Anda di halaman 1dari 57

BAGIAN PERTAMA

FENOMENOLOGI AGAMA
(SEBUAH PENGANTAR)

BAB I

TERMINOLOGI FENOMENOLOGI AGAMA

A. ARTI FENOMENOLOGI
B. ARTI FENOMENOLOGI AGAMA DAN FENOMENOLOGI HISTORIS AGAMA
(FA dan FHA)
C. TUJUAN MEMPELAJARI FHA
D. HUBUNGAN FHA DENGAN ILMU-ILMU LAIN YANG TERKAIT
E. HOMO HISTORICUS (Levi Strauss)
F. OBJEK PENELITIAN FHA
1. Bentuk Primitif Agama
2. Objek Agama :” yang Kudus dan Profan”
3. Konsep ketuhanan
4. Agama dan pengungkapannya
5. DOA
6. Meditasi
7. Tujuan Agama (Keselamatan)
G. NAMA-NAMA TUHAN MENURUT BAHASA/BUDAYA NTT
H. RANGKUMAN

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page1


BAGIAN PERTAMA
FENOMENOLOGI AGAMA

(Sebuah Pengantar)

BAB I

TERMINOLOGI FENOMENOLOGI AGAMA

A. PENGERTIAN FENOMENOLOGI
1. Secara etimologis, kata fenomenologi berasal dari akar kata Bahasa Yunani
“Phainomenon=apa yang tampak. Phenomenon (inggris), Fenomen (indonesia).
Fenomenon/fenomen berarti objek persepsi,apa yang diamati. Dengan kata lain apa yang
tampak pada kesadaran kita. Objek pengalaman indrawi/apa yang tampak pada panca
indera kita atau juga suatu fakta, peristiwa yang dapat diamati. Arti sempit dari
fenomenologi ialah ilmu tentang gejala yang menampakkan diri pada kesadaran kita,
dengan kata lain ilmu tentang fenomenon-fenomenon atau apa saja yang tampak. Dalam
hal ini fenomenologi merupakan sebuah pendekatan filasafat yang berpusat pada analisis
terhadap gejala yang membanjiri kesadaran manusia.
2. Fenomenologi sebagai metode
Sebagai metode,fenomenologi membentangkan langkah-langkah yang harus diambil
sehingga kita boleh sampai pada fenomenon yang murni. Fenomenologi mempelajari dan
melukiskan ciri-ciri intrinsik dan gejala,dan sebagian gejala itu menyingkapkan dirinya
kepada kesadaran kita. Kita harus bertolak dari subjek (manusia) serta kesadarannya dan
berupaya kembali pada kesadaran murni tersebut. Untuk mencapainya, kita harus
membebaskan diri dari pandangan, pengalaman dan gambaran hidup sehari-hari. Kalau
hal ini sudah dikerjakan akan tersisa gambaran-gambaran yang hakiki atau intuisi esensi.
3. Fenomenologi sebagai filsafat. Menurut beberapa filsuf antara lain Husserl, Heideger dan
Hegel, memberi pengetahuan yang perlu dan esensial (mengenai apa ada). Dalam tahap-
tahap penelitiannya, ia menemukan objek-objek yang membentuk dunia yang kita alami.
Dengan demikian fenomenologi dapat dijelaskan sebagai suatu metode untuk kembali
pada benda itu sendiri. Peristilahan Fenomenologi dipakai pertama kali oleh Hegel pada
1807. Dan pada 1887 De La Sausaye menyebutkan Fenomenologi Agama. Mulai akhir
abad 20, Dhavamony menggunakan kata Fenomenologi Historis Agama (FHA), olehnya
sering disebut juga sebagai Sejarah Agama.

B. PENGERTIAN FENOMENOLOGI AGAMA DAN FENOMENOLOGI HISTORIS AGAMA


Beberapa ahli memberikan defenisi Fenomenologi Agama sebagai berikut: Menurut
C.J.Blekker, Fenomenologi Agama adalah studi pendekatan agama dengan cara

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page2


memperbandingkan berbagai macam gejala dari bidang yang sama antar berbagaimacam
agama, misalnya cara penerimaan anggota jemaat atau penganut agama, doa, inisiasi,
upacara pemakaman jenazah, dll. Menurut Pettazzoni, Fenomenologi Agama adalah studi
komparasi tipologis atau studi perbandingan agama berdasarkan berbagai macam gejala
agama,terutama melalui pendekatan terhadap persoalan-persoalan yang muncul dalam
pengamatan terhadap data-data keagamaan berdasarkan hegemoni yang mengatasi
disiplin-disiplin ilmu lainnya, seperti arkheologi, antropologi, etnografi, psikologi, sosiologi,
dll. Menurut Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama adalah penyelidikan
sistematis dari Sejarah Agama yang bertugas mengklarifikasi atau mengelompokkan
menurut sejarah tertentu dan sejumlah data yang tersebar luas sehingga suatu pandangan
yang menyeluruh dapat diperoleh dari isi agama-agama tersebut dan makna religius yang
dikandungnya. Dhavamony menggunakan istilah: Fenomenologi Historis Agama karena
dalam penelitiannya dia dibantu oleh Disiplin Ilmu Sejarah Agama dan ilmu Perbandingan
Agama. Sebagian besar para Ahli menyebut FHA adalah Sejarah Agama.

C. Tujuan Mempelajari Fenomenologi Historis Agama (FHA)


Bukan untuk membuat perbandingan antar agama,tetapi hanya mengambil fakta dan
fenomena serupa dalam sejarah berbagai agama, lalu mengumpulkan mereka dalam
kelompok-kelompok untuk mengetahui makna religius atau aspek religiositas agama yang
terkandung di dalamnya. Dalam kaitan dengan tujuan tersebut di atas, ada juga berbagai
cara untuk mempelajari Fenomena Agama seperti: 1) seorang filsuf berusaha
menginterpretasikan suatu teks berhubungan dengan persoalan agama yang setepat-
tepatnya. 2) Seorang arkeolog berusaha merekonstruksi suatu komplek tempat suci kuno
atau menjelaskan permasalahan suatu cerita dari mitos. 3) seorang etnolog berusaha
menerangkan pokok-pokok dari praktik-praktik religius dan upacara-upacara dari kaum
primitif. 4) seorang sosiolog berusaha mencoba memahami struktur organisasi dari
masyarakat religius dan hubungannya dengan kehidupan sekuler. 5) seorang psikolog
berusaha menganalisis pengalaman religius dari berbagai macam penganut agama dan
berbagai macam orang. Para ilmuwan ini menyelidiki data-data religius dalam jangkauan
dan batas dari disiplin ilmu mereka masing-masing dengan menggunakan metode sesuai
ilmu mereka. Hasil penelitian mereka membantu Fenomenolog Agama yang menyelidiki
sampai pada kesimpulan menyangkut aspek religiositas dari agama-agama tersebut.

D. HUBUNGAN FHA DENGAN ILMU LAINNYA YANG TERKAIT


1. SOSIOLOGI AGAMA: Studi tentang interelasi agama dan masyarakat, serta bentuk-
bentuk interaksi yang teradi di antara mereka. Ilmu yang menyelidiki bagaimana tata
cara masyarakat kebudayaan dan pribadi-pribadi yang mempunyai pengaruh terhadap
agama sebagaimana agama itu mempengaruhi mereka.
2. ANTROPOLOGI SOSIAL AGAMA: Salah satu cabang antropologi, yang mengkhususkan
penelitiannya pada masyarakat primitif menyangkut kepercayaan,upacara/ritus

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page3


keagamaan,kebiasaan yang biasa terjadi dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih
tertuju kepada apa yang dianggap suci dan supra natural.
3. PSIKOLOGI AGAMA: Studi tentang aspek-aspek psikologis dari agama seperti yang
berkaitan dengan peran religius dari kelompok-kelompok baik secara individu maupun
sosial kemasyarakatan. Dengan kata lain,psikologi agama bertugas menyelidiki sebab-
sebab dan ciri psikologis dari sikap-sikap religius dan pengalaman religius serta berbagai
macam fenomena dalam individu yang muncul atau menyertai sikap dan pengalaman
tersebut.
4. FILSAFAT AGAMA: Refleksi filosofis tentang agama dengan menggunakan metode
filsafat secara sistematis. Objek yang diteliti secara sistematis antara lain mitos-
mitos,simbol,upacara,doa dan kurban.
5. TEOLOGI AGAMA: Suatu studi yang disponsori pemikir-pemikir kristen untuk
mengadakan dialog dengan agama-agama non kristen.
6. ILMU PERBANDINGAN AGAMA: Mempelajari sejarah dan memperbandingkan
fenomena-fenomena agama.
7. SEJARAH AGAMA: Suatu penyelidikan yang humanis yang didasarkan pada data empiris
manusia yang menguak atau mengungkapkan makna tertentu ketika mereka muncul
dalam kehidupan dan pengalaman manusia.

E. MANUSIA ADALAH MAKHLUK MENYEJARAH ATAU HOMO HISTORICUS MENURUT FILSUF


LEVI STRAUSS
“Kalau orang membatasi diri sama sekali studinya hanya mengenai masa kini dari
kehidupan suatu masyarakat,dia akan menjadi suatu korban suatu ilusi. Sebab segala
sesuatu adalah sejarah: apa yang dikatakan kemarin adalah sejarah,apa yang dikatakan
beberapa menit yang lalu pun sejarah.Kerena manusia adalah makhluk yang menyejarah
atau Homo Historicus. Tetapi terutama,dia akan keliru menilai masa kini,karena studi
mengenai perkembangan historislah yang mengizinkan orang untuk membuat pengukuran
dan penilaian mengenai hubungan di antara komponen-komponen masyarakat masa kini”.
Kata Levi Strauss.
Sebagai contoh,bagaimana kita dapat menghargai secara tepat peran para pejuang
kemerdekaan RI 1945 dan para pendiri negara (Founding Fathers) Republik
Indonesia,sebab semua bangsa di dunia memiliki sejarahnya masing-masing yang harus
dipelajari oleh setiap generasi. Dalam sejarah bangsa Indonesia,tentang pentingnya
SEJARAH,Presiden Bung Karno pernah menyampaikan Pidato Kenegaraan dengan judul:
Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah (JASMERAH).

F. BIDANG-BIDANG ATAU OBJEK PEMILIHAN FHA


Setiap fakta keagamaan juga bersifat sosial,psikologis dan kultural. Karena itu
menurutMariasusai Dhavamony, Ahli Ilmu Perbandingan Agama pada Universitas Gregoriana
Roma dalam bukunya Phenomenology of Religion,objek penelitiandisiplin Ilmu FHA adalah:

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page4


1. Bentuk-bentuk primitif dari agama seperti pemujaan kepada leluhur sebagai bentuk
awal dari primitivisme agama pada hampir sebagian besar agama didunia dan
didasarkan pada kepercayaan akan adanya jiwa pada semua benda
(animisme),totemisme (benda dan hewan dianggap suci),magi (tindakan menguasai
alam dengan mantera),ramalan,sihir dan juru tenung(tukang sihir).
2. Objek agama ialah yang kudus dan profan
Sejak dahulu kala,para ahli sudah sepakat untuk perlunya pemisahan antar yang
kudus dan profan. Hal ini merupakan hal yang mendasar pada suatu analisis pada
suatu agama. Dengan demikian tingkah laku religius dibedakan dari kompleks-
kompleks lain dengan suatu sikap tertentu dari para penganutnya,bahkan menjadi
rujukan para penganut agama lainnya terhadap yang “Kudus” itu. Apa yang
dimaksudkan dengan “yang kudus?”. Sesuatu yang terlindung dari pelanggaran
,pengacauan,pencemaran,sesuatu yang dihormati,dimuliakan dan tidak dapat
dinodai. Sesuatu yang dilindungi khususnya oleh agama terhadap pencemaran dan
pelanggaran. Hal-hal yang dilindungi dan disendirikan oleh larangan-larangan
merupakan yang suci dan keramat. Dalam semua Agama, Agama merupakan
sesuatuyang kudus. Nabi,rasul sebagai suatu personil yang kudus dalam setiap
Agama. Lokasi rumah ibadat disebut Kudus karena di situ tempat Allah
bersemayam,termasuk juga tindakan atau kegiatan yang mendatangkan
keselamatan seperti: Liturgi,Ritus,Kabaktian,Doa, Ritual memberi makan kepada
dewa/dewi. Selain itu kebiasaan atau tingkah laku yang menunjukkan ketaatan
kepada hukum agama,juga gagasan atau pemikiran misalnya ceramah
rohani,kotbah/homili renungan,kitab suci,surga/nirwana. Juga waktu-waktu yang
kudus pada setiap agama merayakan hari-hari raya keagamaan.Benda-benda kudus
seperti: altar,patung,jubah,tasbih,rosario,kemenyan dsb.
3. Konsep Ketuhanan: Animisme,Polytheisme,Monotheisme,Monisme.
Pada umumnya para ahli sepakat bahwa konsep ketuhanan pada setiap suku
bangsa primitif di dunia ini diawali dengan tahap animisme/percaya kepada adanya
roh pada semua makhluk/benda menuju tahap politheismeatau monotheisme.
Kepercayaan kepada banyak dewa personal disebabkan oleh pandangan manusia
akan kehidupan kosmos dunia ini yang menjadi objek pernyataan diri Allah/Wahyu
lewat fenomena-fenomena alam seperti air,api,bulan,bintang,terang dan gelap.
Pantheisme merujuk pada konsep kepercayaan jagad raya sebagai allah. Monisme
menurut Christian Wolf (1679-1754) adalah setiap usaha atau cara pandang dan
sikap untuk menafsirkan seluruh realitas dunia ini berdasarkan hanya pada satu
prinsip,dengan menghilangkan semua perbedaan dan keanekaragaman. Hanya
mengakui dan memberi tempat pada diri sendiri,sebalikya menolak,menyangkal
dan meniadakan gagasan,pengalaman dan keberadaan subjek lain. Intinya monisme
menolak keragaman atau pluralisme. Ada sekelompok agama yang menganggap
agamanya lebih baik dan benar dan menolak kebenaran dan eksistensi agama lain.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page5


Paham ini amat berbahaya,mengancam integritas suatu bangsa atau komunitas
modern.

4. Agama dan Pengungkapannya.


Manusia mengungkapkan dirinya sebagai orang yang menganut agamatertentu
lewat ritus,simbol,mitos,upacara korban dan juga lewat penetapan personil sebagai
perantara/mediator yang menggantikan dewa yang disembah atau orang tersebut
sebagai perantara antar manusia dengan Dewa atau Wujud tertinggi. Tindakan
agama terutama ditampakkan dalam upacar/ritual. Dengan kata lain ritual
merupakan agama dalam tindakan. Meski ungkapan iman mungkin merupakan
bagian dari ritual itu sendiri, namun iman keagamaan berusaha menjelaskan makna
dari ritual serta memberikan tafsiran dan mengarahkan vitalitas dari pelaksanaan
ritual tersebut.
Malinowski menyatakan mithos adalah suatu kisah sejarah suci,serentetan
peristiwa yang terjadi pada awal mula yang menyebabkan dunia atau sebagian dari
dunia menjadi seperti sebagaimana sekarang ini,atau juga berkaitan dengan
peristiwa-peristiwa khusus misalnya awal mula terjadinya sebuah pulau,jenis
tanaman tertentu,perilaku tertentu dari manusia atau lembaga-lembaga sosial.
Pelaku-pelaku mithos adalah para makhluk adikodrati/makhluk ilahi. Malinowski
membedakan mithos dalam 6 jenis,yaitu: 1) Mithos Penciptaan. Alam semesta
diciptakan oleh dewa pencipta tanpa bantuan siapa pun dan apa pun,hanya lewat
kata-kata, pemikiran atau usaha misalnya kondisi panas dari dewa pencipta. 2)
Mithos kosmogonik,kisah penciptaan alam semesta lewat perantara misalnya
lewat raksasa,laut dll. 3) Mithos asal-usul,kisah awal mula dari seekor binatang,
tumbuhan,lembaga keluarga dll. 4) Mithos para dewa dan para makhluk adikodrati
lainnya. Misalnya usai penciptaan dunia dan manusia, Yang Mahatinggi
meninggalkan mereka dan mengundurkan diri ke langit sambil mendelegasikan
wewenang kepada dewa lainnya untuk mengurusi pemerintahan dunia,mengatur
tata tertib hidup dsb. 5)Mithos anthropogenik/kisah penciptaan manusia misalnya
dibuat dari bahan baku tanah lumpur pada suku Yoruba di Nigeria,dari batu di
Indonesia,dari binatang di Asia Tenggara,atau manusia lahir sebagai hasil
pernikahan dari Bapa langit dan Ibu bumi sebagai mana mithos suku bangsa
Lamaholot di Flores Timur yang menyebut yang Maha Tinggi adalah Lera Wulan
Tana Ekan dan Bapa Kelake Lera Wulan,Ema Kewae Tana Ekan artinya Bapa
Matahari Bulan dan Ibunda adalah Bumi ini. Contoh lain: mithos di Afrika tentang
“Dua utusan” pada awal mula Tuhan mengutus seekor bunglon dan seekor kadal ke
bumi untuk bertemu dengan para leluhur dan membawa pesanan berbeda. Si
bunglon membawa kabar bahwa manusia tak akan mati (warta kehidupan). Si kadal
membawa kabar bahwa manusia akan mati (warta kematian). Ternyata Si kadal tiba

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page6


duluan di bumi,sehingga kematian pun menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan di dunia. 6) Mithos transformasi,tentang perubahan dunia dan manusia.

5. DOA
Doa merupakan ungkapan religius yang paling khas dan satu-satunya tindakan
religius dalam semua agama. Doa merupakan sarana untuk menemukan
pengalaman religius setiap penganut agama. Menurut Taylor,dalam semua
doa,semua manusia melakukan penyerahan diri ke dalam bimbingan roh yang
menciptakan dan mengatur manusia dalam cosmos. Orang yang berdoa telah
mencapai kemenangan atas dunia,dan telah mewujudkan ketergantungannya
(dependensi) pada Allah semata. Orang yang berdoa adalah orang yang paling kuat
di dunia karena ia dipindahkan pada alam yang kudus ke dunia transendensi dan
adikodrati. Ia memasuki dimensi baru dalam hidupnya. Manusia menarik diri sendiri
kedalam dasar rohaninya dan di situ ia mencapai kebebasannya yang
sejati,sementara dunia telah kehilangan kuasa atasnya.
6. MEDITASI
Meditasi merupakan suatu bentuk pemusatan pikiran dan jiwa untuk memperoleh
sesuatu seperti kekuatan, kepintaran, kemampuan dan kesucian jiwa untuk
membangun persekutuan dengan Mahatinggi. Pada umumnya setiap penganut
agama memahami meditasi itu merupakan salah satu bentuk komunikasi dengan
Mahatinggi untuk memperoleh penerangan batin, memperkembangkan
kesempurnaan spiritual, mengurangi akibat penderitaan, menenangkan pikiran,
membuka kebenaran mengenai eksistensi dan hidup bagi pikiran. Meditasi
membantu manusia menyadari kefanaan segala sesuatu yang ada dan mencegah
keterlibatan dan keberadaan semacam itu. Meditasi sebagai refleksi suci mengenai
daya-daya yang terdalam dan tertinggi dalam alam semesta, dengan demikian
meditasi akan membuahkan kematangan dan kesalehan dalam mempertimbangkan
dan memaknai hidup ini, serta pada gilirannya berada pada sikap yang tenang dan
terang menghadapi fakta penderitaan dan kematian.
7. TUJUAN AGAMA
Keselamatan dan kebahagiaan merupakan tujuan semua agama. Setiap agama
menawarkan keselamatan kepada para pemeluknya. Apa itu dan bagaimana
mencapai keselamatan? Dalam teologi, ajaran tentang keselamatan disebut
Soteriologi. Semua agama mengajarkan usaha-usaha menyingkirkan kejahatan
dan menyatukan diri secara defenitif dengan Sang Ilahi dan pencapaian tujuan
terakhir adalah keselamatan diri sendiri.
James Hastings membedakan jenis-jenis Keselamatan yaitu manusia dan
eksistensinya dalam 5 bentuk yakni Keselamatan :

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page7


a) Dari situasi yang terikat dan terbelenggu pada kemalangan karena
kelahiran kembali dan kejahatan-kejahatan lainnya sebagai
konsekwensi kelahiran.
b) Dari penderitaan dan hawanafsu
c) Dari pembangkangan terhadap kehendak Allah yaitu dosa
d) Dari penyelewengan akan ketaatan kepada Hukum dan Perintah Allah
e) Dari pembedaan egoisme pribadi

Usaha-usaha memperoleh keselamatan adalah lewat penyesalan dan pengakuan dosa,


membaca teks-teks kitab suci,persekutuan mistik dengan yang Mahatinggi. Pengampunan
dosa adalah karya Tuhan dan anugerahNYA bagi manusia.

G. NAMA “TUHAN” DALAM BUDAYA MASYARAKAT NTT


Sebutan nama TUHAN ALLAH oleh masyarakat adat di NTT,antara lain sebagai berikut:
orang Kupang dan Rote menyebut Tuhan Allah dengan “Lamatua”, Alor : “Lahatala”,
TTU/TTS :”Uis Neno,Uis Neno Mnamu,Uis Neno Pala,Uis Pah”, Belu : “Maromak,Nai
Maromak=Anak Allah,Raja Terang”, Sumba : ”Anatala,Pande Peku Teme,Pande Yura
Ngara”. Manggarai : ”Mori Kraeng,Tana Wa Awang Eta,Ine Wa Ema Eta”. Nagekeo : ”Mori
Kraeng,Nggae”. Ngada : “Ema Dewa, Du’ang NggaE, Dewa-Zeta,Nitu-Zale”. Ende : “Du’ang
NggaE Dewa,Dwula Leja,Tanah Watu”. Sikka-Maumere : “Ama Pu dan Ina Nian Tana
Wawa,Ama Lerong Wulang Reta” (perempuan penguasa bumi dan laki-laki penguasa
langit). Orang Nagi/Larantuka menyebut Allah Tuan Deo ,dan suku Lamaholot di Adonara,
Solor, Flores Timur Daratan serta sebagian pulau Lembata dan Alor menyebut Allah adalah
Lera Wulan Tana Ekan,Tuhan Langit dan bumi ,ibarat: Bapa Penguasa langit/matahari-
bulan dan ibu penguasa bumi (Bapa Kelake Lera Wulan, Ema Kewae Tana Ekan.

H. RANGKUMAN
1. Mariasusai Dhavamony menyatakan bahwa tujuan mempelajari fenomenologi historis
agama adalah untuk mengetahui dan memahami, mengakui dan menghargai makna
religius yang terkandung di dalamnya.
Yang dimaksudkan dengan fakta-fakta dan gejala-gejala yang nampak dalam kaitan
dengan fenomenologi hostoris agama adalah antara lain aktivitas penagnut agama-
agama primitif, penganut agama-agama samawi (dari surga, dari langit) seperti Kristen,
Yahudi dan Islam, juga objek agama, konsep ketuhanan, pengungkapan khas suatu
agama lewat doa dan meditasi, serta sorteriologi (paham keselamatan) yang dianut
oleh para pemeluk agama.
2. Paham tentang Allah pada banyak suku pada umumnya diawali dengan kekaguman dan
ketergantungan pada yang Ilahi, yang berada “di atas, di langit” untuk membedakan
kehidupannya yang berada di kolong langit. Hal ini mempengaruhi mereka sehingga
sebutan nama Allah bernuansa berada di atas, di langit sebagaimana ada pada banyak
suku bangsa di Nusa Tenggara Timur.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page8


3. Setiap Agama Tidak Kebal Untuk Diepelajari Orang.
Dengan pesatnya perkembangan iptek dan komunikasi, setiap Agama tidak lagi kebal
untuk dipelajari oleh pemeluk-pemeluk beragama lain. Disiplin-disiplin ilmu lain perlu
dipelajari untuk membantu kita antara lain ilmu Perbandingan Agama,Teologi
Agama,Sejarah Agama dan Sosiologi Agama
4. Tujuan Belajar Agama Lain.
Kita belajar Agama kita dengan tujuan utama antara lain untuk mengenal sang
Ilahi,untuk memahami diri sendiri,untuk memahami orang lain,untuk memahami budaya
manusia, untuk membentuk dan memahami sudut pandang diri sendiri,dan juga untuk
memperoleh pekerjaan misalnya menjadi teolog atau guru Agama. Namun kita juga
perlu mempelajari lmu Agama lain dan Kitab Sucinya,dengan tujuan untuk mengetahui
makna-makna religious di dalamnya. Selanjutnya ada juga manfaat lainnya seperti : (a).
Untuk memahami kehidupan bahtin,alam pikiran dan kecendrungan hati sebagai
manusia. (b). Untuk mencari dan menemukan segi-segi persamaan dan perbedaan.
(c).Untuk menumbuhkan rasa simpati, memahami perbedaan, menghargai perbedaan
atau pluralitas sebab Pluralitas merupakan kekayaan yang mengagumkan yang terdapat
pada tiap-tiap Agama. Dengan demikian, kita boleh menemukan kelebihan dan
kekurangan pada Agama kita masing-masing karena Agama merupakan ciptaan manusia
yang bersifat”sedang menjadi”atau”sedang berproses”.
5. Empat Tugas Pokok Manusia
Pola kehidupan manusia berorientasi pada Tuhan, Masyarakat, Dunia material dan Diri
sendiri. Sebab itu, Empat Tugas Pokok Manusia adalah : (1). Membuka diri terhadap
yang Transcendental/Yang Mengatasi Hidup. (2). Membangun Solidaritas dengan
Sesama. (3). Mengolah dan Memelihara Dunia Benda serta Alam Semesta. (4). Dan
dengan demikian Membangun Diri Sendiri
6. Hidup yang Kreatif
Semua kita mendambakan Hidup Bahagia, di mana Dunia ini perlu diolah menjadi
tempat yang layak bagi semua orang, diri sendiri, keluarga dan sesama. Suatu hidup
yang kreatif membutuhkan penghayatan hidup yang harmonis meliputi tiga medan
utama yang merupakan satu kesatuan yaitu : Tubuh, Jiwa dan Roh. TUBUH, seluruh
bidang kehidupan manusia yang fisik material, yang jasmani atau badani hidup manusia,
misalnya : makan minum, kesehatan dan ekonomi. JIWA, meliputi segala sesuatu yang
menjadi Ciri khas manusia yaitu : HATI dan BUDI misalnya : Kebebasan, Pendidikan,Iptek,
Keterbukaan,Inisiatip, Pengorbanan,Kedamaian hati. ROH, mencakup bidang iman dan
kepercayaan. Roh adalah tempat Pertemuan Manusia dengan Allah. Allah sendiri yang
memberikan Roh Nya kepada Manusia agar Manusia dimampukan untuk menjawab
Sapaan Allah. Allah menyapa kita sejak sedia kala. Roh inilah yang membuat manusia
menyadari dirinya sebagai ciptaan Allah, terbuka terhadap Allah dan terarah kepada
kehidupan Abadi.
7. Tuhan berperan dalam sejarah.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page9


Dengan rahmat dan kekuatan Roh Allah, kita meneruskan cita-cita para leluhur bangsa.
Kita ingat anak cucu Abraham yang yakin bahwa dalam sejarah mencari kesejahteraan
itu Allah mencintai mereka. Ketika kita mengalami betapa egoisme menggerogoti hidup
bangsa, dan tatkala kita menyadari bagaimana dosa membelit manusia dalam lingkaran
setan yang rumit, kita terkenang akan Yesus Kristus , yang memerdekakan manusia dari
dosa dan segala akibat dosa, karena manusia menolak kasih sayang Allah.

SOAL-SOAL
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Arti FHA menurut Mariasusai Dhavamony.
2. Apa manfaat mempelajari agama-agama lain?
3. Jelaskan objek agama adalah”yang Kudus dan yang Profan”.
4. Jelaskan secara singkat makna hari-hari besar keagamaan setiap Agama dan
berikanlah contoh-contoh ”yang Kudus” tiap-tiap Agama. (Personil, Gedung/Lokasi,
Tradisi/Kebiasaan, Benda/Material, Ritus/Upacara, Sikap Tubuh/Gerak,
Waktu(Tahun, Bulan, Hari, Jam),Busana/Pakaian,Ide/Naskah, dll.
5. Apa arti aliran atau paham Monisme menurut Christian Wolf? (1979-1754)
6. Bagaimana seseorang mengungkapkan dirinya sebagai seorang yang beragama?
7. Apa itu Mithos menurut Malinowski dan sebutkan jenis-jenisnya?
8. Uraikan pandangan Agama-agama pada umunya tentang Keselamatan (Soteriologi)
9. Uraikanlah dengan contoh-contoh Empat Tugas Pokok Manusia!
10. Jelaskanlah hubungan antara Tubuh, Jiwa dan Roh!

DAFTAR PUSTAKA

1. Dhavmony Mariasuasi,DR,1995:Fenomenologi Agama,Yogyakarta,Kanisius.


2. Robertson Roland,DR,1992 : Agama : Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis
(ed. Ke-2), Jakarta : Rajawali Pres.
3. Embuiru Herman,SVD,DR,1967 : Gereja Sepandjang Masa, Tjetakan
ketiga,Ende,Flores,Nusa Indah.

BAB II

DISPOSISI AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA PADA ABAD 19


BERDASARKAN PEMIKIRAN KARL MARX, DKK

A. Sikap Reduksionisme Agama

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page10


B. Agama sebagai Candu bagi Masyarakat (Karl Marx : 1818-1883)
C. Agama sebagai sumber Moral Budak (Friedrick Nietshze : 1884-1900)
D. Agama mengambil peran sublimasi atas Libido Sexualis Manusia
E. Komunisme dan Atheisme
F. Sikap Gereja Katolik : Ensiklik Rerum Novarum 1881 oleh Paus Leo XIII

BAB II

DISPOSISI AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA PADA ABAD 19


BERDASARKAN PEMIKIRAN KARL MARX DKK

A. SIKAP REDUKSIONISME AGAMA


Sebagaimana penjelasan mengenai jangkauan berbagai disiplin ilmu yang menyelidiki
fenomena keagamaan yang sama,Fenomenologi Historis Agama tetap bersifat empiris
(pengalaman) dan tidak normatif (menentukan sesuai norma-norma tertentu). Ia tidak

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page11


mencoba memperlihatkan seolah satu agama lebih baik atau lebih unggul dari yang lain.
Data dan kesimpulan dari ilmu-ilmu lain membantu Fenomenolog Agama untuk
mengetahui dan memahami aspek-aspek religius dari praktek-praktek keagamaan.
Setiap fakta keagamaan,tidak saja bersifat religius,tapi juga bersifat sosial, psikologis dan
kultural. Namun dalam batas-batas tertentu,sering timbul kekeliruan dalam
menginterpretasikan metode dan objek penelitian yang mengakibatkan timbulnya sikap
Rediuksionisme Agama oleh beberapa sosiolog terkenal seperti Durkheim,Karl
Max,Nietsche,Freud,dll. Sikap Reduksionisme Agama adalah sikap yang memposisikan
agama lebih rendah bahkan agama menjadi semacam gejala struktur sosial atau agama
merupakan masalah psikologis dan kultural. Bahkan agama dan posisinya dalam
masyarakat telah tergantikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut
mereka, jika agama masih mempunyai tempat dalam kehidupan manusia berarti
sebetulnya merupakan sisa-sisa dari masa kegelapan umat manusia. Sosiolog-sosiolog
tersebut telah memaklumkan bahwa tempat agama dalam kehidupan manusia telah
tergantikan oleh kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan,karena itu mereka
disebut oleh Ricoeur sebagai Pengajar-pengajar kecurigaan. Melalui tulisan,mereka secara
langsung menyatakan abad 19 merupakan “Abad Kegelapan Bagi Agama-agama di Eropa”
dengan kata lain, Karl Marx dkk memaklumkan “Kematian Agama” di Eropa.

B. AGAMA SEBAGAI CANDU BAGI MASYARAKAT (KARL MARX 1818-1883)


Agama tidak lain merupakan candu bagi masyarakat,ia mengelabui kesadaran manusia.
Menurut dia manusia yang sejati adalah manusia harus hidup dan bekerja keras untuk
kesejahteraan ekonomi,tetapi Agama telah mengalihkan perhatian manusia ke tujuan
tersebut sehingga manusia terasing dari kenyataan hidupnya. Dengan demikian oleh
kehadiran agama,manusia tidak lagi bekerja keras untuk mengolah dunia ini demi
kesejahteraan hidup dan demi kenikmatan hidupnya,tetapi menyerah pada nasib untuk
peroleh surga kelak. Jadi menurut Marx, Agama adalah candu masyarakat. Agama dan nilai-
nilai moral hanya berperan sebatas melegitimasi kekuasaan kelas-kelas atas.

C. AGAMA SEBAGAI SUMBER MODAL BUDAK (FRIEDRICH NIETSCHE 1884-1900)


Agama telah membawa manusia bahkan menggiringnya menjadi makhluk-makhluk
seragam (makhluk homogen) karena takhluk dan taat pada norma moral yang sama.
Menurut dia, mausia sejati adalah manusia yang secara bebas menggunakan
kehendak,dorongan dan instingnya untuk berkuasa dan bukannya membiarkan diri menjadi
jinak oleh moral agama. Manusia tidak lagi berkuasa dalam aktivitas hidupnya.

D. PERAN SUBLIMASI TERHADAP NAFSU/LIBIDO SEKSUAL MANUSIA (SIGMUND


FREUD 1858-1939)
Peran agama sangat dominan,sangat menguasai manusia sehingga mengurangi libido atau
nafsu sexual manusia. Karena nafsu sexual ini sangat berbahaya bagi manusia,maka

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page12


manusia enggan memenuhinya secara langsung,jalan keluarnya adalah berpaling kepada
kegiatan keagamaan. Jadi Agama,bagi Freud,merupakan suatu ilusi yang mengalihkan
kesadaran manusia sesungguhnya. Aktivitas keagamaan tidak lain merupakan suatu bentuk
sublimasi (ganti peran atau pengalihan peranan positif) terhadap nafsu sexual manusia.
Karena manusia tidak dapat menguasai libidonya,maka ia berpaling kepada Agama. Peran
sublimatif Agama dalam hidup manusia.

E. SEKILAS TENTANG KOMUNISME, ATHEISME, MARXISME, FASISME DAN RASISME


Peran agama semakin eksis pada akhir abad 19 atau awal abad 20,dimana cahaya ilmu
pengetahuan atau aliran rationalisme mengalami keruntuhan, bahkan pandangan para elit
ilmuwan dan para sosiolog yang diwakili ketiga tokoh tadi dianggap sebagai mitos abad 19.
Keunggulan iptek dengan jani-janji semacam firdaus di dunia,tampaknya tak kesampaian.
Kesombongan intelektualisme dan ilmu pengetahuan bahkan melahirkan berbagai bentuk
praktek kejahatan baik secara langsung berkaitan dengan sistem pemerintahan negara
maupun langsung berhubungan dengan pribadi dan hidup masyarakat. Abad mendewa-
dewakan ratio dan ilmu pengetahuan mendatangkan ketidakadilan dan kemerosotan
moral. Manusia modern mulai menyadari dampak-dampak negatif akibat tindakan
mensubordinasikan atau memposisikan agama di bawah dari aspek=aspek hidup lainnya.
Komunisme memiliki ideologi materialisme dialektik yang bersifat atheis/menolak adanya
Tuhan serta kekuasaannya. Komunisme memilih kekuasaan mutlak dan beranggapan
bahwa, dia sewenang-wenang memaksakan ideologinya kepada masyarakat dalam sistem
ketatanegaraan. Praktek komunisme memiliki kekuasaan mutlak. Fasisme merupakan
aliran yang secara teori dan praktek mengutamakan kekuasaan mutlak partai dalam bidang
ekonomi dan politik pemerintahan. Sitem ini tidak mengenal kebebasan berpendapat dan
kebebasan pers.Rasisme/rasialisme adalah gerakan yang membeda-bedakan ras atau
warna kulit dalam segala aspek kehidupan.
Pendiri aliran komunisme adalah Karl Marx,lahir 1818 di Trier,Jerman,warga negara Rusia
keturunan Yahudi. Dia terlibat dalam banyak kegiatan revolusional di Perancis dan
Belgia,kemudian pindah ke London. Banyak ajaran yang dibukukan,antara lain: Das Kapital
(Modal).
Komunisme menekankan dan mengutamakan kaum buruh dalam seluruh kegiatan
perekonomian di mana buruh harus menguasai modal pabrik dan perekonomian. Bidang
ekonomi sebagai bidang basis dalam kehidupan manusia. Bidang politik dan ideologi
seperti filsafat,agama,norma-norma agama dan moral hanya mencerminkan struktur
kekuasaan dalam bidang ekonomi. Gerakan revolusioner komunisme gerakan di Rusia
dipimpin oleh Lenin (Widimiv llyic Lenin) pada 1917 dan menguasai pemerintahan Rusia
pada oktober 1917 (Revolusi Oktober).
Beberapa ciri utama Komunisme yang telah diketahui umum antara lain bersifat
atheis,tidak mengakui adanya Tuhan,walau dalam pikirannya Tuhan itu ada. Penganut
komunisme kurang menghargai manusia sebagai pribadi atau individu,konsekwensinya
antara lain manusia tidak diberikan kebebasan berserikat dan berkumpul. Bahkan manusia

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page13


dianggap sebagai mekanik atau mesin produk dalam mengejar kemakmuran bagi semua
orang. Mereka tetap berkutat pada perjuangan menganakemaskan rakyat dalam arti rakyat
sebagai kaum proletariat yang miskin dan terpinggirkan untuk menentang kaum kapitalis
(pemilik modal),kaum borjuis (kaya/pemilik modal) dan kaum feodal (tuan tanah). Hal ini
terbukti dengan gerakan pembersihan kaum kapitalis,feodal dan borjuis ketika Rusia
dibawah pemerintahan Lenin sekitar tahun 1919-1921 pasca Revolusi Oktober 1917.

F. SIKAP GEREJA KATOLIK


Gereja Katolik menanggapi masalah sosial yang terjadi khususnya sistem sosialisme yang
diajarkan oleh Karl Marx,dkk yang disebut “Sosialisme Utopia” yang menekankan
peraturan dan pengendalian kelompok (socius=teman,sahabat) terhadap semua
harta,produksi dan kekayaan dengan mengesampingkan hak pribadi. Kekuasaan melebihi
akal budi,hukum dan keadilan. Hak milik setiap orang dijadikan hak milik bersama dan
dipergunakan oleh penguasa/pemerintah/negara untuk kemakmuran bersama.
Paus Leo XIII mengeluarkan ensiklik “Rerum Novarum”(Hal-hal baru,Kondisi Pekerjaan)
pada tahun 1891. Fokus ajarannya tentang martabat pribadi manusia,kaum buruh dan
semua orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk memperoleh
pekerjaan,upah yang layak dan hak untuk mendirikan organisasi/serikat.
Ensiklik Renorovarum menggaris bawahi ajaran Gereja Katolik tentang manusia sebagai
citra Allah,simbol Allah,ciptaan istimewa dan puncak segala ciptaan yang diamanatkan
untuk menguasai dan mengolah bumi ini demi kesejahteraannya. Untuk itu kehidupan
ekonomi ada untuk manusia dan manusia bukan kehidupan ekonomi. Dalam berusaha
manusia perlu memperhatikan tiga unsur yang saling bersinergi yaitu buruh,modal,negara.
manusia sebagai buruh berhak untuk mendapat pekerjaan termasuk memperoleh upah
yang layak. Pemilik modal memiliki kekuasaan untuk memperkerjakan buruh namun harus
disadari bahwa kedua unsur tadi saling menguntungkan satu sama lain. Negara atau
pemerintah harus menciptakan situasi kondusif untuk berjalannya roda perekonomian
yang dilaksanakan oleh buruh bersama pemilik modal. Sementara Gereja memiliki tugas
kenabian untuk mengajar,menasehati,membimbing dan mengarahkan untuk bertobat.
Pada tahun 1991, Paus Yohanes Paulus II mengeluarkan ensiklik Centesimus Annus/pada
Yubileum/peringatan HUT ke-100 RN Paus Leo XIII. Pada masa itu negara-negara komunis
seperti Polandia,Rusia dan sekutunya telah runtuh dan menerima kegagalan sistem politik
sosialisme. Perjuangan kelas menuju komunisme mulai berhenti dan mulailah babak baru
bagi alam kemerdekaan negara-negara yang sebelumnya bersatu dengan Rusia.
Sosialisme sebagai sistem politik gagal,karena mau menyelesaikan konflik sosial dan politik
dengan “perang sosial” yaitu pertentangan antar kelas yaitu antar buruh,pemilik
modal/kapitalis,pemilik tanah/borjuis dan pemerintah, bahkan dengan menggunakan
“perang militer” antar negara,sebab sosialisme tidak dapat memahami manusia sebagai
pribadi,memperlakukan manusia semata-mata sebagai alat molekul-molekul dalam
organisasi sosial,sehingga kesejahteraan manusia seluruhnya diabdikan kepada mekanisme
ekonomis dan sosial. Sosialisme yakin bahwa kesejahteraan itu dapat dicapai lepas dari

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page14


keputusan bebas perorangan dan di luar tanggung jawab moral pribadi dan tak tergantikan.
Tanpa tanggung jawab moral dan tanpa keterbukaan terhadap kehadiran Allah yang
transenden,ensiklik menegaskan kembali: “Bila Allah disangkal,pribadi manusia kehilangan
dasarnya,sebab KERJA berarti membuat sesuatu untuk orang lain dan kerja merupakan
tema sentral seluruh siklus kehidupan manusia. Dengan bekerja,manusia berusaha
menunjukkan dirinya sebagai Citra Allah,makin dekat kepada Allah dan ikut serta dalam
karya penciptaan bersama Allah. Manusia menjadi Ko-Kreator bersama Allah”.

SOAL-SOAL

1. Sosiolog Karl Marx, dkk pada abad 19 yang terkenal sebagai sang proklamator
“Abad Kematian Agama” di Eropah menganut paham Reduksionisme Agama. Apa
maksudnya?
2. Sosiolog Karl Marx (1818-1883) berpendapat “Agama sebagai Candu Bagi
Masyarakat” Jelaskanlah !
3. Sosiologi Friedrich Nietschel (1818-1883) berpendapat “Agama Sebagai Sumber
Moral Budak” Jelaskanlah !
4. Sosiolog Sigmund Freud (1858-1939) berpendapat “Agama Mengambil” peran
sublimasi terhadap “libido seksualis manusia”. Jelaskanlah !
5. Jelaskanlah secara singkat pandangan komunisme tentang : Eksistensis Tuhan dan
pribadi Manusia.
6. Sikap Gereja Katolik terhadap pandangan komunisme dan reduksionisme agama
dengan terbitnya ensiklik “Rerum Novarum” pada 1891 oleh Paus Leo XIII dan
ensiklik “Centeesimus annus” pada 1991 oleh Paus Yohanes Paulus II. Jelaskanlah !

DAFTAR PUSTAKA

1. KWI,(1996), IMAN KATOLIK : INFORMASI DAN REFERENSI, Yogyakarta,: Kanisius


2. O’Collins_Gerald SJ,DR dan Farrugia Edward G.SJ,DR (1996) KAMUS TEOLOGI (ed ke-1),
Jogjakarta : Kanisius
3. I.Ismartono,SJ,DR (1993) : KULIAH AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM,
Jogjakarta : Obor
4. Kiesser,Bernard,SJ,DR (1987) : MORAL DASAR : Kaitan Iman dan Perbuatan, Yogyakarta
: Kanisius
5. Schultheis J. Michael,SJ (1992) : POKOK-POKOK AJARAN SOSIAL GEREJA, Pustaka
Teologi, (ed. ke-2) Jogjakarta : Kanisius

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page15


6. Kiesser,Bernard SJ,DR (1992) : SOLIDARITAS 100 Tahun Ajaran Sosial Gereja,
Yogyakarta, Kanisius

BAB III

TERMINOLOGI AGAMA DAN PERANAN AGAMA

A. ARTI NOMINALIS AGAMA

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page16


B. DESKRIPSI AGAMA
C. ARTI AGAMA MENURUT PARA PENGANUTNYA
D. PENGERTIAN KHUSUS TENTANG “AGAMA KATOLIK”
E. PENGERTIAN KHUSUS TENTANG “IMAN KATOLIK”
F. AGAMA : PELEMBAGAAN RELIGIOSITAS MASYARAKAT PENGANUTNYA
G. DIMENSI KEAGAMAAN SEBAGAI FENOMENA RELIGIUS
H. DUA FUNGSI GANDA AGAMA : FILTER – TRANSFORMATIF DAN
SENTRIPETAL – SENTRIFUGAL
I. PERANAN AGAMA

BAB III

TERMINOLOGI AGAMA DAN PERANAN AGAMA

A. ARTI ETIMOLOGIS/NOMINALIS
Agama berasal dari kata Bahasa Sangsekerta A-GAM-A, A= tidak. GAM=benda sesuatu yang
bukan benda,sesuatu yang abstrak,rohani atau sesuatu yang bersifat abadi,sesuatu
kebaikan.GAM : juga berarti pergi (to go,gehen). Jadi suatu perjalanan menuju yang

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page17


benar,yang baik,menuju kebaikan. Bahasa latin: Re-Legere religio, Re-Legere : membaca
kembali,mengumpulkan kembali,menggulung,membicarakan,memeriksa sekali lagi,
menimbang-nimbang.

B. ARTI LUAS/DEFENISI REALIS DAN DESKRIPSI


Banyak ahli merasakan kesulitan untuk membuat definisi yang tuntas tentang apa itu
Agama,namun dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum dan fenomena-fenomena
keagamaan,maka arti Agama dapat dirumuskan walaupun belum memuaskan. Berdasarkan
pandangan-pandangan para Ahli; Menurut Cicero: Agama adalah upacara yang diadakan
secara lahiriah dan bersifat baik.teratur. Menurut Fichte, Agama adalah pengakuan akan
perkembangan dan kelanjutan dari suatu kehidupan yang baik dan membahagiakan,baik
sekarang maupun masa yang akan datang. Hegel mengartikan Agama adalah pengetahuan
dari roh yang tak terbatas,tak terjangkau oleh ratio manusia tentang dirinya sendri. Rudolf
Otto mengartikan Agama merupakan suatu pengakuan dan perasaan terhadap suatu
kekuatan adikodrati/supermatural yang tak kelihatan dan tak terwujud (numinosum) yang
begitu sakral/suci (sacrum), juga bersifat menakutkan dan mendahsyatkan (tremendium).
Scheimaker mendefenisikan Agama sebagai perasaan yang berkaitan erat dengan ko-
eksistensi (ada bersama) yang bersifat tak terbatas dan perasaan tersebut terjadi karena
adanya ketergantungan pada yang mutlak. Sementara Kant Imanuel lebih menekankan Agama
sebagai kewajiban moral dan etika dalam hidup manusia sebagai makhluk sosial tetapi
senantiasa wajib mematuhi hukum-hukum Tuhan. W.J.S Purwodarminto dalam KUBI, Agama
adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan serta dengan ajaran,kebaktian serta dengan
kewajiba-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Roland Robertson dalam buku
“Agama: Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis”. Agama adalah suatu sistem keyakinan
yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat
dalam menginterpretasi dan memberi respon terhadap apa yang dirasakan dan diyakini
sebagai yang gaib dan suci. Sebagai suatu sistem keyakinan Agama berbeda dari sistem
keagamaan lainnya sebab keyakinan keagamaan sungguh berlandaskan pada konsep
suci,sakral (sacred) yang dibedakan dari,atau dipertentangkan dengan yang bersifat
duniawi,profan (profane) dan pada yang gaib atau supranatural yang menjadi lawan dari
hukum-hukum alamiah (natural). Dan keyakinan semua Agama bersumber pada Wahyu yang
berisikan pada petunjuk-petunjuk Tuhan atau wangsit sebagaimana dalam agama-agama
primitif dan lokal yang diturunkan kepada Nabi atau PesuruhNya. Melalui Nabi ajaran-ajaran
tersebut diajarkan kepada sahabat-sahabatnya yang merupakan komunitas awal dan utama
sebagai penganut agama tersebut.

C. AGAMA MENURUT PANDANGAN PENGANUTNYA


1) Penganut Agama Budha mengatakan bahwa Agama adalah cara kepercayaan dan
pengakuan manusia akan adanya suatu ‘gaya pengendalian istimewa’ seorang
manusia yang harus ditaati.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page18


2) Penganut Agama Hindu mengatakan bahwa Agama adalah kebenaran (satya),
peraturan (Rta), penyucian (Diksa),suci(Tapa Brahma),korban (Yajna),dan Bhakti
(Dharma) yang mengatur tata kehidupan manusia dahulu,kini dan yang akan datang.
3) Penganut Agama Islam mengatakan bahwa Agama merupakan peraturan yang
mendorong seseorang yang berakal budi untuk memelihara petunjuk-petunjuk Tuhan
demi mencapai kebahagiaan rohani.
4) Penganut Agama Kongfucu mengatakan Agama adalah segala yang menuntun manusia
untuk hidup secara benar sesuai dengan hati nuraninya.
5) Penganut Agama Kristiani mengatakan bahwa Agama adalah segala bentuk relasi
manusia dengan Mahasuci yang dahsyat (tremendum) tetapi mempersonakan manusia
atau mendekatkan diri dengan manusia (fascinosum),dengan pusat imannnya pada diri
pribadi Yesus Kristus. Relasi manusia dengan Allah yang Mahatinggi, Maha Agung,
Maha Besar (Allahu Akbar) tetapi Allah yang dekat,bersama dengan, menyatu dengan
manusia (Allahu Akrab, Allah yang Imanuel). Agama yang Transenden – Imanuel

D. PENGERTIAN KHUSUS AGAMA KATOLIK


Agama Katolik memperkembangkan pengertian umum itu dalam pengertian yang
khusus. Agama Katolik adalah ungkapan manusia yang beriman kepada Allah,melalui
pribadi Yesus Kristus. Ungkapan itu dilakukan karena manusia percaya bahwa
Allah,melalui Yesus Kristus telah mengambil prakarsa untuk mengasihi umat manusia
sebagaimana ditulis oleh Yohanes :”Kita megasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi
kita.” (1 Yoh.4:9). Dengan demikian dapat kita katakan bahwa Agama Katolik adalah
ungkapan kasih manusia kepada Allah yang telah lebih dahulu mengasihi manusia.
Berkat KasihNya, Ia menciptakan manusia dengan menganugerahkannya kehidupan,
memelihara, mendidik dan membimbingnya secara konsisten apabila manusia tetap
taat dan setia kepada Allah dan rela melaksanakan semua kehendakNya. Berkat semua
manusia dikasihi Allah, Allah mengasihi seluruh bangsa manusia sepanjang sejarah dan
sepanjang zaman maka semua manusia wajib saling mengasihi satu sama lain. Fondasi
relasi antara manusia adalah Kasih Allah atau Allah yang Mahakasih.
Tentang hukum terutama dan pertama terdapat dalam: Mat.22:37, Mark.12:30, Luk 10:27
yakni Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan
segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu.” Ini sebagai hukum terutama dan
pertama. Yang kedua adalah mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri (Mat.22:29).
Kitab suci semua agama memuat ajaran yang sama tentang apa yang kita tidak mau orang
lain perlakukan pada kita,kita juga tidak boleh perlakukan kepada orang lain. Sering Hukum
ini disebut Hukum Emas atau The Golden Law “segala sesuatu yang kamu kehendaki
supaya orang perbuat kepadamu,perbuatlah demikian kepada mereka. Itulah isi seluruh
Hukum Taurat dan kitab para nabi”(Mat.7:12)

E. PENGERTIAN KHUSUS IMAN KATHOLIK

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page19


Para Filsuf Yunani memperoleh pengetahuannya tentang Tuhan melalui refleksi atas
dunia dan diri manusia lalu seluruh hasil refleksi itu disimpulkan bahwa adanya suatu
wujud tertinggi sebagai asal-muasal dari segala-galanya. Teologi Kristen bertolak dan
berasal dari Wahyu Allah (Revelatio Dei). Dalam Wahyu itu Allah sendiri menyapa dan
menampakkan diriNya kepada manusia.Allah sendiri membuka suatu pengertian baru
baik tentang diri Allah itu sendiri maupun tentang diri manusia,walaupun manusia tak
mampu mengenal Allah melalui hasil refleksi kritisnya. Wahyu Allah atau sapaan Allah
kepada manusia itu menuntut jawaban dari manusia dan jawabannya itu pada
umumnya disebut IMAN. Dengan demikian iman itu semata-mata merupakan Anugerah
dari Allah,tanpa usaha dan jasa manusia.
1. Iman sebagai karunia dan Rahmat Tuhan
Tuhan mengaruniakan iman kepada manusia yang memiliki kepercayaan. Seorang
beriman sungguh-sungguh mengakui dirinya sebgai orang yang dipilih Allah
sebagai alat keselamatan bagi orang lain. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi
Aku yang memilih kamu” (Yoh.15:16)
2. Iman sebagai jawaban manusia kepada Allah yang mewujudkan Diri-Nya.
Iman merupakan jawaban positif terhadap panggilan Allah.
Ada beberapa alasan mengapa manusia memberi jawaban positif terhadap
panggilan Allah,antara lain:
1). Derajat manusia sebagai gambaran dan citra Allah,wakil Allah di dunia bahkan
sebagai Guru atas dunia ini. Manusia membantu Tuhan Allah yang adalah Raja
Dunia. Manusia menjadi teman sekerja dengan Allah untuk melanjutkan
ciptaanNya. Manusia sebagai co-creator.
2). Manusia menjadi citra Allah sejauh Ia menunjukkan ketaatannya kepada
kehendak Allah.
3.). Keseluruhan pribadi manusia adalah milik Tuhan.
4). Seluruh hidup manusia tergantung pada Allah.
5). Martabat manusia sebagai amkhluk hidup yang berakal budi,makhluk sosial
dan makhluk bebas.
6). Manusia di panggil Allah untuk hidup Kudus di hadapan-Nya.
3. Iman sebagai penyerahan diri total kepada Allah
Iman itu bila dipahami dari sisi kehendak manusia berarti kerelaan hati dan
kemauan untuk menyerahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Bandingkan dengan
tokoh Iman Nabi Abraham sebagai Bapak semua orang beriman dalam
panggilannya oleh Yahwe dalam Kej.22:1-19.
F. AGAMA: PELEMBAGAAN RELIGIOSITAS MASYARAKAT PENGANUTNYA

1. AGAMA SEBAGAI JAWABAN MANUSIA DAN JALAN HIDUP


Agama sebagai jawaban manusia berarti manusia di satu sisi sebagai individu,di sisi
lainnya sebagai komunitas/kelompok menjawab tawaran dari suatu wujud tertinggi
yang transenden dan supranatural melalui,antara lain doa, ibadat, korban

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page20


persembahan,pembangunan tatanan moral dalam kehidupan sosial dan norma-norma.
Religiositas masyarakat penganut Agama ini dilembagakan dan diinstitusikan menjadi
AGAMA. Jadi Agama merupakan pelembagaan religiositas oleh masyarakat
penganutnya. Agama sebagai jalan hidup. Agama adalah pengenalan hubungan dan
ikatan kembali manusia dengan Allah. Dalam agama manusia menanggapi pengalaman-
pengalaman insani hidupnya sebagai pengalaman relasi dengan Allah. Melalui Agama
manusia mengenal Allah dan menjadikan Allah sebagai jalan,kebenaran dan hidup (visi
kristiani).
Agama bukanlah Tuhan. Agama itu ibarat suatu media, sarana atau kendaraan pada
manusia agar manusia boleh mendengar, mengalami, mengenal dan mengakui adanya
(eksistensi) Tuhan.
2. RELIGIOSITAS
Inti atau sumber Agama adalah Religiositas. Religiositas adalah perasaan dan kesadaran
pribadi seseorang akan relasi personalnya dengan Tuhan dan membangun ikatan
kembali dengan Allah,karena seseorang telah mengenal dan mengalami kembali Allah
dan percaya kepadaNya. Religiositas itu tercipta justru berkat pengalaman dan
pengetahuan manusia akan relasi dan ikatannya dengan Allah. Jadi Religiositas adalah
Roh dan semangat setiap Agama. Bertolak dari penghayatan yang intens akan relasi
dan ikatannya dengan Allah itulah,dengan sendirinya setiap orang dalam praktek
keagamaannya sebagai orang yang taat kepada Agama ditandai dengan antara lain
pengakuan kepada Nabi sebagai pendiri Agama, secara rutin membaca, menghayati
dan mempraktekkan ayat-ayat KS dalam hidup kesehariannya,menjadikan ajaran-
ajaran Agama sebagai penuntun dan pedoman hidupnya. Religiositas seseorang
bersumber pada pengalaman religius. Pengalaman religius pada hakekatnya berarti
bahwa manusia mengakui hidupnya sendiri sebagai pemberian/anugerah Allah. Dengan
demikian Allah diakui sebagai pemberi hidup dan dalam pengalaman ini manusia
menyadari dirinya sebagai makhluk yang terbatas di hadapan Tuhan. Dan dalam
keterbatasannya itu manusia merasa diri ditarik dan terpesona oleh yang tak
terbatas,yang Ilahi bahkan merasa ada keterikatan dengan yang tak terbatas itu. Dan
dalam keterbatasannya,manusia berjuang untuk mencapai dan terarah kepada Tuhan.
3. PRINSIP-PRINSIP UNIVERSAL AGAMA DAN UNSUR UTAMA AGAMA
Prinsip utama pada setiap agama merupakan aturan-aturan pokok mengawali kelahiran
suatu Agama. Unsur Agama merupakan elemen-elemen dasar yang menjadikan suatu
Agama berlangsung hidup (survive) dan berkembang dari suatu generasi ke generasi
lainnya sambil membuka diri (inklusif) dengan dunia.
Setiap Agama memiliki 3 prinsip umum/prinsip universal: yaitu pertama adanya IMAN
kepada Tuhan,kedua adanya ibadat/ritus yang bersifat sosial bersama-sama umat dan
supra sosial melakukan komunikasi lintas jemaat kepada Tuhan yang Maha Tinggi,dan
prinsip yang ketiga adalah taqwa/kesalehan dalam hidup.
Setiap agama sekurang-kurangnya memiliki unsur utama yang terdiri dari Kitab Suci,
Nabi, Rasul, sebagai perantara yang mewartakan amanat Allah,hukum/pedoman

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page21


sebagai tuntunan ke jalan yang benar. Selain itu juga harus memiliki unsur
Ritus/upacara untuk mengungkapkan iman dalam bentuk simbol seperti ucapan doa,
gerakan,dan nyanyian dan didukung oleh adanya Lembaga/institusi yang memiliki
otoritas dan kewenangan untuk mengajar dan memelihara,mewariskan ajaran serta
nilai-nilai yang ditawarkan oleh setiap agama. Dua unsur terakhir adalah religiositas dan
tingkah laku hidup manusia dalam membangun relasi dengan Tuhan (moral)

G. DIMENSI KEAGAMAAN SEBAGAI FENOMENA RELIGIUS


Selain berdasarkan KS,untuk memahami kehidupan beragama dan sejauh mana seseorang
dinilai sebagai penganut agama yang taat,secara realitis bisa diketahui dan dipahami lewat
tiga dimensi utama.
1. Dimensi Personal (Personal Dimension)
Agama memberikan acuan hidup seseorang untuk memberikan makna bagi setiap
tindakan dan peristiwa, baik di kala duka maupun di kala suka. Jika sains dan teknologi
(IPTEK) menawarkan jasa teknis untuk penyelenggaraan hidup,maka agama akan
memberikan arah,makna dan tujuan hidup. Personal seorang katholik mengekspresikan
agamanya antara lain lewat ikut serta secara teratur dalam perayaan kurban Ekaristi
dan Komuni Suci (Holy Communion),seorang muslim dengan tekun melaksanakan
shalat lima waktu,berpuasa pada bulan Ramadhan, seorang Hindu pantang makan
daging sapi dsb. Walaupun ekspresi keagamaan sangat bervariasi tetapi bersifat
mendasar sesuai keyakinan dan ajaran agama masing-masing. Namun paling penting
adalah bagaimana setiap penganut agama boleh menjadikan ajaran agamanya sebagai
acuan dan pegangannya dalam hidup baik secara individu perseorangan maupun
sebagai anggota komunitas jemaat.
2. Dimensi Kultural (Cultural Dimension)
Kehadiran suatu agama akan bergerak dan tumbuh melalui wadah kultural,budaya
setempat,sehingga pada waktunya akan muncul kultur yang berciri keagamaan (ciri
religius) bahkan simbol-simbol kultural itu digunakan untuk mengekspresikan dan
mengungkapkan nilai-nilai keagamaan dengan inti pesannya sama. Misalnya bahasa
nasional tiap negara digunakan sebagai pengganti bahasa latin dalam upacara liturgi
katholik. Lagu-lagu gereja diadaptasi dari lagu-lagu daerah,demikian pakaian-pakaian
misa,simbol-simbol ini mendukung setiap penganut ajaran dalam mengekspresikan
imannya. Di dalam dan melalui keanekaragaman budaya, manusia memperkaya
imannya (Lagu-lagu inkulturasi, misa inkulturasi).
3. Dimensi Ultima (Ultimate Dimension) atau Dimensi Keyakinan.
Dimensi ini mengacu pada yang Absolut dan kesadaran ini akan membedakan adakah
sebuah ekspresi kultural atau tindakan seseorang bersifat religius atau tidak. Dimensi
ini berisikan pengharapan-pengharapan yang berdasarkan padapandangan teologis
tertentu dan mengakui serta ketaatan kepada doktrin-doktrin agama. Berdasarkan
dimensi ultima,setiap penganut agama yang taat akan melakukan tindakan-tindakan
seperti ritus atau kebaktian sebagai tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page22


suci seperti melalui perayaan misa, sakramen pembabtisan, komuni suci, perkawinan,
mengadakan shalat lima waktu secara taat, bagi umat Islam, mengantar bahan
persembahan kepada Arca Dewa bagi umat Hindu.

H. DUA FUNGSI GANDA AGAMA : FUNGSI FILTER-TRANSFORMATIF DAN FUNGSI


SENTRIPETAL-SENTRIFUGAL
1. DUA FUNGSI GANDA AGAMA
Dua fungsi ganda Agama, yaitu:
Agama sebagai filter dan kekuatan transformatif, sekaligus juga sebagai kekuatan
sentripetal dan kekuatan sentrifugal. Agama sebagai filter terhadap pengaruh nila-nilai
budaya asing atau praktek-praktek kehidupan manusia yang berpeluang mengancam
nilai-nilai moral dan agama. Selain sebagai penyaring,Agama juga sebagai kekuatan
transformatif untuk mengantisipasi perubahan dan tuntunan masyarakat modern
sebab pembangunan menuntut perubahan dan kemajuan ditandai dengan
perkembangan pesat di bidang teknologi informasi. Ajaran Agama dapat merobah
hidup dan perilaku orang baik individu maupun kelompok.
Agama juga memiliki kekuatan atau daya tarik sentri petal (gerakan edar menuju titik
pusat). Dalam hal ini, “ titik pusat adalah yang suci, yang kudus atau Tuhan atau dewa.
Hal duniawi yang dialami kita seperti sakit, penyakit, penderitaan, ditarik menuju titik
pusat “Kristus” sehingga penderitaan yang kita alami itu sebagai bagian dari salib
Kristus. Melalui salib, kita peroleh keselamatan.
Kemampuan agama memberikan legitimasi (keabsahan) dan sublimasi (peran
pengganti) terhadap wilayah sekuler sehingga domein agama, wilayah kekuasaan dan
wewenang agama menjadi luas. Dengan menerobos ke bidang-bidang kehidupan
manusia seperti dunia hidup Keluarga/perkawinan, dunia kaum muda dan gender dsb.
Singkatnya tata dunia yang digeluti kaum awam diinspirasikan oleh daya tarik
sentrifugal Agama (gerakan edar menjauhi dan menjadi lebih luas dari titik pusat yaitu
Kristus. Misalnya, bidang kerasaulan awam dalam domein politik dan birokrasi adalah
nilai melayani dan nilai cinta kasih. Nilai keadilan dan kesejahteraan masuk dalam
domein dunia kerja dan kaum buruh. Nilai solidaritas dan kerelaan berkorban masuk
dalam domein generasi muda dan gender.

2. DELAPAN FUNGSI AGAMA BAGI MANUSIA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT


a. Fungsi Edukatif.
Ajaran agama mengandung hal-hal yang mengarah dan melarang. Misalnya
berbuatlah yang baik dan menjauhi larangan. Dengan demikian, penganutnya
diarahkan dan dibimbing kepada kebaikan.
b. Fungsi Penyelamat (Salvator).
Ajaran agama mengajarkan manusia cara-cara untuk mencapai keselamatan
duniawi dan surgawi.
c. Fungsi Pendamai/Juru damai/Perdamaian.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page23


Perasaan bersalah dan berdosa mendapat jalan keluar melalui pertobatan dan
penyucian batin.
d. Fungsi Pengawasan Sosial (Sosial-Control)
Ajaran agama mengandung norma dan aturan sekaligus ajaran agama juga
memiliki fungsi kritis dan profetis berdasarkan Wahyu dan ajaran para Nabi
(profetis).
e. Fungsi Solidaritas
Berkat ajaran agama, manusia memperoleh dan meningkatkan rasa
persaudaraan,persatuan,kesetiakawanan yang mampu mengatasi perpecahan
dan peperangan. Namun,seringkali fungsi ini menyalahkan nasionalisme dan
patriotisme.
f. Fungsi Transformatif
Ajaran agama dapat mengubah kehidupan kepribadian seseorang atau
kelompok menjadi kehidupan baru sesuai ajaran agama yang dianutinya.
Misalnya melalui hal-hal baru, seseorang itu semakin setia dan taat pada ajaran
agamanya.
g. Fungsi Kreatif
Kemampuan menciptakan sesuatu yang baru. Ajaran Agama menolong dan
mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif, bukan saja demi
kepentingan diri sendiri tetapi juga kepentingan orang lain, sesama yang lain.
Penganut agama bukan saja didorong oleh ajaran agama untuk menggeluti
pekerjaan rutin, tetapi juga dituntut untuk melakukan inovasi baik sistem dan
cara kerja maupun hasil-hasil yang akan dicapai.
h. Fungsi Sublimatif,peran pengganti atau fungsi mengkuduskan segala aktivitas
dan usaha manusia. Jika kita melakukan sesuatu dengan niat yang tulus,maka
hasilnya tidak mengecewakan kita. Agama menjadikan kita merasakan
ketenangan dan kedamaian hidup,agama memungkinkan kita untuk menerima
dunia ini sebagai anugerah Allah dan berusaha untuk mengelola dunia ini demi
kebahagiaan diri sendiri dan orang lain, karena agama merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia (Peter L. Berger).

I. PERANAN AGAMA
Sekurang-kurangnya ada 5 peranan agama,sebagai:
1. Motivator/pendorong bagi manusia untuk bekerja dan terus berjuang guna memperoleh
kebahagiaan di dunia dan terutama kebahagiaan atau ganjaran hidup abadi sesudah
hidup ini. Memotivasi penganutnya untuk berkreasi, berbuat kebajikan dan berkorban.
Secara etika,agama mendorong dan mengarahkan kita penganutnya untuk bekerja
secara jujur, bertanggungjawab, menjanjikan masa depan yang baik,menjaga
kepercayaan dan menunjukkan harkat dan martabat kita sebagai manusia.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page24


2. Inovator/pembaharu. Melalui agama orang yang biasa hidupnya belum mengalami
kehadiran Tuhan dalam seluruh peristiwa hidupnya, akhirnya boleh mengalami,
mengenal dan mengakui adanya Tuhan.
3. Integrator/Pemersatu/Pemandu. Melalui agama semua orang merupakan suatu
masyarakat, bangsa yang memiliki tujuan terakhir yang satu dan sama, yakni Allah
sebagai Pencipta dan Penyelenggara. (Creator dan Providentia Dei). Semua bangsa
manusia adalah keluarga Allah.
Agama mengintegrasikan seluruh aktivitas manusia sebagai sesama insan yang percaya
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menyerasikan relasi antar amnusia dengan manusia.
Peran integrator-individual Agama: Agama dapat menghindarkan manusia dari
kepribadian yang goyang menuju kepada kepribadian yang utuh dalam menghadapi
tantangan hidup yang selalu berubah.
Peran integrator-sosial Agama : Agama memiliki kemampuan kohesif,daya lekat atau
yang mempersatukan umat manusia. Konsekwensinya, agama mengajarkan cinta kasih,
tenggang rasa atau tepa-selira, menghadirkan kedamaian dan kesejahteraan serta
menghantarkan kita penganutnya kepada rasa kesetiakawanan dan persatuan.
4. Pemurni/Pengudus/Sublimator. Melalui agama,hidup dan tindakan manusia yang
sebelumnya belum menganut sesuatu agama tertentu akhirnya mulai menyadari,
meyakini dan menerima agama menjadi pedoman dalam menentukan tindakan yang
baik.
5. Inspirator/Pengilham. Melalui agama,manusia berusaha untuk memahami arti hidup ini
untuk membuka wawasan baru dalam upaya mencari dan menemukan makna
mengenai asal dan tujuan hidup manusia. Dengan kata lain, melaui agama, manusia
senantiasa memampukan dirinya utnuk menjawab serta memahami misteri hidup dan
kematiannya dalam kacamata iman. Melalui agama manusia menyadari kehidupannya
dan membangun sikap tobat (metanoya) sebagai reformasi rohani dalam hidupnya.
Semua ini berkat daya tarik agama sebagai pendorong, penggerak, motivator serta daya
tarik sentripetal dan sentrifugal setiap agama.

DAFTAR PERTANYAAN
1. Apa arti “Agama” menurut anda, apa yang anda ketahui tentang “Agama Katolik”
dan “Iman Katolik”
2. Iman merupakan suatu “jawaban positif” manusia terhadap panggilan atau sapaan
Allah/Wahyu Allah. Jelaskan !
3. Inti / sumbet Agama adalah religiostas, jelaskan !

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page25


4. Dimensi keagamaan sebagai Fenomena Religius merupakan suatu takaran realistis
dalam menilai kehidupan religius seseorang. Jelaskan dimensi personal !
5. Dua Fungsi Ganda Agama: Fungsi Filter sekaligus Transformatif, Fungsi Sentripetal
sekaligus Sentrifugal. Jelaskan !
6. Jelaskan secara singkat tiga prinsip umum / universal setiap Agama (Iman, Ritus dan
Taqwa).
7. Jelaskan empat unsur utama dalam semua Agama! (KS, Nabi, Rasul, dan Dogma).
8. Jelaskan tiga nilai dasar dalam setiap Agama! (Moral, Etika, Spiritualitas).
9. Sebutkan secara singkat lima peran Agama bagi kehidupan anda dan jelaskan peran
Agama sebagai inspirator/ pengilham !
10. Jelaskan dan berilah contoh tentang Fungsi Sublimatif Agama !

DAFTAR PUSTAKA

1. Dhavamony Mariasusai,DR,1995 : FENOMENOLOGI AGAMA,Yogyakarta, Kanisius


2. Robertson Roland,DR,1992 : AGAMA : Dalam Analisa dan Intepretasi Sosiologis, Jakarta
:Rajawali Press
3. Bagus Lorens,DR,2000, KAMUS FILSAFAT, Jakarta : Gramedia
4. Dokumentasi dan penerangan KWI,1993, DOKUMEN KONSILIVATIKAN II : Konstitusi
Dogmatis tentang Wahyu Ilahi, terjemahan DR.R. Hardawiryana SJ, Jakarta : Obor
5. Kleden Budi Paulus DR,SVD,2002 : DIALOG AGAMA,Dalam Terang Filsafat Proses Alfred
North Whitehead, Ledalero : Maumere.

BAB IV

MENGAPA MANUSIA BERAGAMA

(TUJUAN BERAGAMA)

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page26


A. Agama Kosmologis dan Agama Keselamatan
B. Tujuan Beragama (Faktor Pendorong Manusia Beragama)
1. Mendapatkan Keamanan
2. Mencari Perlindungan
3. Memuaskan Kerinduan
4. Memperoleh Penjelasan/Pencerahan
5. Memperoleh Pembenaran Atas Praktek Kehidupan
6. Meneguhkan Tata Nilai
C. Beragama dan Hidup Keagamaan Menurut Dekrit ”Nostra Aetate”
artikel 1 : Tentang Hubungan Gereja dan Agama-Agama yang Bukan
Kristen

BAB IV

MENGAPA MANUSIA BERAGAMA

(TUJUAN BERAGAMA)

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page27


KESELAMATAN

PENGANTAR

Setiap studi ilmiah tentang Agama semestinya memperhatikan soal KESELAMATAN,bukan


hanya karena tema ini memberikan suatu pandangan optimistis atas Agama,tetapi terutama
karena ia mendefenisikan TUJUAN dari Agama itu sendiri. Apa Tujuan Agama? Mengapa
Manusia itu bersifat Religius? Mengapa mereka menjadi tertarik pada hal-hal ilahi sehingga
senantiasa berusaha dan mencoba memanfaatkan setiap saran untuk berkomunikasi dan
bersekutu dengan kekuatan Adikrodati, yang Mahatinggi, Allah sendiri atau makhluk-
makhluk Gaib, makhluk adikodrati.

Menurut Mariasusai Dhavamoni,berdasarkan kesadaran bahwa Agama merupakan


fenomena universal dalam kehidupan manusia, walau makna jangkauan atau tujuan Agama
yang ditawarkan oleh setiap Nabi masih nampak ada perbedaan,namun pada umumnya
tawaran dengan nada dasar keselamatan. Namun perhatian pokok dari Agama atau dari sisi
Tujuan Agama di dunia diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu Agama Kosmologis dan Agama
Keselamatan.

A. AGAMA KOSMOLOGIS DAN AGAMA KESELAMATAN


1. AGAMA KOSMOLOGI
Menjaga keharmonisan antar individu dan alam semesta.
Dari sudut Tujuan Beragama, pada umumnya agama-agama primitif termasuk dalam
kelompok corak kosmologis ini.
Ciri-ciri yang menonjol dari penganut Agama yang bercorak kosmologis adalah:
1)Menekankan aspek religius yang mencoba memahami karakter fundamental alam
semesta dan diresapi oleh berbagai macam mitos dan ritus. 2)Menggunakan simbol-
simbol untuk melukiskan alam semesta ini untuk mengetahui “Bagaimana Segala
Sesuatu Berada”, termasuk manusia, karena “manusia” sebagai suatu bagian yang tak
terpisahkan dari alam semesta. 3)Praktik-praktik religius dan ritus-ritus dibuat hanya
untuk mencoba mengungkapkan dan mewujudkan keharmonisan antar “Dirinya denga
Alam Semesta secara keseluruhannya”. 4)Praktik-praktik religius tersebut bertujuan
pula untuk memohon yang Absolut/Tuhan Allah menjauhkan mereka dari bahaya
penyakit dan kematian,kemarau panjang dan kelaparan,sekaligus memohon kesuburan
ladang dan keberhasilan panen,kesehatan masyarakat dan perlindunga,keamanan dan
ketentraman hidup individu manusia di lingkungan tempat tinggalnya. 5)Berusaha untuk

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page28


menjaga keharmonisan suatu keadaan agar tetap dan seimbang (Equilibrium) serta
partisipasi dari individu dalam dan terhadap alam semesta,dan pada gilirannya
mengambil sikap yang benar di depan “Kenyataan”, baik yang kelihatan maupun yang
tak kelihatan ,termasuk Allah itu sendiri. 6)Keyakinan akan kondisi alam semesta
(kosmos) itu rapuh, tua ,semakin rusak oleh perjalanan waktu. Untuk itu, manusia
sebagai makhluk Religius harus selalu mengadakan ritus agar kosmos bisa diperbaharui
atau direnovasi,bahkan diciptakan kembali atau penciptaan awal. 7)Renovasi kosmos
bukan saja dalam rangka regenerasi,tetapi juga dalam rangka eskatologi yaitu
kembalinya keadaan bahagia surgawi,bagi agama-agama primitif adalah keadaan
surgawi yang bercirikan makanan berlimpah, panen berlipat ganda, damai dan bahagia,
harmonis dan saling tolong-menolong,solider dan hidup bersama dalam ketentraman.
2. AGAMA KESELAMATAN : AGAMA SOTERIOLOGI
Agama yang menawarkan keselamatan baik dalam arti pembebasan dari kejahatan serta
akibat-akibat kejahatan itu sendiri,maupun keselamatan dalam arti mencapai keadaan
kebahagiaan sempurna yang mengatasi waktu,perubahan dan kematian. Agama-agama
Timur seperti Hindu,Budha,Islam,Yahudi dam Kristen sering disebut agama-agama tinggi
karena menganut corak “Keselamatan” dalam tujuannya,bersifat mistis mendalam dan
cenderung mengarah pada puncak pengalaman religius. Agama-agama keselamatan
mengandaikan adanya suatu ajaran tentang keselamatan (Soteriologi) yang
menggambarkan manusia sedang berada dalam situasi yang berbahaya secara rohani
atau terkutuk dalam kehancuran secara spiritual,sebab itu mutlak dibutuhkan
keselamatan.
Pada umumnya,semua penganut Agama mengenal dan membedakan beberapa jenis
keselamatan. 1) Keselamatan dari kondisi-kondisi manusia yang eksistensinya
terbelenggu,situasi keterikatan pada kemalangan karena kelahiran kembali,dan semua
kejahatan yang merupakan konsekwensi dari jenis eksitensi ini. 2) Keselamatan dari
penderitaan dan hasrat atau nafsu dari mana muncul semua kesengsaraan dan
ketidakbahagiaan manusia. 3) Keselamatan dari pembangkangan terhadap kehendak
Allah yaitu DOSA. 4) Keselamatan dari penyelewengan terhadap ketaatan kepada
Hukum dan perintah dari yang Ilahi. 5) Keselamatan dari perbudakan egoisme pribadi
dan kepentingan diri sendiri.
Inti paham Keselamatan adalah pembebasan dari kesia-siaan,permainan nafsu dan
hasrat manusia yang tak pernah ada akhirnya,dan pembebasan dari perbudakan dosa,
harapan akan perdamaian dan persatuan kembali dengan yang Ilahi. Semua usaha-
usaha dalam Agama unruk menghalau kejahatan dan menghantar manusia untuk
bersatu kembali dengan yang Ilahi secara definitif merupakan jalan-jalan keselamatan
dan pencapaian terakhir dari tujuan ini adalah KESELAMATAN sendiri.
Usaha menghindarkan diri dari dosa dan kejahatan melalui pelbagai cara, yang pada
umumnya berdoa memohon pengampunan, membaca Kitab Suci, berpuasa dan
pantang, meditasi dan doa, serta bagi orang katolik adalah menerima sakramen

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page29


pengakuan dosa. Dengan demikian, pengampunan dosa-dosa adalah Karya Agung Kasih
dan Anugerah Allah bagi manusia.

B. TUJUAN BERAGAMA
Sebagian besar umat manusia yang menghuni planet bumi ini sudah memilih dan
menganut suatu Agama. Meskipun pemahaman tentang Agama sangat
bervariasi,namun semua Agama mempercayai,meyakini dan berpegang pada hal yang
sama yaitu Realitas Tertinggi sebagai yang suci,yang melampaui kekuatan manusia.
Nama wujud tertinggi itu dijuluki seturut bahasa dan budaya masing-masing kendati
berbeda Agama,termasuk dalam hal bentuk dan cara mengungkapkan dan
menghayatinya,namun sekurang-kurangnya ada 6 faktor utama yang mendorong
manusia untuk Beragama sebagai jawaban atas pertanyaan “Mengapa Manusia
Beragama”. Keenam faktor utama itu antara lain:
1. Mendapatkan Keamanan
Manusia mengalami penderitaan, kesusahan dan kegembiraan serta keberuntungan
dengan ritmenya silih berganti ibarat suatu melodi lagu kehidupan yang saling bersahut-
sahutan. Itulah salib kehidupan yang diterima oleh setiap anak manusia, penyebabnya
adalah karena keadaan alam yang tidak ramah, struktur dan kondisi masyarakat yang
menyulitkan manusia untuk hidup lebih baik,wabah penyakit, bencana alam dan
sebagainya, namun sering terjadi karena ulah manusia itu sendiri.
Dari sekian kenyataan yang menimpa kehidupan manusia,ada yang dapat ditanggulangi
dan dicari solusi,namun tidak sedikit pula yang tidak atau belum mampu dikuasai atau
dijinaKan oleh kekuatan dan kemampuan manusia. Karena keterbatasannya,manusia
merasa tidak berdaya, bahkan kondisi-kondisi tersebut bisa mengundang
ketidaknyamanan hidupnya bahkan menghantar manusia pada ambang hidup dengan
penuh kekhawatiran dan ketakutan. Dalam ketakberdayaan dan ketakutan ini,manusia
dihimbau dan diarahkan untuk menghadap Tuhan, Sang pemberi, pemelihara dan
penopang kehidupan. Ke hadapan Tuhan, manusia berserah diri seraya memohon
kekuatan. Di dalam Tuhan, manusia mendapatkan keamanan dan ketentraman.
2. Mencari Perlindungan
Hidup manusia kadang-kadang berjalan dengan ketidakpastian. Ini dialami semua orang
tanpa kecuali, karena itu mereka mencari orang atau pihak lain sebagai tempat
sandaran. Namun sering tempat sandaran atau lindungan harus dibayar malah bisa
menelan ongkos besar,walau yang bersangkutan memiliki kemampuan. Singkatnya
manusia sering tidak mampu menghadapi krisis-krisis dalam hidupnya. Sebagai solusi,
manusia lari kepada Agama sebab mereka percaya bahwa Tuhan maha penyelenggara
dan maha kasih pasti menjadi sumber kepastian dan pegangan hidup. Melalui dan
dalam Beragama, orang menemukan rasa aman ketika menghadapi tantangan,godaan
dan salib kehidupan ini.
3. Memuaskan Kerinduan

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page30


Manusia adalah makhluk yang sesuai berada dalam kondisi tidak puas atau belum
sepenuhnya puas. Manusia selalu ingin lebih,baginya tidak cukup hanya memiliki
seperangkat nilai-nilai manusiawi, seperti kebaikan, kejujuran, kerajinan, keadilan, dan
cinta kasih. Namun sebagai manusia yang selalu berada pada posisi tidak puas, ia lebih
menginginkan kebahagiaan, ketentraman dan kedamaian dalam Tuhan. Sebagai
makhluk rohani, manusia yakin bahwa hanya nilai-nilai adikodrati yang sanggup
memuaskan kehidupannya hatinya yang paling dalam. Hatinya belum mau tentram
sebelum menemukan dan mengalami harta rohani dan harta adikodrati yakni Tuhan
sendiri. Melalui Agama, manusia menemukan Tuhan sebagai pelabuhan yang aman dan
damai. St. Agustinus pernah mengatakan dalam doanya “Ya Allah,hatiku tidak akan
tentram,hingga tentram di dalam Engkau.”
4. Menemukan Penjelasan dan Pencerahan
Dari sekian banyak soal yang dihadapi Manusia dalam hidupnya, masalah seputar
“Hakekat Tuhan dan Manusia” seringkali menjadi problema yang dipikirkan Manusia
sepanjang jaman. Siapakah Tuhan itu? Bagaimanakah dunia ini diciptakan? Siapa
Manusia dan darimana asalnya? Mengapa ia harus lahir dan berakhir dengan kematian?
Bagaimanakah alam semesta ini? Aneka disiplin ilmu tak mampu menjawab dengan
tuntas pertanyaan-pertanyaan tersebut,akhirnya manusia lari kepada Agama. Mengapa
demikian? Karena Agama bergerak di bidang misteri kehidupan, maka dari Agama bisa
diharapkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tundamental tersebut. Dalam Agama
Tuhan diakui dan diyakini sebagai Asal dan Tujuan Hidup Manusia. Melalui Agama
manusia bisa percaya kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Manusia akhirnya
memperoleh makna penjelasan hidupnya melaui Agama,bahwa melalui Agama manusia
boleh mencari penjelasan tentang alam semesta yang menjadi tempat diamnya.
5. Memperoleh Pembenaran atas Praktek Kehidupan
Beberapa kondisi praktis kehidupan misalnya: rajin bekerja,tolong-menolong,bersikap
postif dan optimis terhadap permasalahan,bersikap jujur dan saling menghormati.
Praktek-praktek hidup ini di satu sisi mendatangkan kepuasan dan kebahagiaan serta
ketenangan bagi tiap-tiap orang,tapi di sisi lain mengundang kekaguman orang
lain,mendatangkan kegembiraan dan kepercayaan pada orang lain. Namun praktek-
praktek hidup tadi perlu dipoles dengan motivasi iman atau perlu dilihat dengan mata
iman,misalnya bekerja rajin merupakan suatu ibadah,bahkan dengan bekerja manusia
melanjutkan karya penciptaan Tuhan. Bersikap sopan santun dan menghargai serta
memperlakukan orang lain sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan,juga merupakan
suatu indikator sikap hormat dan sembah kepada Tuhan,sang pencipta. Agama menjadi
pedoman dalam menentukan tindakan yang baik. Agama menjadi motivasi dan daya
dorong bagi manusia untuk melaksanakan,melestarikan dan mengembangkan praktek-
praktek hidup keagamaan.
6. Meneguhkan Tata Nilai
Ada berbagai nilai etis dan moral yang nampak dalam hidup manusia,baik berhubungan
dengan kehidupan pribadi,maupun kehidupan masyarakat. Manusia melaksanakan,

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page31


mewujudkan dan menghayati nilai-nilai tersebut. Namun nilai-nilai tersebut bukan saja
memiliki daya tarik agar orang-orang melaksanakannya dengan sebaik mungkin tetapi
terutama nilai-nilai itu perlu dikokohkan melalui perintah dan larangan Tuhan. Melaui
agama manusia dengan tegas menolak kejahatan.
Hingga di sini pembahasan yang singkat untuk menjawab pertanyaan “Mengapa saya
beragama? Dengan demikian, peran dan posisi agama tetap eksis,tetap ada,tetap
bertahan,dan amat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Walau pertanyaan tentang
hakekat Tuhan dengan manusia belum terjawab tuntas,namun kajian diatas sudah
sedikit membuka wawasan kita untuk memahami hakekat Tuhan dan keberadaan
manusia sekaligus menjadi jawaban atas pertanyaan “untuk apa saya beragama?
Apakah manusia itu? Manakah makna dan tujuan hidup kita? Mana yang baik dan
manakah yang disebut dosa itu? Dari manakah asal pederitaan dan manakah tujuannya?
Manakah jalan untuk memperoleh kabahagiaan yang sejati? Apakah arti
maut,pengadilan dan pembahasan sesudah kematian? Akhirnya,apakah misteri terakhir
dan tak terperihkan itu,yang merangkum keberadaan kita dan menjadi asal tujuan hidup
kita?

C. BERAGAMA DAN HIDUP KEAGAMAAN DEKRIT KONSILI VATIKAN II TENTANG HUBUNGAN


GEREJA DENGAN AGAMA-AGAMA BUKAN KRISTEN (DEKRIT NOSTRA AETATE, Art.1)
1. Manusia Menganut Agama Tertentu Untuk Mencari Jawaban Terakhir Tentang Makna
Hidupnya.
Menurut Nostra Aetate Artikel.1, manusia mengharapkan dari berbagai agama jawaban
dari rahasia tersembunyi di sekitar keadaan hidupnya. Rahasia tersembunyi dalam
hidupnya menggelisahkan secara mendalam. Manusia bertanya tentang asal dan tujuan
hidupnya,makna kematian,makna sakit dan penderitaan,serta berbagai hal lain yang
ingin dipahaminya. Manusia ingin memperoleh kepastian jawaban atas rahasia
kehidupan yang tersembunyi tersebut.
2. Semua Agama Mempunyai Tujuan Akhir Yang Sama Yaitu Allah.
Masih dalam artikel yang sama, Gereja Katolik berkeyakinan bahwa agama-agama
mempunyai tujuan akhir yang sama,yakni Allah. Melaui agama Allah dikenal sebagai
pencipta,penyelenggara dan tujuan hidup manusia. Manusia beragama untuk
memperoleh keselamatan sejati dari Allah.
3. Beragama Merupakan Membangun Hubungan Dengan Allah dan Menjadikan Agama
Sebagai Pedoman Hidup.
Beragama yang benar berarti berusaha mengenal dan menjalin hubungan yang akrab
dan mendalam dengan Allah. Hidup keagamaan bukan hanya memperhatikan hal-hal
lahiriah,melainkan juga yang batiniah. Dengan demikia,agama tidak dimanfaatkan untuk
kepentingan pribadi dalam mencari popularitas,mendapatkan kedudukan,dan meraih
keuntungan.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page32


DAFTAR PERTANYAAN

1. Jelaskan secara singkat Agama kosmologis dan Agama keselamatan !


2. Jelaskanlah secara singkat dan berikanlah beberapa contoh konkrit sesuai pengalaman
hidup anda dalam kaitan tujuan anda beragama :
a. Mencari perlindungan
b. Menemukan penjelasan pencerahan
3. Jelaskanlah secara singkat inti sari dekrit konsili vatikan II tentang hubungan gereja
dengan agama-agama nukan kristen (Nostra Aetate) artikel 1, menyangkut beragama
dan hidup keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

4. Dokumentasi dan Penerangan KWI.(1993) Dokumen Konsili Vatikan II : Konstitusi


Dogmatis tentang Wahyu Ilahi (Ed. ke-2) Terjemahan Dr.R. Hardawiryana SJ. Jakarta :
Obor.
5. KWI,Sekretariat. Iman Katolik : Buku Informasi dan Referensi (Ed.ke-3), Jogyakarta :
Kanisius.
6. Banawiratma,J.B.SJ & J. Muller,SJ (1993) Berteologi Sosial Lintas Ilmu : Kemiskinan
Sebagai Tantangan Hidup Beriman, Pustaka Teologi (Ed. ke-1). Jogjakarta : Kanisius.
7. Thomas P. Rausch (1996). Katolisisme : Teologi Bagi Kaum Awam (Ed. ke-3) Terjemahan
Agus.M.Hardjana,SJ. Jogyakarta : Kanisius,2001.

BAB V
TANDA-TANDA KERUSAKAN
(PENYALAHGUNAAN AGAMA)

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page33


A. Klaim Kebenaran Mutlak
B. Ketaatan Buta Terhadap Pemimpin Agama Yang Karismatik
C. Mimpi Menghadirkan Kejayaan Masa Lampau Di Masa Sekarang
D. Membenarkan Dan Membiarkan Terjadinya “Tujuan Menghalalkan Cara”
E. Menyerukan Perang Suci, Misalnya: Perang Salib dan Perang Jihad
F. TANGGAPAN / KESIMPULAN
1. Agama tetap setia kepada sumber yang autentik
Iman : Menemukan Kebijaksanaan
2. Agama sebagai suatu peziarahan, sedang berproses.
Agama bukan sudah menjadi, tetapi “sedang menjadi”
3. Perang salib dan Perang Jihad mendatangkan lebih banyak dampak
buruknya ketimbang dampak positif
4. Semua agama menawarkan janji keselamatan dan kebahagiaan
5. Semua agama ibarat kacamata untuk manusia dalam berkaca akan
hidupnya
6. Manusia adalah makhluk yang memiliki Ratio dan Emosi
7. Kejahatan dan peperangan antar manusia lebih dilatarbelakangi oleh
faktor hilangnya “Rasa Kemanusiaan,Sense of Humanity”
8. Bukan saja hilangnya “Sense of Humanity” tetapi juga karena manusia
sudah terlempar dari “Cahaya Hati Nuraninya Sendiri”
9. Hanya dalam “Ruang Hati” manusia boleh menemui ALLAH secara inti
10.Salib adalah simbol kemenangan kaum beriman kristiani

BAB V
TANDA-TANDA KERUSAKAN AGAMA
PENYALAHGUNAAN AGAMA

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page34


Agama sesungguhnya dialami manusia sebagai jalan dan penjamin keselamatan, cinta-kasih
dan perdamaian. Namun secara historis telah membuktikan bahwa agama juga menjadi
penyebab dan alasan kehancuran dan kemalangan umat manusia. Paradoks ini, problem
atau tidaknya suatu agama, bukan tergantung pada agama itu sendiri melainkan terletak
pada agama dalam hubungannya dengan manusia yang konkrit. Dengan kata lain manusialah
patokannya yang menentukan apakah agama itu problem atau bukan.

Menurut pakar Ilmu Perbandingan Agama (Kristen,Yahudi,Islam) dari Universitas Wake


Forest USA : Prof.Dr. Charles Kimball, dalam bukunya : When Religion Becomes Evil (Kala
Agama menjadi Bencana), ada 5 tanda yang menunjukkan dan menyebabkan agama itu
menjadi rusak atau disalahgunakan.

A. KLAIM KEBENARAN MUTLAK


Memang dalam semua agama, sikap ini selalu ada sejauh menghindari penyelewengan-
penyelewengan antara para penganutnya tanpa bermaksud menganggap agama lain tidak
benar. Yang dimaksud di sini adalah sikap klaim kebenaran mutlak oleh para pemimpin
agama tertentu dan pemilik-pemiliknya dan menganggap agama lain sebagai agama yang
tidak benar. Menurut mereka ajaran Kitab Suci memang mengajarkan demikian.

Contoh-contoh :
1. Gerakan terorisme dunia yang disponsori oleh organisasi Al Qaedah di bawah pimpinan
Osaman Bin Laden. Mereka yakin bahwa pembunuhan manusia lain yang tidak seagama
karena menganggap orang lain yang tidak seagama itu sebagai orang kafir adalah benar
sesuai dengan amanah Tuhan dalam Kitab Suci. Sementara perbuatan membunuh orang
tidak diajarkan oleh Kitab Suci apa pun. Tindakan pengeboman gedung pusat perdagangan
dunia, Word Trade Center di Washington DC,AS pada 11 september 2001 (11-09-2001).
Peristiwa kelabu ini ditanggapi oleh Osama Bin Laden sebagai suatu interveni Tuhan
terhadap Bangsa Amerika sebagai motor penggerak dunia dan negara-negara sekutunya di
bidang kejahatan manusia. Seperti penguasa dan polisi dunia, menghalalkan aborsi dan
perkawinan lesbian, peperangan dan memusuhi negara-negara Islam.
2. Penyalahgunaan Text Kitab Suci

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page35


Misalnya golongan Kristen Fundamentalis di AS dengan tegas melawan dokter-dokter
bahkan membunuh mereka jika terbukti dokter-dokter tersebut membuka praktek aborsi.
Mereka menafsirkan secara Harafiah dan keliru antara lain text Kitab Suci : Mazmur 106:37
“Mereka mengorbankan anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-
roh jahat” juga dalam Ibrani 12:04 “Dalam perjuangan mu melawan dosa, kamu jangan ragu
menumpahkan darahmu”

B. KETAATAN BUTA TERHADAP PEMIMPIN AGAMA/PEMIMPIN KARISMATIK


Perlu disadari sungguh bahwa Agama yang autentik dan benar tidak pernah menentang
intelek serta meniadakan integritas individual para penganutnya dengan cara menuntut
ketaatan buta terhadap para pemimpin agama yang memiliki kharisma. Contoh-contoh
ketaatan buta tersebut antara lain :
1. Gerakan People Temple atau Kenisah Rakyat oleh Jim Jones di Guyana Amerika Serikat pada
tahun 1970-an.
Jim Jones bersama 1000 lebih warga AS berpindah tinggal di Guyana untuk membangun
suatu Firdaus baru dengan nama : “Jones Town”. Ketika berhadapan dengan protes dari
masyarakat sekitar dan pemerintah setempat, dia akhirnya mengajak semua mereka bunuh
diri secara masal.
2. Gerakan keagamaan Aumshinrikyo oleh Asahara Shoko di Jepang pada tahun 1900-an
3. Gerakan keagamaan David Koresh di Texas USA tahun 1900-an
4. Imam Ayatullah Khomeini di Iran tahun 1978/79. Rakyat begitu taat kepadanya sehingga
para pemuda dan pejuang Iran diarahkan untuk berperan melawan Irak hanya dengan
menyerukan Doa: “Allahu Akbar”
5. Ciri-ciri Kelompok Radikal, antar lain :
Ketaatan buta. Ketaatan bisa terjadi cukup dengan Pemimpin Agama menyerukan untuk
menggalang kekuatan guna membebaskan kemiskinan dan pengikut terhipnotis oleh
perintah dan kepribadian pemimpinnya sehingga melakukan apa saja yang diperintahkan.
Selain itu, para pengikut dijanjikan masuk surga jika membunuh orang, untuk itu mereka di
bayat (diambil sumpah). Ciri lainnya adalah manusia yang beragama lain bahkan seagama
tetapi tidak menjadi anggota komunitasnya, dianggap kafir dan resikonya dibunuh. Anggota
kelompok gerakan ini hidup menyendiri dan eksklusif dengan masyarakat di seputarnya.
Keselamtan surgawi hanya bisa diperoleh lewat ketaatan tanpa batas kepada Pemimpin

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page36


Agama. Hampir semua gerakan seperti ini percaya akan doktrin tentang hari kiamat. Bahwa
hari kiamat ambang pintu, dengan tujuan menakut-nakuti pengikutnya sehingga mereka
semakin taat buta kepada pemimpinnya.

C. KEINGINNAN UNTUK MENGHADIRKAN KEMBALI MASA-MASA KEEMASAN ZAMAN


LAMPAU.
Mereka ingin membangun zaman ideal, lalu bertekad merealisasikan zaman tersebut ke
dalam zaman sekarang. Semangat konservatisme agama selalu mendorong untuk mencari
inspirasi dan model pada masa lalu yang dianggap sebagai zaman keemasan
primodial,misalnya zaman kejayaan kerajaan islam Mataram. Memang benar bahwa setiap
Agama menawarkan harapan bagi para pemeluknya. Harapan untuk memperoleh dan
mengalami sesuatu yang ideal. Zaman ideal itu berbeda dengan zaman sekarang, yaitu
zaman ketika para pemeluknya hidup, yang ditandai misalnya oleh dosa, kesombongan,
kelalaian, dan kesia-siaan. Di zaman ideal, manusia akan dibebaskan dari semua cacat dosa
dan mengalami kebahagiaan sempurna. Visi religius ini sesungguhnya adalah sah dan tidak
membahayakan. Namun jika visi agama tentang zaman ideal itu mulai direalisasikan, dan
para pemeluknya yakin serta membenarkan bahwa Tuhan sendiri yang menginginkan
demikian, maka hal itu sekaligus menjadi tanda bahwa Agama bakal menjadi jahat.
Keinginan dan pembenaran itu, biasanya mendorong para pemeluknya untuk mendirikan
suatu Negara Agama, Negara Teokratis.
Contoh: Gerakan Islam Fundamentalis di Afganistan yaitu kelompok Taliban yang berjuang
mendirikan Negara Agama, Negara Teokratis yang berdasarkan dan demi ketaatan kepada
Syariat Islam sebagai DASAR NEGARA. Akibatnya banyak anggota masyarakat umat
beragamanya sendiri yang di bunuh. Kemudian fakta di Indonesia, masih ada Gerakan yang
mau mendirikan Negara Islam Indonesia yang pasti tidak diterima oleh pemerintah dan
rakyat di NKRI ini.

D. MEMBENARKAN DAN MEMBIARKAN TERJADINYA “TUJUAN MENGHALALKAN CARA”

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page37


Kejahatan agama ini berpaut erat dengan penyalahgunaan komponen-komponen dari
Agama itu sendiri. Memang benar, bahwa Agama tidak mungkin ada tanpa komponen-
komponen yang hakiki, seperti ruang dan waktu yang sakral, komunitas dan institusi
keagamaan serta ajaran agama.

Komponen-komponen tersebut hanyalah sarana. Namun, sarana tersebut telah dijadikan


tujuan dan untuk menggapai tujuan tersebut, mereka menggunakan berbagai macam cara,
sekaligus membenarkan cara itu.
Contoh:
1. Pada awal Gereja Katolik, orang kristen berjuang hidup eksklusif dengan membangun
komunitas Kristen demi membedakan diri dengan komunitas lainnya. Hal ini berakibat
antara lain: komunitas Kristen bermusuhan dengan komunitas Yahudi. Masih segar dalam
ingatan kita, Gerakan Anti Semit/anti bangsa Yahudi yang dipelopori Adolf Hitler,
sesungguhnya berawal dari sikap eklusivisme kelompok Kristiani.
2. Inkuisisi Gereja atau Tribunal Gereja di abad pertengahan yang sangat kejam lewat tindakan
pengucilan bahkan pmbunuhan yang suci terhadap umat katolik yang bidaah atau penganut
yang berkhianat. Sering disiksa dengan tindakan Ekskomunikasi dari keanggotaan Gereja
Katolik, bahkan dihukum lewat pengadilan Negeri Negara dimana Ybs tinggal.

E. MENYERUKAN PERANG SUCI


1. Perang Salib (Crusades) berawal pada masa Paus Urbanus II. Pada suatu waktu tahun 1096,
Raja Alexius meohon izin khusus kepada Paus agar rakyat berperan melawan Turki yang
menduduki Kenizah Yerusalem. Kerajaan Kekaiseran Turki pada masa itu di bawah
kekuasaan islam, namun di kota Istambul/Konstantinopel terdapat pula umat kristiani yang
telah memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma. Istambul menjadi simbol kekuatan Gereja
Ortodox /Gereja Timur dengan Pimpinan Gerejanya bergelar Partriark, yang pertama
dipimpin oleh Patrik Athenagoras pada tahun 1054. Paus dalam khotbahnya mengajak umat
untuk berperang dengan janji bahwa mereka dihapuskan dosa-dosa mereka dan dipastikan
untuk masuk surga. Perang salib merupakan kesia-siaan karena merugikan kedua belah
pihak dalam segala bidang kehidupan. Bahkan perang salib menyebarkan sikap saling curiga
dan bermusuhan hingga sekarang baik antar Islam dan kaum Yahudi dan Nasrani, maupun
antar Katolik Roma dengan Katolik Timur/Ortodox

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page38


2. Perang Jihad, yang pernah dilancarkan oleh Kelompok Ekstrim Islam di Timur Tengah
melawan bangsa Yahudi dan orang-orang Kristen serta bangsa-bangsa lainnya yang bukan
Islam, sebab mereka dianggap sebagai kaum kufur.
3. Perang antar Raja Alexius melawan bangsa Yahudi. Banyak orang Yahudi dibakar hidup-
hidup. Sinagoge Agung di Yerusalem di bumihanguskan. Para prajurit salib juga
menghancurkan Temple Mount, tempat orang-orang muslim berkumpul melaksanakan
shalat jumad.

F. KESIMPULAN/TANGGAPAN
1. Setiap orang beriman perlu berusaha agar Agama tetap setia kepada sumber-sumber yang
autentik, sekaligus dalam praktek/penyerapannya. Agama harus memiliki peranan positif
bagi pembangunan masyarakat dunia. Untuk itu, agama perlu menggali tradisinya guna
menemukan kebijaksanaan dalam mengupayakan perdamaian dan rekonsiliasi dan
bukannya perang dan permusuhan melalui dan dalam Agama. Para penganutnya harus
menemukan Kebijaksanaan dan Daya yang menciptakan perdamaian dunia di tengah
duniayang serba instan dan tidak imun dari arus globalisasi. Dengan demikian tugas setiap
umat beriman menyatukan tekad dan semangat bersama untuk menerangi kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangannya.
2. Agama tidak dipahami sebagai ajaran dan praktek ritual tradisional melainkan suatu
peziarahan di dunia. Agama memang suatu yang “Sedang Menjadi” sebagaimana pendapat
filsafat Proses, dan bukan “Sudah Menjadi” Agama sedang berproses. Oleh karena Agama
sebagai suatu Peziarahaan yang harus dijalani secara bersama-sama maka setiap agama
harus bersifat insklusif, artinya terbuka bagi siapa saja, sambil terus menyadari bahwa
plurlaisme keagamaan bukanlah menghambat, melainkan justru membantu untuk mencapai
tujuan peziarahan tersebut.
3. Perang Salib (Crusades) dan Perang Jihad tetap menjadi pembelajaran bagi segenap umat
beriman khusus muslim dan kristiani untuk dijadikan intruspeksi dan pertobatan. Bagi kaum
muslim zaman ini, Jihad merupakan tekad bersama umat Islam untuk memilitansikan
imannya sehingga pada gilirannya bersama-sama dengan umat beriman lainnya menjalankan
perang bathin dalam pemberantasan kemiskinan dan kemelaratan, kejahatan, kebencian
dan kesombongan, serta keterbelakangan umat manusia. Selain itu perjuangan bersama
memajukan peradaban dan perdamaian dunia. Dengan alasan apa pun, entah alasan religius

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page39


demi mempertahankan kota Yerusalem sebagai kota suci umat kristiani sejagad dari
pendudukan negara-negara muslim, entah alasan ekonomis demi mempertahankan devisa
bagi negara Israil dan Roma sebagai pusat kekuatan kaum Nasrani, entah alasan ideologis
demi mempertahankan kelangsungan dan kemurnian iman katolik atau agar kristianitas dan
katolisitas umat tidak terganggu, para paus dan pimpinan kekaiseran katolik harus lebih
mengutamakan perikemanusiaan dan cinta kasih.
Dampak negatif perang salib jauh lebih besar ketimbang positif. Dampak negatif antara lain
semakin mendalamnya jurang pemisah antara kristianitas barat : Gereja Katolik Roma dan
Kristianitas Timur : Gereja Ortodox di Turki yang berpusat berpusat pertama kali di Kota
Istambul/Konstantinopel yang mulai berpisah (Skisma Timur dan Barat) pada 1054. Selain
itu, perang salib mendatangkan permusuhan dalam sikap curiga umat Islam terhadap kaum
Yahudi dan Nasrani, selain korban jiwa, korban harta, perpecahan antar suku beragama serta
antar rakyat pada setiap negara yang ikut berperang.
Dampak positif antara lain perpaduan antar kebudayaan Barat dan Timur di bidang sastra,
budaya kesenian dan lukis, ilmu pengetahuan dan teknologi. Gereja katolik, lewat Konsili
Vatikan II, menghasilkan Dekrit Nostra Aetate, Hubungan antar Gereja katolik dengan Umat
bukan Katolik seperti dengan umat Islam, Yahudi, Hindu, Budha, Atheis/Komunis dan lain-
lain.
4. Semua Agama, sebagaimana juga Ideologi hadir sambil menawarkan janji-janji kepada
manusia untuk membangun kehidupan.yang beradab dan sejahtera. Konsekwensinya,
semua Agama harus siap diuji oleh Mahkamah sejarah, dan jika ternyata gagal memenuhi
janji-janjinya maka Agama akan ditinggalkan calon pemeluknya dan selanjutnya hanya
tinggal sebagai Dokumen Sejarah.
5. Selain menawarkan janji, Agama juga bagaikan kacamata, yang dengannya seorang yang
beriman memandang dunia sekitarnya sambil menafsirkan dan mengkonstruksi realitas
dunia. Oleh karenanya, sekali pun secra fisik tidak kelihatan, keyakinan dan paham Agama
sangat berpengaruh terhadap seseorang ketika meresponi realita kehidupan.
6. Ratio dan Emosi
Rationalisme, dirintis oleh Filsafat Perancis, Rene Descartes (1596-1650) yang memaklumkan
bahwa “Manusia yang Berpikir menjadi Pusat Dunia karena Akal Budi adalah segalanya”.
Kata Descartes : “COGITO ERGO SUM” : SAYA BERPIKIR, MAKA SAYA ADA”. Kemampuan
manusia untuk berpikir menjadi dasar bagi eksistensi (keberadaan) Manusia. Manusia itu

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page40


hanya bisa bereksistensi, sejauh ia dapat berpikir, dapat menggunakan kemampuan
rationalnya. Namun pemikiran Descartes ini tidak bisa diterima setelah berabad-abad
lamanya. Karena manusia bukan saja makhluk yang dapat berpikir (kecerdasan intelegen
melainkan juga dapat merasa (kecerdasan emosional).
Dengan lahirnya Filsafat Eksistensialis yang mengungkapkan kebebasan yang secara otomatis
ada pada manusia untuk “eksis atau berdiri tegak melawan” dunia, masyarakat dan cara
berpikir manusia, di mana manusia sebagai pribadi dan individu memiliki kebebasan bukan
saja berjuang agar ia “Bebas dari apa dan Siapa” tetapi terutama “Bebas untuk Apa”.
Gagasan Filsafat Eksistensialis disponsori antara lain filsafat Marthin Hiedegger (1889-1976),
Filsafat Jean Paul Sartre (1905-1980), Paul Ricoer, Gabriel Marcel dan secara khusus Filsafat
Daniel Goleman yang di penghujung abad ke-20 memproklamirkan “Manusia memiliki
Kekuatan Emosi yang Melahirkan Kesuksesan Hidup”, karena Emosi merupakan Kekuatan
yang terpancar dari dalam diri manusia yang menyata dalam bentuk ekspresi seperti
gembira dan sedih, bersukaria dan merah, merasa bahagia dan puas putus asa dan
berpengharapan, merindukan dan mendambakan.
7. Perselisihan antar umat beragama, bahkan perang dengan konsekwensi pertumpahan darah
pada kedua belah pihak yang bertikai, serta segala bentuk kejahatan apa pun selama
perjalanan hidup umat manusia disebabkan oleh faktor yang paling mendalam adalah
“Kehilangan Rasa Kemanusiaan” atau kehilangan Sense of Humanity”. Kehilangan ini
disebabkan oleh beberapa faktor utama, antar lain hegemoni emosional, hegemoni otoritas,
egoisme, kesombongan, prestasi dan prestise, kekayaan, kekuasaan, ekonomi, dan lain
sebagainya.
8. Hampir semua Agama besar dan Tradisi Religius yang membentuk peradaban manusia selalu
mengajarkan pentingnya “Menyelami Rahasia dari Hati Sendiri”. Dengan menyelami itu,
segala “Kerinduan dan Kegelisahan” umat manusia yang dialaminya menjadikan manusia
dengan sendirinya mengetahui bahwa sesama lainnya pun mengalami “Kerinduan dan
Kegelisahan” yang sama. Bukankah peradaban dunia kita ini justru dibangun di atas
tuntunan “Moral Universal” yaitu setiap orang wajib menaati Hati Nuraninnya Sendiri?
Kesimpulannya, segala kesimpangan yang terjadi dalam perjalanan sejarah manusia, justru
karena orang sudah terlempar dari cahaya hati nuraninya sendiri.
9. Hati adalah “Ruang” di mana “Manusia Bertemu dengan Allah” paling intim. Ketika manusia
terlempar dari hatiya sendiri, pada saat yang sama pula ia menginginkan “Kehadiran Allah”.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page41


Mengingkari Kehadiran Allah sesungguhnya adalah pengingkaran atas eksistensinya sendiri.
“Di mana tidak ada Dikau Ya Tuhan, di sana pun Tidak Ada Aku” (Where There is No Thou,
There is No I” : Filsafat Ludwig Feuerbach) Hanya pertemuan personal dalam ruang hatinnya,
manusia dapat menyapa Allah sebagai Engkau. Dalam “HATI” terjalin “Relasi Aku-Engkau”’
antara Manusia dengan Allah.Memang benar, bahwa “Perjalanan Menuju Batin Sendiri”
adalah perjalanan menuju horison nan jauh dan sulit. Namun, di sinilah letak dinamika
kehidupan manusia sebagai suatu pergumulan yang mengasikkan.Manusia mestinya
“Kembali” ke dalam hatinya sendiri, agar ia dapat “Bertemu” dengan sesama dan Allah.
10. “Salib” adalah “Simbol” Kemenangan kaum beriman Kristiani. Orang katolik mengawali
setiap aktivitas dengan Doa dan Tanda Salib.
Salib adalah segala hal : perbuatan, tingkah laku, sikap, tindakan baik dari diri sendiri atau
dari orang lain, atau karena situasi alam dan keadaan sekitar mendatangkan
ketidaksenangan, kesusahan dan sebagainya yang tidak berkenan di hati dan pikiran kita
manusia. Contoh konkrit salib dalam hidup kita manusia atau secara khusus dalam
kristianitas kita orang katolik adalah sakit, penyakit, kebencian, keputus asaan,
kesombongan dan kecongkahan, kekurangan, kelalaian dan dosa. Salib terbesar dalam hidup
kita adalah kematian bagi semua orang yang hidup. Hidup itu kemungkinan dan kematian itu
kepastian. Jadi salib merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan ziarah Hidup
Manusia. Hidup itu salib.Oleh karena salib hidup manusia telah dijalani oleh peristiwa
inkarnasi Yesus, penjelmaan Allah menjadi manusia lewat Diri Yesus Kristus, di mana Yesus
telah menjadi manusia, sama seperti kita manusia kecuali Dosa, maka seluruh salib hidup
kita sudah ditebus oleh Yesus Kristus lewat wafat dan kebangkitanNya. Dalam iman, kita
percaya bahwa “Kematian” merupakan suatu “pintu” menuju Hidup Keabadian bersama
Allah.
Tanda Salib “di Dahi” sebagai simbol membangun hubungan vertikal dengan Allah Bapa,
Allah yang adalah Bapa segala bangsa manusia, Allah yang mengasihi kita melebihi seorang
Ayah yang mengasihi anak-anaknya, sambil memohon Allah Bapa memberikan kita
pencerahan akan pengertian (Ratio) akan salib kehidupan kita.
Tanda salib “di Dada”, sebagai simbol penyertaan iman akan “Hati” sebagai “Ruang” untuk
bertemu dengan Allah secara intim, sekaligus pernyataan iman akan karya penebusan umat
manusia oleh Yesus Kristus, lewat penderitaan dan wafatnya di kayu salib. Lewat tanda di
Dada, kita menemukan kekuatan ilahi Yesus Kristus agar dalam melaksanakan tugas dan

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page42


kegiatan keseharian kita, kita mengedepankan pelayanan dengan “hati”, dengan “kasih” dan
bahkan dengan pertimbangan-pertimbangan rational atau dengan pamrih atau balasan-
balasan atas perbuatan kita.Di hati kita Yesus tinggal, hati kita menjadi kemah kediaman
Allah.
Tanda di “Bahu”sebagai simbol kesiapan kita untuk memikul salib kehidupan ini dalam susah
dan senang, dalam untung dan malang, bahkan salib “kematian” sebagai partisipasi kita
dalam salib Yesus Kristus. Kita memohon kekuatan Ilahi Yesus Kristus, Karya Ilahi Roh Kudus
untuk meneguhkan iman kita agar kita tetap kokoh dan tabah, selalu berpengharapan dalam
Kristus untuk memikul salib kehidupan ini.
11. SUMBU SALIB KEHIDUPAN
Hidup manusia ibarat dalam “sumbu salib”, yaitu tuntutan sebagai seorang berimankan
Yesus Kristus, yang selalu membangun hubungan ke atas yang Transenden, yang Ilahi,
hubungan vertikal, juga hubungan dalam diri sendiri, dan hubungan ke kiri-kanan yaitu
membangun relasi dengan sesama manusia sebagai anggota umat Allah. Manusia
seluruhnya sebagai keluarga Allah serta hubungan dengan alam sekitarnya. Jadi sumbu salib
melambangkan hubungan ke atas, kebawah/diri sendiri dan ke samping atau sesama
manusia dan alam sekitarnya.Semua relasi ini laras dibangun secara harmonis.

DAFTAR PERTANYAAN
1. Sebutlah sekurang-kurangnya lima jenis tindakan atau peristiwa yang menunjukkan
penyalahgunaan agama.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page43


2. Jelaskanlah gerakan terorisme dikategorikan sebagai gerakan yang mengkleim kebenaran
mutlak suatu agama
3. Jelaskanlah ciri-ciri kehidupan kelompok radikal yang taat buta kepada pemimpin agamanya.
4. Apakah anda setuju dengan perang salib yang pernah terjadi dalam sejarah gereja pada abad
11-13 (1095-1291). Jelaskanlah!
5. Apakah anda setuju dengan perang jihad yang pernah terjadi sekitar abad 12-13?

DAFTAR PUSTAKA
1. Leon Xavier-Duofour. 1990. Ensiklopedi Perjanjian Baru (Ed. Ke-1). Disadur dan diterjemahkan
oleh Drs.Steffan Leks dan Drs.A.S. Hadiwiyata. LBI. Togyakarta : Kanisius.
2. O’Collins,Gerald,SJ,DR dan Farrugia,Edward SJ,DR (1996) Kamus Theologi (Ed. ke-1) Jogjakarta:
3. Charles Kimball (2002). Kala Agama jadi Bencana. Terjemahan Nurhadi. Bandung : Mizan
4. Oursler Fulton dan April Oursler Armstrong (1965), DI atas Bukit Batu Karang Ini (ed. ke1),
Terjemahan Marcel Beding,BA, Ende Flores, Nusa Indah.
5. Banawiratma, JB. SJ / Editor (1990). Aspek-aspek Teologi Sosial (ed. ke-2) Kanisius.

BAB VI

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page44


AGAMA DALAM PANDANGAN FILSAFAT PROSES A N W

A. Filsafat Proses menekankan Dunia dan Pengalaman Manusia


B. Posisi Allah dan Agama dalam Filsafat Proses
C. Defenisi Agama menurut Filsafat Proses
1. Seni dan Teori Kehidupan Manusia
2. Apa yang dibuat manusia dari dalam kesendiriannya, dan kesendirian
menjadi kunci keberagaman
3. Kesendirian di dalam komunitas
4. Suatu system kebenaran umum
5. Suatu Petualangan Roh, suatu Usaha untuk menggapai apa yang ak
dapat digapai
6. Agama sebagai suatu yang sedang proses
D. Rangkuman

BAB VI

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page45


AGAMA MENURUT PANDANGAN FILSAFAT PROSES

ALFRED NORTH WHITEHEAD

SEKILAS TENTANG FILSAFAT PROSES WHITEHEAD

Alfred North Whitehead, filsuf kelahiran inggreris. Pada uur 63 tahun pindah ke AS dan menjadi
Guru Besar Ilmu Filsafat perdana pada beberapa universitas terkenal AS. Whitehead mempunyai
pengharapan yang sangat besar terhadap Amerika sebagai lahan berkembangnya sebuah Filsafat
baru, setelah Eropa tidak memberikan lagi iklim yang kondusif utnuk pemikiran-pemikiran baru.
Filsafat Alfred North Whitehead yang di kenal sebagai Filsafat Proses, telah menggema di AS dalam
berbagai bidang telaahan seperti dunia ilmu pendidikan,pembentukan teori ilmu Komunikasi,
kesenian dan teori Ilmu Lingkungan hidup. Di Indonesia filsuf ini di perkenalkan oleh J.Sudarminta
dengan bukunya : “Filsafat Proses” yang di tulis sebagai langkah awal untuk memaparkan gagasan-
gagasan dasar Alfred North Whitehead (ANW).

A. FILSAFAT PROSES MENEKANKAN DUNIA PENGALAMAN MANUSIA


Whitehead memulai filsafatnya dengan memperhatikan dunia dan menilai tinggi
pengalaman manusia. Dunia dan pengalaman menunjukkan, bahwa perubahan dan
kesetiaan atau ketetapan merupakan fenomena-fenomena yang inheren/selalu ada di
dalam dunia. Ada entitaa (benda) yang tetap yang membutuhkan perubahan untuk
menyempurnakan dirinya, dan ada pula entitas yang berubah, yang demi
kesempurnaannya bergantung pada yang tetap. Untuk menjawab fenomena ini, ANW
menemukan pengertian proses, yang di rumuskan secara singkat di bawah ini.
1. Seluruh universum adalah sebuah proses, dan proses adalah tidak lain dari ikhwal dari
segala sesuatu yang ada. Segala yang ada adalah proses, dan semua proses adalah yang
ada.
2. Berada berarti menjadi, berada dalam proses. Yang ada hanyalah yang menjadi, berada
dalam proses tidak di tambahkan pada sesuatu yang menjadi dan bukannya yang ada
dan menjadi.
3. Menjadi, berada dalam proses tidak di tambahkan pada sesuatu yang sudah ada,
karena sejauh itu ada, dia ada dalam proses, dan sejauh sesuatu ada dalam proses, dia

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page46


ada. Kalau demikian, yang di maksudkan dengan proses bukan lagi suatu sifat dari
sesuatu yang ada, melainkan wujud terdalamya.
4. Menjadi, bukan hanya berarti berubah, karena berubah berarti pengadaan sebuah
kualifikasi baru bagi sebuah substansi yang sudah ada atau peniadaannya. Tetapi jika
dikatakan, bahwa segala yang ada menjadi, berarti segala sesuatu berada dalam
proses, melaluinya (proses itu) sesuatu muncul sebagai dirinya sendiri.
5. Doktrin utama dari filsafat proses adalah : “bahwa eksistensi, dalam keseluruhan arti
katanya, tidak dapat dipisahkan dari proses” (That Existence, in any of its senses, Can
Not Abstracted from Process”. Satuan terkecil dan dasariah dalam proses universum di
sbeut ANW sebagai satuan aktual (actual Entity).
6. Segala sesuatu yang ada merupakan satuan aktual atau terbentuk dari satuan aktual.
Satuan aktual ini merupakan satu kesatuan yang tercipta dari berbagai unsur yang di
tentukan dan di padukannya sendiri. Unsur-unsur ini tidak akan terlepas dari satuan
aktual tanpa merubah seluruh satuan aktual tertentu. Unsur-unsur ini tidak lain dari
satuan-satuan aktual lain. Dan sebuah satuan aktual terbentuk dari dan berada sebagai
satuan akan juga menjadi unsur bagi pembentukan satuan aktual lainnya. Karena
segala sesuatu aktual, maka satuan aktual disebut sebagai realitas terakhir, realitas
sebenarnya.
7. Satuan aktual adalah kategori pertama alam semesta, dan alam semesta bersifat
organis karena ia memiliki kehidupan. Kehidupan bukan lagi terbatas pada sejumlah
makhluk tertentu, melainkan merupakan hakekat segala sesuatu. Kalau kehidupan
berarti berada dalam proses menjadi sesuatu, aktif, amak seluruh semesta pun berada
dalam proses untuk menjadi sesuatu dan aktif.
8. Sebuah satuan aktual ada di dalam dunia dan mesti menentukkan sikapnya terhadap
dunia. Tetapi dia tidak dapat menarik dirinya dari dunia, sebab dia hanya berada dalam
proses sejauh dia mengambil bagian di dalam dunia dan sejauh dunia mengambil
bagian di dalam dirinya.
Berada berarti berada dalam dunia, ditentukan oleh dunia, dan turut menentukkan
dunia. Tidak ada proses menjadi yang terlepas dari dunia. Menjadi selalu berarti
menjadi di dlam dunia karena dunia adalah kumpulan subjek-subjek.

B. TEMPAT ALLAH DAN AGAMA DALAM FILSAFAT PROSES

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page47


1. Filsafat proses berupaya menjelaskan prosesnya atau penjadiannya Allah oleh manusia,
karena manusia adalah makhluk religius sekaligus manusia sebagai makhluk yang
berakal budi.
2. Sejalan dengan corak keseluruhan filsafatnya yang tidak membuktikan adanya sesuatu,
melainkan menjelaskan terjadinya segala sesuatu maka minat Whitehead tidak di
arahkan kepada pembuktian tentang eksistensinya Allah, melainkan proses terjadinya
Allah. Whitehead mengatakan bahwa Allah merupakan sebuah pengalaman konkrit dan
hakiki dari manusia. Manusia bersifat religius dan berakal budi. Dia mempunyai
pengalaman menyejarah tentang Allah, sekaligus pengalaman yang panjang itu sendiri
telah membuktikan adanya Allah. Umat manusia tidak akan mengalami untuk sekian
lama sesuatu yang tidak ada. Filsafat berhadapan dengan agama-agama sebagia fakta
sejarah. Tugasnya adalah memodifikasikannya untuk dapat di jelaskan dalam sebuah
sistem filsofis. Agama-agama termasuk dalam data pengalaman yang mesti
menggerakan sebuah sistem filosofid untuk dimasukkan ke dalam kerangkanya.
3. Selain itu, gagasan Allah itu sendiri di butuhkan dalam kerangka penjelasan tentang
dunia dan kehidupan. Pegalaman akan Allah itu di ungkapkan manusia dalam agama-
agama. Secara singkat, tempat Allah da agama dalam filsafat proses, di jelaskan sebagai
berikut:
a. Allah adalah nama yang diberikan oleh agama-agama untuk kenyataan yang
memberikan jawaban kepada kecemasan besar manusia terhadap segala hal yang
fanah di dunia ini. Karena itu tugas ilmu filsafat adalah untuk memikirkan Allah yang
ada dalam pengalaman religius manusia itu, untuk menanyakan tempat dan
memikirkan perannan-Nya dalam keseluruhan sistem universum, sebab filsafat,
atau tepatnya Filsafat spekulatif, dalam pandangan ANW adalah sebuah upaya
rasional untuk merancang sebuah sistem gagasan-gagasan umum yang koheren,
logis dan semestinya, yang akan di pakai untuk menafsirkan setiap unsur
pengalaman manusia. Karena itu, Allah sebagai satu unsur pengalaman manusia
tidak dapat di eliminir dari filsafat. Yang mesti di pikirkan oleh filsafat spekulatif
adalah, gagasan-gagasan umum manakah yang mesti di kembangkan, agar
dengannya orang dapat menginterprestasikan Allah sebagai sebuah unsur
pengalamannya.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page48


b. Filsafat proses mengkonsepkan sebuah metafisika yang memberi tempat bagi
gagasan Allah, dimana ide tentang Allah dalam sebuah pandangan tentang kosmos
dan agama yang bersifat proses, yang menjadi. Di dalam gagasan ini, agama
bukanlah sesuatu yang bersifat irasional, yang berada di luar pengaruh kontrol
rasio, melainkan sesuatu yang mempunyai struktur rasional dan karena itu dapat di
pertanggung jawabkan secara rasional pula. Pertanggung jawaban secara rasional
itu akan menjadi sebuah pilar utama bagi gagasan dialog antar agama.

C. DEFINISI AGAMA MENURUT FILSAFAT PROSES


Di dalam penelitiannya tentang agama Whitehead memperhatikan prinsip-prinsip umum
yang mempunyai peran penting di dalam perkembangan agama-agama. Hal ini menjadi
jelas dalam definisinya tentang agama dan tentang sejumlah pengertian yang berkenaan
dengan agama.whitehead menggunakan beberapa definisi tentang agama. Ada sejumlah
definisi ini de sebabkan karena Whitehead pada dasarnya lebih banyak membuat sebuah
deskripsi tentang agama, memaparkan agama sebagaimana adanya dari pada
menggariskan sebuah rumusan normatifprespektif tentang bagaimana agama seharusnya.
Lukisan deskriptif ini tidak selamanya megandung isi yang sama, sebab berdasarkan teori
perkembangan agama yang di tegaskannya,ada berbagai tahap perkembangan yang
dialami sebuah agama. Karena itu definisi agama pun bermacam-macam, sesuai tahap
perkembangannya. Namun Whitehead menyadari, bahwa bentuk agama yang paling sering
di jumpai adalah psikologi massa atau “psikologi kawanan”, sementara tahap final agama
hanya dihayati oleh sejumlah orang.
Agama pada tahap final seperti ini bukan lagi psikologi massa melainkan intuisi beberapa
orang. Dan pandangan Whitehead sendiri tentang agama adalah salah satu dari intuisi
sejumlah orang kecil orang itu, yang melihat agama sebagai sesuatu yang berkembang dan
hendak membersihkan agama dari berbagai pandangan yang menghambat perkembangan.
Disini kita dapat melihat batas dari gaya deskriptif yang digunakan Whitehead dalam
membicarakan tema agama. Mulai dari sini pemicaraannya bersifat normatif.

1. AGAMA SEBAGAI SENI DAN TEORI KEHIDUPAN ROHANI MANUSIA

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page49


Whitehead mendefinisikan agama sebagai “seni dan teori kehidupan rohani
manusia sejauh itu bergantung pada manusia itu sendiri dan pada apa yang bersifat
tetap pada segala sesuatu”. Kalau demikian,agama berurusan dengan unsur yang
tetap di dalam alam dan kehidupan manusia yang berubah-ubah. Agama menjawabi
kebutuhan dan kerinduan manusia akan yang langgeng dan permanen, akan
kontinuitas di tengah pengalaman keberubahan.

Lebih lanjut agama adalah seni dan teori, itu berarti sesuatu yang di buat manusia
untuk mengungkapkan pengalamannya akan yang tak berubah itu. Agama
diciptakan bersifat artifisial dan bukan natural, bukan sesuatu yang dari awal
sejarah telah ada. Sebagai seni agama merujuk pada wilayah perasaan manusia.
Agama bertolak dari perasaan tertentu pada manusia. Di dlam agama berbagai
persaan untuk dikultifikasikan, dirayakan dan diarahkan. Tetapi agama sekaligus
sebuah konstruksirasional, sebuah teori yang hendak mengkomunikasikan dan
mempertanggungjawabkan perasaan tersebut.

2. AGAMA SEBAGAI APA YANG DIBUAT MANUSIA DARI DALAM KESENDIRIANNYA.


KESENDIRIANNYA MENJADI KUNCI KEBERAGAMAN.
Di dalam definisi di atas sudah menjadi jelas, bahwa agama adalah pengalaman
pribadi manusia. Allah dialami di dalam “Hati” manusia sebgaia pusat dirinya,
dimana manusia belum mengalami keterpecahan diri. Hal ini menjadi tegas di
dalam definisi lain, ketika Whitehead melihat agama sebagai “sebagai apa yang
dibuat manusia dari dalam kesendiriannya”. Kesendiriannya menjadi kunci
keberagaman, karena “If You are never solitary, you are never religious” (apabila
engkau tidak pernah sendiri, engakau tidak pernah bersifat religius). Gama
mengandaikan kesanggupan manusia untuk menyendiri dan memberanikan
manusia untuk menyendiri.
Untuk membenarkan penekanan pada kesendirian sebagai syarat keberagaman,
Whitehead menyebutkan contoh-contoh di dalam sejarah agama-agama. “the
Great Religious conceptions which haunt imagination of civilized mankind are
scenes of solitariness : Promotheus chained to his rock, mahomed brooding in the
desert, the meditasion of the Buddha, the solitary Man on the cross” (konsepsi-
konsepsi religius yang besar, yang selalu membayang-bayangi imajinasi bangsa

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page50


manusia adalah adegan-adegan kesendirian : Promotheus yang dirantai pada
wadasnya, Mohammad yang merenung di padang gurun, Budha yang bermeditasi,
dan sang manusia di atas Salib). Pengalaman rohani sebagai pengalaman hakikat
universum yang terjalin dalam sebuah hubungan keterkaitan hanya mungkin terjadi
apabila seorang pribadi berhadapan dengan universum dalam kesendirian.
Tetapi definisi ini akan menimbulkan kesan adanya individualisme berlebihan dan
bera sebelah, apabila agama tidak sekaligus merupakan “penerjemah ide-ide umum
kedalam pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan cita-cita khusus. Agama berupaya
meluaskan niat individual manusia untuk melampaui partikularitasnya yang
mengabaikan dirinya sendiri”. Karena ketergantungan pada bahasa maka
pengalaman religius manusia selalu menghubungkan seseorang dengan
masyarakatnya. Tetapi daya taransendentif yang terungkap di dalam agama tidak
terbatas pada pengalaman relasi berbagai orang lain yang di mungkinkannya.

3. AGAMA ADALAH KESENDIRIAN DI DALAM KOMUNITAS.


Agama juga berarti menerima kehadiran dan kedekatan Allah di dalam semua
manusia lain, di dalam serba peristiwa dan di dalam segala macam hal dunia.
Dimana manusia mulai mengkomunikasikan pengalamannya akan Allah di dalam
dirinya dan di dalam alam, di sana dia melangkah keluar dari kesempitan dirinya
dan membentuk sebuah komunitas beriman. Sebab itu, agama adalah “Kesendirian
di dalam komunitas”.
Kalau demikian, agama mempunyai dua aspek, aspek individual dan aspek sosial,
aspek partikular dan universal. Aspek sosial berkenaan dengan kebenaran-
kebenaran umum yang berlaku dan berkenaan dengan orang lain. Yang
diungkapkan agama bukan cuma dirin seorang saja, dan berasal bukan dari
perbendaharaan hati atau pikiran hanya satu orang. Yang d ungkapkan dalam
agama adalah “suatu visi tentang sesuatu yang diatas, dibalik dan didalam hal-hal
yang senantiasa berubah atau bersifat sementara...., sesuatu yang memberi makna
kepada segala sesuatu yang berlalu namun juga sesuatu yang selalu lepas dari
pengertian”. Agama enyangkut sesuatu yang melibatkan orang lain. Tetapi pada
saat yang sama agama harus di iakan dan di jawab secara pribadi oleh setiap orang.
Agama hidup oleh kesungguhan dan penyerahan diri setiap orang. Di dalam religion

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page51


in the making Whitehead menunjukkan tiga pengertian yang menampilkan secara
jeas hubungan erat antara aspek individual dan komunal dari agama, yakni :
pengertian tentang sebuah prinadi untuk dirinya sendiri; pengertian tentang nilai
berbagai pribadi di dunia satu bagi yang lain; pengertian tentang nilai sbeuah dunia
objektif yang adlah sebuah komunitas derifatif yang, dapat ditarik dari bebrbagai
hubungan timbal balik antra pribadi-pribadi yang menentukkan dunia secara
keseluruhan dan sekaligus penting bagi keberadaan setiap individu di dalamnya.
Sifat ganda agama tidak hanya berkenan dengan alasannya, agama berasal baik dari
keyakinan pribadi maupun psikologi massa, tetapi juga dengan tujuannya yakni,
untuk kepentingan pribadi dan bersama.

4. AGAMA SEBAGAI SUATU SISTEM KEBENARAN UMUM.


Aspek pribadi ditegaskan dlam pernyataan Whitehead berikut : “dari segi
ajarannya, agama dapat didefiniaikan sebagai suatu sistem kebenaran-kebenaran
umum yang bertujuan mengubah watak, sejauh mereka diterima secara jujur dan
dimengerti secara hidup”. Agama sebagai rumusan kebenaran yang diperoleh
dalam kesendirian manusia mengubah wataknya. Watak manusia tidak diubah
karena sebuah tekanan dari luar, tetapi karena ada keyakinan pribadi yang
mendalam, yang lahir dari keheningan diri. Pada pihak lain agam itu harus masuk
kedalam hati orang menjadi bagian dari diri orang. Agama mesti menobatkan,
membersihkan hati orang dari dalam. Di dalam hal ini agama adalah “kekuatan
iman yang membersihkan hati manusia”. Namun karena pembersihan hati ini justru
berangkat dari kekuatan iman, dari visi yang berlaku umum, maka dengan
membersihkan hati itu manusia tidak terkurung dalam dirinya sendiri, tetapi justru
di hantar keluar untuk mewujudkan misi umum itu.

5. AGAMA SEBAGAI SUATU PETUALANGAN ROH, SUATU USAH UNTUK MENGGAPAI


APA YANG TAK DI GAPAI
Agama adalah sumber inspirasi dan menghantar manusia untuk bertualang untuk
membentuk suatu komunitas iman utnuk mewujudkan visinya. Bukanlah “jalan

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page52


agama untuk mencari rasa aman, melainkan suatu petualangan Roh, suatu usaha
untuk menggapai yang tak tergapai”.
Agama berkenanaan depan dan harapan dengan masa,memberikan jaminan,
bahwa yang diharapkan dapat terwujud. Agama tidak mengurung manusia dalam
sebuah keamanan yang pasti, tapi menunjukkan orang sebuah wilayah baru yang
mesti dituju,menghantar orang keluar dari kepastian diri dan lingkungan untk
mewujudkan idaman terdalam umat manusia. Iman sebagai keyakinan terdalam
dam pribadi manusia mempunyai daya untuk mengubah dirinya dan dunianya.
Di dalam definisi-definisi di atas menjadi jelas dua kutub yang menentukan sebuah
agama: kutub individu manusia di dalam kesendiriannya dan kutub universalitas
prinsip-prinsip agama, kutub perubahan dan kutub parmanensi, kutub kerohanian
dan kutub kejasmanian. Disini menjadi nyata bahwa Whitehead melihat agama
dalam kacamata bipolaritas satuan aktualnya. Bipolaritas itu memungkinkan adanya
proses penjadian satuan aktual. Bipolaritas di dalam definisi agama yang diberikan
Whitehead meunjukkan, bahwa agama dalam pandangannya sedang berada dalam
proses penjadian, religion in teh making.

6. AGAMA BERADA DALAM PROSES PERJADIAN


Agama berada dalam proses penjadian. Seperti semua satuan aktual yang lain dia
berada dalam hubungan saling mempengaruhi semua dengan orang lain. Agama
hanya dapat hidup, apabila dia memberikan tempat bagi setiap perubahan pada
manusia dan dunia dan sementara itu tetap setia pada ideal harmoni yang paling
dalam di tuntut dari agama adalah bagaiman meneruskan, mewartakan dan
mewujudkan ideal harmoni itu melalui faktor-faktornya di dalam situasu yang
tengah berubah. Bentuk-bentuk dan faktor akan terus berubah menurut waktu,
namun warta agama, menurut intuisi penerusnya, tetap sama. Kalau demikian
untuk menggunakan pengertian Whitehead dalam filsafat prosesnya, agama yang
berada dalam proses penjadian adalah agama, yang cita-cita dirinya (subjective
aim) adalah keharmonian seluruh universum, yang data-data objektivenya adalh
berbagai pandangan dan agama lain serta perwujudan dan pengalaman para
pemeluknnya sendiri.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page53


D. RANGKUMAN
1. Manusia tidak mempraktekkan agamanya di dalam sebuah situasi tertutup dan
tertentu, melainkan di dalam seluruh hidupnya. Kesendirian yang merupakan bagian
utama dari pengalaman rohani. Tidak berarti penutupan diri terhadap kegiatan-
kegiatan dan pandangan-pandangan keagamaan masyarakat sekitar, seorang pendiri
agama ustru memiliki kesendirian yang unik karena kemampuannya untuk meresap
masuk kedalam tradisi keagamaannya sendiri dan menangkap berbagai rumusan dan
praktek yang menyimpang dari intuisi awal.
2. Agama mencakup seluruh kehidupan manusia. Di dalam segala yang di buat dan yang
menentukannya, seseorang selalu di konfrontasikan dengan ajaran iman yang
diwariskan pendirinya, sebab rumusan pengajaran itu telah menjadi bagian dari
lingkungannya. Da akan mengalami Allah di dalam kacamata tradisi religius. Dia akan
mengisi kekosongan kesendiriannya dengan berbagai gambaran yang diberikan oleh
lingkungannya. Yang menjadi bagian dari lingkungannya bukan Cuma ajaran agama
pendirinya. Masih ada banyak ajaran dan pandangan lainnya yang berusaha mengisi
kekosongan kesendirian manusia itu dan mendefinisikan ideal kehidupannya. Ajaran-
ajaran ini kadang-kadang bertentangan.
3. Yang menjadi penentu di dalam konkurensi atau persaingannya dengan berbagai ajaran
dan tawaran ini adalah manusia itu sendiri. Apabila dia yakin, bahwa urusan yang di
sajikan agamnya adalah yang paling memungkinkan dia untuk mewujudkan ideal
kehidupan, maka dia akan menjadikan ajaran agama ini sebgaia kriteria untuk
menentukan kadar pengaruh berbagai tawaran lain di dalam proses penjadian dirinya.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page54


DAFTAR SOAL-SOAL

1. Filsafat Proses Alfred North Whitehead (FP-ANW) menekankan “dunia dan pengalaman”
manusia. Jelaskanlah ! (kata-kata kunci : universal, eksistensi/adanya satuan aktual/
(Entisitas) dan Proses / menjadi)
2. Jelaskanlah secara singkat intisari pandangan FP-ANW tentang posisi Allah dan Agama
3. Agama sebagai seni dan teori kehidupan manusia. Jelaskanlah !
4. Agama sebagai apa yang dibuat manusia dari dalam kesendiriannya. Jelaskanlah !
5. Agama adalah kesendirian dalam komunitas. Jelaskanlah !
6. Agama sebagai suatu petualangan Roh. Jelaskanlah !
7. Agama berada dalam proses penjadiannya (Roligion in the making). Jelaskanlah !

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagus Lorens,Dr (2000) : Kamus Filsafat (Ed. ke-2) Jakarta : Gramedia


2. Dokumentasi dan Penerangan KWI. (1993) Dokumen Konsili Vatikan II : Konstitusi
Dogmatif tentang Wahyu Ilahi (Ed. ke-2) Terjemahan Dr.R. HardawiryanaSJ. Jakarta :
Obor.
3. Kleden,Budi,Paulus DR (2002). Dialog Antar Agama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred
North Whitehead (Ed.ke-1). Ledalero-Maumere
4. Sudarminta,J.DR (1991). Filsafat Proses : Sebuah Pengantar Sitematik Filsafat Alfred
North Whitehead (Ed.ke-2). Jogjakarta : Kanisius.

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page55


SOAL-SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
BAGIAN PERTAMA : BAB I S/D BAB VI Mata Kuliah Umum : AGAMA KATOLIK

Petunjuk :
A. BAGIAN PERTAMA
Tulislah Moto Hidup Anda dan buatlah renungan/uraian pengalaman iman Anda
B BAGIAN KEDUA: SOAL-SOAL :
1. Defenisi Fenomenologi Historis Agama (FHA) menurut Maria Susai Dhavamoni !
2. Tujuan mempelajari FHA!
3. Sebutkan secara singkat minimal 4 Objek penelitian FHA dan jelaskan objek agama yang kudus dan
protan !
4. Sosiolog Karl Max dkk pada abad 19 disebut sebagai sosiolog yang menganut paham Reduksionisme
agama. Jelaskan itu dalam kaitannya dengan pemaklumannya abad 19 sebagai abad kematian agama-
agama di Eropa.
5. Sosiolog Friedrich Nietscze (1884-1900) mengatakan bahwa Agama sebagai sumber moral budak.
Jelaskanlah !
6. Jelaskan secara singkat pandangan Aliran Komunisme tentang Eksistensi Tuhan dan tentang Pribadi
Manusia. !
7. Sebutlah secara singkat arti agama berdasarkan pandangan anda sebagai orang katolik dan faktor-
faktor yang mendorong anda untuk menjatuhkan pilihan anda pada Agama Katolik.
8. Inti atau sumber Agama adalah religiositas. Jelaskanlah !
9. Jelaskanlah fungsi Agama sebagai kekuatan sentripetal dan kekuatan sentritugal !
10. Bagaimana posisi Allah dan posisi Agama menurut pandangan Filsafat Proses Alfred North Whitehead
(ANW) ?
11. Agama bukanlah Tuhan, agama juga merupakan sesuatu “yang sedang menjadi atau Religion in the
making” jelaskanlah !
12. Jelaskanlah pendapat Filsafat Proses ANW bahwa “ Agama merupakan apa yang dibuat manusia
dalam kesendiriannya”
13. Mengapa agama-agama primitive tergolong dalam agama-agama kosmologis, jika dipandang dari
sudut tujuan beragama !
14. Uraikanlah intisari Dekrit Konsili Vatikan II tentang Hubungan Gereja Katolik dengan agama-agama
bukan katolik ( Nostra Aetate) dalam kaitannya dengan beragama dan hidup keagamaan.
15. Tulislah ayat-ayat Kitab Suci tentang Hukum Kasih :
a. Mat 7 : 12
b. Mat 22 : 37
c. Mat 22 : 39

Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page56


Bahan Ajar MKU AGAMA KATOLIK Page57

Anda mungkin juga menyukai