Anda di halaman 1dari 10

CIKAL BAKAL BAHASA

MELAYU MENJADI BAHASA


INDONESIA

UIN SUNAN KALIJAGA

Disusun oleh : Ainin Ni’mah


NIM : 18104080083
Prodi : Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah
A. Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, baik itu lewat lisan maupun tulisan. Sebab dengan
bahasa kita dapat mengerti apa maksud dan tujuan sesorang sekaligus
dengan bahasa akan lebih mudah untuk mengungkapkan apa yang ada di
benak kita. Oleh karena itu, bahasa memiliki peran yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa juga merupakan identitas suatu negara. Apalagi di negara
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku yang memiliki bahasa daerah dan
tidak semua orang paham dengan bahasa daerah tersebut. Nah, di sinilah
peran bahasa Indonesia yang amat penting untuk menyatukan suku-suku di
Indonesia. Negara yang besar adalah negara yang menghargai jasa para
pahlawanya sekaligus mencintai bahasa nasionalnya. Bahkan, di acara-
acara besar seperti pidato, upacara, ataupun komunikasi antar daerah juga
menggunakan bahasa Indonesia.
Meskipun siswa belajar bahasa Indonesia sejak Sekolah Dasar
sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Tapi, masih banyak sekali ditemui
orang-orang yang kesulitan dalam hal berbicara maupun menulis. Oleh
karena itu, keterampilan menulis sangat penting untuk dimiliki oleh siswa,
mahasiswa, dosen, maupun aktivis lainnya.
Kecakapan dalam berbicara juga penting untuk dimiliki setiap
orang. Apalagi untuk mereka yang “Demam Panggung” biasanya sulit
sekali mengungkapkan kata-kata dengan mudah. Sebab, dalam berbahasa
Indonesia juga kita diharuskan untuk bisa memilih kata-kata yang tepat.
Oleh karena itu, kemampuan dalam berbicara maupun menulis harus
dilatih dan dikembangkan mulai dari sekarang.
Di era globalisasi ini, perkembangan bahasa terjadi begitu cepat dan
singkat. Banyak sekali bahasa-bahasa yang berkembang di dunia maya
diantaranya adalah bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jepang, bahasa
Prancis dan yang lainnya. Kita dituntut untuk menguasai bahasa asing agar
bisa mengetahui perkembangan-perkembangan di luar negeri maupun
sekedar untuk keliling dunia. Tetapi, kita juga harus tetap menjaga,
melestarikan, dan membudayakan bahasa Indonesia. Agar bahasa
Indonesia tidak pupus tergerus zaman.

B. Pembahasan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang awal mulanya
terbentuk dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang digunakan berasal dari
dialek Riau yang digunakan sejak abad ke-19. Bahasa Melayu termasuk
rumpun bahasa Austronesia yang saat itu digunakan sebagai lingua franca
(bahasa pergaulan).
Penamaan istilah “Bahasa Melayu” telah digunakan pada sekitar abad
683-686 M, seperti yang tercantum pada beberapa prasasti bahasa Melayu
kuno dari Talang tuwo tahun 683 M (Palembang) danKota kapur tahun
686 M (Bangka), dan di Karang Brahi pada tahun 688 M (Antara sungai
Musi dan Jambi). Prasasti ini ditulis dengan aksara Pallawa atas perintah
1
raja kerajaan Sriwijaya.
Bahasa Melayu di bedakan menjadi dua, yakni Melayu pasar dan
Melayu tinggi. Diantara ciri-ciri melayu pasar adalah sangat lentur, mudah
dipahami, ekspresif, dan mudah sekali menyerap bahasa-bahasa yang
digunakan oleh pengguna di lain daerah. Sedangkan, Melayu tinggi
biasanya digunakan oleh kalangan bangsawan sekitar Sumatera, Malaya,
dan Jawa. Selain itu, Melayu tinggi juga lebih susah dipelajari karena lebih
halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Melayu pasar.
Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi sudah menggunakan
bahasa Melayu sebagai bahasa kenegaraan. Hal ini dapat dibuktikan dengan
penemuan empat prasasti yang berdekatan di wilayah Sumatera Selatan. Pada
zaman ini bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa kebudayaan,

1 Dr. Alex SS., M.Pd. dan Prof. Dr. H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta:Kencana, 2011), hlm.8.
yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Pada saat itu bahasa Melayu
yang digunakan masih bercampur dengan bahasa sansekerta. Sebagai pusat
pelayaran dan perdagangan tentunya menuntut para pedagang untuk
menggunakan bahasa Melayu walaupun kurang sempurna, sehingga
2
melahirkan varian baru yang nantinya di sebut Melayu pasar.
Penemuan prasasti berbahasa Melayu kuno di Jawa Tengah pada
abad ke-9 dan prasasti Bogor pada abad ke-10 menunjukkan bukti
penyebaran bahasa Melayu di wilayah Jawa.
Pada abad ke-15 bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi
kerajaan Malaka. Penggunaannya terbatas pada wilayah kerajaan Sumatera,
Malaka, dan Jawa. Bahasa ini lebih dikenal dengan bahasa Melayu tinggi.
Pada awal abad ke-20 bahasa Melayu pecah menjadi dua. Tahun
1901, Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen. Dan
di tahun 1904, Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.
Kongres pemuda Indonesia pertama pada tahun 1926
diselenggarakan di Batavia (Jakarta) yang diketuai oleh Muhammad
Tabrani dan diikuti oleh organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong
Cellebes, Jong Sumatera, dan lainnya. Membuktikan semangat dan
kesadaran para pemuda Indonesia akan perlunya pembinaan bahasa dan
kesusantraan Indonesia.
Setelah dua tahun kongres pemuda pertama kemudian diadakan
lagi kongres pemuda yang kedua yakni pada tanggal 28 Oktober 1928
yang pada akhirnya dikumandangkan sumpah pemuda. Dan di sinilah awal
mula penamaan bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa jati diri suatu
bangsa. Isi dari sumpah pemuda tersebut adalah :
1. Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah Indonesia.
2. Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa
Indonesia.

2 Susilo Mansurudin, Mozaik Bahasa Indonesia, (Malang:UIN Maliki Press, 2010), hlm.4.
3. Kami putra-putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.

Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan dikarenakan


beberapa pertimbangan, diantaranya :
1. Jika bahasa Jawa yang digunakan, suku-suku bangsa yang lain
akan merasa terjajah oleh suku Jawa. Karena pada saat itu
mayoritas penduduk dari suku Jawa.
2. Bahasa Jawa sukar dipahami karena ada tingkatan bahasa, yaitu
halus, sedang, dan kasar.
3. Bahasa Melayu mudah untuk dipelajari dan dipahami.
4. Bahasa Melayu mudah menyesuaikan diri dengan bahasa pendatang.
5. Bahasa Melayu memiliki suku yang letaknya strategis karena
dilewati oleh jalur-jalur pelayaran maupun perdagangan.
6. Bahasa Melayu menjadi bahasa perhubungan bagi kekuasaan
politik dari kerajaan Sriwijaya, Aceh, dan Malaka.
7. Bahasa Melayu digunakan sebagai lingua franca (bahasa
perhubungan) di Indonesia.
Setelah peristiwa sumpah pemuda ini, bahasa Indonesia
berkembang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat ini juga
dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul
Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam
Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi
perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.
Sejak zaman penjajahan Belanda, bahasa Indonesia telah diajarkan
di sekolah-sekolah. Pada tahun 1914, pemerintah Belanda mendirikan
sekolah bumi putra yang menggunakan bahasa Belanda sebagai pengantar
pelajaran di kelas. Setelah itu, pada bulan Maret 1942 Jepang mendarat di
Indonesia. Dalam waktu singkat tersebut Jepang berhasil mengambil alih
pemerintahan. Dengan segera Jepang menghapus bahasa Belanda dan
diganti dengan bahasa Jepang. Sedangkan, kepentingan mereka untuk
melakukan penjajahan di Indonesia sangatlah mendesak. Akhirnya mereka
terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa umum.
Pada tanggal 20 Oktober 1942, pemerintah Jepang mendirikan
badan yang bernama Komisi Bahasa Indonesia. Sampai akhir
pemerintahan Jepang komisi itu telah menghasilkan 7000 istilah baru
dalam bahasa Indonesia.
Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan bahasa
Indonesia diantaranya :
1. Pada 1901, disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van
Ophuijsen dan dimuat dalam Kitab Logat Melayu.
2. Pada 28 Oktober 1928 saat paling menentukan bagi perkembangan
bahasa Indonesia.
3. Pada 1933, berdiri angkatan sastrawan muda yang menamai
dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir
Alisyahbana.
4. Pada 25-28 Juni 1938, dilakukan Kongres Bahasa Indonesia I di
Solo.
5. Pada 18 Agustus 1945, ditandatangani UUD 1945 yang pada pasal
36 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
6. Pada 19 Maret 1947, diresmikan penggunaan Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi) sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen.
7. Kongres Bahasa Indonesia II di Medan pada tanggal 28 Oktober-2
November 1954 yang isinya bertekad untuk menyempurnakan
bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara
pada tanggal 18 Agustus 1945 yang bertepatan dengan disahkannya UUD
1945 sebagai bahasa negara. Dalam UUD 1945 Bab XV Pasal 36
3
disebutkan bahwa Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia

3Dr. Alek, SS., M.Pd. dan Prof. Dr. H. Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta:Kencana, 2011)., hlm.16.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
secara konstitusional sebagai bahasa negara.
Fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia adalah sebagai
pemersatu suku-suku bangsa di Indonesia yang beraneka ragam. Selain itu,
bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai bahasa ibu yang dapat digunakan
bagi orang-orang yang tidak mengerti bahasa daerah. Kedudukan bahasa
Indonesia di Indonesia adalah sebagai bahasa peraatuan, bahasa negara,
sekaligus sebagai budaya suatu bangsa.
Dalam UUD 1945 Bab XV pasal 36 menyebutkan bahwa bahasa
Indonesia berkedudukan juga sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penulisan
dan penerjemahan buku-buku maupun karya ilmiah untuk proses
pembelajaran di sekolah maupun di perkuliahan pun menggunakan bahasa
Indonesia. Tak hanya itu, bahasa Indonesia juga dapat digunakan sebagai
bahasa pengantar dan penyampaian ilmu pengetahuan kepada berbagai
kalangan dan tingkat pendidikan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia
4
memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang pendidikan .
Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Sebagai bahasa
negara, bahasa Indonesia seringkali digunakan sebagai alat komunikasi
pada tingkat nasional dalam berbagai kepentingan nasional, seperti dalam
hal perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di seluruh Indonesia.
Hasil perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975, menegaskan
bahwa kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai :
1. Lambang kebanggaan nasional.

4 Dr. Alek, SS, M.Pd. dan Prof. Dr. H. Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta:Kencana, 2011), hlm.21.
2. Lambang identitas nasional.
3. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar
belakang sosial, budaya, dan bahasanya.
5
4. Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah

C. Penutup
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang awal mulanya
terbentuk dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang digunakan berasal
dari dialek Riau yang digunakan sejak abad ke-19. Bahasa Melayu
termasuk rumpun bahasa Austronesia.
Penamaan “Bahasa Melayu mulai digunakkan pada tahun 683-686
M. Diantara salah satu buktinya adalah ditemukannya prasasti Kedukan
Bukit pada tahun 683 M di Palembang, prasasti Talang tuwo tahun 684 M
di Palembang, prasasti Kota kapur pada tahun 686 M di Bangka Barat, dan
prasasti Karang Brahi pada tahun 688 M di antara sungai Musi dan Jambi.
Bahasa Melayu juga tidak hanya digunakan oleh kerajaan Sriwijaya, sebab
di pulau Jawa juga ditemukan prasasti berangka 832 M di Jawa Tengah
dan prasasti berangka 942 M di Bogor. Bahasa Melayu tidak hanya
digunakan di Indonesia saja, tetapi seluruh kawasan Asia Tenggara juga
menggunakan bahasa Melayu.
Awal mula bahasa Indonesia dianggap sebagai jati diri suatu
bangsa adalah ketika dilaksanakannya sumpah pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 di Jakarta. Pada Kongres Pemuda kedua
Pada tanggal 18 Agustus 1945, bertepatan dengan pengesahan
UUD 1945 ditetapkan pula bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa “Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia” (Bab XV pasal 36).

5 Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., dkk., Belajar Bahasa Indonesia,


(Surakarta:Cakrawala Media, 2015), hlm.9.
Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bahasa Indonesia dijadikan
sebagai bahasa negara, bahasa persatuan, budaya, sekaligus sebagai ilmu
pengetahuan.
Begitu besarnya peran bahasa Indonesia di negara Indonesia. Oleh
karena itu, kita sebagai pelajar harus bisa mengeembangkan serta
melestarikan bahasa Indonesia sebagai budaya suatu bangsa. Kita juga
harus bersungguh-sungguh dalam belajar bahasa Indonesia, agar kelak
bahasa Indonesia tak hanya menjadi bahasa nasional. Akan tetapi bahasa
Indonesia harus dipakai sebagai bahasa Internasional di seluruh dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Alek dan Achamad H.P.. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta:Kencana.
Broto, A.S.. 1980. Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua
di SD berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarta:Bulan
Bintang.
Mansurudin, Susilo. 2010. Mozaik Bahasa Indonesia. Malang:UIN Maliki
Press.
Rohmadi, Muhammad, Eddy Sugiri dan Aninditya Sri Nugraheni. 2015.
Belajar Bahasa Indonesia. Surakarta:Cakrawala Media.

Anda mungkin juga menyukai