Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 3


1. NUR FADLILAH (20130310024)

2. ERVINA DEVI FAHIRANINGTYAS (20130310031)

3. SHEARLY APRIL LIANA WATI (20130310043)


Penerimaan penugasan dan
perencanaan audit

 Penerimaan penugasan
Setiap pelaku bisnis usaha selalu berkompetisi dengan
pelaku bisnis lainya. Setiap kantor akuntan publik selalu
bersaing dengan kantor akuntan publik lainya. Mereka
harus menghimpun sebanyak mungkin klien untuk
mempertahankan eksistensinya. Persaingan tersebut harus
dilakukan tanpa melanggaar etik profesi. Oleh karena itu,
auditor harus mempertimbangkan secara matang setiap
permintaan auditing atau penugasan dari klien. Penugasan
tersebut dapat berasal dari klien lama maupun klein baru.

 Klien baru dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
• Klien yang sama sekali belum pernah audit
• Klien pindahan dari kantor akuntan publik lain

 Beberapa penyebab klien berganti kantor akuntan publik :


1. Merger dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda
2. Ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik lama. Beberapa
penyebabnya adalah : Klien merasa fee akuntan publik lma terlalu
tinggi, Klien membutuhkan jasa profesional yang lebih luas dan
tidak sekedar audit atas laporan keungan saja, Klien mencari
kantor akuntan publik yang kreadibilitasnya tinggi, Tuntutan atau
aturan suatu lembaga berwenang, misalnya BAPEPAM-LK atau
OJK direktorat pajak.

3. Merger antar kantor akuntan publik, adanya merger dari
dua atau lebih kantor akuntan publik maka akan berdampak
klien yang sebelumnya mereka miliki akan berpindah.
4. Aturan perundang-undangan atau aturan lainya.

 Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan saat


menerima penugasan audit, yaitu :
1. Tanggung jawabnya terhadap publik
2. Tanggung jawab terhadap klien
3. Tanggung jawab terhadap rekan lain seprofesi

 Ada enam langkah yang harus dilakukan dalam
mempertimbangkan setiap permintaan audit agar ketiga
tanggung jawab tersebut dapat dijalankan dengan baik :
1. Mengevaluasi integritas manajemen
2. Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko yang tidak
biasa
3. Menilai kemampuan auditor untuk memenuhi standar
umum auditing
4. Mengevaluasi indenpendensi
5. Keputusan untuk menerima atau menolak perikatan
6. Membuat surat penugasan audit (perikatan)

 Cara atau dasar penentuan fee audit
1. Per diem basis, maksudnya adalah fee audit ditentukan dengan
dasar waktu yang digunakan oleh tim auditor. Pertama kali fee
per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah atau jam
yang dihabiskan oleh tim, dan pastinya jumlah fee setiap klien
akan berbeda-beda
2. Flat atau kontrak basis, pada cara ini fee dihitung sekaligus secara
borongan tanpa memperhatikan waktu audit yang dihabiskan
3. Maksimum fee basis, cara ini gabungan dari kedua cara yang
sudah dijelaskan. Sehingga kedua pihak akan menentukan waktu
penugasan selesai hal ini dilakukan supaya auditor tidak
mengulur-ngulur waktu pengerjaan.

 Faktor penentu besarnya fee audit
1. Karakteristik keuangan, seperti tingkat penghasilan, laba,
aktiva, modal dan lain lain
2. Lingkungan, seperti persaingan, pasar tenaga profesional dan
lain lain
3. Karakteristik operasi seperti jenis industri, jumlah lokasi
perusahaan, jumlah lain produk dan lain-lain
4. Kegiatan eksternal auditor seperti, pengalaman, tingkat
koordinasi dengan internal auditor dan lain lain
Sedangkan faktor dominan yang berdampak dalam penentuan fee
adalah lamanya waktu penugasan, frekuensi audit, ruang lingkup
audit, jumlah lokasi, jumlah laporan klien dan ruang lingkup audit.

 Perencanaan audit
standar perencanaan audit mengharuskan
perencaan dengan sebaik-baiknya dalam setiap
penugasan, sehingga akan menghasilkan hasil yang
maksimal. Luas dan kelengkapan perencaan audit
sangat bergantung pada :
1. Ukuran dan komplektisitas perusahaan klien
2. Pengalaman auditor dengan klien
3. Pengetahuan dan kemampuan auditor beserta
seluruh stafnya

 Ada enam langkah yang dapat dalam melakukan
perencanaan audit :
1. Menghimpun pemahaman bisnis dan klien
2. Melakukan prosedur analitas
3. Melakukan penilaian awal terhadap materialitas
4. Menilai resiko audit
5. Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk
asersi-asersi yang signifikan
6. Menghimpun pemahaman struktur pengendalian
intern klien

 Menyusun program audit
program audit merupakan daftar prosedur audit yang akan
dilaksanakan oleh pekerja lapangan atau penghimpun bukti,
yang meliputi luas dan saat pekerjaan yang harus dilakukan.
Program ini membantu dalam auditor memberikan perintah
kepada asisten yang harus dikerjakan. Sehingga program audit
berfungsi :
1. Petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan dan intruksi
bagaimana harus diselesaikan
2. Alat untuk melakukan koordinasi, pengawasan, dan
pengendalian audit
3. Alat penilai kualitas kerja yang dilaksanakan

 Menyusun jadwal kerja
jadwal kerja merupakan perencanaan mengenai kapan
program audit dilaksanakan pada klien yang bersangkutan.
Biasanya jawal kerja di klasifikasian dalam dua hal yaitu :
1. Kerja interm, dilaksanakan 6 bulan sebelum tanggal neraca
sampai tanggal neraca yang berkaitan dengan penilaian
auditor terhadap struktur pengendalian intern klien
2. Kerja akhir tahun, yang dilaksanakan sejak tanggal neraca
sampai dengan dua atau tida bulan sesuadahnya yang
berkaitan dengan verifikasi akun neraca atau substantif.

 Menentukan staf untuk melaksanakan pemeriksaan
beberapa komposisi yang harus diperhatikan adalah :
1. Seorang partner yang betanggung jawab secara
keseluruhan atas pemeriksaan
2. Satu atau lebih manajer yang bertanggung jawab dalam
koordinasi
3. Satu atau lebih auditor senior yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan prosedur audit
4. Akuntan junior atau asisten yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan prosedur audit.

 Pengawasan atau supervisi audit
perencanaan dan pengawasan audit mempunyai hubungan
yang erat keduanya daling tumpang tindih dalam pelaksanaanya
yang dimana akan menentukan untuk titik pengawasan yang
akan dilakukan. Pengawasan audit meliputi :
1. Memerintahkan asisten untuk mencapai tujuan prosedur audit
2. Menjaga informasi mengenai masalah penting yang diperoleh
dari pelaksanaa prosedur audit
3. Meneliti hasil kerja yang dilakukan
4. Menangani perbedaan pendapat antar anggota staf pemeriksa.

Referensi :

Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Akt.2015.AUDITING DASAR-DASAR AUDIT


LAPORAN KEUANGAN.Yogyakarta.Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.

Anda mungkin juga menyukai