Anda di halaman 1dari 15

.

BAB 1

PENDAHULUAN

Ada beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah, dan
menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut aadalah filsafat, ilmu
pengetahuan, seni, dan agama.
Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan
nilai-nilainya. Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat
dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal
mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan
hidupnya.

Filsafat bila menggunakan bahan-bahan deskriptif yang disajikan bidang-bidang studi


khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki atau menanyakan sifat
dasarnya, nilai-nilainya dan kemungkinannya. Tujuannya adalah pemahaman
(understanding) dan kebijaksanaan (wisdom).

Disebabkan oleh karena itulah filsafat meruapakan pendekatan yang menyeluruh


terhadap kehidupan dan dunia. Suatu bidang yang berhubungan erat dengan bidang-bidang
pokok pengalaman manusia. Filsafat berusaha untuk menyatukan hasil-hasil ilmu dan
pemahaman tentang moral, estetik, dan agama. Para filsuf telah mencari suatu pandangan
tentang hidup secara terpadu, menemukan maknanya serta mencoba memberikan suatu
konsepsi yang beralasan tentang alam semesta dan tempat manusia di dalamnya.

Agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia,
sekurang-kurangnya meringankan manusia dari kesulitan. Agama merupakan pernyataan
pengharapan manusia dalam dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang
benar yang perlu ditemukan.Menusia menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena
manurut keyakinannya agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya
yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal seperti halnya menguji
kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya agama dikatakan
pengkajian filsafat.

pendidikan dan pembelajaran yang harus dilakukan harus mengacu pada


pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai-nilai aqidah dan spritual
kegamaan yaitu menurut ajaran agama islam Filsafat mencoba merumuskan citra tentang
manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
tersebut.Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, berbagai
macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam dan kekuatan lainManusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Filsafat

1. Pengertian Filsafat

Filsafat (terjemahan dari bhs Inggris philolophy) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu philo, philia, philein (love of) dan Sophia atau sophos (wisdom). Oleh karena
itu secara etimologis filsafat artinya cinta atau MENCINTAI akan
kebajikan/kebijaksanaan (love of wisdom). Cinta artinya hasrat yang besar atau
yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya kebenaran
sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Dengan demikian filsafat memiliki
makna, yaitu hasrat yang menggebu atau keinginan yang sungguh-
sungguh/kemauan keras akan kebenaran sejati. Berdasarkan arti tersebut, para ahli
kemudian merumuskan arti dari filsafat itu sendiri. Ada yang menguraiakan bahwa
filsafat sebagai suatu upaya untuk berpikir secara radikal dan menyeluruh, cara
berpikir dengan mengupas obyek sedalam-dalamnya.
Kattsoff, sebagaimana dikutip oleh Associate Webmaster
Professional (2001), menyatakan bahwa karakteristik filsafat adalah:

 Filsafat adalah berpikir secara kritis dan radikal (mendalam)


 Filsafat adalah berpikir dalam bentuknya yang sistematis.
 Filsafat mengahasilkan sesuatu yang runtut atau koheren
 Filsafat adalah berpikir secara rasional dan konspetual
 Filsafat bersifat komprehensif.

Filsafat merupakan ilmu yang dasarnya adalah pemikiran manusia yang


menyeluruh. Bisa dikatakan filsafat adalah sumber dari segala cabang ilmu.
Pengertian filsafat dapat didekati paling sedikit dari segi: filsafat dalam arti harfiah,
filsafat secara operasional, filsafat dari sudut isinya (materinya), dan filsafat sebagai
produk atau hasil pemilsafatan.
a. Filsafat dalam arti “Harfiah”

Asal kata Filsafat dari bahasa Latin “Filosofia” terdiri dari kata Filos dan
Sofia.

Filos = Cinta atau hasrat yang besar


Sofia = Pengetahuan yang mendalam sampai berkaitan dengan kearifan
Berdasarkan pembahasan secara harafiah ini filsafat berarti cinta kepada
pengetahuan atau hasrat yang besar untuk menjadi arif.
b. Filsafat secara operasional (prosesnya)

Filsafat secara prosesnya atau operasionalnya adalah “cara berfilsafat”, maka


filsafat adalah renungan yang mendalam (radikal) dan menyeluruh (integral),
secara sistematis, sadar dan metodis dan sudah tentu tidak meninggalkan sifat-
sifat ilmiah pada umumnya.

c. Filsafat dibahas dari sudut isinya (materinya)

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari metodologi serta


hakekat kebenaran dan nilai dari ihwal terutama tentang manusia dan segala
cita-citanya, dengan lingkungannya, agamanya, kehidupannya, ideologinya,
hakekat dirinya dan lain-lain.

Filsafat mengenai nilai ada 3 bagian, yaitu : a) Aksiologi: yaitu filsafat


tentang “nilai pada umumnya” misalnya : nilai tujuan filosofis suatu negara dan
cara kerja yang memperhatikan nilai-nilai tertentu; b) Etika: yaitu filsafat
tingkah laku disebut The Philosophy of Conduct ; c) Aestetika: yaitu filsafat
keindahan disebut The Philosophy of Art.
d. Filsafat sebagai produk atau hasil pemilsafatan

Ini merupakan “hasil” orang berfilsafat atau produk para filsuf dan para ahli
pikir. (www. sodiycxacun.web.id)

e. Filsafat menurut para filsuf

Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan


pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut pengertian filsafat menurut
para ahli:

 Plato (428-348 SM): Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang
ada.

 Aristoteles ((384–322 SM): Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang


meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
 Imanuel Kant (1724–1804): Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya.

 Al-Farabi: Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan


bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

 Prof. Mr.Muhammad Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga


manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu
dialamiya kesungguhan.

Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan


bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan
segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal
sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.

2. Objek Filsafat
Obyek filsafat ada dua, yaitu :
 Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yang meliputi : ada dalam
kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan,
 Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada (Lasiyo dan
Yuwono, 1994 : 6).
Sistematika Filsafat
Sebagaimana pengetahuan yang lain, filsafat telah mengalami perkembangan yang
pesat yang ditandai dengan bermacam-macam aliran dan cabang.
 Aliran-aliran Filsafat. Ada beberapa aliran filsafat dinataranya adalah : realisme,
rasionalisme, empirisme, idealisme, materialisme, dan eksistensialisme.
 Cabang-cabang Filsafat. Filsafat memiliki cabang-cabang yang cukup banyak
dinataranya adalah : metafisika, epistemologi, logika, etika, estetika, filsafat
sejarah, filsafat politik, dst.

3. Pentingnya filsafat bagi manusia

Pentingnya filsafat dapat kita pada penjelasan berikut :

a. Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan membangun
diri sendiri
b. Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang dapat berpikir sendiri
c. Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan padangan yang sintesis
pula sehingga seluruh pengetahuan kita merupakan kesatuan
d. Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu mengetahuikebenaran-
kebenaran yang terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri
e. Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai kepentingan istimewa
karena filsafatlah memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya
yang mengenai manusia seperti misalnya : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa
dan sebagainya.

B. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan, agama, ilmu, dan kebudayaan

1. Hubungan Filsafat dengan filsafat pendidikan


Dalam berbagai bidang ilmu sering kita dengar istilah vertikal dan horisontal.
Istilah ini juga akan terdengar pada cabang filsafat bahkan filsafat pendidikan.
Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan horisontal, meluas kesamping yaitu
hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-
beda, sehingga merupakan synthesa yang merupakan terapan ilmu pada bidang
kehidupan yaitu ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema pendidikan dan
pengajaran. Filsafat pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran
atau pendekatan filosofis terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran.
Adapun filsafat pendidikan menunjukkan hubungan vertikal, naik ke atas atau
turun ke bawah dengan cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, seperti pengantar
pendidikan, sejarah pendidikan, teori pendidikan, perbandingan pendidikan dan
puncaknya filsafat pendidikan. Hubungan vertikal antara disiplin ilmu tertentu adalah
hubungan tingkat penguasaan atau keahlian dan pendalaman atas rumpun ilmu
pengetahuan yang sejenis.
Maka dari itu, filsafat pendidikan sebagai salah satu bukan satu-satunya ilmu
terapan adalah cabang ilmu pengetahuan yang memusatkan perhatiannya pada
penerapan pendekatan filosofis pada bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya dan manusia yang
berpredikat pendidik atau guru pada khususnya.
Dalam buku filsafat pendidikan karangan Prof. Jalaludin dan Drs. Abdullah Idi
mengemukakan bahwa Jhon S. Brubachen mengatakan hubungan antara filsafat dan
pendidikan sangat erat sekali antara yang satu dengan yang lainnya. Kuatnya
hubungan tersebut disebabkan karena kedua disiplin tersebut menghadapi problema-
problema filsafat secara bersama-sama.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan, yaitu sebagai berikut :
 Filsafat, dalam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan proplematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh
para ahli.
 Filsafat, berfungsi member arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut
aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
 Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan (paedagogik).

Dari uraian di atas dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa antara filsafat
endidikan dan pendidikan terdapat hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan.
Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam suatu system
pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-
usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya system
pendidikan.

2. Hubungan Filsafat dengan Agama

Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar


atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu ditemukan. Manusia
menjadi penganutnya yang setia terhadap agama karena manurus keyakinannya
agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi hidupnya yang tidak
mungkin dapat diuji dengan pengalaman maupun oleh akal sepert halnya menguji
kebenaran sains dan filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan
keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya itulah makanya
agama dikatakan pengkajian filsafat. Landasan agama atau tauhid meurupakan
landasan utama yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk keselamatan di dunia dan menjadi bekal di akhirat nanti. Misalnya dalam
melaksanakan proses pendidikan dan pembelajran bagi anak didik, dimana landasan
tauhid dan spritual keagaaan ini menyangkut dengan hakikat menusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan dan pembelajaran yang harus
dilakukan harus mengacu pada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai
dengan nilai-nilai aqidah dan spritual kegamaan yaitu menurut ajaran agama islam.
Pandangan filsafat menurut agama islam tertuang semua pada Al-qur’an yang
dijadikan seabgai pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman.
Karena dia yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan dimanapun ia berada
adalah kekuasaan dan kehendak yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Beberapa pendapat para ahli tentang hubungan filsafat dengan agama, yaitu:
a. Ada yang mengatakan filsafat dan berpangkal dari wahyu dari Tuhan
konsekuensinya adalah filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri, yang
otonom, tidak berdasarkan kodrat akal budi manusia, melainkan sama sekali
tergantung dari dan ditentukan isinya oleh agama. Eksitensi filsafat menjadi
“filsafat agama”, dibagi menjadi dua macam yaitu:
 filsafat agama yang pada umumnya adalah hasil pemikiran dasar-dasar
agama yang bersifat analitis rasional dan kritis, tapi bebas dari ajaran-ajaran
agama.
 filsafat suatu agama atau theology membahas dasar-dasar yang terdalam
tentang suatu agama tertentu, misal theology islam, pembasannya tidak
mempersalahkan kebenaran agamanya karena sepenuhnya diterima sebagai
kebenaran.
b. Ada yang mengatakan yang ada pada kita, yaitu hanya akal budi manusia saja,
sedangkan agama dan kepercayaan mereka dianggap kolot. Untuk pendapat ini
ada aliran filsafat rationalisme dengan tokoh-tokohnya:
 Rene Descartes yang terkenal dengan ucapanya “Cogito ergo sum; jepense
doncje suis; sive existo” artinya saya berfikir karena itu saya ada.
 Benedictus ce Spinoza. Hanya ada satu substansi yang meliputi segala
sesuatu yang dinamakannya “dues sive substantie” atau “dues sive natura”
yang memiliki dua macam bentuk, yang satu memiliki tanda kekuasaan,
yang lain memiliki tanda kesadaran.
 Gottfried Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya “monade”, bahwa
yang merupakan kekuatan adalah gaya atau kekuatan.
c. Menurut filsuf Bertrand Russell: “Antara agama (theologi) dan ilmu pengetahuan
terletak suatu daerah yang tak bertuan. Daerah ini diserang baik oleh agama
(theology) maupun oleh ilmu pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah
filsafat”.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama diantaranya adalah
setiap orang diharapkan merenung dalam hikmah untuk menjadi proses pendidikan
dan usaha-usaha pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan
warga negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan
menjadi warga negara sadar dan insaf tentang hidup serta mempunyai tauladan yang
dapat dijadikan perinsip dan keyakinan.

3. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan

Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia


menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin & Idi
(2007: 32) filsafat pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan
filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan
mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai.
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan adalah:
a. Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan.
b. Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki
relevansi dengan kehidupan yang nyata.
c. Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan.

Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan filosofis


yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan
pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra
tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra
tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusa serta masyarakat terutama di
Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn dianus bangsa Indonesia dilandasi oleh fislafat
yang dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari
segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber
dari agama sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan
tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah
antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini
dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik.
Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan
perkembangan anak akan berhubungan dan berkenaan dengan realita. Semuanya itu
dapat disampaikan kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan
tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan
dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja

b. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang


lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam

c. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus,


mempersatukan dan mengkoordinasikannya

d. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan.

Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai pendidik dia


mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan menunjukkan
dirinya pada masalah pendiidkan pada umumnya serta bagaimana masalah itu
mengganggu pada penyekolahan yang menyangkut masalah perumusan tujuan,
kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan
dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari konsep,
argumen dirinya literatur pendidikan terutama dalam kotraversi pendidikan sistem-
sistem, pengujian kopetensi minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan


filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan bahwa filsafat tidak hanya melahirkan
sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan
kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh
karena bersifat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah
penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.

Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang
erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat
penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan
pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan
kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

4. Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan

Pada dasarnya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung


dalam kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses
dengan isi, yaitu pendidikan adalah proses pengoperan kebudayaan dalam arti
membudayakan manusia aspek lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah
kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak
didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah terdapat hubungan nilai
demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai
tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif
dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Perlu disadari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara
hidup dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan
sosial budaya yang dilakukan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan
baik. Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman
pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis
yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, martabat
bangsawan, kewibawaan dan kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam
budaya nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-
budaya dan pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan dan pembangunan
nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh budaya bangsa. Merencanakan kegairahan
masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha
pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Pengertian kebudayaan dari beberapa ahli :
a. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan
yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat

b. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang


dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya
didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.

c. Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem


gagasan, milik dari manusia dengan belajar

d. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang diciptakan oleh
manusia

Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarkat,


berbagai macam kekuatan harus dihadapi seperti kekuatan alam dan kekuatan lain.
Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun
materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia
danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa
kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia
dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga
diharapkan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan
budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena
itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang
akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :

a. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya

b. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain

c. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia

d. pembeda manusia dengan binatang

e. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam


pergaulan

f. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,


berbuat, menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain

g. sebagai modal dasar pembangunan


Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat
terhadap lingkungan di dalamnya.
BAB III
PENUTUP

Filsafat berusaha untuk memperoleh pandangan tentang segala sesuatu yang ada
secara menyeluruh. Pendekatan ilmu adalah lebih bersifat analitik dan deskriptif, sedangkan
pendekatan filsafat lebih bersifat sintetik atau sinoptik yang menyangkut sifat-sifat alam
semesta dan hakikat kehidupan sebagai keseluruhan.
Ilmu-ilmu khusus membatasi tujuannya pada bidang tertentu dari kenyataan atau
hanya terarah pada satu aspek kenyataan, sedangkan filsafat menyelidiki dan memikirkan
seluruh alamatau seluruh kenyataan.

Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflesif dengan manusia
artinya keduanya tidak ada alat penggerak dan tenaga utama di dalam diri manusia, yang
dikatakan alat dan penggerak tenaga utama pada diri manusia adalah akal, pikiran, rasa, dan
kenyakinan. Dengan alat ini manusia akan mencapai kebahagiaan bagi dirinya. Agama dapat
menjadi petunjuk, pegangan serta pedoman hidup bagi manusia dalam menempuh hidupnya
dengan harapan penuh keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan. Mana kala manusia
menghadapi masalah yang rumit dan berat, maka timbulah kesadaranya, bahwa manusia
merupakan makhluk yang tidak berdaya untuk mengatasinya dan timbulnya kepercayaan dan
keyakinan.

Suatu hubungan antara proses dengan isi yaitu pendidikan adalah proses pengoperan
kebudayaan dalam arti membudayakan manusia fungsi pendidikan adalah mengolah
kebudayaan itu menjadi sikap bernilai tingkah laku bahkan menjadi kepribadian anak didik.

hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan adalah :

1. Ilmu pengetahuan lahir dari persamaan dan perbedaan filsafat, sedangkan filsafat adalah
ibu dan ilmu pendidikan.
2. Ilmu pengetahuan lebih bersifat analisis, sedangkan filsafat bersifat sinopsis.
3. Ilmu pengetahuan mengemukakan fakta-fakta untuk melukiskan objeknya, sedangkan
filsafat selain menekankan pada keadaan sebenarnya dan objek juga bagaimana
seharusnya objek itu.
4. Ilmu pengetahuan memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi sedangkan filsafat
memeriksa dan meragukan segala asumsi.
5. Ilmu pengetahuan di warnai oleh penggunaan metode eksperimen, terkontrol cara
kerjanya, sedangkan filsafat menggunakan ilmu pengetahuan.

Hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan nilai demokrasi.


Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih
utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif yakni
mampu menciptakan kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mudhofir, 1988, Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat, Liberty, Yogyakarta.

Mulder, D.C., 1965, Iman dan Ilmu Pengetahuan, Badan Penerbit Kristen, Jakarta

Poedjawijatna, I.R., 1973, Tahu dan Pengetahuan, Pengantar Keilmuan dan Filsafat, IKIP,
Jakarta.

The Liang Gie, 1977, Suatu Konsepsi ke Arah Penertiban Bidang Filsafat, Judul asli A
Conseption toward the Systematization of Philosophy, alih bahasa Ali
Mudhofir, Karya Kencana, Yogyakarta.

Titus, Harold H., Marylin S. Smith, Richard T. Nolan, 1984, Persoalan-persolanan Filsafat
Judul asli Living Issues in Philosophy, alih bahasa H.M. Rasyidi,
Bulan Bintang, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai