Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI SIMPANAN GIRO

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan
Dosen Pengampu:
Zuwesty Eka Putri S.E., M.Ak.

Disusun oleh:
Kelompok 2
Miftah Rahman Amir (11190820000067)
Hasnan Hafiz (11190820000120)
Azmiinuh Al Siddiq (11190820000134)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dah
hidayah-Nya sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Akuntansi Simpanan Giro ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan dengan dosen pengampu
Ibu Zuwesty Eka Putri S.E., M.Ak. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang optimalisasi pembayaran pajak untuk penghematan pajak & transaksi-
transaksi khusus bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Zuwesty Eka Putri S.E., M.Ak., selaku
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Perbankan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun pembaca. kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membangi ilmunya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan malakah ini. kami menyadari, makalah yang kami buat ini
masih jauh dari kata sempurna. oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 16 September
2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
1. PENGERTIAN SIMPANAN GIRO ........................................................................... 2
2. AKUNTANSI GIRO .................................................................................................... 2
3. PEMBUKAAN REKENING GIRO ........................................................................... 3
4. SETORAN .................................................................................................................... 4
5. PERHITUNGAN JASA GIRO ................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14
1. KESIMPULAN........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting,
dimana dalam kegiatannya baik sebagai penghimpun dana masyarakat dalam bentuk Giro,
Tabungan, dan Deposito yang dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit.
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang
bergerakdalam bidang keuangan. Salah satu aktivitas perbankan adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan yaitu kegiatan funding.
Sumber utama dana bank dalam usahanya menghimpun dana berasal dari simpanan
dalam bentuk giro, deposito berjangka, dan tabungan. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk
simpanan tersebut berasal dari masyarakat maupun dari nasabah institusi. Giro merupakan
suatu sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh kantor posatau sekelompok bank yang
memungkinkan pembayaran-pembayaran yang terjadiantara nasabahnya yang tidak
menggunakan uang tunai melainkan dengan carapemindah bukuan. Penggunaan giro bertujuan
untuk memudahkan dalam keuangansewaktu-waktu sehingga tidak mengganggu dalam
kegiatan transaksi keuangan.
Makalah ini mengajak para pembaca untuk mengenal dan memahami apa ituakuntansi
giro. Agar siapapun yang ingin menggunakan giro tidak akan kebingungan bagaimana
akuntansi transaksi giro,

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SIMPANAN GIRO


Simpanan giro merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat atau dana pihak
ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan sarana
penarikan berupa cek dan bilyet giro atau sarana lainnya. Simpanan giro lebih dikenal
dengan nama giro dapat ditawarkan kepada seluruh masyarakat baik perorangan maupun
badan usaha sesuai dengan persyaratan pembukaan rekening giro. Giro sangat bermanfaat
bagi masyarakat yang melakukan aktivitas usaha, karena pemegang rekening giro akan
banyak mendapat kemudahan dalam melakukan transaksi usahanya. Memiliki rekening
giro di bank pada dasarnya sama dengan memiliki uang tunai, karena fungsi rekening giro
sama dengan memiliki uang tunai. Pemilik rekening giro dapat dengan mudah melakukan
transaksi bisnisnya dengan melakukan pembayaran dengan cek atau bilyet giro.
Undang - Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 mendefinisikan simpanan giro
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Menurut Dendawijaya (2000: 56), dalam pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh
bank dalam suatu rekening yang disebut dengan rekening koran. Jenis rekening giro ini
dapat berupa:
a. Rekening atas nama perorangan;
b. Rekening atas nama suatu badan usaha / lembaga, dan;
c. Rekening bersama / gabungan.

2. AKUNTANSI GIRO
Akuntansi giro merupakan pencatatan yang terkait dengan transaksi yang terjadi
pada rekening giro. Pencatatan transaksi rekening giro dapat terjadi pada saat pembukaan,
setoran tunai, pemindahbukukan, setoran kliring, penarikan tunai maupun penarikan kliring
dan transaksi lainnya. Pencatatan akuntansi giro diatur sebagai berikut:
a. Transaksi rekening giro diakui sebesar nominal uang yang disetorkan oleh nasabah
atau yang ditarik / dicairkan. Pada saat nasabah melakukan transaksi setoran atau
penarikan secara tunai, maka bank akan melakukan pencatatan transaksi tersebut
sesuai dengan uang tunai yang diterimanya.

2
b. Setoran giro dapat dilakukan secara tunai dan nontunai. Dalam hal setoran dilakukan
secara tunai, maka setoran tersebut diakui pada saat uang diterima. Dalam hal setoran
dilakukan secara nontunai (setoran kliring), maka setoran tersebut diakui setelah
kliring efektif, yaitu setelah setoran berhasil ditagihkan ke bank tertagih.
c. Bank akan memberikan imbalan kepada pemegang rekening giro. Besarnya imbalan
tergantung pada kebijakan masing - masing bank. Imbalan yang berasal dari
rekening giro disebut dengan jasa giro.
d. Dalam hal rekening giro bersaldo negatif, maka bank dapat memberikan kredit
overdraft, yaitu kredit yang diberikan untuk memberikan tambahan dana ke rekening
giro nasabah, bila terdapat penarikan cek dan / atau bilyet giro yang jumlahnya
melebihi saldo rekening giro. Bank akan membebankan bunga overdraft.

3. PEMBUKAAN REKENING GIRO


Pembukaan rekening giro dapat dilakukan oleh nasabah dengan mengisi formulir
pembukaan rekening yang telah disediakan oleh bank. Calon nasabah simpanan giro dapat
membuka rekening giro apabila memenuhi syarat dan ketentuan. Syarat yang harus dimiliki
calon nasabah adalah sekurang - kurangnya sebagai berikut:
• Calon nasabah tidak tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI).
• Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP).
• Persyaratan lain yang ditetapkan oleh bank.
• Jumlah minimal setoran dan minimal saldo pengendapan.
Setelah persyaratan terpenuhi, maka nasabah dapat membuka simpanan giro dan
melakukan setoran pertama yang jumlah setoran minimalnya ter gantung pada masing -
masing bank. Untuk mempermudah pemahaman, maka di bawah ini diberikan ilustrasi.
Ilustrasi
Pada tanggal 16 April 2006 PT Yudistira membuka rekening giro di Bank Bima
Surabaya dengan setoran pertama sebesar Rp 5.000.000, - secara tunai. Pada saat yang sama
PT Yudistira membeli 25 lembar buku cek dan 25 lembar buku Bilyet Giro dengan harga
masing - masing sebesar Rp 100.000, - Pembelian buku cek dan Bilyet Giro di debit dari
saldo rekening giro PT Yudistira.

Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat adalah

3
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
16 Kas 5.000.000
Giro-PT Yudistira 5.000.000
(Mencatat setoran awal rekening
giro)
16 Giro-PT Yudistira 200.000
Pendapatan Buku Cek & BG 200.000
(Mencatat pembelian buku cek &
BG)

Dari transaksi pembukaan rekening giro PT Yudistira dengan jumlah setoran awal
sama dengan Rp 5.000.000, - dan pembelian buku cek dan BG tersebut sebesar Rp 200.000,
- , maka pada bulan laporan (30 April 2006) bank akan membuat Laporan rekening Giro atau
disebut juga Laporan Rekening Koran PT Yudistira per 30 April 2006 seperti pada contoh
berikut ini. (asumsi tidak ada transaksi lain selama bulan April 2006).
Laporan Rekening koran diperlukan oleh nasabah untuk mengetahui transaksi -
transaksi yang terjadi pada rekening giro selama satu bulan. Dari data mutasi pada rekening
koran, dapat diketahui bahwa saldo rekening giro PT Yudistira per 30 April 2006 sebesar Rp
4.800.000, -.
PT Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2006
Tgl Keterangan Mutasi Saldo

Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000

4. SETORAN
Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang rekening giro untuk
menyetorkan sejumlah uang tunai atau warkat tagihan dengan maksud untuk menambah

4
jumlah saldo rekening gironya. Setoran dapat dilakukan dengan setoran secara tunai dan
setoran nontunai (kliring dan pemindahbukuan).
1. Setoran Tunai
Setoran tunai, yaitu setoran yang dilakukan dengan menyerahkan sejumlah uang
kepada bank dan / atau dengan menggunakan cek yang diterbitkan oleh bank itu
sendiri. Nasabah menyetorkan uang tunai sejumlah tertentu kepada bank untuk
menambah saldo rekening gironya.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
21 Kas 15.000.000
Giro-PT Yudistira 15.000.000
Mencatat setoran tunai

Dengan adanya setoran tunai tersebut, maka pada akhir bulan PT Yudistira akan
menerima rekening koran / rekening giro per 30 April 2006 seperti pada contoh di
bawah ini. Dari informasi rekening giro tersebut dapat diketahui saldo rekening giro
PT Yudistira per 30 April 2006 sebesar Rp 19.800.000,
PT Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2006
Tgl Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
21 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000

2. Setoran Non-Tunai
Setoran nontunai merupakan setoran yang tidak dilakukan secara tunai kepada
bank. Setoran nontunai bisa berasal dari transaksi antara lain:
a. Pemindahbukuan antar rekening dalam cabang bank yang sama

5
Pemilik rekening giro menerima setoran dari pemindahan dana dari
rekening lain pada cabang bank yang sama. Rekening lain tersebut bisa berasal
dari rekening giro atau rekening tabungan. Dengan adanya setoran dari rekening
lain, maka setoran tersebut akan menambah jumlah saldo rekening giro nasabah.
Giro-PT Yudistira (Pemindahan dana dari rekening Giro Anton) Saldo 5.000.000
4.800.000 19.800.000
Ilustrasi
Anton adalah pemegang rekening Giro Bank Bima Surabaya. Pada
tanggal 26 April 2006 Anton memindahkan dananya di Bank Bima Surabaya
sebesar Rp 2.000.000.- untuk keuntungan rekening giro PT Yudistira , pemegang
rekening giro di Bank Bima Surabaya.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
26 Giro – Anton 2.000.000
Giro – PT Yudistira 2.000.000
(Pemindahan dana dari
rekening Giro Anton)

Saldo Rekening Giro Anton akan berkurang sebesar Rp 2.000.000, karena


adanya pendebitan rekeningnya dan dipindahbukukan ke rekening giro PT
Yudistira. Sebaliknya saldo Giro PT Yudistira akan bertambah sebesar Rp
2.000.000,- karena telah menerima dana dari rekening giro Anton.
b. Pemindahbukuan dari bank yang sama tetapi berasal dari cabang lain.
Pemegang rekening giro mendapat kiriman dana dari cabang lain.
Kiriman dana tersebut melibatkan dua cabang, maka pencatatan yang dilakukan
adalah terkait dengan Akun Rekening Antar Kantor (RAK) masing - masing
cabang. Akun Rekening Antar Kantor digunakan untuk mencatat transaksi
antarbank yang sama tapi pada kantor cabang yang berbeda.
Ilustrasi
Dinaria adalah pemegang rekening Giro Bank Bima Malang. Pada tanggal
26 April 2006 Dinaria memindahkan dananya dari Bank Bima Malang sebesar
Rp 3.000.000,- untuk keuntungan rekening giro PT Yudistira di Bank Bima
Surabaya.

6
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat di bank Bima Malang:
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
26 Giro – Dinaria 3.000.000
RAK – Cabang Surabaya 3.000.000
Pemindahan dana ke Surabaya

Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat di Bank Bima Surabaya:
Tgl. Keterangan Ref Debit Kredit
26 RAK – Cabang Surabaya 3.000.000
Giro – Dinaria 3.000.000
Pemindahan dana dari Malang

c. Penerimaan transfer / kiriman uang dari bank lain.


Bank menerima kiriman uang dari bank lain yang masih dalam wilayah
kliring yang sama. Kiriman uang (transfer-in) ini untuk keuntungan pemegang
rekening giro. Dalam hal adanya transfer - in yang berasal dari bank lain, maka
transaksi kiriman uang atau transfer - in ini dilakukan melalui mekanisme
kliring, sehingga melibatkan rekening Giro pada Bank Indonesia. Setiap
transaksi antarbank, maka transaksi tersebut (utang piutang warkat) dilakukan
melalui Bank Indonesia, sehingga akan berpengaruh pada saldo giro bank yang
terdapat di Bank Indonesia. Akun yang digunakan untuk transaksi antarbank
adalah giro pada Bank Indonesia.
Kiriman uang dari bank lain dalam wilayah kliring yang sama,
pencatatannya akan berpengaruh pada akun "giro pada Bank Indonesia."
Kiriman uang dari bank lain di luar wilayah kliring, dapat berpengaruh pada
akun "Giro pada Bank Indonesia" atau akun "Rekening Antar Kantor". Hal ini
tergantung pada mekanisme kiriman uang yang dilakukan oleh bank pengirim.
Pengiriman uang yang dilakukan oleh bank pengirim melalui cabangnya di kota
tujuan, pencatatannya akan memengaruhi akun "Giro pada Bank Indonesia".
Pengiriman uang yang dilakukan langsung di wilayah kliring bank pengirim,
maka transaksi ini akan dicatat pada akun "Rekening Antar Kantor".
Selanjutnya oleh bank penerima, kiriman dana tersebut akan diteruskan melalui
transaksi antarcabang.

7
Ilustrasi
Pada tanggal 26 April 2006 Bank Bima Surabaya menerima kiriman
uang dari Bank Niaga Surabaya sebesar Rp 5.000.000,- untuk keuntungan
Rekening Giro PT Yudistira.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat di Bank Bima Surabaya:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
Giro – PT Yudistira 5.000.000
(Mencatat transfer masuk)

Kiriman uang dari bank lain dari luar wilayah kliring, maka kiriman
uang tersebut dapat dilakukan melalui bank pengirim di kota tujuan, atau
dikirim langsung melalui bank yang dituju di kota pengirim. Kedua mekanisme
pengiriman uang ini dapat berpengaruh pada pencatatannya.

Ilustrasi
Pada tanggal 27 April 2006 Bank Bima Surabaya menerima kiriman
uang dari Bank Niaga Malang sebesar Rp 5.000.000- untuk keuntungan
rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi di atas, terdapat dua mekanisme penerimaan uang dari
bank lain di luar wilayah kliring. Dua mekanisme ini akan memengaruhi
pencatatan akuntansinya.
• Bank Niaga mengirimkan dana langsung ke Bank Bima Malang, maka
mekanisme pengiriman uangnya adalah Bank Niaga cabang Malang
mengirimkan dana ke Bank Bima cabang Malang melalui lembaga kliring
wilayah Malang (BI Malang), kemudian Bank Bima Malang
memindahbukukan dana tersebut ke Bank Bima cabang Surabaya, yang
merupakan cabang bank yang dituju. Dengan demikian, maka transaksi
kliring dilakukan di wilayah kliring Malang (BI Malang).
Jurnal yang dibuat:
Bank Bima Malang

8
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
RAK-Cabang Surabaya 5.000.000
(Mencatat transfer masuk)

Jurnal yang dibuat:


Bank Bima Surabaya
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 RAK-Cabang Malang 5.000.000
Giro – PT Yudistira 5.000.000
(Mencatat pemindahbukuan)

• Bank Niaga langsung mengirimkan dananya dengan pemindah bukuan ke


Bank Niaga Surabaya. Mekanisme kiriman uangnya adalah Bank Niaga
Malang melakukan pemindahbukuan dengan mendebit rekening nasabah Bank
Niaga Malang dan dikirimkan ke Bank Niaga Surabaya. Bank Niaga Surabaya
setelah menerima pemindahbukuan dari Bank Niaga Malang kemudian
mentransfer dana tersebut ke Bank Bima Surabaya melalui lembaga kliring
Surabaya (Bank Indonesia Surabaya). Dengan demikian, maka transaksi
kliring dilakukan di wilayah kliring Surabaya (Bank Indonesia Surabaya).
Jurnal yang dibuat:
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
Giro – PT Yudistira 5.000.000
(Mencatat transfer masuk)
d. Setoran kliring oleh pemegang rekening giro
Nasabah menyetorkan cek atau bilyet giro yang diterbitkan oleh bank
lain. Setiap transaksi yang melibatkan bank lain baik dalam wilayah kliring
maupun di luar wilayah kliring, maka pencatatannya melalui Akun "Giro pada
Bank Indonesia". Hal ini karena setiap ada transaksi dengan bank lain, maka
terdapat perubahan saldo rekening bank di Bank Indonesia. Perubahan tersebut
berpengaruh pada perubahan saldo pada akun Giro pada Bank Indonesia.

9
Tagihan warkat antarbank hanya dapat dilakukan melalui lembaga kliring /
Bank Indonesia.
Ilustrasi
Pada tanggal 26 April 2006 PT Yudistira menyetorkan Bilyet Giro ke
Bank Bima cabang Surabaya. Bilyet Giro tersebut diterbitkan oleh Bank BCA
Surabaya yang nilainya sebesar Rp 10.000.000,-. Hasilnya akan menjadi
keuntungan rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Jurnal yang dibuat pada saat warkat ditagihkan melalui Bank Indonesia
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Rek. Perantara Kliring 10.000.000
(Mencatat setoran kliring -
pada saat warkat ditagihkan)

Jurnal yang dibuat bila tagihan warkat berhasil/efektif


Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Rek. Perantara Kliring 10.000.000

26 Giro pada Bank Indonesia 10.000.000


Giro – PT Yudistira 10.000.000
(Mencatat kliring efektif)

Jurnal yang dibuat bila tagihan warkat ditolak


Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
26 Rek. Perantara Kliring - 10.000.000

Dengan memperhitungkan setoran nontunai tersebut, maka saldo


rekening giro PT Yudistira per 30 April 2006 adalah sebesar Rp. 44.800.000,-

Daftar rincian rekening giro PT Yudistira dapat dilihat berikut ini:

10
PT Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2006
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
21 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000
26 Pemindahbukuan antar- 2.000.000 21.800.000
rekening
26 Pemindahbukuan antar- 3.000.000 24.800.000
cabang
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 29.800.000
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 34.800.000
26 Setoran kliring 10.000.000 44.800.000

5. PERHITUNGAN JASA GIRO


Bank memberikan imbalan berupa jasa giro kepada nasabah pemilik rekening giro.
Perhitungan jasa giro pada umumnya dihitung dengan menggunakan saldo harian, karena
perhitungan dengan saldo harian merupakan perhitungan dengan saldo harian merupakan
perhitungan jasa giro yang sangat fair bagi nasabah maupun bagi bank. Dengan Perhitungan
jasa giro yang didasarkan pada saldo harian rekening giro dalam bulan bersangkutan, maka
bank akan menghitung jasa giro berdasarkan saldo yang mengendap dikalikan dengan jumlah
hari pengendapan saldo setelah dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun dan dikalikan
persentase jasa giro.
Perhitungan Jasa Giro dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah hari pengendapan saldo Jumlah hari dalam satu tahun Jumlah hari dalam satu
tahun dihitung dengan 365 hari.
Sesuai dengan laporan rekening giro per 30 April 2006 pada ilustrasi sebelumnya dan
jasa giro 3 % per tahun, maka jasa giro dapat dihitung dengan menggunakan dua cara seperti
pada contoh di bawah ini:

11
1. Perhitungan Cara Pertama
Tgl. Jml. Hari Jml. Hari % Jasa Nominal Saldo Nominal
dalam Giro Jasa Giro
Setahun
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
16-20 5 365 3% 4.800.000 1.973
21-25 5 365 3% 19.800.000 8.137
26-36 1 365 3% 44.800.000 3.682
27-27 1 365 3% 42.300.000 3.477
28-30 3 365 3% 37.300.000 9.197
26.466
Jasa Giro PT Yudistira per 30 April 2006 sebesar 26.466
Pajak = 20% x 26.466 5.293
Jasa Giro Bersih yang diterima PT Yudistira sebesar 21.173

Jumlah hari pengendapan (kolom 2), dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun
(kolom 3), dikalikan dengan persentase jasa giro (kolom 4) kemudian dikalikan saldo yang
mengendap, (kolom 5), hasilnya sama dengan jasa giro (kolom 6). Kolom 6 dijumlahkan
mulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 30 April 2006. Penjumlahan dari kolom 6
merupakan jasa giro bulan April 2006, yaitu sebesar Rp 26.466.
Dengan asumsi pajak 20 % yang ditanggung oleh pemegang rekening giro atas jasa
giro yang diperoleh, maka beban pajak atas jasa giro sebesar Rp 5.293 dan jasa giro bersih
yang diperoleh oleh pemegang rekening giro adalah sebesar Rp 21.173 (Rp 26.466-Rp
5.293).
2. Perhitungan Cara Kedua
a. Menghitung saldo rata - rata harian.
b. Mengalikan jumlah hari pengendapan dikalikan dengan saldo pada hari
pengendapan.
c. Menjumlahkan butir b selama bulan laporan (contoh kasus, bulan April 2006),
yaitu sebesar Rp 322.000.000,
d. Saldo rata - rata harian sama dengan butir c dibagi dengan butir jumlah hari dalam
bulan laporan (Rp 322.000.000 / 30 hari) sama dengan Rp 10.733.333.

12
e. Jasa Giro dihitung dengan rumus:

Tanggal Mengendap Jml. Saldo Total


Hari
Tanggal 16-20 5 x 4.800.000 = 24.000.000
Tanggal 21-25 5 x 19.800.000 = 99.000.000
Tanggal 26 1 x 44.800.000 = 44.800.000
Tanggal 27 1 x 42.300.000 = 42.300.000
Tangga 28-30 3 x 37.300.000 = 111.900.000
Total 322.000.000
Jumlah hari dalam bulan April 2006 30
Saldo harian Rp 322.000.000/30 10.733.333
Jasa Giro = 30/365 x 3% x 10.733.000 = 26.466
Pajak 20% x 26.466 = 5.293
Jasa Giro bersih = 21.173

Perhitungan jasa giro dilakukan setiap akhir bulan, hal ini diperlukan untuk
membebankan besarnya biaya jasa giro untuk laporan bulanan. Pembayaran jasa giro ke
rekening nasabah akan dilakukan setiap tanggal akhir bulan.
Jurnal yang dibuat oleh PT Bank Bima adalah sebagai berikut:
Tanggal 30 April 2006
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
30 Beban Jasa Giro 26.466
Giro – PT Yudistira 26.466
Jurnal Beban Pajak Giro
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
30 Giro – PT Yudistira 5.293
Hutang Pajak 5.293

13
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Simpanan giro merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat atau dana pihak
ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan sarana penarikan
berupa cek dan bilyet giro atau sarana lainnya. Simpanan ini biasa dikenal dengan giro yang
bermanfaat bagi masyarakat yang melakukan aktivitas usaha, karena pemegang rekening giro
akan banyak mendapat kemudahan dalam melakukan transaksi usahanya. Dalam pengertian
akuntansi, Akuntansi giro merupakan pencatatan yang terkait dengan transaksi yang terjadi
pada rekening giro. Pencatatan transaksi rekening giro dapat terjadi pada saat pembukaan,
setoran tunai, pemindahbukukan, setoran kliring, penarikan tunai maupun penarikan kliring
dan transaksi lainnya. Dari beberapa ilustrasi diatas kita dapat memahami bagaimana perspektif
bank sebagai pelaku usaha dalam mencatat beberapa transaksi yang berkaitan denga giro mulai
dari pembukaan rekening giro, setoran giro hingga perhitungan jasa giro yang terjadi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, M. B. A. (2015). Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Prenada Media.

15

Anda mungkin juga menyukai