Barat, seperti yang akan diuraikan berikut ini.

 Rasionalisme

Nuansa pemikiran yang berkembang dalam zaman Renaissance dan aufklarung

membawa ciri khas yang berbeda. Ini terlihat melalui dua aliran besar yang menjadi titik
tolak munculnya berbagai macam aliran lain dalam perkembangan pemikiran filsafat

selanjutnya.

 Empirisme

Doktrin empirisme adalah lawan dari rasonalisme yang menganggap bahwa sumber

seluruh pengetahuan harus di cari dalam pengalaman.Tokoh empirisme pada umumnya

memberikan tekanan lebih besar pada pengalaman di bandingkan dengan filsuf-filsuf

lain. Pengalaman indrawi menurut mereka adalah satu-satunya sumber pengetahuan,

bukan akal(rasio).

 Kantianisme

Sejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut dominasi

dan mengendalikan jalan hidup manusia. Kadang-kadang akal yang menang, tetapi di

waktu lain iman yang menang mutlak dan keduanya membahayakan hidup manusia.

Sebenarnya yang menguntungkan hidup manusia adalah apabila akal dan iman

mendominasi hidup manusia secara seimbang. Terdapat sekurang-kurangnya tiga filosof

besar dalam masalah ini yaitu: Sokrates yang berhasil menghentikan pemikiran sufisme

dan menundukkan akal dan iman pada posisinya. Descrates yang berhasil menghentikan

dominasi iman (kristen) dan menghargai kembali akal.

 Idealisme

Idealisme mempunyai argumen epistimologi tersendiri. Oleh karena itu tokoh-tokoh

teisme yang mengajarkan bahwa materi tergantung pada spirit (roh). Argumen yang

diajukan bahwa objek-objek fisik pada akhirnya adalah ciptaan Tuhan.

 Positivisme

Pada dasarnya positivisme bukanlah suatu aliran yang berdiri sendiri. Ia hanya
menempurnakan empirisme dan rasionalisme yang bekerja sama. Artinya ia

menyempurnakan metode ilmiah dengan memasukkan perlunya eksperimen dan ukuran-

ukurannya.

 Pragmatisme

Pragmatisme merupakan aliran yang inti filsafatnya adalah pragmatik dan menentukan

nilai pengetahuan berdasarkan kegunaan praktisnya. Pragmatisme kritis terhadap

spekulasi metafisik dalam meraih kebenaran. Dalam pragmatisme, realitas objektif

diidentikkan dengan pengalaman dan pembagian pengetahuan ke dalam subjek dan objek

hanya dilakukan di dalam pengalaman.

 Fenomenologi

Fenomelogi merupakan bentuk mendasar dari ontologi. Hal ini terlihat dari gaya

fenomenologisnya Heidegger tentang doktrinnya Dasein. Hasil dari analisis

fenomenologi bahwa esensi Dasein terletak pada eksistensinnya. Penjelasan Heiddeger

tentang Dasein, yang mendahului penjelasannya tentang segala yang ada, membawa

kepada pembicaraannya tentang esistensi manusia, sehingga Heiddeger lebih tepat di

golongkan kedalam kelompok eksistensialisme.

 Eksistensialisme

Eksistensialisme adalah aliran pemikiran yang menekankan bahwa sesuatu itu ada.

Berbeda dengan esensi, yang menekankan keapaan sesuatu. Lebih jauh eksistensi adalah

kesempurnaan. Dengan kesempurnaan, sesuatu menjadi suatu eksisten. Eksisitensialisme

merupakan sebuah gerakan filosofis yang menentang esensialisme. Pusat pertahiannya

adalah situasi manusia.


BAB IX

FILSAFAT RASIONALISME,FILSAFAT EMPRISME,DAN FILSAFAT KRITISISME

A Menjelaskan filsafat rasionalisme

Filsafat rasionalisme adalah dokrin flsafat yang mengatakan bahwa kebenaran haruslah di

tentukan atau di dapatkan melalui pembuktian,logika,dan analisis yang berdasarkan fakta bukan

berasal dari pengalaman indrawi.Rasionalisme ada 2 macan,yaitu:

1. Dalam bidang agama,rasionalisme adalah lawan autoritas

2. Dalam bidang agama,rasionalisme adalah lawan empirisme

Rasionalisme dalam bidang agama biasanya di gunakan untuk mengkritik ajaran

agama,sedangkan rasionalisme dalam bidang filsafat berguna sebagai terori pengetahuan.

Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan

ateisme,dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi

diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan.ada perbedaan antara humanisme dan

antheisme.

 Humanisme di pusatkan pada masyarakat manusia dan


keberhasilannya.
 Atheisme adalah suatu keadaan tanpa kepercayaan akan
adanya Tuhan atau Dewa-dewa.
Pada pertengahan abad ke-20 ada tradisikuat rasionalisme
yang terencana,yang di pengaruhi secara besar oleh para
pemikir bebas dan kaum intelektuak.Rasionalise moder
hanya mempunya sedikit kesama,an dengan rasionalisme
continental.
B. Menjelaskan filsafat empirisme
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang mengatakan bahwa semua pengetahuan
berasal dari pengalaman manusia.Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah
membawah fitnah pengetahuan dalam didinya ketika di lahirkan.Empirisme lahir di Inggris
dengan tiga eksponennya adalah David Hume,George Berkeley dan Jhon Locke.Istilah
empirisme sendiri berasal dari bahasa Yunani Emperein yang berarti coba-coba atau
pengalaman.sebagai suatu doktrin emperisme adalah lawan rasionalisme.untuk memahami isi
doktrin ini,perlu memahami terlebih dahulu dua cirri pokok empirisme yaitu mengenai teori
tentang makna dan teori tentang pengetahuan.teori makna di nyatakan sebagai teori tentang asal
pengetahuan,yaitu asal usul idea tau konsep.sedangkan teori tentang pengetahuan mengatakan
bahwa semua kebenaran adalah kebenaran posteriori yaitu kebenaran yang di peroleh melalui
opservasi.

C . Menjelaskan Filsafat Kritisisme

Kritisisme merupakan bagian dari filsafat modern.secara garis besar kritisisme merupakan
teori yang di hasilkan dari sintesis anttara rasionalisme dan empirisme.aliran ini berpendapat
bahwa kebenaran itu tidak perlu di uji sebab sudah memiliki batas-batas tersendiri.

D. Membedakan filsafat rasionalisme,empirisme,dan kritisisme


 Rasionalisme adalah paham yang mengatakan bahwa akal itulah
alat pencari dan pengukur pengetahuan.dengan akal itulah aturan
untuk mengatur manusia dan alam di buat.ini juga berarti bahwa
kebenaran itu bersumber pada akal.
 Empirsme adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar ialah yang logis dan ada bukti empiris.empiris hanya
sampai pada konsep-konsep yang umum.
 Kritisisme adalah menolak paham salinan yang menyangkut
penerapan dan pengetahuan berdasarkan alas an-alasan.
BAB X

MEMAHAMI FILSAFAT MODERN BAIK POSITIVISME MAUPUN


FENOMENOLOGI

A. Menjelaskan filsafat modern:posotivisme,fenomenologi


 Posotivisme merupakan salah satu aliran filsafat
modern.jadi,positivism adalah suatu aliran filsafat yang
menyatakan bahwa ilmu alam merupakan satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktivitas
yang berkenan dengan metavisik.
 Fenomenologi adalah salah satu tradisi besar dalam
sejarah filsafat abad ke-20.dalam perkembangan lebih
lanjut fenomenologi tidak di lihat seperti doktrin unitaris
ataupun mazhabfilsafat,melainkan lebih pantas di lihat
sebagai gaya berpikir atau sebuah metode yang
melibatkan pengalaman terbuka yang teus menerus di
perbaharui.
B. Mengidentifikasi karakteristik filsafat modern positivisme
dan fenomenologi
a. Positivisme adalah salah satu airan filsafat
modern.positivisme berasal dari kata “positif”yaitu
factual.jadi aliran positivism adalah suatu ilmuh
filsafat yang menyatakan ilmuh alam sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak
aktivitas yang berkenaan dengan metafisik.metode
positivism mempunyai 4 ciri yaitu:
- Metode ini di arahkan kepada fakta-
fakta
- Metode ini di arahkan pada
perbaikan terus menerus dari syarat-
syarat hidup
- Metode ini berusaha kea rah
kepastian
- Metode ini berusaha kepada terus
keaarah kecermatan.
C. Membandingkan antara filsafat positivisme dan filsafat
fenomonologi
Perbandingan positivisme dengan fenomenologi.penulis ingin
berusaha menyempurnakan pemahaman tentang
positifisme.positifisme telah menjadi dasar atau basis bagi ilmu-
ilmu pengetahuan yang lain.sedangkan fenomenologi merupakan
jawaban atas positifisme bahwa manusia memiliki kesadaran.
BAB XI

MEMAHAMI FILSAFAT IDEALISME

A. Menjelaskan pengertian idealisme

Idealisme adalah sebuah istilah yang di gunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibniz
pada awal abad ke-18. ia menerapkan istilah ini pada pemikiran plato seraya memperlawankan
dengan materialism epikuros.istilah idealism sendiri adalah aliran filsafat yang memandang
mental dan idiosional sebagai kunci ke hakikat realitas.

B. Menjelaskan latar belakang timbulnya filsafat dealisme


Idealisme di formulasikan dengan jelas pada abad ke-4 sebelum
masehi oleh plato(427-347 SM).Athena,selama plato hidup,adalah
kota yang berada dalam kondisi transisi.peperangan bangsa Persia
telah mendorong Athena memasuki perang baru.
C. Menyebutkan jenis-jenis idealism
1. Idealisme subjektif
2. Idealisme objektif
3. Idealisme personal
BAB XII

MEMAHAMI FILSAFAT MATERIALISME

 Menjelaskan pengertian materialism


Materialisme adalah paham dalam filsafat yang
menyatakan bahwa hal yang dapat di katakana benar-
benar ada.pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan
semua fenomena adalah hasil interaksi material.sebagai
teori materialism termasuk paham ontologi monistik.akan
tetapi,materialism berbeda dengan teori ontologis yang di
dasarkan pada dualisme atau pluralisme.materi dan
aktivitasnya bersifat abadi dan tidak ada pergerajan
pertama atau sebab pertama.
 Menjelaskan latar belakang perkembangan materialism
Filsafat materialism memandang bahwa materi lebih
dahulu ada sedangkan idea tau pikiran timbul setelah
melihat materi.pada dasarnya semua hal terdiri atas materi
dan semua fenomena adalah hasil interaksi material.materi
adalah satu-satunya substansi sebagai teori materialism
termasuk paham ontologi monestik.paham materialism
mengambil bentuk pada upaya untuk menyelidiki tentang
alam sebagai materi dan tidak mempercayai hal yang
bersifat metafisika termasuk Tuhan.untuk itu,penting
kiranya memperdalam mengenai materealisme agar dapat
mengetahui secara pasti konsep paham aliran ini dan tidak
menjadikan sesat pemahaman.
 Menyebutkan bentuk-bentuk materialisme
 Materealisme serupahdalam bentuk dan substansinya
 Tidak mengakui adanya Tuhan secara mutlak
 Jiwa sebetulnya sama dengan fungsi-fungsi otak
BAB XIII

MENJELASKAN FILSAFAT PRAKTIS


(TEMATIK)
A. Menjelaskan filsafat praktis (tematik)
Filsafat praktis adalah bagian studi filsafat yang mempelajari
tentang apa yang semestinya ada seperti ilmuh etika,filsafat
sosial,filsafat politik,dan filsafat hokum sering di golongkan sebagai
filsafat praktis.dari seginya filsafat praktis di lihat dari pengertian
praktisnya filsafat berarti alam pikiran atau alam berpikir.berfilsafat
artinya berpikir.karena secara praktis filsafat ini mempengaruhi orang
yang menyiah-nyiakannya.berfilsafat adalah berpikir secara
mendalam dan sunggu-sunggu.sebuah semboyang mengatakan bahwa
setiap manusia adalah filsuf.filsuf hanyalah orang yang memikirkan
hakikat segala sesuatu dengan sugguh-sungguh dan mendalam.
B. Menjelaskan kajian epistemologi
Epistemologi adalah pengetahuan sestematis yang membahas
tentang terjadinya pengetahuan,sumber pengetahuan,asal mula
pengetahuan,metode atau cara memperoleh
pengetahuan,faliditas,dan kebenaran pengetahuan.salah satu
bagian yang paling penting dari ilmuh pengetahuan adalah kajian
epistemologi mengenai keberadaan suatu ilmuh.dalam
pembahasan filsafat ilmuh epistemologi di kenal sebagai subsistem
dari filsafat.epistemologi adalah teori pengetahuan yang
membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari
objek yang ingin di pikirkan.secara etimologi istilah
empistemologi berasal dari bahasa yunani episteme berarti
pengetahuan dan logos berarti teori.epistemologi dapat di
definisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajarih asal mula
atau sumber,struktur,metode dan sahnya pengetahuan.epistemologi
ini juga bisa menentukan cara dan arah berpikir manusia.seorang
yang senantiasa condong menjelaskan sesuatu dengan bertolak dari
teori yangbersifat umum berarti dia menggunakan pendekatan
deduktif.
C. Menjelaskan kajian ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa yunani yaitu ontos dan
logos.Ontos artinya” ada” dan Logos artinya “ilmun”.jadi, di
simpulkan bahwa ontologi merupakan ilmuh yang membahas
tentang keberadaan atau merupakan sebuah ilmuh yang membahas
tentang hakikat dari segala sesuatu yang ada baik itu berupah
realitas fisik maupun metafisik.contoh ontologi yang sudah umum
di terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu meja.realitasnya
adalah terdapat gambar atau ide yang membuat kita mengenali
sebuah meja.contoh ontologi lainnya yaitu tentang sahabat.kita
pasti memiliki sahabat yang sudah di kenal sejak lama dan selalu
bersama setiap hari saat masa-masa sekolah.saat bertemu pasti dia
akan memiliki perubahan fisik entah itu tinggi berat badan,model
rambut dan lain-lain.tidak peduli perubahan tersebut dia tetaplah
seorang sahabat dan kita akan tetap mengenalinya.
D. Menjelaskan kajian axcologi
Axcologi berasal dari bahasa yunani yaitu axcio dan logos.axcio
artinya pantas atau layak, sedangkan logos artinya
teori.jadi,axciologi sendiri dapat di artikan sebagai sebuah ilmuh
yang membahas tentang hakikat manfaat atau kegunaan dari
pengetahuan yang sudah ada.teori axceologi memiliki peranan di
antaranya tentang etika dan estetika.axcologi ini yang akan
membahas tentang manfaat yang di dapat dari ilmuh pengetahuan
tersebut.apakah ilmuh pengetahuan tersebut dapat memberikan
manfaat atau malah sebaliknya jadi jika di kaitkan dengan contoh
meja dan kursi bisa di kaitkan apakah pengetahuan tentang meja
dan kursi tersebut dalam memberikan manfaat di dalam kehidupan
sehari-hari.inilah cintoh axcologi yang saling berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai