Anda di halaman 1dari 5

Adapun 

tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:


1. Penerimaan Perikatan Audit
Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit
maka kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang
biasanya diwakili oleh manajemen.

Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah kesepakatan yang harus
dibuat dan disetujui bersama.

Manajemen atau klien menyerahkan audit laporan keuangan


kepada auditor dan auditor menyanggupi audit laporan keuangan sesuai
dengan kompetensinya.

Bentuk perikatan ini dalam bentuk surat perikatan audit.

Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan adalah memutuskan


apakah akan menolak atau menerima pekerjaan audit tersebut.

Namun, untuk memutuskannya auditor juga mempertimbangkan hal-hal


seperti integritas manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai independensi,
menentukan kompetensi dan kemampuan profesionalnya.

Jadi dalam menentukan untuk menerima siklus audit atau tidak memerlukan
pertimbangan yang banyak bukan semata-mata mendapatkan klien saja.

Hal ini sesuai dengan tujuan audit yaitu mengevaluasi, sehingga perlu
mempertimbangkan berbagai faktor.
2. Perencanaan Proses Audit
Merencanakan proses audit adalah tahapan selanjutnya yang harus diketahui
auditor.

Untuk membuat perencanaan audit, seorang auditor harus melakukan


beberapa kegiatan seperti:

 Memahami bisnis dan industri klien


 Melakukan prosedur analitik
 Menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan.
 Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko pengendalian
 Mengembangkan rencana audit dan program audit. Nanti pada praktiknya
tidaklah sesingkat hal tersebut.

Dari setiap kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan proses audit tersebut


memiliki hal atau bagian lain yang harus dikerjakan lagi.

Dengan demikian, rencana audit laporan keuangan pun dibuat dengan benar
dan tepat.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit


Setelah membuat perencanaan audit laporan keuangan maka saatnya
melaksanakan pengujian audit.

Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitik, pengujian


pengendalian dan pengujian substantif.

Singkatnya pengujian analitik dilakukan auditor dengan mempelajari data-


data dan informasi bisnis klien dan membandingkan dengan data dan
informasi lain.

Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit untuk melakukan


verifikasi efektivitas pengendalian internal klien.

Sementara pengujian substantif merupakan siklus audit untuk menemukan


kesalahan yang langsung memberikan pengaruh pada laporan keuangan.
Dengan ini, tujuan audit untuk mengevaluasi sudah dicapai.
4. Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu pelaporan audit, yaitu hasil dari pekerjaan audit yang
telah dikerjakan.

Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan pihak lainnya


sehingga tidak boleh dibuat secara sembarangan.

Di dalam laporan audit harus mencakup jenis opini,  jasa yang diberikan,


objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi
yang diberikan jika ada kekurangan, dan informasi atau istilah audit pada
laporan keuangan lainnya.
Laporan audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk
memutuskan dan membuat laporan ini harus hati-hati.

Jika tidak maka nama kantor akuntan publik biasanya akan tercemar dan akan
ada hukuman dari pihak berwajib.

Tahapan dalam proses audit


Ada enam langkah spesifik dalam Proses Audit yang harus diikuti agar
pengauditan berjalan dengan sukses. Proses Audit yang akan dijabarkan
adalah Proses Audit yang biasa dilakukan oleh Auditor Eksternal. Berikut
enam langkah dalam Proses Audit secara umum:

1. Meminta Dokumen yang Dibutuhkan


Setelah mengonfirmasi bahwa Auditor akan mendatangi klien yang akan
diaudit, Auditor akan meminta dokumen-dokumen yang dibutuhkan terkait
kebutuhan Audit. Bahkan biasanya Auditor sudah mengirimkan daftar
dokumen-dokumen yang dibutuhkan terlebih dahulu kepada klien di
dalam Audit Checklist. Dokumen audit tersebut dapat mencakup salinan
Laporan Audit sebelumnya, rekening koran, nota keuangan, dan buku besar.
Selain itu, Auditor juga dapat meminta bagan organisasi klien bersama
dengan daftar nama dewan dan komite terkait.

2. Mempersiapkan Rencana Audit


Auditor akan memeriksa informasi yang terkandung dalam dokumen dan
merencanakan bagaimana Proses Audit akan dilakukan. Setiap Auditor
pastinya memiliki gaya pengauditan yang berbeda-beda dengan tetap
mengindahkan Kode Etik sebagai Auditor. Workshop risiko dapat dilakukan
oleh tim Audit untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah yang akan
muncul selama Proses Audit dilaksanakan. Dan kemudian, Auditor akan
menyusun rencana audit sesuai workshop atau diskusi yang sudah dilakukan
oleh tim Audit.

3. Menjadwalkan Rapat Terbuka


Auditor perlu mengundang Manajemen Senior, General Affair, atau Staf
Administrasi Utama dari pihak klien ke suatu Rapat Terbuka. Di dalam Rapat
Terbuka, Auditor akan mempresentasikan Ruang Lingkup Audit (Audit
Scope), lama waktu pelaksanaan audit, dan masalah lain yang perlu dibahas
terkait pelaksanaan Audit. Setiap Kepala Departemen dari pihak klien dapat
diminta tolong untuk mengomunikasikan kepada staf bawahannya tentang
kemungkinan adanya wawancara dengan Auditor.

4. Mulai Melakukan Kerja Lapangan


Auditor mengambil informasi yang dikumpulkan dari Rapat Terbuka dan
menggunakannya untuk merealisasikan Rencana Audit. Kerja Lapangan
kemudian dilaksanakan dengan berkomunikasi kepada anggota staf dan
meninjau Prosedur dan Proses Audit. Auditor akan menguji kepatuhan klien
terkait pencatatan dan pelaporan keuangan yang sesuai dengan PSAK.
Kontrol internal dievaluasi untuk memastikan bahwa hal tersebut benar-benar
dijalankan secara reliabel dan memadai. Auditor dapat mendiskusikan suatu
masalah saat masalah tersebut muncul kepada klien untuk memberi klien
tersebut kesempatan untuk memberikan feedback.

5. Menyusun Laporan
Auditor menyiapkan Laporan Audit yang berisi rincian temuan-temuan audit
selama Proses Audit dilaksanakan. Laporan Audit akan merangkum segala
kesalahan matematis, temuan yang bersifat material dan tidak material,
pembayaran yang diotorisasi tetapi tidak dibayar, dan temuan-temuan
lainnya. Auditor kemudian akan menulis komentar terkait temuan-temuan
audit dan merekomendasikan solusinya kepada klien.

6. Menyiapkan Rapat Penutupan


Auditor meminta tanggapan dan persetujuan dari klien terkait masalah dan
temuan dalam Laporan Audit pada Rapat Penutupan. Dan Auditor juga tidak
lupa untuk menjelaskan deskripsi rencana aksi manajemen untuk mengatasi
masalah dan temuan tersebut serta tanggal penyelesaian yang disepakati.
Pada Rapat Penutupan, semua pihak yang terlibat akan mendiskusikan
Laporan Audit dan tanggapan manajemen secara matang. Jika terdapat
masalah lain, mereka akan langsung menyelesaikan dan mencari solusinya
pada Rapat Penutupan.

Anda mungkin juga menyukai