Oleh :
Kelompok 11
KUPANG
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas segala karunia-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dan kelancaran
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasih
atas dukungan serta motivasi yang telah penulis terima dari berbagai pihak baik dalam
pemenuhan data dan informasi maupun dukungan moral yang mendukung penyusunan
makalah yang berjudul “Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan” sebagai pemenuhan
tugas pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Daerah.
Penulis berharap kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Sehingga kritik maupun saran yang membangun sangat diharapakan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu
kontrak konstruksi yang terpisah dengan syarat:
1. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset
2. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta
pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang
berhubungan dengan masing-masing aset tersebut.
3. Biaya masing-masing aset tersebut dapat diidentifikasikan
Suatu KDP dimasukkan pada aset yang bersangkutan apabila telah selesai
dikerjakan dan siap digunakan untuk operasional pemerintahan atau digunakan
oleh masyarakat
KDP dapat diajukan untuk dihapuskan apabila melebihi batas 15 (lima belas)
tahun dengan ketentuan penghapusan yang berlaku
3
Eliminasi KDP dari neraca didasarkan pada kurun waktu 5 (lima) tahun sejak
KDP dihentikan dan dinyatakan dalam Surat Pernyataan Penghentian oleh
kepala SKPD dengan persetujuan Bupati.
Apabila aset belum selesai dibangun namun sudah dimanfaatkan atau digunakan
oleh SKPD maka aset tersebut masih dicatat sebagai KDP dan diungkapkan
dalam CaLK.
Apabila aset tetap telah selesai dibangun sebagian, karena sebab tertentu
misalnya bencana alam yang mengakibatkan aset tetap tersebut hilang, maka
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan hilang karena bencana
alam/force majeur dan atas dasar pernyataan tersebut KDP dapat
dihapusbukukan.
Pengeluaran yang timbul atas KDP yang dapat memberikan nilai manfaat fisik
maka akan menambah nilai KDP dan dimasukkan sebagai belanja modal,
sementara untuk pengeluaran yang tidak memberikan nilai manfaat fisik maka
hanya diakui sebagai beban atau belanja barang dan jasa.
Suatu KDP bisa saja dihentikan pembangunannya yang disebabkan oleh kurang
tersedianya dana atau kondisi politik yang tidak memungkinkan, maka KDP
dapat dihentikan secara sementara atau permanen dan kondisi ini tetap
dimasukkan pada neraca sebagai KDP dan dijelaskan dalam CaLK.
Sementara itu nilai konstruksi yang dikerjakan oleh pihak ketiga melalui kontrak
konstruksi meliputi:
4
c) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak konstruksi.
Contoh Kasus:
Dalam DPA tahun 20xx, Dinas Kesehatan membangun rumah sakit dalam kurun waktu
2 tahun dengan rincian biaya sebagai berikut:
Sampai dengan tanggal pelaporan, Dinas Kesehatan baru merealisasikan Belanja Modal
Gedung dan Bangunan dengan membayar biaya konsultan/perencanaan sebesar
Rp.30.000.000 maka jurnal yang dibuat untuk mengakui KDP tersebut adalah:
Pada tahun 20xx, Satuan Pendidikan membangun gedung secara swakelola. Anggaran
yang tersedia sebesar Rp.500.000.000. pada tanggal 31 Desember 20xx pembangunan
5
fisik baru mencapai 80% dan biaya yang sudah dibayarkan sejumlah Rp.400.000.000.
jurnal yang harus dibuat dari transaksi tersebut adalah :
Dinas Lingkungan Hidup membangun taman kota dengan sebuah kontrak konstruksi.
Pada tanggal 30 Oktober 20xx menandatangani kontrak konstruksi dengan nilai kontrak
Rp.1.500.000.000,- dan jangka waktu 5 bulan dengan masa pemeliharaan 1 bulan.
Uang muka : 20% dari nilai kontrak, dibayar setelah kontrak ditandatangani
Termin I : 50% dari nilai kontrak, dibayar setelah pekerjaan fisik mencapai
60%
Termin II : 95% dari nilai kontrak, dibayar setelah pekerjaan fisik mencapai
100%
Retensi : 5% dari nilai kontrak, dibayar setelah selesai masa
pemeliharaan dengan Berita Acara Serah Terima terakhir
Berita Serah Terima dibuat pada tanggal tersebut.Berdasarkan kontrak, retensi sebesar
5% akan dibayarkan setelah masa pemeliharaan yaitu pada tanggal 25 April 20x1 Jurnal
yang harus dibuat adalah :
6
Pembayaran uang muka kerja tanggal 10 Nopember 20xx yaitu:
Pada tanggal 25 Maret 20x1 (Termin II) dengan penyelesaian fisik 100%
dan telah dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama dengan
menahan retensi 5%
7
Pembayaran termin II)
Utang 75.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 75.000.000
( Jurnal untuk pembayaran retensi 5%)
Contoh Kasus:
Sesuai dengan contoh kasus nomor 1, ternyata pemerintah pada bulan Februari tahun
20x1 mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan proyek tersebut dan pada tanggal 1
8
Mei 20x1 telah diputuskan adanya penghapusan aset sesuai dengan ketentuan. Dari
peristiwa tersebut diatas, jurnal yang harus dibuat adalah :
Contoh Kasus:
Pada tanggal 31 Oktober 20xx, Dinas Perindustrian melakukan renovasi gedung kantor
secara swakelola, setelah pembangunan selesai diketahui bahwa pembelian bahan
bangunan seperti pasir, batu bata dan semen berlebih dengan nilai mencapai
Rp.10.000.000. atas sisa bahan bangunan tersebut dibuat jurnal sebagai berikut:
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Erlina, Omar Sakti rambe & Rasdianto. 2020. Akuntansi keuangan Daerah Berbasis
Akrual. Jakarta: Salemba Empat
11