Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pedoman akuntansi perbankan indonesia (PAPI) UU Perbankan No. 10 Tahun


1998 ditetapkan bahwa pengertiangiro adalah simpanan pihak lain pada bank yang dapat
digunakan sebagai alatpembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek,kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan bilyet giro.
Giro dikelompokkan sebagai sumber dana jangka pendek bagi bank dan berbiayamurah
karena giro dapat ditarik setiap saat. Bank cenderung memberikan jasa girorelative rendah
dibandingkan dengan sumber dana lainnya seperti tabungan dandeposito.
Jenis rekening giro ;
a. Giro Swasta :yaitu giro yang dimiliki oleh perseorangan, kelompok, instansiswasta,
yayasan sosial dan badan non pemerintah lainnya.
b. Giro Pemerintah :yaitu giro yang dimiliki oleh nstansi pemerintah misalnyagiro
kelurahan, giro department, giro dinas perpajakan dll.
Dalam lingkungan internal bank itu sendiri giro merupakan dana yangada di bank yang
merupakan tanggung jawab dari bank pengelolaannya. Giro juga adalah produkpenyimpanan
dari bank yang bisa dibuat baik secara perorangan maupun perusahaan.
Transaksi giro dicatat sebesar nominal.Saldo giro disajikan sebesar saldo kewajiban bank
kepada pemegang giro.Dalam hal bank memberikan jasa girokepada nasabah,maka jasa giro
tersebut dicatat sebagai beban bunga yang dibayarkan. Saldodebit rekening giro (overdraft)
disajikan sebagai bagian dari rekening kredit yang diberikan. Girosebagian disimpan dari pihak
ketiga disajikan di neraca pada sisi kewajiban dan ekuitas.Pembukuan bunga atau jasa giro
dibukukan (dikreditkan) pada akhir bulan kerekening giro yangbersangkutan.Pajak atas bunga
atau jasa giro (tarif pajak kali bunga yang diterima) dipotong(didebit) dari rekening giro yang
bersangkutan.Atas rekening giro nasabah dibebani biayaadministrasi bulanan dan langsung
didebit ke rekening giro nasabah yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Simpanan Giro


Simpanan giro merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat atau dana
pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan sarana
penarikan berupa cek dan bilyet giro atau sarana lainnya. Simpanan giro lebih dikenal
dengan nama giro dapat ditawarkan kepada seluruh masyarakat baik perorangan maupun
badan usaha sesuai dengan persyaratan pembukaan rekening giro. Giro sangat bermanfaat
bagi masyarakat yang melakukan aktivitas usaha, karena pemegang rekening giro akan
banyak mendapat kemudahan dalam melakukan transaksi usahanya. Memiliki rekening
giro di bank pada dasarnya sama dengan memiliki uang tunai, karena fungsi rekening
giro sama dengan memiliki uang tunai. Pemilik rekening giro dapat dengan mudah
melakukan transaksi bisnisnya dengan melakukan pembayaran degan cek atau bilyet giro.
Undang – undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 mendefinisikan simpana giro adalah
simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Menurut Dendawijaya (2000 : 56), dalam pelaksanaanya , giro ditatausahakan oleh bank
dalam suatu rekening yang disebut dengan rekening Koran. Jenis rekening giro ini dapat
berupa:
a. Rekening atas nama perorangan
b. Rekening atas nama suatu badan usaha / lembaga, dan
c. Rekening bersama / gabungan

2.2 Akuntansi Giro


Akuntansi giro merupakan pencatatan yang terkait dengan transaksi yang terjadi pada
rekening giro.Pencatatan transaksi rekening giro dapat terjadi pada saat pembukaan, setor
tunai, pemindahbukuan, setoran kliring, penarikan tunai maupun penarikan kliring dan
transaksi lainnya. Pencatatan akuntansi giro diatur sebagai berikut :
a. Transaksi rekening giro diakui sebesar nominal uang yang disetorkan oleh nasabah
atau yang ditarik / dicairkan. Pada saat nasabah melakukan transaksi setoran atau
penarikan secara tunai, maka bank akan melakukan pencatatan transaksi tersebut
dengan uang tunai yang diterimanya.
b. Setoran giro dapat dilakukan secara tunai dan non tunai. Dalam hal setoran dilakukan
secara tunai, maka setoran tersebut diakui pada saat uang diterima. Dalam hal setoran
dilakukan secara non tunai (setoran kliring), maka setoran tersebut diakui setelah
kliring efektif, yaitu setelah setoran berhasil ditagihkan ke bank tertagih.
c. Bank akan memberikan imbalan kepada pemegang rekening giro. Besarnya imbalan
tergantung pada kebijakan masing – masing bank. Imbalan yang berasal dari rekening
giro disebut dengan jasa giro.
d. Dalam hal rekening giro bersaldo negatif, maka bank dapat memberikan kredit
overdraft, yaitu kredit yang diberikan untuk memberikan tambahan dana ke rekening
giro nasabah, bila terdapat penarikan cek dan/ bilyet giro yang jumlahnya melebihi
saldo rekening giro. Bank akan membebankan bunga overdraft.

2.3 Pembukaan Rekening Giro


Pembukaan rekening giro dapat dilakukan oleh nasabah dengan mengisi formulir
pembukaan rekening yang telah disediakan oleh bank.Calon nasabah simpanan giro dapat
membuka rekening giro apabila memenuhi syarat dan ketentuan. Syarat yang harus
dimiliki calon nasabah adalah sekurang – kurangnya sebagai berikut :
a. Calon nasabah tidak tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI)
b. Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP)
c. Persyaratan lain yangditetapkan oleh bank
d. Jumlah minimal setoran dan minimal saldo pengendapan
Setelah persyaratan terpenuhi, maka nasabah dapat membuka simpanan giro dan
melakukan setoran pertama yang jumlah setoran minimalnya tergantung pada masing –
masing bank.Untuk mempermudah pemahaman, maka dibawah ini diberikan ilustrasi.

Ilustrasi
Pada tanggal 16 April 2006 PT Yudistiramembuka rekening giro di Bank Bima Surabaya
dengan setoran pertama sebesar Rp. 5.000.000,- secara tunai. Pada saat yang sama PT
Yudistira membeli 25 lembar buku cek dan 25 lembar buku Bilyet Giro dengan harga
masing – masing sebesar Rp. 100.000,- Pembelian buku cek dan Bilyet Giro di debit dari
saldo rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi diatas, maka jurnal yang dibuat adalah :
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
16 Kas Rp. 5.000.000,-
Giro – PT Yudistira Rp.
(Mencatat setoran awal Rekening Giro) 5.000.000,-
16 Giro – PT Yudistira Rp. 200.000,-
Pendapatan Buku Cek & BG Rp. 200.000,-
(Mencatat pembelian buku Cek &
BG)
Dari transaksi pembukaan rekening giro PT Yudistira dengan jumlah setoran awal sama
dengan Rp. 5.000.000,- dan pembelian buku cek dan BG tersebut sebesar Rp. 200.000,-
maka pada buku laporan (30 April 2006) bank akan membuat laporan rekening Giro atau
disebut juga Laporan Rekening Koran PT. Yudistira per 30 April 2006 seperti pada
contoh berikut ini. (asumsi tidak ada transaksi lain selama bulan April 2006).
Laporan Rekening Koran diperlukan oleh nasabah untuk mengetahui transaksi – transaksi
yang terjadi pada rekening giro selama satu bulan. Dari data mutasi pada rekening koran,
dapat diketahui bahwa saldo rekening giro PT Yudistira per 30 April 2006 sebesar Rp.
4.800.000,-.

PT. Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2006
Tgl Mutasi
Keterangan Saldo
. Debit Kredit
16 Setoran Tunai Rp. 5.000.000,- Rp. 5.000.000,-
16 Pembelian buku Cek & BG Rp. 200.000,- Rp. 4.800.000,-
2.4 Setoran
Setoran merupakan aktivitasyang dilakukan oleh pemegang rekening giro untuk
menyetorkan sejumlah uang tunai atau warkat tagihan dengan maksud untuk menambah
jumlah saldo rekening gironya. Setoran dapat dilakukan dengan setoran secara tunai dan
setoran non tunai (kliring dan pemindahbukuan)
2.4.1 Setoran Tunai
Setoran tunai, yaitu setoran yang dilakukan dengan menyerahkan sejumlah uang
kepada bank dan/ atau dengan menggunakan cek yang diterbitkan oleh bank itu
sendiri.Nasabah menyetorkan uang tunai sejumlah tertentu kepada bank untuk
menambah saldo rekening gironya.
Ilustrasi
Pada tanggal 21 April 2006 PT Yudistira setor uang tunai sebesar Rp. 15.000.000,-
di Bank Surabaya untuk menambah saldo rekening gironya.
Dari transaksi diatas, maka jurnal yang dibuat adalah :
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
21 Kas Rp. 15.000.000,-
Giro – PT Yudistira Rp. 15.000.000,-
(Mencatat setoran tunai)
Dengan adanya setoran tunai tersebut, maka pada akhir bulan PT. Yudistira akan
menerima rekening koran/rekening giro per 30 April 2006 seperti pada contoh
dibawah ini. Dari informasi rekening giro tersebut dapat diketahui saldo rekening
giro PT Yudistira per 30 April 2006 sebesar Rp. 19.800.000,-
PT. Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2006
Mutasi
Tgl. Keterangan Saldo
Debit Kredit
16 Setoran Tunai Rp. 5.000.000,- Rp. 5.000.000,-
16 Pembelian buku Cek & BG Rp. 200.000,- Rp. 4.800.000,-
21 Setoran tunai Rp. 15.000.000,- Rp. 19.800.000,-
2.4.2 Setoran Non Tunai
Setoran non tunai merupakan setoran yang tidak dilakukan secara tunai kepada
bank. Setoran non tunai bisa berasal dari transaksi antara lain :
a. Pemindahbukuan antar rekeningdalam cabang bank yang sama
Pemilik rekening giro menerima setoran dari pemindahan dana dari rekening
lain pada cabang bank yang sama. Rekening lain tersebut bisa berasal dari
rekening giro atau rekening tabungan. Dengan adanya setoran dari rekening
lain, maka setoran tersebut akan menambah jumlah saldo rekening giro nasabah.
Ilustrasi
Anton adalah pemegang rekening Giro Bank Bima Surabaya. Pada tanggal 6
April 2006 Anton memindahkan dananya di Bank Bima Surabaya sebesar Rp.
2.000.000,- untuk keuntungan rekening giro PT Yudistira, pemegang rekening
giro di Bank Bima Surabaya.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah :
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
. .
26 Giro Anton Rp.
Giro – PT Yudistira 2.000.000,- Rp.
(Pemindahan dana dari rekening 2.000.000,-
Giro
Anton)

Saldo Rekening Giro Anton akan berkurang sebesar Rp. 2.000.000,- karena
adanya pendebitan rekeningnya dan dipindahbukukan ke rekening Giro PT
Yudistira. Sebaliknya saldo Giro PT Yudistira akan bertambah sebesar Rp.
2.000.000,- karens telah menerima dana dari rekening giro Anton.

b. Pemindahbukuan dari bank yang sama tetapi berasal dari cabang lain.
Pemegang rekening giro mendapat kiriman dana dari cabang kain. Kiriman dana
tersebut melibatkan dua cabang, maka pencatatan yang dilakukan adalah terkait
dengan Akun Rekening Antar Kantor (RAK) masing – masing cabang. Akun
Rekening Antar Kantor digunakan untuk mencatat transaksi antar bank yang
sama tapi pada kantor cabang yang berbeda.
Ilustrasi
Dinaria adalah pemegang rekening Giro Bank Bima Malang. Pada tanggal 26
April 2006 Dinaria memindahkan dananya dari Bank Bima Malang sebesar Rp.
3.000.000,- untuk keuntungan rekening Giro PT Yudistira di Bank Bima
Surabaya.
Dari transaksi diatas, maka jurnal yang dibuat di Bank Bima Malang :
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
26 Giro – Dinaria Rp. 3.000.000,-
RAK – Cabang Surabaya Rp.
Pemindahan dana ke 3.000.000,-
Surabaya

Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat di Bank Bima Surabaya :
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
26 RAK – Cabang Malang Rp. 3.000.000,-
Giro – PT Yudistira Rp.
Pemindahan dana dari Malang 3.000.000,-

c. Penerimaan transfer / kiriman uang dari bank lain.


Bank menerima kiriman uang dari bank lain yang masih dalam wilayah kliring
yang sama. Kiriman uang (transfer-in) ini untuk keuntungan pemegang
rekening giro.Dalam hal adanya transfer-in yang berasal dari bank lain, maka
transaksi kiriman uang atau transfer-in ini dilakukan melalui mekanisme
kliring, sehingga melibatkan rekening Giro pada Bank Indonesia. Setiap
transaksi antar bank, maka transaksi tersebut (utang piutang warkat) dilakukan
melalui Bank Indonesia, sehingga akan berpengaruh pada saldo giro bank yang
terdapat di Bank Indonesia. Akun yang digunakan untuk transaksi antar bank
adalah giro pada Bank Indonesia.
Kiriman uang dari bank lain dalam wilayah kliring yang sama, pencatatannya
akan berpengaruh pada akun “Giro pada Bank Indonesia”. Kiriman uang dari
bank lain diluar wilayah kliring, dapat berpengaruh pada akun “Giro pada Bank
Indonesia” atau akun “Rekening Antar Kantor”. Hal ini tergantung pada
mekanisme kiriman uang yang dilakukan oleh bank pengirim. Pengiriman uang
yang dilakukan oleh bank pengirim melalui cabangnya di kota tujuan,
pencatatannya akan memengaruhi “Giro pada Bank Indonesia”. Pengiriman
uang yang dilakukan langsung di wilayah kliring bank pengirim, maka transaksi
ini akan dicatat pada akun “Rekening Antar Kantor”. Selanjutnya oleh bank
penerima, kiriman dana tersebut akan diteruskan melalui transaksi antar cabang.
Ilustrasi
Pada tanggal 26 April 2006 Bank Bima Surabaya menerima kiriman uang dari
Bank Niaga Surabaya sebesar Rp. 5.000.000,- untuk keuntungan Rekening Giro
PT Yudistira.
Dari transaksi tersebut, maka jurnalyang dibuat di Bank Bima Surabaya :
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
26 Giro pada Bank Indonesia Rp.
Giro – PT Yudistira 5.000.000,- Rp.
(Mencatat transfer masuk) 5.000.000,-

Kiriman uang dari bank lain dari luat wilayah kliring, maka kiriman uang
tersebut dapat dilakukan melalui bank pengirim di kota tujuan, atau dikirim
langsung melalui bank yang dituju di kota pengirim. Kedua mekanisme
pengiriman uang ini dapat berpengaruh pada pencatatannya.
Ilustrasi
Pada tanggal 27 April 2006 Bank Bima Surabaya menerima kiriman uang dari
Bank Niaga Malang sebesar Rp. 5.000.000,- untuk keuntungan rekening giro PT
Yudistira.
Dari transaksi diatas, terdapat dua mekanisme penerimaan uang dari bank lain
di luar wilayah kliring. Dua mekanisme ini akan memengaruhi pencatatan
akuntansinya.
1. Bank Niaga mengirimkan dana langsung ke Bank Bima Malang, maka
mekanisme pengiriman uangnya adalah Bank Niaga cabang Malang
mengirimkan dana ke Bank Bima cabang Malang melalui lembaga kliring
wilayah Malang (BI Malang), kemudian Bank Bima Malang
memindahbukukan dana tersebut ke Bank Bima cabang Surabaya, yang
merupakan cabang bank yang dituju. Dengan demikian, maka transaksi
kliring dilakukan di wilayah kliring Malang (BI Malang).
Jurnal yang dibuat :
Bank Bima Malang
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
.
27 Giro pada Bank Indonesia Rp.
RAK – Cabang 5.000.000,- Rp.
Surabaya 5.000.000,-
(Mencatat transfer
masuk)

Jurnal yang dibuat :


Bank Bima Surabaya
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
27 RAK – Cabang Malang Rp. 5.000.000,-
Giro – PT Yudistira Rp.
(Mencatat 5.000.000,-
Pemindahbukuan)

2. Bank Niaga langsung mengirimkan dananya dengan pemindahbukuan ke


Bank Niaga Surabaya. Mekanisme kiriman uangnya adalah Bank Niaga
Malang melakukan pemindahbukuan dengan mendebit rekening nasabah
Bank Niaga Malang dan dikirimkan ke Bank Niaga Surabaya. Bank Niaga
Surabaya setelah menerima pemindahbukuan dari Bank Niaga Malang
kemudian mentransfer dana tersebut ke Bank Bima Surabaya melalui
lembaga kliring Surabaya ( Bank Indonesia Surabaya). Dengan demikian,
maka transaksi kliring dilakukan di wilayah kliring Surabaya (Bank
Indonesia Surabaya).
Jurnal yang dibuat :
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
27 Giro pada Bank Indonesia Rp.
Giro – PT Yudistira 5.000.000,- Rp.
(Mencatat transfer masuk) 5.000.000,-

d. Setoran kliring oleh pemegang rekening giro


Nasabah menyetorkan cek atau bilyet giro yang diterbitkan oleh bank lain.
Setiap transaksi yang melibatkan bank lain baik dalam wilayah kliring maupun
di luar wilayah kliring, maka pencatatannya melalui Akun “Giro pada Bank
Indonesia”. Hal ini karena setiap ada transaksi dengan bank lain, maka terdapat
perubahan saldo rekening bank di Bank Indonesia. Perubahan tersebut
berpengaruh pada perubahan saldo pada akun Giro pada Bank
Indonesia.Tagihan warkat antarbank hanya dapat dilakukan melalui lembaga
kliring/Bank Indonesia.
Ilustrasi
Pada tanggal 26 April 2006 PT. Yudistira menyetorkan Bilyet Giro ke Bank
Bima cabang Surabaya. Bilyet Gior tersebut diterbitkan oleh Bank BCA
Surabaya yang nilainya sebesar Rp 10.000.000,- Hasilnya akan menjadi
keuntungan rekening giro PT. Yudistira.
Dari transaksi diatas, maka jurnal yang dibuat :
Jurnal yang dibuat pada saat warkat ditagihkan melalui Bank Indonesia
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
26 Rek. Perantara Kliring Rp.
(Mencatat setoran kliring pada 10.000.000,-
saat warkat ditagihkan)
Jurnal yang dibuat bila tagihan warkat berhasil/efektif
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Rek. Perantara Kliring Rp.
26 Giro Pada Bank Indonesia Rp. 10.000.000,-
Giro – PT. Yudistira 10.000.000,-
(Mencatat Kliring Efektif) Rp.
10.000.000,-

Jurnal yang dibuat bila tagihan warkat ditolak


Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
26 Rek. Perantara Kliring Rp.
10.000.000,-
Dengan memperhitungkan setoran nontunai tersebut, maka saldo Rekening Giro
PT. Yudistira per 30 April 2006 adalah sebesar Rp 44.800.000,-
Daftar rincian rekening Giro PT. Yudistira dapat dilihat berikut ini
PT. Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2006
Tgl Keterangan Debit Kredit Saldo
.
16 Setoran tunai Rp. Rp. 5.000.000,-
16 Pembelian buku cek & BG Rp. 5.000.000,- Rp. 4.800.000,-
21 Setoran tunai 200.000,- Rp.
26 Pemindahbukuan antar Rp. 19.800.000,-
26 rekening 15.000.000,- Rp.
26 Pemindahbukuan antar cabang Rp. 21.800.000,-
26 Kiriman dari bank lain 2.000.000,- Rp.
26 Kiriman dari bank lain Rp. 24.800.000,-
Setoran kliring 3.000.000,- Rp.
Rp. 29.800.000,-
5.000.000,- Rp.
Rp. 34.800.000,-
5.000.000,- Rp.
Rp. 44.800.000,-
10.000.000,-

2.5 Penarikan
Penarikan merupakan transaksi penarikan atau pengambilan atas beban rekening giro.
Dari transaksi penarikan, maka saldo rekening giro nasabah akan berkurang. Penarikan
dibagi menjadi dua, yaitu penarikan tunai dan penarikan nontunai.
2.5.1 Penarikan Tunai
Penarikan tunai rekening giro dapat dilakukan dengan menggunakan cek. Penarikan
rekening giro dengan menggunakan cek, artinya penarikan dana secara tunai,
karena cek juga berfungsi sebagai alat pembayaran. Kasmir (2002: 71), Pengertian
cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
Dalam hal pemegang rekening giro ingin mencairkan dananya, maka dia dapat
menggunakan cek dan menyerahkan cek tersebut kepada bank penerbit, yaitu bank
yang menerbitkan cek.Penarikan cek yang dilakukan di bank penerbit adalah House
Cheque.Dalam hal cek yang ditarik melalui bank yang menerbitkan cek, maka bank
harus membayarnya selama dananya tersedia, dan bank dapat menolak pencairan
cek tersebut dalam hal saldo dananya lebih rendah dibanding jumlah penarikan
sesuai jumlah nominal yang tertera dalam cek.
Dalam penarikan rekening giro secara tunai dengan menggunakan cek, maka
transaksi ini akan berpengaruh pada penurunan kas yang ada di bank.
Ilustrasi
Pada tanggal 27 April 2006 Annisa menarik cek yang diterbitkan oleh Bank Bima
Surabaya di cabang Bank Bima Surabaya sebesar Rp 2.500.000,- atas beban
rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi diatas, maka jurnal yang dibuat ;
Bank Bima Surabaya
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
27 Giro – PT Yudistira Rp 2.500.000,-
Kas Rp. 2.500.000,-
(Penarikan cek sendiri)

2.5.2 Penarikan Nontunai


Penarikan nontunai merupakan penarikan yang dilakukan dengan menyerahkan
bilyet giro, bukti transfer, dan penarikan kliring. Penarik nontunai tidak
berpengaruh pada pengurangan kas di bank, akan tetapi hanya akan mempengaruhi
penurunan saldo pemilik rekening giro.
a. Penarikan Kliring
Penarikan kliring terjadi dalam hal penarikan cek dan/atau bilyet giro dilakukan
di bank lain, bukan bank penerbit cek. Pada nasabah menarik cek dan/atau BG
tidak kepada bank penerbit tetapi melalui bank lain, maka penagihannya
dilakukan melalui lembaga kliring (Bank Indonesia).
Penarikan cek atau BG yang dilakukan melalui bank lain akan
berpengaruh pada akun giro pada Bank Indonesia.
Ilustrasi
Pada tanggal 28 April 2006, terdapat penarikan kliring dari Bank Surya
Surabaya sebesar Rp 4.000.000,- atas beban rekening giro PT Yudistira di Bank
Bima Surabaya.
Bila saldo rekening giro PT Yudistira cukup, yaitu lebih dari Rp
4.000.000,- maka penarikan kliring dari bank lain dapat dijalankan.
Jurnal yang dibuat :
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
28 Giro – PT Yudistira Rp
Giro pada Bank Indonesia 4.000.000,- Rp. 4.000.000,-
(Penarikan kliring)
Bila saldo rekening giro PT Yudistira tidak tersedia atau kurang misalnya saldo
giro kurang dari Rp 4.000.000,- maka penarikan kliring tersebut ditolak. Atas
tolakan kliring, nasabah pemegang rekening giro dikenakan denda.
Jurnal yang dibuat;
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
28 Giro – PT Yudistira Rp 150.000,-
Pendapatan komisi Rp 150.000,-
(Komisi tolakan kliring)

b. Pemindahbukuan
Penarikan nontunai dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan/atau
transfer ke bank lain.Pemindahbukuan merupakan transaksi nontunai yang
dilakukan oleh nasabah untuk keuntungan nasabah yang mempunyai rekening di
bank yang sama.
Pemindahbukuan dari Rek.Giro ke Rek. Tabungan pada bank yang sama.
Pemindahan dana ini merupakan penarikan dana dari rekening giro dengan
menggunakan cek atau Bilyet Giro, kemudian dipindahkan (dikreditkan) ke
rekening tabungan. Atas transaksi ini maka Giro nasabah akan berkurang dan
tabungan akan bertambah.
Ilustrasi
Pada tanggal 28 April 2006 PT Yudistira memindahkan dengan mendebit
rekening gironya untuk keuntungan rekening tabungan Ira sebesar Rp
1.000.000,-
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat;
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
28 Giro – PT Yudistira Rp
Tabungan-Ira 1.000.000,- Rp 1.000.000,-
(Pemindahbukuan)

Transfer ke bank lain dengan menarik dana dari rekening giro nasabah.
Transfer ini dilakukan dengan menarik dana yang berasal dari rekening giro
dengan menggunakan sarana penarikan berupa cek atau Bilyet Giro, selanjutnya
hasil penarikan ditransfer ke bank lain dengan menggunakan formulir transfer
yang disediakan oleh Bank.

Ilustrasi
Pada tanggal 30 April 2006 PT Yudistira mentransfer dananya dengan mendebit
rekening Gironya untuk keuntungan rekening nasabah Bank Surya Surabaya
sebesar Rp 2.000.000,-
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat :
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
30 Giro – PT Yudistira Rp
Giro Pada BI 2.000.000,- Rp 2.000.000,-
(Transfer keluar)
Dengan menggunakan contoh di atas, maka saldo Giro PT yudistira per 30
April 2006 adalah sebagai berikut :
PT Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2006
Tgl Mutasi
Keterangan Saldo
. Debit Kredit
16 Setoran tunai Rp 5.000.000,- Rp 5.000.000,-
16 Pembelian buku cek & BG Rp 200.000,- Rp 4.800.000,-
21 Setoran tunai Rp 15.000.000,- Rp 19.800.000,-
26 Pemindahbukuan antar Rp 2.000.000,- Rp 21.800.000,-
26 rekening Rp 3.000.000,- Rp 24.800.000,-
26 Pemindahbukuan antar Rp 5.000.000,- Rp 29.800.000,-
26 cabang Rp 5.000.000,- Rp 34.800.000,-
26 Kiriman dari bank lain Rp 10.000.000,- Rp 44.800.000,-
27 Kiriman dari bank lain Rp 2.500.000,- Rp 42.300.000,-
28 Setoran kliring Rp 4.000.000,- Rp 38.300.000,-
28 Penarikan House Cheque Rp 1.000.000,- Rp 37.300.000,-
30 Penarikan Kliring Rp 2.000.000,- Rp 35.300.000,-
Transfer antar rekening Rp 26.466,- Rp 35.326.466,-
Transfer ke bank lain Rp 5.293,- Rp 35.321.173,-
Beban Jasa Giro
Pajak

2.6 Perhitungan Jasa Giro


Bank memberikan imbalan berupa jasa giro kepada nasabah pemilik rekening
giro.Perhitungan jasa giro pada umumnya dihitung dengan menggunakan saldo harian,
karena perhitungan saldo harian merupakan perhitungan jasa giro yang sangat fair bagi
nasabah maupun bagi bank. Dengan perhitungan jasa giro yang didasarkan pada saldo
harian rekening giro dalam bulan bersangkutan, maka bank akan menghitung jasa giro
berdasarkan saldo yang mengendap dikalikan dengan jumlah hari pengendapan saldo
setelah dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun dan dikalikan presentase jasa giro.
Perhitungan Jasa Giro dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah hari pengendapan saldo
Jasa Giro= × % Jasa Giro× Nominal saldo
Jumlah hari dalam satu tahun

Jumlah hari dalam satu tahun dihitung dengan 365 hari


Sesuai dengan laporan rekening giro per 30 April 2006 pada ilustrasi sebelumnya
dan jasa giro 3% per tahun, maka jasa giro dapat dihitung dengan menggunakan dua cara
seperti pada contoh di bawah ini:
2.6.1. Perhitungan Cara Pertama
Tgl Jml. hari Jml. Hari % Jasa Giro Nominal Nominal
dalam setahun Saldo Jasa Giro
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
16-20 5 365 3% 4.800.000 1.973
21-25 5 365 3% 19.800.000 8.137
26-26 1 365 3% 44.800.000 3.682
27-27 1 365 3% 42.300.000 3.477
28-30 3 365 3% 37.300.000 9.197
26.466
Jasa Giro PT Yudistira per 30 April 2006 sebesar 26.466
Pajak = 20 % x 26.466 5.293
Jasa Giro Bersih yang diterima PT Yudistira sebesar 21.173
Jumlah hari pengendapan (kolom 2), dibagi dengan jumlah hari dalam satu
tahun (kolom 3), dikalikan dengan persentase jasa giro (kolom 4) kemudian
dikalikan saldo yang mengendap, (kolom 5), hasilnya sama dengan jasa giro
(kolom 6). Kolom 6 dijumlahkan mulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 30
April 2006. Penjumlahan dari kolom 6 merupakan jasa giro bulan April 2006,
yaitu sebesar Rp 26.466
Dengan asumsi pajak 20% yang ditanggung oleh pemegang rekening giro
atas jasa giro yang diperoleh, maka beban pajak atas jasa giro sebesar Rp 5.293
dan jasa giro bersih yang diperoleh oleh pemegang rekening giro adalah sebesar
Rp 21.173 (Rp 26.466 – Rp 5.293).

2.6.2. Perhitungan Cara Kedua


a. Menghitung saldo rata-rata harian.
b. Mengalikan jumlah hari endapan dikalikan dengan saldo pada hari
pengendapan.
c. Menjumlahkan butir b selama bulan laporan (contoh kasus, bulan April 2006),
yaitu sebesar Rp 322.000.000,-
d. Saldo rata-rata harian sama dengan butir c dibagi dengan butir jumlah hari
dalam bulan laporan (Rp 322.000.000/30 hari) sama dengan Rp 10.733.333.
e. Jasa Giro dihitung dengan rumus:
Jumlah hari dalam bulan bersangkutan × 3 % × Rata−rata saldo harian
Jumlah hari dalam satu tahun

Jml.H
Tanggal Mengendap Saldo Total
ari
Tanggal 16-20 5 x 4.800.000 = 24.000.000
Tanggal 21-25 5 x 19.800.000 = 99.000.000
Tanggal 26 1 x 44.800.000 = 44.800.000
Tanggal 27 1 x 42.300.000 = 42.300.000
Tanggal 28-30 3 x 37.300.000 = 111.900.000
Total 322.000.000
Jumlah hari dalam bulan April 2006 30
Saldo harian Rp 322.000.000/30 10.733.333
Jasa Giro = 30/365 x 3% x 10.733.333 = 36.466
Pajak 20% x 24.466 = 5.293
Jasa Giro bersih = 21.173
Perhitungan jasa giro dilakukan setiap akhir bulan, hal ini diperlukan untuk
membebankan besarnya biaya jasa giro untuk laporan bulanan. Pembayaran jasa giro
ke rekening nasabah akan dilakukan setiap tanggal akhir bulan.
Jurnal yang dibuat oleh PT Bank Bima adalah sebagai berikut:
Tanggal 30 April 2006
Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
30 Beban Jasa Giro Rp 26.466,-
Giro – PT Yudistira Rp 26.466,-
Hutang Pajak Jasa Giro

Jurnal Beban Pajak Giro


Tgl Keterangan Ref. Debit Kredit
.
30 Giro – PT Yudistira Rp 5.293,-
Hutang Pajak Rp 5.293,-
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Ismail. 2014. Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Jakarta: Kencana

https://melindadwijayanti2013.files.wordpress.com/2014/03/flowchart-giro-part-ii.pdf

Anda mungkin juga menyukai