BAB 1
PENDAHULUAN
Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah, dan
menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut aadalah filsafat, ilmu
pengetahuan, seni, dan agama.
Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan
nilai-nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat
dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal
mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan
hidupnya.
Agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia,
sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan
pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang
benar yang perlu ditemukan.Menusia menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena
manurut keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya
yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal seperti halnya menguji
kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan
pengkajian filsafat.
PEMBAHASAN
A. Hakikat Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Filsafat (terjemahan dari bhs Inggris philolophy) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu philo, philia, philein (love of) dan Sophia atau sophos (wisdom). Oleh karena
itu secara etimologis filsafat artinya cinta atau MENCINTAI akan
kebajikan/kebijaksanaan (love of wisdom). Cinta artinya hasrat yang besar atau
yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran
sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Dengan demikian filsafat memiliki
makna, yaitu hasrat yang menggebu atau keinginan yang sungguh-
sungguh/kemauan keras akan kebenaran sejati. Berdasarkan arti tersebut, para ahli
kemudian merumuskan arti dari filsafat itu sendiri. Ada yang menguraiakan bahwa
filsafat sebagai suatu upaya untuk berpikir secara radikal dan menyeluruh, cara
berpikir dengan mengupas obyek sedalam-dalamnya.
Kattsoff, sebagaimana dikutip oleh Associate Webmaster
Professional (2001), menyatakan bahwa karakteristik filsafat adalah:
Asal kata Filsafat dari bahasa Latin “Filosofia” terdiri dari kata Filos dan
Sofia.
Ini merupakan “hasil” orang berfilsafat atau produk para filsuf dan para ahli
pikir. (www. sodiycxacun.web.id)
Plato (428-348 SM): Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang
ada.
2. Objek Filsafat
Obyek filsafat ada dua, yaitu :
Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yang meliputi : ada dalam
kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan,
Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada (Lasiyo dan
Yuwono, 1994 : 6).
Sistematika Filsafat
Sebagaimana pengetahuan yang lain, filsafat telah mengalami perkembangan yang
pesat yang ditandai dengan bermacam-macam aliran dan cabang.
Aliran-aliran Filsafat. Ada beberapa aliran filsafat dinataranya adalah : realisme,
rasionalisme, empirisme, idealisme, materialisme, dan eksistensialisme.
Cabang-cabang Filsafat. Filsafat memiliki cabang-cabang yang cukup banyak
dinataranya adalah : metafisika, epistemologi, logika, etika, estetika, filsafat
sejarah, filsafat politik, dst.
a. Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun
diri sendiri
b. Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri
c. Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan padangan yang sintesis
pula sehingga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan
d. Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu mengetahuikebenaran-
kebenaran yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri
e. Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa
karena filsafatlah memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya
yang mengenai manusia seperti misalnya : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa
dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa antara filsafat
endidikan dan pendidikan terdapat hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan.
Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam suatu system
pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-
usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya system
pendidikan.
d. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan.
Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang
erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat
penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan
pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan
kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
d. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang diciptakan oleh
manusia
Filsafat berusaha untuk memperoleh pandangan tentang segala sesuatu yang ada
secara menyeluruh. Pendekatan ilmu adalah lebih bersifat analitik dan deskriptif, sedangkan
pendekatan filsafat lebih bersifat sintetik atau sinoptik yang menyangkut sifat-sifat alam
semesta dan hakikat kehidupan sebagai keseluruhan.
Ilmu-ilmu khusus membatasi tujuannya pada bidang tertentu dari kenyataan atau
hanya terarah pada satu aspek kenyataan, sedangkan filsafat menyelidiki dan memikirkan
seluruh alamatau seluruh kenyataan.
Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia
artinya keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang
dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa, dan
kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat
menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya
dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Mana kala manusia
menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbulah kesadaranya, bahwa manusia
merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan
keyakinan.
Suatu hubungan antara proses dengan isi yaitu pendidikan adalah proses pengoperan
kebudayaan dalam arti membudayakan manusia fungsi pendidikan adalah mengolah
kebudayaan itu menjadi sikap bernilai tingkah laku bahkan menjadi kepribadian anak didik.
1. Ilmu pengetahuan lahir dari persamaan dan perbedaan filsafat, sedangkan filsafat adalah
ibu dan ilmu pendidikan.
2. Ilmu pengetahuan lebih bersifat analisis, sedangkan filsafat bersifat sinopsis.
3. Ilmu pengetahuan mengemukakan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya, sedangkan
filsafat selain menekankan pada keadaan sebenarnya dan objek juga bagaimana
seharusnya objek itu.
4. Ilmu pengetahuan memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi sedangkan filsafat
memeriksa dan meragukan segala asumsi.
5. Ilmu pengetahuan di warnai oleh penggunaan metode eksperimen, terkontrol cara
kerjanya, sedangkan filsafat menggunakan ilmu pengetahuan.
Ali Mudhofir, 1988, Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat, Liberty, Yogyakarta.
Mulder, D.C., 1965, Iman dan Ilmu Pengetahuan, Badan Penerbit Kristen, Jakarta
Poedjawijatna, I.R., 1973, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar Keilmuan dan Filsafat, IKIP,
Jakarta.
The Liang Gie, 1977, Suatu Konsepsi ke Arah Penertiban Bidang Filsafat, Judul asli A
Conseption toward the Systematization of Philosophy, alih bahasa Ali
Mudhofir, Karya Kencana, Yogyakarta.
Titus, Harold H., Marylin S. Smith, Richard T. Nolan, 1984, Persoalan-persolanan Filsafat
Judul asli Living Issues in Philosophy, alih bahasa H.M. Rasyidi,
Bulan Bintang, Jakarta.