Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
Tentang
Definisi Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu :
Dr.Supardi Dwimaputra,M.Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Vani Rahma Sari 2213030055


Febi Rahayu 2213030079
Intan Aprilia 2213030094
Risman Awali H. 2213030126

PRODI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Definisi
Filsafat Ilmu” dengan tepat waktu.

Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata
kuliah Filsafat Ilmu dengan bapak Dr.Supardi Dwimaputra,M.Ag. Tugas yang
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang di
ketahui penulis. Dalam penyusunan makalah ini kami mengambil sumber dari
beberapa literatur dari buku maupun jurnal. Tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang ikut membantu dalam pembuatan makalah
ini sehingga dapat selesai dengan tepat waktu.

Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 1 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Filsafat dan Ilmu.........................................................................2


B. Definisi Filsafat Ilmu................................................................................5
C. Objek kajian Filsafat Ilmu .......................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial
maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya
perkembangan ilmu tidak memeperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di
Yunani menunjukkan pola pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi
akhirnya lenyap dan pada giliranya rasiolah yang dominan. Dengan filsafat, pola
pikir yang selalu tergantung kepada dewa di ubah menjadi pola fikir yang
tergantung kepada rasio.

Perubahan pola fikir mite-mite ke rasio membawa implikasi yang tidak kecil.
Alam dengan segala gejalanya, yang selama itu di takuti kemudian di dekati dan
bahkan bias di kuasai, prubahan yang mendasarkan adalah di temukanya hukum-
hukum alam dan teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, bai kalam
semesta maupun manusia sendiri.

.2 Rumusan Masalah

 Apa Pengertian Filsafat dan filsafat ilmu ?

 Apa saja Objek kajian Filsafat dan filsafat Ilmu menurut para ahli?

1.3Tujuan

Tujuan Pembuatan makalah ini ialah untuk menguraikan bagaimana


definisi filsafat dan filsafat ilmu serta membahas objek kajianya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Filsafat Dan Ilmu

1.Pengertian Filsafat
Istilah filsafat dalam bahasa Yunani : philosophia yang terdiri dari dua
kata philos (cinta) atau philia ( persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos
( hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, ketermapilan, pengalaman praktis).
Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat di sebut dengan istilah philosophy
,dan dalam bahasa arab kata filsafat di kenal dengan istilah falsafah yang biasa di
terjemahkan dengan cinta kearifan. Jadi secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran ( kebenaran dalam ilmu pengetahuan).1
Juhaya S. Pradja memaparkan definisi Filsafat sebagai berikut:2
 Plato ,Mengatakan filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada,
ilmu yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
 Aristoteles , mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu, metafisika, logika, etika,
ekonomi, politik dan estetika.
 Marcus Tullius Cicero, seorang politikus dan ahli pidato Romawi
merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang Maha Agung
dan usaha-usaha untuk mencapainya.
 Al- Farabi, seorang filsof muslim mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang
sebenarnya.
 Imanuel Kant, yang sering dijuluki raksasa pemikir barat, mengatakan
bahwa filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yang meliputi
empat persoalan, yaitu ;

1
FILSAFAT ILMU,Prof..Dr.Amsal Bakhtiar,M.A.hlm.4
2
FILSAFAT ILMU,Drs.Beni Ahmad Saebani,M.Si.hlm.26-27

2
 Apakah yang dapat kita ketahui ? Pertanyaan ini dijawab oleh
Metafisika.
 Apakah yang boleh kita kerjakan ? Pertanyaan ini dijawab oleh
Etika.
 Apakah manusia itu ? Pertanyaan ini dijawab oleh Antropologi.
 Sampai manakah pengharapan kita ? Pertanyaan ini dijawab oleh
Agama.

2. Pengertian Ilmu
 Ilmu berasal dari bahasa Arab: `alima, ya `lamu, `ilman yang berarti;
mengerti, memahami benar-benar.
 Science : Ways to knows (cara untuk mengetahui)
 Scientia : Pengetahuan
 Episteme : Pengetahuan rasional
 Kamus bahasa Indonesia : ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun seccara bersistem menurut metode-metode tertentu yanng
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang
pengetahuan itu.
 Ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains tidak berbeda
terutama sebelum abad ke-19 tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada
bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada
bidang-bidang non fisik seperti metafisika.

Defenisi Ilmu menurut para ahli


 Mohammad Hatta, mendefenisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun
menurut bangunannya dari dalam.3

3
Endang Saifuddin Anshari, Ilmu , hlm.47

3
 Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
 Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
bersifat komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan
istilah yang sederhana.
 Ashley Montagu, guru besar antropolog di Rutgers University
menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu
sistem yang berasal dari pengamatan, study dan percobaan untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hal yang dikaji.
 Hersojo, Guru besar Antropologi di Universitas Pajajaran, menerangkan
bahwa ilmu adalah :
- Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan.
- Suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluru dunia
empiris, yaitu dunia yang terikat oleh aktor ruang dan waktu, dunia yang
pada prinsipnya dapat diamati olen panca indera manusia.

Dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah sebagian pengetahuan yang


mempunyai ciri,tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik,rasional, empiris, universal,
objektif, dapat di ukur. Ilmu bagaikan sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah di
raut dan di potong ujung dan pangkalnya kemudian di ikat, sehingga menjadi sapu
lidi, sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon
kelapa, di pasar dan di tempat lain yang belum tersusun dengan baik.

3.Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan berasal dari bahasa Inggris yaitu: knowledge. Yang mana


dalam encyclopedia of philosophy, defines pengetahuan adalah kepercayaan yang
benar. Sementara secara ambalogy pengertian pengetahuan adalah apa yang di
ketahui atau hasil pekerjaan tahu (mengetahui). Pekerjaan tahu tersebut adalah
hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua
milik atau isi pikiran. Dengan demikian kita dapat mengartikan bahwa
pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

4
Pengetahuan adalah suatu proses kehidupan yang diketahui manusia secara
langsung dari kesadaranya sendiri. Orang pragmatis, terutama johjn Dewey tidak
membedakan pengetahuan dengan kebenaran. Jadi disinni menurut Dewey
pengetahuan itu harus benar, kalua tidak benar maka hal tersebut bukanlah
pengetahuan.

B. Definisi Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah analisi filosofis terhadap sumber-sumber pengetahuan.


Darimana dan bagaimana pengetahuan di peroleh sebagai contoh bahwa semua
pengetahuan berasal dari tuhan artinya tuhan sebagai sumber pengetahuan.
Adapunlandsan ontologis suatu ilmu menjelaskan objek yang di telaah ilmu
tersebut, wujud hakikinya serta bagaimana hubungan objek tersebut dengan daya
tangkap manusia, seperti berfikir, merasa, dan mengindra, yang membuahkan
pengetahuan.

Landasan epistemologis suatu ilmu menjelaskan proses dan prosedur yang


memungkinkan di timbanya pengetahuan berupa ilmu serta hal-hal yang harus
diperhatikan agar di peroleh pengetahuan yang benar. Menjelaskan kebenaran
serta kriterianya dan cara yang membantu mendapatkan pengetahuan.

Pengertian Filsafat Ilmu menurut Para Ahli

Ismaun (2001) merangkum beberapa pengertian filsafat ilmu menurut beberapa


ahli, pendapat-pendapat para ahli tersebut adalah:

 Robert Ackerman

Filsafat ilmu dalam satu sisi adalah suatu tinjauan kritis mengenai pendapat-
pendapat ilmiah, dewasa ini, melalui perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang
dikembangkan dari pendapat-pendapat tertentu, tetapi filsafat ilmu juga jelas
bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara ambal.

 Lewis White Beck

5
Beck berpendapat bahwa filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-
metode pemikiran ilmiah serta upaya untuk mencoba menemukan ilmu dan
pentingnya upaya ilmiah ilmu secara keseluruhan.

 Cornelius Benjamin

Flsafat ilmu adalah cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis
mengenai ilmu, khususnya: metode, konsep dan praanggapannya, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.

 Michael V. Berry

Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu merupakan penelaahan tentang


logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan
dan teori, yaitu: metode ilmiah.

 Peter Caws

Caws mengemukakan bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian filsafat yang
mencoba berupaya dan melakukan pencarian terhadap ilmu.

 Psillos dan Curd

Psillos dan Curd berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah filsafat yang
berhubungan dengan masalah-masalah filosofis dan fundamental yang terdapat di
dalam ilmu.

 Dalton dkk.

Filsafat ilmu mengacu pada keyakinan seseorang tentang esensi pengetahuan


ilmiah, esensi metode dalam pencapaian pengetahuan ilmiah hingga ke hubungan
antara ilmu dan perilaku manusia.

 Rudner

6
Sementara itu Rudner berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah salah satu bagian
yang merupakan filsafat yang berfokus pada kajian tentang karakteristik
pengetahuan ilmiah.

 Hanurawan

Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang filsafat, khususnya dalam mempelajari
hakikat pengetahuan ilmu.

C.Objek kajian Filsafat Ilmu

Menyingkapi tentang obyek filsafat, sama halnya dengan ilmu


pengetahuan lainnya, sama-sama mempunyai obyek, yaitu segala sesuatu yang
ada sebagai obyek materialnya, dan berbeda tentang obyek formanya.

Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek yaitu objek
material dan objek formal.
 Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti
tubuh manusia adalah objek material ilmu kedokteran.
 Adapun objek formalnya adalah metode untuk memahami objek material
tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.

Filsafat sebagai proses berpikir yang sistematis dan radikal juga memiliki
objek material dan objek formal. Objek material filsafat adalah segala yang
ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak.
Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak
adalah alam metafisika. Sebagian filosof membagi objek material filsafat atas
tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran, dan
yang ada dalam kemungkinan. Adapun, objek formal filsafat adalah sudut
pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada.

Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu
hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup
yang empiris dan yang non- empiris. Objek ilmu terkait dengan filsafat pada

7
objek empiris Di samping itu, secara historis ilmu berasal dari kajian filsafat
karena awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang segala yang
ada ini secara sistematis, rasional, dan logis, termasuk hal yang empiris.
Setelah berjalan beberapa lama kajian yang terkait dengan hal yang empiris
semakin bercabang dan berkembang, sehingga menimbulkan spesialisasi dan
menampakkan kegunaan yang praktis.

Inilah proses terbentuk- nya ilmu secara berkesinambungan. Will Durant


mengibaratkan filsafat bagaikan pasukan ambal yang merebut pantai untuk
pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai
pengetahuan yang di antaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang menyediakan
tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmu berkembang sesuai
dengan spesialisasi masing- masing, sehingga ilmulah secara praktis
membelah gunung dan merambah hutan. Setelah itu, filsafat kembali ke laut
lepas untuk berspekulasi dan melakukan eksplorasi lebih jauh.4

Ilmu sebagai objek kajian filsafat sepatutnya mengikuti alur filsafat, yaitu
objek material yang di dekati lewat pendekatan radikal, menyeluruh, dan
rasional.

 Louis O. Kattsoff menulis bahwa : “Lapangan kerja filsafat itu bukan


main luasnya, yaitu meliputi segala pengetahuan manusia serta segala
sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia”.
 Sedangkan, A.C.Ewing mengatakan : “pertanyaan – pertanyaan pokok
filsafat adalah Truth (kenenaran), Matter (materi), Mind (budi), the
Rlation of Matter and Mind (hubungan materi dan budi), Space and
Time (ruang dan waktu), Cause (sebab), Freedom (kemerdekaan),
Monism versus Pluralism (ambal melawan pluralisme) dan God
(Tuhan).

4
Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu ,Sebuah Pengantar Populer,hlm.24

8
 Sementara M.J. Langeveld menyatakan : Bahwa hakikat filsafat itu
berpangkal pada pemikiran keseluruhan segala sesuatu (sarwa) yang
ada secara radikal dan menuru sistem.

Manfaat mempelajari Filsafat

1. Dengan belajar filsafat ilmu, kita akan mengetahui pengertiannya, objek-


objeknya, dan seluk-beluk filsafat ilmu itu sendiri. Maksudnya adalah bahwa
orang yang tidak pernah belajar filsafat ilmu, tidak akan mengetahui seluk-
beluknya.

2. Memberikan pengetahuan tentang sumber-sumber pengetahuan dan


kebenaranya.

3. Menambah ketajaman berpikir dalam memahami masalah senantiasa dikaji


secara rasional, sistematis, dan logis.

4. Mengarahkan manusia untuk mengakui secara arif bahwa ilmu pengetahuan itu
kebenarannya relatif, sehingga setiap pemikiran memiliki nilai kebenarannya
masing-masing.

5. Melatih berpikir mendalam dan radikal.

6. Dapat memahami filsafat dan mengantarkan orang yang belajar filsafat untuk
menjadi „filsuf“.

7. Mengasah otak melalui kontemplasi pemikiran terhadap yang rasional dan


metafisikal.

Belajar filsafat tidak pernah puas jika cara belajarnya diiringi dengan
penuh rasa seni. Sebagaimana kegunaan filsafat ilmu, yaitu mengembangkan cara
berpikir filosofis sumber-sumber pengetahuan dan validitasnya. Filsafat ilmu
merupakan alat untuk mengkaji seluk-beluk ilmu sehingga taksonomi ilmu
menjadi lebih rinci dan mendalam. Sejarah filsafat telah menciptakan ideologi di

9
negara maju dan negara berkembang. Demikian pula, berapa banyak agama di
muka bumi diyakini memberikan petunjuk bagi pemeluknya, yang sesungguhnya
produksi filsafat.

Berpikir mendalam dan radikal, kontemplatif hingga ke akar-akarnya


merupakan ciri khas filsafat. Pertanyaan demi pertanyaan tidak pernah final,
demikian pula jawaban atas pertanyaan akan dipertanyakan kembali. Dapat
diilustrasikan di sini bahwa orang Islam mengamalkan ajaran agama bersumber
dari hasil pemikiran para ulama.

Ulama dalam membuat kesimpulan-kesimpulan hukum bersumber dari Al-


Quran. Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW. Sebagai mukjizat terbesar di sepanjang kenabian dan kerasulan. Dengan
demikian, mengapa orang Islam „tidak langsung“ merujuk kepada wahyu dalam
mengamalkan Al-Quran. Itu artinya, pelaksanaan agama tidak didasarkan kepada
ajaran yang orisinal.

10
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan


sebagai cinta kearifan. Akar katanya ialah philos (philia, cinta dan ambal
(kearifan). Menurut engertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu
filsafat ambal cinta kearifan. Sedangakan filsafat ilmu merupakan penerusan
pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari filsafat ilmu adalah ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama.
Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru
dan ilmu pengetahuan atau Knowledge ini merupakan generik yang mencakup
segenap bentk yang kita ketahui seperti filsafat, sosial, seni, beladiri, dan ilmu
sains itu sendiri.

Peranan filsafat dalam ilmu pengetahuan adalah filsafat memberi penilaian


tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna
mencapai kebenaran tapi filsafat tidak ikut campur dalam ilmu-ilmu tersebut
dimana filsafat selalu mengarah pada pencarian akan kebenaran. Pencarian itu
dapat dilakukan dengan menilai ilmu-ilmu pengetahuan yang ada secara krtis
sambil berusaha menemukan jawaban yang benar. Tentu saja penilaian itu harus
dilakukan dengan langkah-langkah yang teliti dan dapat dipertangung jawabkan
secara rasional.

B. Saran

11
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalhan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Beni Ahmad Saebani,M.Si.(2009).FILSAFAT ILMU: Kontemplasi


Filosofis Tentang Seluk-Beluk Sumber dan Tujuan Ilmu Pengetahuan, (Bandung:
CV PUSTAKA SETIA).

Amsal Bakhtiar. FILSAFAT ILMU, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada).

Jujun S. Suriasumantri.(1984). FILSAFAT ILMU: Sebuah Pengantar


Populer,(Jakarta: Sinar Harapan).

Suaedi. (2016). Pengantar Filsafat Ilmu,(Bogor:IPB Press).

Endang Saifuddin Anshari.(1987). Ilmu, Filsafat Dan Agama, (UIN


Alauddin Makassar: Bina Ilmu).

12

Anda mungkin juga menyukai