Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN”

Oleh :

Kelompok 11

Deddy Renaldy Hosea (1910020221)

Anastasia Barek Mukin (2010020033)

Fransiskus Ferancis Fernandes (2010020048)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas segala karunia-Nya sehingga penulis diberi kemudahan dan kelancaran
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulis ingin menyampaikan terima kasih
atas dukungan serta motivasi yang telah penulis terima dari berbagai pihak baik dalam
pemenuhan data dan informasi maupun dukungan moral yang mendukung penyusunan
makalah yang berjudul “Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan” sebagai pemenuhan
tugas pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Daerah.

Penulis berharap kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Sehingga kritik maupun saran yang membangun sangat diharapakan.

Kupang, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

2.1 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan ............................................................. 2

2.2 Contoh Kasus ...................................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) pertama kali yang diterbitkan oleh


Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) adalah Peraturan Pemerintahan
Nomor 24 Tahun 2005. Akuntansi Aset Tetap Pemerintah di atur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 24 tahun 2005 dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
pernyataan No. 08 (SAP No. 08) tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan. Yang
dimaksud konstruksi dalam pengerjaan adalah asset yang sedang dalam proses
pembangunan. Konstruksi dalam pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan asset tetap lainnya yang proses
perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu
dan belum selesai. Tujuan Pernyataan Standar Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah
mengatur perlakuan akuntansi untuk konstruksi dalam pengerjaan.
Permasalahan yang sering terjadi pada konstruksi dalam pengerjaan biasanya
diakibatkan oleh kontrak pembangunan aktiva tetap berwujud. Kontrak ini disebut
dengan kontrak yang dikerjakan oleh kontraktor, yaitu suatu entitas yang mengadakan
kontrak untuk membangun asset atau memberikan jasa konstruksi untuk kepentingan
entitas lain sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan ?


2. Apa Saja Contoh Kasus Konstruksi Dalam Pemgerjaan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Dapat mengetahui mengenai Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan.


2. Untuk dapat Mengetahui Contoh kasus dalam Akuntansi Konstruksi Dalam
Pengerjaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

Menurut PSAP No 08, Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) mencakup tanah,


peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan dan aset tetap
lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu
periode tertentu dan belum selesai.

Perolehan aset dapat dilakukan dengan membangun sendiri (swakelola) atau


melalui kerjasama dengan pihak ketiga dengan kontrak konstruksi. Perolehan melalui
kontrak konstruksi pada umumnya memerlukan suatu periode tertentu yang bisa kurang
atau lebih dari satu periode akuntansi. Untuk perolehan secara kontran konstruksi, nilai
yang dicatat dalam Konstruksi Dalam Pengerjaan adalah sebesar jumlah yang
dibayarkan dan yang masih terutang atas perolehan aset. Sementara untuk perolehan
melalui swakelola dihitung dari biaya pembelian bahan dan upah/gaji yang dibayarkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.

Apabila pemerintah mengontrakkan pekerjaan tersebut kepada pihak ketiga


dengan perjanjian akan dilakukan penyelesaian lebih dari satu tahun anggaran, maka
penyelesaian bagian tertentu (prosentase selesai) dari pekerjaan yang disertai Berita
Acara penyelesaian, maka pemerintah akan membayar sesuai dengan tahapan pekerjaan
yang diselesaikan dan selanjutnya dibukukan dalan KDP.

Adapun kontrak konstruksi dapat meliputi:

1. Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan perencanaan


konstruksi aset, seperti jasa arsitektur
2. Kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset
3. Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan pengawasan
konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering
4. Kontrak untuk membongkar/menghancurkan atau merestorasi aset dan restorasi
lingkungan setelah penghancuran aset. Apabila satu kontrak konstruksi

2
mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu
kontrak konstruksi yang terpisah dengan syarat:
1. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset
2. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta
pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang
berhubungan dengan masing-masing aset tersebut.
3. Biaya masing-masing aset tersebut dapat diidentifikasikan

Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan konstruksi aset


tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga konstruksi aset
tambahan dapat dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi tambahan
diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah jika:

1. Aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan, teknologi


atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak yang semula.
2. Harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan harga kontrak
semula.

Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang dimaksudkan atau


digunakan untuk operasional Pemerintah Daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan sebagai aset tetap.
Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika
kriteria berikut ini terpenuhi:

a) Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan


b) Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan
c) Adanya dokumen Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP)

Berikut beberapa ketentuan sesuai dengan Kebijakan Akuntansi Pemerintah


Daerah antara lain:

 Suatu KDP dimasukkan pada aset yang bersangkutan apabila telah selesai
dikerjakan dan siap digunakan untuk operasional pemerintahan atau digunakan
oleh masyarakat
 KDP dapat diajukan untuk dihapuskan apabila melebihi batas 15 (lima belas)
tahun dengan ketentuan penghapusan yang berlaku

3
 Eliminasi KDP dari neraca didasarkan pada kurun waktu 5 (lima) tahun sejak
KDP dihentikan dan dinyatakan dalam Surat Pernyataan Penghentian oleh
kepala SKPD dengan persetujuan Bupati.
 Apabila aset belum selesai dibangun namun sudah dimanfaatkan atau digunakan
oleh SKPD maka aset tersebut masih dicatat sebagai KDP dan diungkapkan
dalam CaLK.
 Apabila aset tetap telah selesai dibangun sebagian, karena sebab tertentu
misalnya bencana alam yang mengakibatkan aset tetap tersebut hilang, maka
penanggung jawab aset tersebut membuat pernyataan hilang karena bencana
alam/force majeur dan atas dasar pernyataan tersebut KDP dapat
dihapusbukukan.
 Pengeluaran yang timbul atas KDP yang dapat memberikan nilai manfaat fisik
maka akan menambah nilai KDP dan dimasukkan sebagai belanja modal,
sementara untuk pengeluaran yang tidak memberikan nilai manfaat fisik maka
hanya diakui sebagai beban atau belanja barang dan jasa.
 Suatu KDP bisa saja dihentikan pembangunannya yang disebabkan oleh kurang
tersedianya dana atau kondisi politik yang tidak memungkinkan, maka KDP
dapat dihentikan secara sementara atau permanen dan kondisi ini tetap
dimasukkan pada neraca sebagai KDP dan dijelaskan dalam CaLK.

Nilai konstruksi yang dikerjakan secara swakelola meliputi :

a) Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi


b) Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan umumnya dan dapat dialokasikan
ke konstruksi tersebut
c) Biaya lain yang secara khusus dibebankan sehubungan konstruksi yang
bersangkutan.

Sementara itu nilai konstruksi yang dikerjakan oleh pihak ketiga melalui kontrak
konstruksi meliputi:

a) Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat


penyelesaian pekerjaan
b) Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan
pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan

4
c) Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak konstruksi.

2.2 Contoh Kasus

1. Pengakuan Biaya Perencanaan

Contoh Kasus:

Dalam DPA tahun 20xx, Dinas Kesehatan membangun rumah sakit dalam kurun waktu
2 tahun dengan rincian biaya sebagai berikut:

- Biaya konstruksi Rp. 2.000.000.000


- Biaya perencanaan Rp. 30.000.000
- Biaya pengawasan Rp. 20.000.000 +
Total Biaya Rp.2.050.000.000

Sampai dengan tanggal pelaporan, Dinas Kesehatan baru merealisasikan Belanja Modal
Gedung dan Bangunan dengan membayar biaya konsultan/perencanaan sebesar
Rp.30.000.000 maka jurnal yang dibuat untuk mengakui KDP tersebut adalah:

Tanggal Uraian Debet Kredit


31 Des Belanja Modal Pengadaan Gedung dan 30.000.000
20xx Bangunan
Estimasi Perubahan SAL 30.000.000
(Jurnal untuk mengakui belanja pada
LRA)

KDP-Bangunan Rumah Sakit 30.000.000


Kas di Bendahara Pengeluaran 30.000.000
( Jurnal untuk mengakui KDP atas
gedung dan bangunan)

2. Pembangunan gedung secara swakelola

Pada tahun 20xx, Satuan Pendidikan membangun gedung secara swakelola. Anggaran
yang tersedia sebesar Rp.500.000.000. pada tanggal 31 Desember 20xx pembangunan

5
fisik baru mencapai 80% dan biaya yang sudah dibayarkan sejumlah Rp.400.000.000.
jurnal yang harus dibuat dari transaksi tersebut adalah :

Tanggal Uraian Debet Kredit


31 Des Belanja Modal Pengadaan Gedung dan 400.000.000
20xx Bangunan
Estimasi Perubahan SAL 400.000.000
(Jurnal untuk mengakuibelanja pada
LRA)

KDP-Gedung dan bangunan 400.000.000


Kas di Bendahara Pengeluaran 400.000.000
( Jurnal untuk mengakui KDP atas
gedung dan bangunan)

3. Pembangunan gedung dengan kontrak konstruksi

Dinas Lingkungan Hidup membangun taman kota dengan sebuah kontrak konstruksi.
Pada tanggal 30 Oktober 20xx menandatangani kontrak konstruksi dengan nilai kontrak
Rp.1.500.000.000,- dan jangka waktu 5 bulan dengan masa pemeliharaan 1 bulan.

Kententuan kontrak adalah sebagai berikut:

Uang muka : 20% dari nilai kontrak, dibayar setelah kontrak ditandatangani
Termin I : 50% dari nilai kontrak, dibayar setelah pekerjaan fisik mencapai
60%
Termin II : 95% dari nilai kontrak, dibayar setelah pekerjaan fisik mencapai
100%
Retensi : 5% dari nilai kontrak, dibayar setelah selesai masa
pemeliharaan dengan Berita Acara Serah Terima terakhir

Sedangkan realisasi pembayaran adalah sebagai berikut:

Uang muka : Rp.300.000.000 tanggal 10 Nopember 20xx


Termin I (60%) : Rp.450.000.000 tanggal 31 Desember 20xx
Termin II (100%) : Rp.675.000.000 tanggal 25 Maret 20x1

Berita Serah Terima dibuat pada tanggal tersebut.Berdasarkan kontrak, retensi sebesar
5% akan dibayarkan setelah masa pemeliharaan yaitu pada tanggal 25 April 20x1 Jurnal
yang harus dibuat adalah :

6
 Pembayaran uang muka kerja tanggal 10 Nopember 20xx yaitu:

Tanggal Uraian Debet Kredit


31 Des Belanja Modal Bangunan Taman Kota 300.000.000
20xx
Estimasi Perubahan SAL 300.000.000
(Jurnal untuk mengakui belanja pada
LRA)

KDP-Gedung dan Bangunan 300.000.000


Kas di Bendahara Pengeluaran 300.000.000
( Jurnal untuk mengakui KDP atas
bangunan Taman Kota)

 Pada tanggal 31 Desember 20xx, penyelesaian pekerjaan fisik mencapai


60% (Termin I)

Tanggal Uraian Debet Kredit


31 Des Belanja Modal Bangunan Taman Kota 450.000.000
20xx
Estimasi Perubahan SAL 450.000.000
(Jurnal untuk mengakui belanja pada
LRA)

KDP-Gedung dan Bangunan 450.000.000


Kas di Bendahara Pengeluaran 450.000.000
( Jurnal untuk mengakui KDP atas
bangunan Taman Kota untuk
pembayaran termin II)

 Pada tanggal 25 Maret 20x1 (Termin II) dengan penyelesaian fisik 100%
dan telah dibuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama dengan
menahan retensi 5%

Tanggal Uraian Debet Kredit


31 Des Belanja Modal Pembangunan Taman 675.000.000
20xx Kota
Estimasi Perubahan SAL 675.000.000
(Jurnal untuk mengakui belanja pada
LRA)

KDP-Gedung dan Bangunan 675.000.000


Kas di Bendahara Pengeluaran 675.000.000
( Jurnal untuk mengakui KDP atas
bangunan Taman Kota untuk

7
Pembayaran termin II)

 Pengakuan KDP atas pekerjaan yang sudah diselesaikan tetapi belum


dibayar retensi (5%)

Tanggal Uraian Debet Kredit


25 Maret KDP-Bangunan Taman Kota 75.000.000
20xx
Utang 75.000.000
(Jurnal untuk mengakui KDP untuk
retensi)

 Pengakuan Gedung dan Bangunan yang sudah diselesaikan berdasarkan


Berita Acara Penyelesaian Fisik 100%

Tanggal Uraian Debet Kredit


25 Maret Bangunan Taman Kota 1.500.000.000
20xx
KDP-Bangunan Taman Kota 1.500.000.000
(Jurnal untuk mengakui Aset
bangunan taman dari KDP)

 Berita Acara Serah Terima Kedua dan pembayaran retensi 5%

Tanggal Uraian Debet Kredit


31 Des Belanja Modal Pembangunan Taman 75.000.000
20xx Kota
Estimasi Perubahan SAL 75.000.000
(Jurnal untuk mengakuibelanja pada
LRA)

Utang 75.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 75.000.000
( Jurnal untuk pembayaran retensi 5%)

4. Penghentian pembangunan gedung

Contoh Kasus:

Sesuai dengan contoh kasus nomor 1, ternyata pemerintah pada bulan Februari tahun
20x1 mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan proyek tersebut dan pada tanggal 1

8
Mei 20x1 telah diputuskan adanya penghapusan aset sesuai dengan ketentuan. Dari
peristiwa tersebut diatas, jurnal yang harus dibuat adalah :

Tanggal Uraian Debet Kredit


1 Mei 20xx Beban Non Operasional 30.000.000
KDP – Bangunan Rumah Sakit 30.000.000

(Jurnal untuk menghapus KDP yang


dihentikan pembangunannya)

5. Sisa bahan pasca konstruksi

Contoh Kasus:

Pada tanggal 31 Oktober 20xx, Dinas Perindustrian melakukan renovasi gedung kantor
secara swakelola, setelah pembangunan selesai diketahui bahwa pembelian bahan
bangunan seperti pasir, batu bata dan semen berlebih dengan nilai mencapai
Rp.10.000.000. atas sisa bahan bangunan tersebut dibuat jurnal sebagai berikut:

Tanggal Uraian Debet Kredit


31Okt20xx Persediaan 30.000.000
Konstruksi dalam Pengerjaan 30.000.000

(Jurnal untuk mencatat perolehan


persediaan dari sisa bahan konstruksi)

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuntansi Aset Tetap Pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)


nomor 24 tahun 2005 dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pernyataan No. 08 (SAP
No. 08) tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan. Yang dimaksud konstruksi
dalam pengerjaan adalah asset yang sedang dalam proses pembangunan. Konstruksi
dalam pengerjaan mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan,
irigasi dan jaringan, dan asset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau
pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai.

Konstruksi Dalam Pengerjaan biasanya merupakan aset yang dimaksudkan atau


digunakan untuk operasional Pemerintah Daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan sebagai aset tetap.

10
DAFTAR PUSTAKA

Erlina, Omar Sakti rambe & Rasdianto. 2020. Akuntansi keuangan Daerah Berbasis
Akrual. Jakarta: Salemba Empat

Trismawati, Mila. 2021. Pengantar Akuntansi Aset Tetap Berbasis Akrual.

11

Anda mungkin juga menyukai