Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN, OBJEK, METODE DAN KEGUNAAN

SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Sejarah Pendidikan Islam

Dalam pembahasan tentang pengertian Sejarah Pendidikan Islam terdapat dua konsep yaitu Sejarah dan
Pendidikan Islam. Dalam bahasa Arab kata “sejarah” dinamakan dengan tarikh yang menurut bahasa
berarti ketentuan masa[2]. Jadi sejarah berkaitan erat dengan waktu atau sesuatu yang terjadi pada
masa lampau. Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab “syajarotun’’ yang berarti pohon[3]. Kata
syajarotun memberikan gambaran kepada kita tentang pendekatan ilmu sejarah yang lebih analogis
karena memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia seperti pohon yang bermula dari
sebuah benih/bibit yang tumbuh dan berkembang hingga memiliki dahan dan ranting, yang akhirnya
akan layu dan tumbang setelah meninggalkan benih yang baru . Demikian pula dengan perjalanan hidup
manusia yang pada akhirnya akan menghadapi fase akhir kehidupan setelah meninggalkan generasi-
generasi yang berkesinambungan.

Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history, yang berarti “pengalaman masa lampau dari umat
manusia “the past experience of mankind[4]. Pengertian selanjutnya memberikan makna sejarah
sebagai catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa silam yang diabadikan dalam
laporan-laporan tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas. Kemudian sebagai cabang ilmu pengetahuan
sejarah mengungkap

peristiwa-peristiwa masa silam, baik peristiwa social, politik, ekonomi, maupun agama dan budaya dari
suatu bangsa, negara ataupun dunia.

Pendidikan adalah sebuah konsep yang cukup komplek ketika kita mendefinisiknnya, hingga cukup
banyak arti dari kata pendidikan ini. Namun demikian, pada dasarnya semua akan bermuara pada satu
makna yang hampir sama, yaitu pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasai muda untuk
menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien [5]. Jadi
pendidikan lebih mencakup pada penanaman nilai dan pembentukan kepribadian, bukan hanya sebatas
transfer ilmu yang spesifik.

Pendidikan secara umum didefinisikan menjadi dua macam, pertama pendidikan sebagai proses
pewarisan penerusan atau enkulturasi dan sosialisasi perilaku sosial dan individual yang telah menjadi
model anutan masyarakat secara baku. Dalam pengertian ini pendidikan berarti proses pembudayaan
atau untuk menanamkan nilai tertentu kepada anak didik baik dalam keluarga sekolah maupun
masyarakat. Kedua pendidikan sebagai upaya fasilitatif yang memungkinkan terciptanya situasi atau
lingkungan dimana potensi-potensi dasar anak dapat berkembang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman. Pendidikan juga diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang
menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab dalam
masyarakat selaku khalifah Allah SWT.

Pengertian pendidikan secara umum, yang kemudian di hubungkan dengan Islam, maka muncullah
sebuah pengertian dan pemahaman yang baru. M. Yusuf al-Qordhawi memberikan pengertian bahwa ;
“Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya,
akhlak dan keterampilannya, yang menyiapkan manusia yang tanggguh dalam berbagai keadaan dan
situasi[6]. Jadi pendidikan Islam dengan berbagai kareakteristiknya telah menjadikan manusia seutuhnya
sesuai dengan tugasnya sebagai khalifah Allah.

Berangkat dari pengertian sejarah dan pengertian pendidikan Islam yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa sejarah pendidikan Islam adalah sebuah proses pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan Islam dari waktu ke waktu sejak Islam lahir sampai masa sekarang. Zuhairini dkk (1992: 2)
megungkapkan bahwa:

Sejarah Pendidikan Islam atau “Tarikhut Tarbiyyah Islamiyyah” adalah sebagai berikut: (a) keterangan
mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak
zaman lahirnya islam sampai dengan masa sekarang; dan (b) cabang ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembagan pendidikan Islam, baik dari segi ide kan konsepsi
maupun segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.

Setelah kita mengetahui arti dari sejarah dan pendidikan Islam, maka Sejarah Pendidikan Islam dapat
diartikan sebagai rekontruksi masa lalu pendidikan Islam, baik institusi maupun kegiatannya.

B. Objek Sejarah Pendidikan Islam

Sejarah biasanya ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian tentang peradaban
bangsa. Maka objek Sejarah Pendidikan Islam mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik informal maupun formal. Dengan demikian
dapat diperoleh “sejarah serba objek”. Dalam hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai
agama da’wah menyeru kebaikan dan mencegah pada kemunkaran, menuju kehidupan yang sejahtera
baik lahir maupun batin. Namun sebagai cabang ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan Islam
umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan dalam objek-objek sejarah pendidikan, seperti
mengenai sifat-sifat yang dimilikinya[7].

Pendidikan tidak akan ada artinya apabila manusia tidak ada di dalamnya. Hal ini disebabkan karena
manusia merupakan objek dan subyek pendidikan, artinya manusia tidak akan berkembang dan
mengembangkan budayanya secara sempurna apabila tidak ada pendidikan. dengan demikian maka
akan di peroleh apa yang di sebut “ sejarah serba subyek”.
C. Metode Sejarah Pendidikan Islam

Memahami sejarah adalah hal yang cukup rumit, setidaknya ada dua fase untuk sampai pada hal
tersebut. pertama adalah fase penggalian sejarah, dan kedua adalah fase penulisan sejarah. Adapun
metode yang dapat ditempuh untuk fase yang pertama adalah :

1. Metode Lisan dengan metode ini pelacakan suatu obyek sejarah dengan menggunakan interview.

2. Metode Observasi dalam hal ini obyek sejarah diamati secara langsung.

3. Metode Documenter dimana dengan metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan
mendalam segala catatan atau dokumen tertulis [8].

Mengenai metode sejarah pendidikan Islam, walaupun terdapat hal-hal yang sifatnya khusus, berlaku
kaidah-kaidah yang ada dalam penulisan sejarah. Kebiasaan dari penelitian dan penulisan sejarah
meliputi suatu perpaduan khusus keterampilan intelektual. Sejarahwan harus menguasai alat-alat
analisis untuk menilai kebenaran materi-materi sebenarnya, dan perpaduan untuk mengumpulkan dan
menafsirkan materi-materi tersebut kedalam kisah yang penuh makna, sebagai seorang ahli, sejarahwan
harus mempunyai sesuatu kerangka berpikir kritis baik dalam mengkaji materi maupun dalam
menggunakan sumber-sumbernya.

Adapun fase yang kedua yaitu metode penulisan untuk memahami Sejarah Pendidikan Islam diperlukan
suatu pendekatan atau metode yang bisa ditempuh adalah keterpaduan antara metode deskriptif,
metode komparatif dan metode analisis sintesis.

1) Metode deskriptif, ajaran-ajaran islam yang dibawa oleh Rosulullah SAW, yang termaktub dalam
Al-Qur’an dijelaskan oleh As-sunnah , khususnya yang langsung berkaitan dengan pendidikan islam
dapat dilukiskan dan dijelaskan sebagaimana adanya. Pada saatnya dengan cara ini maka apa yang
terkandung dalam ajaran islam dapat dipahami.

2) Metode komparatif mencoba membandingkan antara tujuan ajaran islam tentang pendidikan dan
tuntunan fakta-fakta pendidikan yang hidup dan berkembang pada masa dan tempat tertentu. Dengan
metode ini dapat diketahui persamaan dan perbedaan yang ada pada dua hal tersebut sehingga dapat
diajukan pemecahan yang mungkin keduanya apabila terjadi kesenjangan.

3) Metode analisis sintesis digunakan untuk memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau
pengertian-pengertian yang diberikan ajaran Islam secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan
kekhasan pendidikan Islam. Pada saatnya dengan metode sintesis dapat diperoleh kesimpulan-
kesimpulan yang akurat dan cermat dari pembahasan sejarah pendidikan Islam. Metode ini dapat pula
didayagunakan untuk kepentingan proses pewarisan dan pengembangan budaya umat manusia yang
islami [9].
Untuk membantu mendapatkan data historis yang akurat, tentunya dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung
yang dapat memperkuat keberadaan sejarah. Ilmu-ilmu yang dibutuhkan adalah :

1. Ilmu-ilmu Dasar

a. Paleografi; pengetahuan tulisan-tulisan kuno

b. Diplomatic; pengetahuan menyelidiki tanggal, tempat dan keaslian dokumen-dokumen tertulis

c. Epigrafi; pengetahuan tentang tulisan pada dokumen

d. Kronologis; pengetahan tentang kesatuan waktu

e. Sigilografi; pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan zaman dulu

f. Heraldry; pengetahuan tentang tanda-tanda istimewa dalam benda

g. Numismatik; pengetahuan tentang mata uang dan mendali

h. Genealogi; pengetahuan tentang asal usul / nasabiyah subjek

2. Ilmu-ilmu Bantu Sejarah,

a. Geografi; pengetahuan tentang alam

b. Sosiologi; pengetahuan tentang kultur masyarakat

c. Antropologi; pengetahuan tentang objek sejarah yaitu manusia

d. Arkeologi; pengetahuan tentang warisan masa lampau/sisa peninggalan

e. Ilmu sejarah; pengetahan tentan perkembangan umat manusia[10].

D. Kegunaan Sejarah Pendidikan Islam

Secara umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia. Karena
sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan
nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran
Islam adalah al-qur’an yang mengandung banyak sekali nilai-nilai kesejarahan, yang langsung dan tidak
langsung mengandung makna besar, pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan utama, khususnya bagi
umat Islam. Maka tarikh dan ilmu mempunyai kegunaan dalam Islam menduduki arti penting dan
mempunyai kegunaan dalam kajian Islam. Oleh sebab itu, kegunaan sejarah pendidikan Islam meliputi
dua aspek yaitu kegunaan yang bersifat umum dan yang bersifat khusus atau akademis.

Yang bersifat umum, sejarah pendidikan Islam mempunyai kegunaan sebagai faktor keteladanan. Hal ini
sejalan dengan makna yang tersurat dan tersirat dalam Firman Allah SWT., :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.Al-Ahzab
33: 21)

Sedangkan yang bersifat akademis, kegunaan sejarah pendidikan Islam selain memberikan
perbendaharaan perkembangan ilmu pengetahuan ( teori dan praktek), juga untuk menumbuhkan
perspektif baru dalam rangka mencari relevansi pendidikan Islam terhadap segala bentuk perubahan
dan perkembangan ilmu teknologi. Dengan mempelajari dan memahami sejarah pendidikan Islam, maka
kita akan dapat :

1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman
lahirnya Nabi Saw sampai sekarang ini.

2. Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam, guna memecahkan problematika pendidikan
Islam masa kini.

3. Memiliki sikap yang positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan


sistem pendidikan Islam [11].

Selain itu sejarah pendidikan Islam akan mempunyai kegunaan dalam rangka pembangunan dan
pengembangan pendidikan Islam. Dalam hal ini, sejarah pendidikan Islam akan memberikan arah
kemajuan yang pernah dialami dan dinamismenya sehingga pembangunan dan pengembangan itu tetap
berada dalam kerangka pandangan yang utuh dan mendasar.

Dengan mengkaji sejarah akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan Islam dari
zaman Rosulullah sampai sekarang mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran,
dan kebangkitan kembali tentang pendidikan islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang
terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide, konsep, intitusi, sistem, dan
operasionalisnya yang terjadi dari waktu ke waktu, jadi sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar
memberikan romantisme tetapi lebih dari itu merupakan refleksi historis.

Dengan demikian belajar Sejarah Pendidikan Islam dapat memberikan semangat (back projecting
theory) untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan dan kemajuan pendidikan Islam yang baru
dan lebih baik. Dengan demikian sejarah pendidikan Islam sebagai study tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan sejarah pendidikan sudah barang tentu sangat bermanfaat terutama dalam rangka
memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan pendidikan.

Sejarah yang diartikan sebagai gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami oleh
manusia, disusun secara ilmiah, meliputi kurun waktu tertentu, diberi tafsiran, dan dianalisis secara kritis
sehingga mudah dipahami dan dimengerti sehingga memiliki manfaat. Menurut Kuntowijoyo kegunaan
sejarah dibagi menjadi dua yaitu guna intrinsik dan guna ekstrinsik.

1. Guna Intrinsik
Guna intrinsik, yakni kegunaan dari dalam yang nampak terkait dengan keilmuan dan pembinaan profesi
kesejarahan. Guna intrinsik sejarah adalah sebagai berikut :

a) Sejarah sebagai ilmu.

b) Sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau

c) Sejarah sebagai pernyataan pendapat.

d) Sejarah sebagai profesi.

2. Guna Ekstrinsik.

Guna ekstrinsik terkait dengan proses penanaman nilai dan proses pendidikan. Guna Ekstrinsik meliputi :

a) Sejarah sebagai pendidikan moral.

b) Sejarah sebagai pendidikan penalaran.

c) Sejarah sebagai pendidikan politik.

d) Sejarah sebagai pendidikan kebijakan.

e) Sejarah sebagai pendidikan perubahan.

f) Sejarah sebagai pendidikan masa depan.

g) Sejarah sebagai pendidikan keindahan.

h) Sejarah sebagai ilmu bantu.

Berkaitan dengan fungsi ekstrinsik tersebut, Nugroho Notosusanto menjelaskan empat fungsi atau guna
sejarah yaitu: fungsi rekretaif, inspiratif, instruktif dan edukatif, yaitu :

1. Fungsi Rekreatif

Ketika seseorang membaca narasi sejarah dan isinya mengandung hal-hal yang terkait dengan
keindahan, romantisisme, maka akan melahirkan kesenangan estetis. Tanpa bernajak dari tempat
duduk, seseorang yang mempelajari sejarah dapat menimati bagaimana kondisi suatu masa pada masa
lampau. Jadi seolah-olah seseorang tadi sedang berkreasi ke suasana yang lampau.

2. Fungsi Inspiratif

Dengan mempelajari sejarah akan dapat mengembangkan inspiratif, imajinatif dan kretivitas generasi
yang hidup sekarang dalam rangka hidup berbangsa dan bernegara. Fungsi inspiratif juga dapat
dikaitkan dengan pendidikan moral. Sebab setelah belajar sejarah seseorang dapat mengembangkan
inspirasi dan berdasarkan keyakinannya dalam menerima atau menolak nilai yang terkandung dalam
suatu peristiwa sejarah.
3. Fungsi Instruktif

Maksud fungsi intrukstif adalah sejarah sebagai alat bantu dalam proses suatu pembelajaran. Sejarah
berperan sebagai upaya penyampaian pengetahuan dan ketrampilan kepada orang lain.

4. Fungsi Edukatif

Belajar sejarah sebenarnya dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan keseharian bagi setiap manusia.
Sejarah mengajarkan tentang contoh yang sudah terjadi agar seseorang menjadi arif, sebagai petunjuk
dalam berperilaku.

A. Kesimpulan

Sejarah pendidikan Islam merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan tentang perkembangan dan
pertumbuhan pendidikan Islam sejak turunnya Islam sampai sekarang ini.

Objek sejarah pendidikan Islam mencakup semua fakta-fakta dan manusia sebagai pelakunya yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik yang bersifat formal, non
formal maupun informal.

Pendekatan atau metode yang bisa ditempuh untuk memahami penggalian sejarah pendidikan Islam
adalah metode lisan (interview), observasi dan dokumenter. Sedangkan metode atau pendekatan untuk
memahami penulisan sejarahpendidikan Islam adalah keterpaduan antara metode deskriptif, metode
komparatif dan metode analisis sintesis.
Adapun kegunaan ataupun manfaaat yang dapat kita raih dari studi sejarah pendidikan Islam itu adalah :

1) Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan Islam, sejak zaman
lahirnya sampai zaman sekarang.

2) Mengambil manfaat dari proses pendidikan Islam, guna memecahkan problematika Pendidikan
Islam pada masa kini.

3) Memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembahuruan sistem


pendidikan Islam.

4) Ikut menunjang Pembangunan dan Pengembangan pendidikan Islam pada zaman era globalisasi
sekarang ini.

B. Saran

Dengan mempelajari sejarah, kita akan menjadi tahu arah untuk mengadakan inovasi-inivasi konstruktif
dalam rangka mengembangkan pola fikir yang lebih mapan hingga kita akan mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan yang mampu menghadapi tantangan zaman.

Selain itu juga, dengan memahami nilai-nilai sejarah kita akan dapat belajar untuk membentuk akhlakul
karimah, mengetahui perjalanan panjang peradaban manusia dengan berbagai bentuk budayanya,
belajar menghargai sebuah perjuangan yang terkadang harus mengorbankan segalanya dan dengan
memahami sejarah kita juga akan dapat membentuk kepribadian sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta: Grasindo.

Ahmad Tafsir. 1994. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosda Karya. Cet. 4

Azyumari Azra, Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalimah, 2001), cet. Ke-3, hlm. Vii

Hasan Langgulung. 1992. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Mutiara Sumber Widya Offset. Cet. 2

Maksum Muhtar. 2001. Madrasah, Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: logos Wacana Ilmu. Cet. 3

Samsul Munir Amin. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah. Cet. 2
Sumiati dan Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima. Cet. 2

UIN Sunan Gunung Djati. (2013). Panduan Akademik Penulisan Tesis & Disertasi. Bandung : Gunung Djati
Press.

Zuhairini dkk, 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi aksara. Cet. 3

[1] Azyumari Azra, Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalimah, 2001), cet. Ke-3, hlm. Vii

[2] Zuhairini dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara: 1992), cet. Ke-3, hlm.1

[3] Samsul Minur Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah: 2010), cet. Ke-2, hlm. 1

[4] Zuhairini dkk., op. cit. hlm. 1

[5] Azyumardi Azra, op. cit., hlm. 3

[6] Ibid., hlm 5

[7] Zuhairini dkk., op. cit., hlm. 2-3

[8] Samsul Minur Amin, op. cit., hlm 4-5


5

[9] Zuhairini dkk., op. cit., hlm. 4

[10] Samsul Minur Amin, op. cit., hlm 7-11

[11] Zuhairini dkk., op. cit., hlm. 6

Anda mungkin juga menyukai