PERENCANAAN AUDIT
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS PANCASILA
2019
PENDAHULUAN
Arens, dalam bukunya Auditing and Assurance Services, menjelaskan bahwa proses
audit terdiri dari empat fase, yaitu: perencanaan audit dan penyusunan program audit,
pengujian pengendalian dan substansi dari transaksi, pelaksanaan prosedur analitis secara
independen harus menempuh empat tahap pada saat melaksanakan audit laporan keuangan.
Keempat tahap tersebut adalah: penerimaan perikatan audit, perencanaan audit, pelaksanaan
fungsinya sesuai dengan aturan yang berlaku. Pelaksanaan setiap tahap di atas sendiri tidak
lepas dari standar audit karena standar audit merupakan kriteria dasar dalam pelaksanaan
Suatu tahap penting dari setiap perikatan audit adalah perencanaan. Perencanaan
menyajikan tujuan yang sama dalam audit seperti dalam perencanaan pribadi untuk kuliah
atau dalam perencanaan bisnis untuk pengembangan produk baru sepertikomputer personal.
Dalam setiap hal, perencanaan menghasilkan peraturan atas urutan dari bagian-bagian atau
langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam perencanaan audit, terdapat
bisnis dan industri klien, melaksanakan prosedur analitis, membuat pertimbangan awal
awal untuk asersi signifikan, dan memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern..
PERENCANAAN AUDIT
Perencanaan audit adalah prosedur – prosedur yang dilakukan setelah proposal disetujui
atau perikatan audit telah ditanda tangani dan merupakan jembatan untuk pekerjaan
pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan disusun setelah Engagement Letter (surat
perikatan) disetujui klien. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh
kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Dalam perencanaan Audit, Auditor harus
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha
entitas tersebut.
c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi
akuntansi pokok perusahaan
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti
risiko kekeliruan atau kecurangan material atau adanya transaksi antar pihak – pihak yang
h. Sifat laporan Auditor yang diharapkan akan diserahkan ( sebagai contoh : laporan Auditor
audit, yaitu: Menghimpun Pemahaman Bisnis Klien dan Industri klien, Melakukan Prosedur
Pemahaman Struktur Pengendalian Intern Klien. Dalam Standar Audit (“SA”) seksi 300
tentang “Aktivitas Perencanaan” menyatakan bahwa auditor harus menetapkan strategi audit
secara keseluruhan yang menetapkan ruang lingkup, waktu, dan arah audit, serta yang
sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.” (IAI,
2001).
“Perencanaan dan supervise berlangsung terus menerus selama audit, auditor sebagai
penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan
3. Menurut Standar Auditing 316 dalam Standar Profesional Akuntan Publik (Ikatan
keyakinan memadai atas pendeteksian salah saji yang material dalam laporan
keuangan”.
4. Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa:
“Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu dan biaya yang
wajar“.
Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, lingkup, dan pada
saat pekerjaan harus dilaksanakan yaitu membuat suatu program audit secara tertulis (satu set
program audit tertulis) untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan dengan rinci
prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.
Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai dengan keadaan.
memahami pengendalian intern, kebijakan dan prosedur, atau untuk merancang dan
melaksakan prosedur audit. Jika keahlian khusus diperlukan, auditor harus mencari asisten
atau tenaga ahli yang memiliki keahlian tersebut, yang mungkin berasal dari staf kantor
akuntannya atau ahli dari luar. Jika penggunaan jasa tenaga ahli tersebut direncanakan,
auditor harus memiliki pengetahuan memadai yang bersangkutan dengan computer untuk
mengkomunikasikan tujuan pekerjaan ahli lain tersebut; untuk mengevaluasi apakah hasil
prosedur yang telah ditentukan tersebut mencapai tujuan auditor; dan untuk mengevaluasi
hasil prosedur audit yang diterapkan berkaitan dengan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit
Ada empat hal yang keseluruhannya harus dilakukan lebih dulu dalam audit:
1) Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang
ada sekarang. Penentuan ini biasanya dilakukan oleh auditor yang berpengalaman yang
berwenang mengambil keputusan penting.Auditor ingin membuat keputusan ini lebih
awal,sebelum mengeluarkan biaya yang cukup besar yang tidak bisa ditutup kembali.
Walaupun memperoleh dan mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah dalam
hati dalam memutuskan klien mana yang dapat diterima. Tanggung jawab hukum dan
profesional KAP adalah sedemikian rupa, sehingga klien yang kurang memiliki integritas
atau selalu memperdebatkan tentang pelaksanaan audit dan fee yang tepat dapat
baru dari bisnis yang baru terbentuk dan berkembang cepat,banyak dari bisnis-bisnis tersebut
mengalami masalah keuangan dan membuat kantor akuntan publik akan menghadapi
kerahasiaan dalam kode perilaku profesional mewajibkan bahwa auditor pendahulu harus
memperoleh izin dari klien sebelum komunikasi dapat dilaksanakan.Jika klien tidak tidak
mengizinkan komunikasi atau auditor pendahulu tidak akan memberikan respons yang
Setiap tahun banyak kantor akuntan publik mengevaluasi klien-klien yang ada saat ini
guna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Konflik yang terjadi
sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat, jenis pendapat yang akan diberikan,
jumlah fee,atau hal-hal lain dapat menyebabkan auditor menghentikan kerja samanya.[2]
Auditor harus menempatkan staf yang tepat pada penugasan agar sesuai dengan standar
auditing dan untuk meningkatkan efesiensi audit. Salah satu prinsip dasar dalam standar
auditing adalah bahwa: Auditor bertanggunng jawab untuk memiliki kompetensi dan
Karena itu, setiap staf yang ditugaskan harus mengingat persyaratan tersebut disamping
harus mempunyai pengetahuan tentang industri klien. Dalam penugasan audit yang lebih
besar, mungkin diperlukan satu atau lebih partner dan staf yang memiliki berbagai tingkat
pengalaman. Para spesialis dalam bidang teknis seperti sampling statistic dalam penilaian
risiko computer juga dapat ditugaskan. Pada audit yang lebih kecil mungkin hanya diperlukan
Auditor harus memiliki pemahaman yang memadai atas bisnis klien untuk mengetahui
spesialis itu dan memahami tujuan serta ruang lingkup pekerjaannya. Auditor juga harus
mempertimbangkan hubungan spesialis tersebut dengan klien, termasuk situasi yang mungkin
jawab auditor untuk melaksanakan audit dan laporan audit tidak boleh mengacu pada
pekerjaan spesialis, kecuali laporan spesialis mengakibatkan perlunya modifikasi atas laporan
audit.
Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan tentang
operasi perusahaan sangat penting untuk melaksanakan audit yang memadai. Resiko bisnis
klien adalah resiko bahwa klien akan gagal memenuhi tujuannya. Dalam tahun-tahun terakhir
ini beberapa faktor telah meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan industri
klien:
A. Penurunan yang signifikan pada kondisi ekonomi baru-baru ini diseluruh dunia mungkin
akan meningkatkan secara signifikan resiko bisnis klien. Auditor harus memahami sifat
bisnis klien untuk mengetahui dampak dari kemerosotan ekonomi yang parah terhadap
D. Teknologi informasi mempengaruhi proses iinternal klien, yang meningkatkan mutu dan
E. Semakin pentingnya modal manusia dan asset tidak berwujud lainnya telah meningkatkan
F. Banyak klien yang mungkin telah berinvestasi dalam instrument keuangan yang konpleks,
seperti obligasi utang yang dijadikan jaminan atau sekuritas dengan jaminan hipotek, yang
mungkin telah menurun nilainya, memerlukan perlakuan akuntansi yang rumit, dan
seringkali melibatkan pihak yang tidak dikenal yang dapat menimbulkan resiko keuangan
Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri klien dan
A. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas
resiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat di terimah dan bahkan dapat mempengaruhi
auditor dalam menerimah penugasan pada industri yang lebih berisiko, seperti industri
B. Risiko inheren (risiko bawaan) tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri
tertentu. Familiaritas dengan risiko – risiko tersebut akan membantu auditor dalam menilai
persediaan dalam industri pakaian jadi, risiko inheren atas penagihan piutang usaha dalam
industri pinjaman konsumen,serta cadangan untuk risiko inheren kerugian dalam industri
asuransi kecelakaan.
C. Banyak industri memiliki persyaratan akutansi yang unik yang harus dipahami auditor
untuk mengevaluasi apakah laporan telah sesuai dengan standar akutansi. Sebagai contoh,
jika auditor melakukan audit atas sebuah pemerintahan kota, auditor harus memahami
akutansi pemerintahan dan persyaratan auditnya. Juga ada persyaratan akutansi yang unik
bagi perusahaan konstruksi, kereta api, organisasi nirlaba, lembaga keuangan dan banyak
organisasi lainnya.
Beberapa faktor yang harus dipahami dalam operasi dan proses bisnis yaitu:
Sebuah kunjungan ke fasilitas yang dimiliki klien sangat berguna dalam mendapatkan
pemahaman yang lebih baik atas operasi bisnis klien karena hal ini memberikan
kesempatan untuk mengamati kegiatan operasi secara langsung dan untuk menemui
pegawai – pegawai kunci. Dengan melihat fasilitas fisik auditor dapat menilai keamanan
fisik terhadap aset – asset klien dan menginterpretasikan dan akutansi yang terkait dengan
Transaksi dengan pihak terkait sangat penting bagi auditor karena prinsip – prinsip
akutansi yang berlaku secara umum mengharuskan transaksi itu diungkapkan dalam
laporan keuangan jika material. Pihak terkait didefinisikan dalam standar auditing sebagai
perusahaan afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnya yang bersangkutan
dengan klien itu, dimana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan
operasi pihak lain itu. Sedangkan Transaksi dengan pihak terkait adalah setiap transaksi
antara klien dengan pihak terkait. Contoh yang umum adalah transaksi penjualan atau
pembelian antara perusahaan induk dan perusahaan anak, pertukaran peralatan antara dua
perusahaan yang dimiliki oleh pihak yang sama dan pinjaman kepada pejabat perusahaan.
C. Kode etik
pernyataan kebijakan serta kode prilaku. Sebagai respon atas persyaratan dalam Sarbanes
– oxley act, SEC mewajibkan setiap perusahaan public mengungkapkan apakah telah
menggunakan kode etik yang berlaku bagi manajemen senior, termasuk CEO, CFO, dan
pejabat akutansi utama atau kontroler. Perusahaan yang belum menggunakan kode
tersebut harus mengungkapkan fakta ini dan menjelaskan mengapa belum menerapkannya.
perubahan dan pengecualian dari kode etik itu bagi setiap pejabat perusahaan. Auditor
harus mengetahui kode etik perusahaan dan menelaah setiap perubahan serta pengecualian
dari kode prilaku yang berdampak terhadap sistem tata kelola dan integritas serta nilai etis
Adalah catatan resmi tentang pertemuan dewan direksi dan para pemegang saham.
Notulen ini mencakup otoritasi dan ikhtisar kunsi mengenai topic – topic penting yang di
bahas pada pertemaun tersebut dan keputusan yang diambil oleh para direktur serta
pemegang saham. Contohnya informasi lainnya yang relevan bagi audit mencakup
pembahasan tentang litigasi atau perkara hukum, penundaan penerbitan saham, atau
kemungkinan merger.
bisnis dan industri klien untuk menilai risiko bisnis klien yaitu risiko bahwa klien akan gagal
dalam mencapai tujuannya. Risiko bisnis klien dapat timbul dari banyaknya faktor yang
mempengaruhi klien dan lingkungannya. Seperti teknologi baru yang mengikis keunggulan
kompetitif klien, atau klien gagal melaksanakan strateginya sebaik pesaing. Perhatian utama
auditor tertuju pada risiko salah saji material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
risiko bisnis klien. Sebagai contoh perusahaan sering kali melakukan akuisisi atau merger
strategis yang bergantung pada keberhasilan penggabungan operasi antara dua atau lebih
perusahaan. Jika sinergi yang direncanakan tidak berkembang nilai asset tetap dan goodwill
yang dicatat dalam akuisisi dapat menurun, yang mempengaruhi kewajaran penyajian laporan
keuangan.
Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk
mengurangi resiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai untuk mendukung suatu pendapat
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang material.
pengendalian.
tentang bisnis & industri yang diperoleh dan pelaksanaan prosedur analitis mengenai
Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:
1. Primarily substantive approach
sebagai berikut:
1. Planned assessed level of control risk. Luas pemahaman auditor terhadp struktur
Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan (Planned assessed level of control risk)
yang tinggi, berarti auditor mengangap bahwa struktur pengendalian intern klien adalah
sangat efektif dan dapat mengurangi kemungkinan salah saji. Oleh karena itu, auditor harus
pengendalian.
Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan (Planned assessed level of control risk)
yang rendah, berarti auditor menganggap bahwa struktur pengendalian intern klien sangat
tidak efektif dan tidak akan dapat mencegah terjadinya salah saji. Oleh karena itu, auditor
kemudian menguji apakah salah saji yang tak terdeteksi oleh struktur pengendalian intern
klien tersebut, dapat dideteksi oleh prosedur audit. Oleh karena itu, auditor melakukan
pengujian substantif.
pemilihan strategi audit. Apabila auditor sangat memahami struktur pengendalian intern
klien, maka auditor dapat memilih strategi audit Primarily substantive approach. Apabila
auditor kurang memahami struktur pengendalian intern klien, maka auditor dapat memilih
Pada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian substantif daripada pengujian
pemahaman struktur pengedalian intern klien. Strategi ini lebih banyak dipakai dalam audit
yang pertama kali daripada atas klien lama. Strategi ini digunakan apabila auditor, atas dasar
1. Pengendalian yang terkait dengan suatu asersi, tidak efektif. Oleh karena itu, salah saji
tidak akan dpat dicegah atau dideteksi oleh struktur pengendalian intern klien. Auditor
kemudian menguji apakah salah saji yang tak terdeteksi oleh struktur pengendalian intern
klien tersebut, dapat dideteksi oleh prosedur audit. Dengan demikian, auditor akan lebih
b. Test of control untuk mendukung lower assessed level of control risk melebihi biaya
1. Yang dipengaruhi terutama oleh transaksi tidak rutin atau jarang terjadi seperti
pada strategi ini. Hal ini bukan berarti auditor sama sekali tidak melakukan pengujian
substantif. Auditor tetap melakukan pengujian substantif meskipun tidak se-ekstensif pada
Primarily substantive approach. Auditor lebih banyak melakukan prosedur untuk memperoleh
pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien. Strategi ini lebih banyak dipakai
dalam audit atas klien lama daripada audit yang pertama kali atas klien baru. Strategi ini
digunakan apabila auditor, atas dasar pengalaman maupun tahap perencanaan sebelumnya,
1. Pengendalian yang terkait dengan suatu asersi dirancang dengan baik, dan sangat efektif.
Struktur pengendalian intern klien sangat efektif tersebut akan dapat mengurangi
kemungkinan salah saji. Oleh karena itu, auditor harus menguji apakah struktur
pengendalian intern klien benar-benar efektif dalam mendeteksi salah saji. Auditor lebih
b. Test of control untuk mendukung lower assessed level of control risk lebih rendah
dari pada biaya untuk melaksanakan tes substantif yang lebih ekstensif. Akun yang
diperiksa adalah akun yang dipengaruhi transaksi rutin, dan volumenya tinggi. Contoh
akun seperti itu adalah: penjualan, piutang dagang, persediaan, biaya upah dan gaji.
profesional dan dapat berubah selama masa penugasan jika ternyata situasi-situasi yang
materialitas adalah untuk membantu auditor merencanakan bukti audit yang memadai yang
harus dikumpulkan.
materialitas selama berlangsungnya proses audit. Ketika hal tersebut dilakukan, pertimbangan
yang baru itu disebut revisi atas pertimbangan tentang materialitas. Alasan-alasan
dipergunakannya revisi pertimbangan dapat mencakup karena adanya perubahan salah satu
faktor yang dipergunakan dalam menetukan pertimbangan awal atau karena adanya
kebijaksanaan akibat dari auditor bahwa pertimbangan awal ternyata bernilai terlalu besar
Materialitas lebih merupakan konsep yang relatif bukannya absolut sehingga sejumlah
salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan. Pertimbangan kualitatif
berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yang secara kuantitatif tidak material
dapat secara kualitatif bersifat material, karena penyebabnya yang menimbulkan salah saji
tersebut. Secara Faktor Kuantitatif, misalnya hubungan salah saji dengan jumlah kunci
tertentu dalam laporan seperti: Laba bersih sebelum pajak dalam laporan keuangan dan Total
aktiva dan ekiutas pemegang saham dalam neraca. Faktor kualitatif seperti: Kemungkinan
terjadinya pembayaran yang melanggar hukum dan kecurangan. Syarat yang tercantum dalam
perjanjian penarikan kredit dari bank yang mengharuskan klien untuk mempertahankan
beberapa ratio keuangan pada tingkat minimum tertentu. Adanya gangguan dalam trend laba.
DAFTAR PUSTAKA