Makalah Ini Kami Tujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu:
Mashudi Yusuf, MM.
Disusun Oleh :
Yuanita Hikmatul Ma’an
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggapan umum pertama tentang filsafat adalah bahwa yang
dibahas sebagai hal yang tinggi, sulit, abstrak dan tidak terkait dengan
masalah kehidupan sehari-hari. Filosof sering digambarkan sebagai orang
yang memiliki IQ dan intuisi yang jauh melebihi tingkat rata-rata manusia.
Filosof juga dipandang sebagai seseorang yang tidak memperdulikan
masalah sehari-hari, tetapi sibuk merenung dan memikirkan persoalan
hakikat sesuatu yang sulit dicerna.
Sebenarnya, masalah-masalah pokok filsafat adalah persoalan yang
pernah dipikirkan setiap orang. Dalam hidup, tentu kita pernah
memikirkan, mempertanyakan dan merenungkan kenapa ini harus begini,
dan tidak boleh begitu. Sedangkan itu harus begitu, tidak seharusnya
begini. Unutk apa saya kuliah? Kenapa kerabat kita yang baik meninggal?
Kenapa ada orang yang tega melakukan hal itu? Semua ini telah menjadi
objek pemikiran filosofinya. Jadi secara umum, kita sudah ‘berfilsafat’,
yaitu mengajukan pertanyaan filosofis, terlibat dalam perbincangan
filosofis dan memegangi sudut pandang filsafat tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat, ilmua dan pengetahuan?
2. Apa saja kajian filsafat ilmu?
3. Dari mana saja sumber ilmu pengetahuan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan singkat tentag filsafat, ilmu dan
pengetahuan.
2. Untuk megetahui apa saja kajian filsafat ilmu.
3. Untuk mengetahui apa saja sumber ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Epistemologi Ilmu
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani; episteme (pengetahuan,
ilmu pengetahuan) dan logos (ilmu, informasi). Dalam bahasa Yunani ,
episteme berarti knowledge atau science. Epistemologi biasa
didefinisikan sebagai teori tentang pengetahuan (theory of knowledge).
Epistemologi juga dipahami sebagai pengetahuan tentang
pegetahuan. Ada juga yang mendefinisikan Epistemologi sebagai; the
theory of the nature of the knowing and the means by which we know.
Akan tetapi, secara umum Epistemologi dimaknai sebagai; a brach of
philosophy that investigates the origin, nature, method, and limit of
human knoeledge (cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode,
dan batasan pengetahuan manusia).
3. Aksiologi Ilmu
Islilah aksologi berasal dari bahasa Yunani; axios (nilai) dan logos
(ilmu, teori). Dengan demikian, aksiolgi berarti teori tentang nilai
(value atau valuation). Aksiologi juga diartikan teori tentang nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan.
Pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan nilai itu sendiri? Niali
merupakan kata benda abstrak yang dapat diartikan sesuatu yang baik,
menarik, dan bagus. Bisa uga berarti, kewajiban, kebenaran, dan
kesucian. Dalam pengertian ini, aksiologi merupakan bagian dari etika.
Kata nilai juga bisa berarti benda ynag konkrit. Misalnya kita
menyatakan nilai yang dicapai seorang mahasiswa berkategori baik
atau tidak baik. Nilai dalam pengertian ini menunjukkan susatu yang
konkrit sehingga dapat dinilai baik atau tidak baik.
Nilai juga berarti kata kerja seperti kegiatan menilai atau dinilai.
Dalam pengertian sebagai kata kerja, kagiatan menilai berarti
memberikan penghargaan atau kegiatan evaluasi.
C. Sumber Ilmu Pengetahuan
1. Rasionalisme
Paham rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan
menusia adalah rasio. Jadi, dalam proses perkembangan ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia harus dimulai dari rasio.
Tanpa rasio mustahil manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
Rasio adalah berpikir. Oleh karena itu, berpikir inilah yang akan
memperoleh ilmu pengetahuan. Semakin banyak manusia itu berpikir,
maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.
Namun demikian, rasio juga tidak bisa berdiri sendiri. Ia juga
butuh dunia nyata sehingga proses pemerolehan pengetahuan ini ialah
rasio yang bersentuhan dengan dunia nyata di dalam berbagai
pengalaman empirisnya. Kualitas pengetahuan manusia ditentukan
seberapa banyak rasionya bekerja.
2. Empirisme
Secara epistimologi, istilah empirisme berasal dari kata Yunani
yaitu emperia yang artinya pengalaman. Empirisme memilih
pengalaman sebagai sumber pengetahuan, baik pengalaman lahiriah
maupun batiniah.
Dengan kata lain, empirisme menjadikan pengalaman indrawi
sebagai sumber pengetahuan. Sesuatu yang tidak diamati dengan indra
bukanlah pengetahuan yang benar. Walaupun demikian, ternyata indra
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain, pertama, keterbatasan
indra. Kedua, indra menipu. Ketiga, objek yang menipu. Keempat,
objek dan indra yang menipu. Dengan adanya kelemahan-kelemahan
pengalaman indra sebagai sumber pengetahuan, maka lahirlah sumber
kedua, yaitu rasionalisme.
PENUTUP
Kesimpulan:
Dr. Biyanto, M.Ag. Filsafat Ilmu dan Ilmu Keislaman. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015.