Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tidak
henti-hentinya penulis panjatkan puja dan puji syukur atas segala nikmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Piutang Usaha” ini dengan
maksimal dan tepat waktu.
Makalah ini dapat kami selesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu
kami mengucapkan kepada ibu Hj. NINIK A. SE., MSA., Ak., CA selaku dosen
PENGANTAR AKUNTANSI II, yang telah memberikan kesempatan kami untuk membuat
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata baik dan masih banyak
kesalahan dan kekurangan di dalam makalah yang kami buat. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari semua para pembaca untuk makalah ini agar makalah ini
menjadi makalah yang lebih baik. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila banyak
kesalahan pada makalah yang kami buat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang sesame, khususnya bagi
teman-teman mahasiswa fakultas ekonomi.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Piutang usaha pada sebuah perusahaan timbul karena terjadinya penjualan secara
kredit. Penjualan secara kredit dilakukan perusahan untuk menarik pelanggan agar mau
membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan agar perusahaan tersebut dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tetap dapat berkembang. Dalam melakukan
penjualan kredit, perusahaan perlu mempertimbangkan resiko yang mungkin akan terjadi.
Karena penjualan secara kredit memungkinkan adanya pelanggan atau konsumen yang
menunggak pembayaran piutangnya, dikarenakan ketidakmampuan atau sengaja tidak
membayar kewajibannya. Sehingga menimbulkan piutang yang tidak dapat ditagih yang
dalam akuntansi dikenal dengan nama piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih adalah
sejumlah piutang yang tidak dapat ditagih oleh perusahaan karena adanya kemungkinan
pelanggan mengalami kebangkrutan atau pelanggan tersebut melarikan diri. Dalam
praktiknya, tidak ada perusahaan yang menginginkan adanya pelanggan yang tidak melunasi
hutang atau kewajibannya, walaupun dalam proses pemberian kreditnya perusahaan telah
melakukan analisis secara teliti. Resiko piutang tak tertagih mungkin akan terjadi, oleh
karena itu perlu adanya penilaian piutang dagang untuk menganalisa jumlah piutang bersih
yang diperkirakan dapat diterima dalam bentuk kas. Dalam hal ini umumnya manajemen
mengestimasi penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan beberapa penilaian seperti kondisi
pelanggan dan lain sebagainya guna mengurangi resiko piutang tak tertagih.
1.3 Tujuan
Piutang usaha adalah tagihan perusahaan kepada konsumen yang melakukan transaksi
secara kredit. Perusahaan biasanya mengharapkan akan dapat menerima kas dari transaksi
tersebut dalam waktu 30 - 60 hari. Piutang usaha biasanya merupakan jenis tagihan yang
paling signifikan dalam perusahaan.
2.2 Penilaian Piutang Usaha
Piutang akan dicantumkan dalam neraca sebesar jumlah yang akan dapat
direalisasikan (nilai realisasi / penyelesaian / realizable / settlement value) yaitu jumlah yang
diharapkan dapat ditagih. Jumlah yang diharapkan dapat ditagih dihitung dengan cara
mengurangi jumlah piutang yang ada dengan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih.
Kerugian piutang
Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik bagi
calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan pendapatan
perusahaan. Di lain pihak penjualan secara kredit seringkali mendatangkan kerugian, yaitu
apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Kerugian ini
dalam akuntansi dikenal dengan berbagai nama, kerugian piutang, beban piutang tak tertagih,
dan beban piutang ragu-ragu.
Dalam akuntansi, kerugian akibat piutang tak dapat ditagih dicatat dengan mendebit
akun kerugian piutang. Kerugian semacam itu di dalam dunia usaha dianggap sebagai hal
yang normal dan merupakan resiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan
penjualan secara kredit.
Dalam metode ini, kerugian piutang akan dicatat pada saat perusahaan mendapat
kepastian bahwa suatu piutang kepada debitur tertentu tidak akan dapat ditagih. Keyakinan
itu muncul, misalnya ketika perusahaan mendapat informasi bahwa debitur dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan, atau ketika seorang debitur tidak melaksanakan kewajibannya
setelah ditagih berulang-ulang dalam jangka waktu yang cukup lama dan keberadaannya
tidak diketahui lagi. Berbagai hal semacam itu mungkin terjadi dan bisa terjadi sepanjang
tahun.
Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat
tidak tertagihnya piutang tersebut langsung didebitkan ke dalam akun kerugian piutang dan
akun piutang usaha di kredit.
Dalam metode penghapusan langsung, akun beban kerugian piutang hanya akan
menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita, dan aset piutang usaha akan
dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya.
Walaupun metoda ini sederhana, namun penerapan metoda ini akan mengurangi
kemanfaatan laporan keuangan, baik laporan laba-rugi maupun neraca.
Dalam metode cadangan untuk akuntansi atas piutang tak tertagih, perusahaan harus
menaksir besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih, pada setiap akhir tahun.
Dengan cara seperti itu akan diperoleh penandingan (matching) antara pendapatan dan beban
yang lebih tepat. Selain itu dalam laporan posisi keuangan (neraca), piutang dapat disajikan
sebesar nilai bersih piutang yang dapat direalisasi. Nilai bersih mencerminkan jumlah
bersih kas yang diharapkan perusahaan dapat diterima secara tunai. Dalam jumlah tersebut
piutang sudah dikurangi dengan jumlah yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih. Dengan
demikian, dalam ini metode piutang usaha dalam neraca harus dikurangi dengan jumlah yang
diperkirakan tidak tertagih.
Apabila kerugian piutang itu dihubungkan dengan proses pengukuran laba atau
cadangan kerugian piutang dalam laporan laba rugi. Maka dasar perhitungan kerugian
piutang adalah jumlah penjualan (pendekatan pendapatan-biaya). Kerugian piutang dihitung
dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan periode tersebut.
Persentase kerugian dihitung dari perbandingan piutang yang dihapus dengan jumlah
penjualan tahun lalu. Kemudian disesuaikan dengan keadaan tahun yang bersangkutan.
Kerugian piutang timbul karena adanya penjualan kredit, oleh karena itu sebaiknya kerugian
piutang juga dihitung dari penjualan kredit.
Padahal ada penjualan kredit dan tunai maka untuk praktisnya persentase kerugian
piutang bisa didasarkan pada jumlah penjualan pada periode yang bersangkutan.
Taksiran kerugian piutang ini dibebankan ke rekening kerugian piutang dan kreditnya
adalah rekening cadangan kerugian piutang tak tertagih.
Perusahaan melakukan berbagai upaya untuk menagih piutang yang sudah lewat
waktu, misalnya melalui surat, telepon, dan bahkan melalui tindakan hukum. Apabila segala
macam cara yang ditempuh tidak membuahkan hasil, dan perusahaan berpendapat bahwa
piutang tertentu dak mungkin dapat ditagih, maka perusahaan harus menghapus piutang
tersebut. Untuk mencegah penghapusan terlalu dini atau penghapusan tidak sah, maka
manajemen harus membuat otorisasi secara formal (secara tertulis) untuk setiap penghapusan
piutang. Agar tercipta sistem pengendalian interen yang baik, perusahaan jangan memberi
otorisasi untuk menghapus piutang kepada seseorang yang juga terlibat dalam urusan kas dan
piutang.
Dasar yang Digunakan dalam Metode Cadangan Untuk menaksir jumlah piutang yang
tidak dapat ditagih, manajemen dapat
menggunakan dua dasar, yaitu :
Perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang akhir periode dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
2. Metode Cadangan
a. Jumlah penjualan
Contoh, misalnya penjualan yang diperoleh oleh PT Setia Jaya pada tahun 2006
adalah Rp. 300.000.000,- dimana seperempatnya adalah penjualan tunai. Perusahaan
menetapkan bahwa persentase piutang tak tertagih pada tahun 2006 adalah 10%. Maka
besarnya kerugian piutang dihitung sebagai berikut:
2. Jika perusahaan telah menggunakan metode cadangan dan misalkan saldo cadangan
kerugian piutang pada periode tersebut masih sebesar Rp. 5 juta
3. Terdapat bukti yang jelas jika pelanggan benar benar tidak dapat melunasi piutangnya
Misalkan pada tanggal 5 Januari 2007 terdapat bukti surat keputusan pengadilan menyatakan
bahwa salah satu pelanggan dinyatakan pailit yang berpiutang sebesar Rp. 10.000.000,- ,
sehingga piutangnya benar benar tidak dapat ditagih dan harus dihapuskan maka ayat jurnal
untuk mencatat kejadian ini adalah:
b. Saldo Piutang
Perhitungan kerugian piutang atas dasar saldo piutang akhir periode dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
1. jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang
2. cadangan ditambah persentase tertentu dari saldo piutang
3. jumlah cadangan dinaikkan sampai jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur
piutang
1) Jumlah cadangan dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang Besarnya
kerugian piutang adalah persentase kerugian dikalikan saldo piutang yaitu 2% x Rp.
15.602.900 = Rp. 312.058,-. Karena saldo cadangan kerugian piutang masih sebesar Rp.
250.000 maka jumlah kerugian piutang tahun tersebut yang ditambahkan ke akun cadangan
kerugian piutang adalah Rp. 312.058 – Rp. 250.000 = Rp. 62.058. Sedangkan ayat jurnal
untuk mencatat kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang pada tanggal 31 Desember
2006 adalah:
Jumlah kerugian piutang yang diakui pada tanggal 31 Desember 2006 adalah hasil
kali persentase kerugian dengan saldo piutang ditambah dengan saldo cadangan kerugian
piutang yang masih ada pada tanggal tersebut. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Dengan ayat jurnal di atas maka saldo cadangan kerugian piutang pada tanggal 31
Desember menjadi Rp. 562.058,-.
3) Jumlah cadangan dinaikkan sampai jumlah yang dihitung dengan menganalisis umur
piutang Berdasarkan daftar piutang yang dimiliki PT Anggara Permana pada tanggal 31
Desember 2006 dimana piutangnya sudah
dikelompokkan menjadi dua golongan utama yaitu yang belum jatuh tempo dan yang
menunggak. Jika PT Anggara Permana mempunyai kebijakan untuk menetapkan besarnya
kerugian untuk masing masing golongan piutang sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas besarnya kerugian piutang adalah Rp.
879.837,75. Karena saldo cadangan kerugian piutang yang masih ada sampai dengan tanggal
31 Desember 2006 adalah sebesar Rp. 250.000 maka akun cadangan kerugian piutang ini
akan ditambah sebesar Rp. 879.837.74 – Rp. 250.000 = Rp. 629.837,75. Sedangkan ayat
jurnal untuk mencatat kerugian piutang dan cadangan kerugian piutang pada tanggal 31
Desember 2006 adalah :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Piutang usaha adalah tagihan perusahaan kepada konsumen yang melakukan transaksi
secara kredit. Perusahaan biasanya mengharapkan akan dapat menerima kas dari transaksi
tersebut dalam waktu 30 - 60 hari. Maka rekening cadangan kerugian piutang di-debet dan
piutangnya dihapus. Sedangkan bila menggunakan metode Penghapusan Langsung, kerugian
baru diakui pada waktu piutang dihapuskan. Penghapusan piutang bisa dilakukan bila
terdapat bukti-bukti yang akurat seperti debitur-nya bangkrut atau meninggal dunia. Di lain
pihak penjualan secara kredit seringkali mendatangkan kerugian, yaitu apabila si debitur tidak
mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Dengan cara seperti itu akan diperoleh
penandingan antara pendapatan dan beban yang lebih tepat.
3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pastinya
memiliki kesalahan. Oleh karena Itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis
bisa mengoreksi diri dan menjadikan makalah ini untuk kedepannya bisa menjadi lebih baik
lagi, dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Haryono. 2014. Dasar-dasar akuntansi jilid II edisi ke-7. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
University, Methodist. (-). 2010630 Modul-PA-II.doc. Coursehero. Diakses pada 5 Mei 2021
melalui: https://www.coursehero.com/file/p27npu8/Metode-cadangan-digunakan-apabila-
kerugian-piutang-yang-biasa-terjadi-cukup/#:~:text=Dasar%20yang%20Digunakan
%20dalam%20Metode,dikalikan%20dengan%20jumlah%20penjualan%20kredit.
Wadiyo. (2021, April 22). Agar Senyummu Terus Merekah dan Tidak Dibuat Pusing Piutang,
Buatlah Cadangan Kerugian Piutang!. Manajemen Keuangan. Diakses pada 6 Mei 2021
melalui: https://manajemenkeuangan.net/cadangan-kerugian-piutang/#:~:text=Kerugian
%20piutang%20dihitung%20dengan%20cara,dengan%20keadaan%20tahun%20yang
%20bersangkutan.
Wadiyo. (2020, Juli 24) Klasifikasi dan Penilaian Piutang Usaha. Manajemen
Keuangan.Diakses pada 6 Mei 2021 melalui: https://manajemenkeuangan.net/pengelolaan-
klasifikasi-piutang/#:~:text=04%3A%20Penilaian%20Piutang%20Usaha,-Bagaimana
%20cara%20melakukan&text=%E2%80%9CPiutang%20dinyatakan%20sebagai%20jumlah
%20yang,yang%20diharapkan%20akan%20dapat%20ditagih.
Khaliq. (2015, Oktober 25) Penilaian Piutang Usaha. Become teacher. Diakses pada 16 April
2021 melalui: http://become-teacher.blogspot.com/2015/10/penilaian-piutang-usaha.html
Yusuf. (2020, Mei 19) Pengertian Piutang Usaha (Account Receivable) Adalah. Belajar
Ekonomi. Diakses pada 25 April 2021 melalui: https://belajarekonomi.com/piutang-usaha-
account-receivable/