PEMERIKSAAN KOPERASI
OLEH :
NIM : A1 A118031
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Audit
Ruang lingkup dari perencanaan audit bervariasi sesuai dengan besarnya dan
kompleksitas permasalahan objek yang diperiksa dan pengetahuan mengenai jenis
usaha objek yang diperiksa. Adapun elemen-elemen perencanaan audit menurut
Arens and Loebbecke (2000:219) adalah :
a) Perencanaan Awal
b) Memperoleh latar belakang informasi
c) Memperoleh informasi tentang kewajiban sah/tentang undang-
undang klien
d) Melaksanakan prosedur menurut penelitian persiapan
e) Materialitas yang diset dan auditor bisa mengambil risiko dan tidak
bisa dipisahkan
f) Memahami struktur pengawasan intern dan menilai risiko kendali
g) Mengembangkan program audit dan rencana audit.
B. Perencanaan Awal
Beberapa hal penting yang terdapat dalam perencanaan awal ini adalah
mengenai keputusan menerima atau menolak klien baru maupun klien lama,
mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit, menentukan staf untuk penugasan dan
membuat surat perikatan. Perencanaan awal itu terdiri dari hal-hal berikut ini :
Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti audit yang akan
dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan dan maksud penggunaan laporan.
Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bahan bukti audit jika
laporan digunakan secara luas.
Agar tidak timbul kesalahan interpretasi akan pekerjaan audit baik dari
pihak auditor, klien maupun pihak lain yang berkepentingan, maka auditor perlu
memperhatikan beberapa hal penting seperti yang diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 310 (PSA No. 05).Dalam paragraf
05 diatur bahwa auditor harus membangun pemahaman dengan klien tentang jasa
yang akan dilaksanakan untuk setiap perikatan. Pemahaman tersebut mengurangi
risiko terjadinya salah interpretasi kebutuhan atau harapan pihak lain, baik di
pihak auditor maupun klien.
Kami mengharapkan kerja sama penuh dari staf Saudara dan kami
yakin bahwa mereka akan menyediakan catatan, dokumentasi, dan
informasi lain yang kami perlukan dalam rangka audit kami.
Berdasarkan diskusi tentang operasi perusahaan dan perencanaan
audit kami, fee audit kami perkirakan sebesar Rp… …… ….
ditambah direct out of pocket expenses dan Pajak Pertambahan
Nilai. Fee tersebut kami hitung berdasarkan waktu yang
diperlukan oleh staf yang kami tugasi untuk melaksanakan audit ini
dan tarif per jam staf yang kami tugasi, yang bervariasi sesuai
dengan tingkat tanggung jawab yang dipikul dan pengalaman serta
keahlian yang diperlukan. Jumlah tersebut akan kami tagih sesuai
dengan kemajuan pekerjaan kami.
Cara yang dapat dilakukan untuk menilai risiko bisnis auditee adalah dengan
melakukan berbagai prosedur analitis, dengan membandingkan berbagai data baik
dari eksternal maupun internal perusahaan, seperti:
1) Memandingkan Saldo tahun ini dengan saldo tahun
sebelumnya.
Auditor dapat dengan mudah membandingkan saldo tahun
berjalan dan saldo tahun sebelumnya untuk memutuskan,
apakah terdapat akun yang memiliki kenaikan jumlah
signifikan.
2) Membandingkan setiap saldo dengan mendetil dengan
membandingkan detail saldo tahun sebelumnya
Dengan secara singkat membandingkan detail saldo periode
saat ini dengan saldo periode sebelumnya, auditor kadang dapat
menentukan akun yang perlu pemeriksaan lebih lanjut
3) Menghitung rasio keuangan tahun ini dan membandingkan
dengan rasio keuangan tahun sebelumnya
Untuk mengetahui kondisi keuangan auditee, seorang auditor
dapat melakukan beberapa macam rasio keuangan, antara lain :
Kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek, rasio
likuiditas, kemampuan untuk membayar hutang jangka
panjang, serta rasio keuangan lainnya.
F. MATERIALITAS
Terdapat lima tahap berurutan yang saling terkait erat satu sama lainnya
dalam penerapan materialitas. Yaitu sebagai berikut:
Ada dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor:
Auditor pada awal masa penugasan audit terlebih dahulu menetapkan nilai
kesalahan penyajian gabungan dalam laporan keuangan yang menurutnya adalah
material. Pertimbangan ini disebut pertimbangan awal tentang tingkat materialitas
(preliminary judgment about materiality) karena pertimbangan ini merupakan
suatu pertimbangan profesional dan dapat berubah selama masa penugasan jika
ternyata situasi-situasi yang melingkupinya berubah. Alasan penetapan suatu
pertimbangan awal tentang tingkat materialitas adalah untuk membantu auditor
merencanakan bukti audit yang memadai yang harus dikumpulkan.
a. Laba rugi. Salah saji gabungan dalam laporan laba rugi biasanya
harus diukur sebesar 3 sampai 6 persen dari laba operasi sebelum
pajak. Panduan 3 sampai 6 persen tepat digunakan untuk tahun
dimana laba yang dihasilkan luar biasa tinggi atau rendah. Ketika
laba operasi disuatu tahun tertentu tidak dianggap representatif
untuk digunakan sebagai dasar ukuran tersebut. Misalnya, rata-rata
laba operasi selama periode 3 tahun dapat digunakan sebagai dasar
yang tepat.
Minimal Maksimal
___
G. RISIKO
SAS NO. 47 (AU 312.20) menyatakan bahwa risiko audit terdiri dari 3
komponen:
Risiko Pengendalian merupakan risiko bahwa suatu salah saji yang material
yang akan terjadi dalam asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat
waktu oleh pengendalian perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi keefektifan
perancangan dan operasi pengendalian internal dalam mencapai tujuan entitas
yang relevan untuk menyusun laporan keuangan entitas. Beberapa risiko
pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan yang melekat pada
pengendalian internal. Sebagai contoh, pengendalian intern mungkin menjadi
tidak efektif karena kelalaian manusia akibat ceroboh atau bosan atau karena
adanya kolusi di antara pesonel pelaksanaannya.
Risiko Deteksi merupakan risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah
saji material yang terdapat dalam suatu perusahaan. Risiko ini merupakan fungsi
keefektifan prosedur audit dan aplikasinya oleh auditor. Hal ini sebagian muncul
dari ketidakpastian yang ada ketika auditor tidak memeriksa semua saldo akun
atau kelompok transaksi untuk mengumpulkan bukti tentang asersi lainnya. Hal
ini dapat dikurangi hingga pada tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan
dan supervisi dan pelaksanaan praktik audit yang sesuai dengan standar
pengendalian mutu.
Auditor tidak dapat memeriksa semua bukti yang berkaitan dengan setiap
asersi untuk setiap saldo akun dan golongan transaksi. Model risiko audit menjadi
pedoman para auditor dalam pengumpulan bukti audit, sehingga auditor dapat
mencapai tingkat keyakinan yang memadai yang diinginkan. Model Risiko audit
(audit risk model) dapat dinyatakan secara kuantitatif sebagai berikut:
AR = IR
X CR X
DR
Dimana :
AR 0,05
DR = = = 28%
IR x CR 0,60 X 0,30
Tujuan utama auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk
mengurangi resiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai untuk mendukung
suatu pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam
segala hal yang material.
Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor: