Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wataala yang telah memberikan rahmat
serta hidayahnya terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Audit Laporan Keuangan 1 dengan judul
Penerimaan Penugasan dan Perencanaan Audit. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Audit Laporan Keuangan 1 di
Universitas Pekalongan.
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan pembuatan
makalah, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan arahan dalam
pembuatan makalah ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan baik
dalam teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak yang membangun sangat kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Pekalongan, Oktober 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan yang dilakukan dalam suatu audit sangat tergantung kepada
perusahaan yang diaudit. Apabila klien merupakan perusahaan kecil, maka audit
cukup dilakukan oleh satu atau dua orang auditor dengan waktu pengerjaan audit
yang relatif tidak begitu lama, dan dengan honorarium audit yang tidak begitu
besar. Namun apabila perusahaan yang diaudit adalah perusahaan besar, maka
dibutuhkan auditor dalam jumlah yang banyak, waktu pengerjaan audit berbulan
bulan, dan honorarium audit yang sangat tinggi. Dalam setiap audit baik audit
pada perusahaan besar maupun pada perusahaan kecil, selalu terdapat empat
tahapan kegiatan, yaitu penerimaan penugasan audit, perencanaan audit,
pelaksanaan pengujian audit, dan pelaporan audit.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang tahapan audit atas laporan
keuangan yaitu penerimaan penugasan, perencanaan audit dan pelaksanaan
pengujian audit.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tahap-tahap dalam penerimaan penugasan auditing
2.

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk memahami prinsip teori manajemen aliran klasik.
2. Untuk memahami prinsip teori aliran hubungan manusiawi atau aliran
neoklasik.
3. Untuk memahami prinsip aliran manajemen.
4. Untuk mengetahui perkembangan teori manajemen.

BAB II
PEMBAHASAN

Sebelum audit atas laporan keuangan dilaksanakan, auditor perlu mempertimbangkan


apakah akan menerima atau menolak perikatan audit (audit engagement) dari calon
kliennya. Jika auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari calon klien,
ia akan melaksanakan audit dalam beberarapa tahap.

Tahap Tahap Auditing Atas Laporan Keuangan

Proses audit atas laporan keuangan dibagi menjadi empat tahap berikut ini:

1. Penerimaan perikatan audit


Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan
suatu ikatan perjanjian. Dalam ikatan tersebut klien menyerahkan pekerjaan
audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk
melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi
profesinalnya.
Enam langkah yang perlu ditempuh oleh auditor di dalam mempertimbangkan
penerimaan perikatan audit dari calon klien :
a. Mengevaluasi Integritas Manajemen
Untuk dapat menerima perikatan audit, auditor berkepentingan untuk
mengevaluasi integritas manajemen, agar auditor mendapatkan
keyakinan bahwa manajemen Perusahaan klien dapat dipercaya,
sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material.
Cara yang dpat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas
manajemen adalah:
Melakukan komunikasi dengan auditor pendahulu
Sebelum menerima suatu perikatan auditing, auditor pengganti
harus mencoba melaksanakan komunikasi tertentu berikut ini:
- Meminta keterangan kepada auditor pendahulu mengenai
masalah masalah yang spesifik.
- Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor
pengganti mengadakan komunikasi dengan auditor
pendahulu dan meminta persetujuan dari klien untuk
melakukan hal tersebut.
- Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan
oleh auditor pendahulu.
Meminta keterangan kepada pihak ketiga
Informasi integritas manajemen dapat diperoleh dengan
meminta keterangan kepada penasehat hukum, pejabat bank,
dan pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis yang
mempunyai hubungan bisnis dengan calon klien .Sumber
informasi lain yang dapat digunakan untuk menilai integritas
adalah KaDIN (Kamar Dagang Indonesia), pergantian
manajemen yang diberitakan disurat kabar, melakukan review
terhadap laporan audit tahun sebelumnya.
Melakukan review terhadap pengalaman auditor di masa lalu
dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan
Misalnya, auditor perlu mempertimbangkan adanya kekeliruan
atau kecurangan dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
klien yang ditemukan oleh klien yang ditemukan dalam audit
atas laporan keuangan tahun lalu.
b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa
Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang
kondisi khusus dan risiko luar biasa yang mungkin berdampak
terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat diketahui
dengan cara:
Mengidentifikasi pemakai laporan audit
Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal
calon klien di masa depan
Mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya laporan
keuangan calon klien diaudit

c. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit


Sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor harus
mempertimbangkan apakah ia dan anggota timnya memiliki
kompetensi memadai untuk meyelesaikan perikatan tersebut, sesuai
dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI.

d. Menilai independensi
Aturan etika kompartemen Akuntan Publik mengatur tentang
independensi auditor dan stafnya sebagai berikut:
Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam
memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam
standar profesional akuntan publik yang ditetapkan olek IAI.
Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen
dalam fakta maupun dalam penampilan.
Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus
mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari
benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan faktor salah
saji material yang diketahuinya atau mengalihkan
pertimbangannya kepada pihak lain.
e. Auditor profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan
Auditor harus mempertimbangkan apakah ia dapat melaksanakan
audit dan menyusun laporan auditnya secara cermat dan seksama.
Kecermatan dan keseksamaan penggunaan kemahiran profesional
auditor ditentukan oleh ketersediaan waktu yang memadai untuk
merencanakan dan melaksanakan audit.
Penentuan waktu perikatan
Umunya waktu enam sampai dengan sembilan bulan
merupakan jangka waktu yang memadai bagi auditor untuk
merencanakan secara seksama pekerjaan audit, sehingga
idealnya waktu perikatan audit sudah diterima oleh auditor
enam sampai sembilan bulan sebelum akhir tahun buku klien.
Perikatan auditor mendekati akhir tahun buku klien
menyebabkan auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit
penting.
Pertimbangan jadwal pekerjaan lapangan
Auditor menggolongkan jadwal pelaksanaan pekerjaan
lapangan ke dalam dua kelompok :
a. Pekerjaan interim (interim work) yang merupakan
pekerjaan lapangan yang dilaksanakan oleh auditor tiga
sampai empat bulan sebelum tanggal neraca.
b. Pekerjaan akhir tahun (yer-end work) merupakan pekerjaan
lapangan yang dilaksanakan oleh auditor beberapa minggu
sebelum tanggal neraca sampai tiga bulan setelah tanggal
neraca.
Pemanfaatan personel klien
Pemanfaatan personel klien akan berdampak besar terhadap
penentuan jumlah staf, jadwal audit, serta biaya audit.
Pemanfaatan hasil pekerjaan auditor intern akan berdampak
terhadap:
a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas
pengendalian intern
b. Pengujian pengendalian
c. Pengujian Subtantif.

Personel klien juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai


perikatan berikut ini

a. Pembuatan daftar saldo akun buku besar (working trial


balance)
b. Rekonsiliasi akun kontrol (controling account) dalam buku
besar dengan akun buku pembantu (subsidiary ledger)
yang bersangkutan
c. Pembuatan daftar umur piutang
d. Pembuatan daftar polis asuransi yang berlaku, piutang
wesel, dan penambahan dan pengurangan aktiva tetap
dalam tahun yang diaudit.

f. Membuat surat perikatan audit


Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya. Keduanya
berkepentingan terhadap surat perikatan audit, karena dalam surat
tersebut berbagai kesepakatan penting tentang perikatan audit
didokumentasikan, sehingga dapat dicegah terjadinya kesalahpahaman
yang mungkin timbul antara auditor dengan kliennya.
Isi Pokok Surat Perikatan Audit :
a. Tujuan audit atas laporan keuangan
b. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
c. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan,
pernyataan dari badan profesional yang harus dianut oleh auditor
d. Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan
oleh auditor untuk menyampaikan hasil perikatan
e. Fakta bahwa audit memiliki keterbartasan bawaan bahwa
kekeliruan dan kecurangan material tidak akan terdeteksi
f. Pengaturan reproduksi laporan keuangan auditan
g. Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi tentang
kelemahan signifikan dalam pengendalian intern yang ditemukan
oleh auditor dalam auditnya
h. Akses ke berbagai catatan, dokumentasi dan informasi lain yang
diharuskan dalam kaitannya dengan audit
i. Dasar yang digunakan oleh auditor unuk menghitung fee audit dan
pengaturan penagihannya.

2. Perencanaan audit
Ada tujuh tahapan yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan
auditnya:
a. Memahami bisnis dan industri klien
b. Melaksanakan prosedur analitik
c. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
d. Mempertimbangkan risiko bawaan
e. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh tehadap saldo
awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
f. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
g. Memahami pengendalian intern klien
3. Pelaksanaan pengujian audit
Dalam audit, auditor melakukan berbagai macam pengujian (test), yang
secara garis besar dapat digolongkan menjadi 3 golongan:
a. Pengujian analitik (analytical test)
Pengujian ini dilakukan oleh auditor dengan cara mempelajari
perbandingan dan hubungan antara data yang satu dengan data yang lain.
Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam
memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan
audit lebih intensif. Auditor harus memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan
dengan cara analisis rasio, analisis laba bruto, analisis terhadap laporan
keuangan.

b. Pengujian pengendalian (test of control)


Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
memverifikasi efektifitas pengendalian intern klien.
Pengujian pengendalian terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi
mengenai:
Frekuensi pelaksanaan aktivitas pengendalian yang ditetapkan
Mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian tersebut
Karyawan yang melaksanakan aktivitas pengendalian tersebut

c. Pengujian Subtantif (Subtantif test)


Pengujian Subtantif merupakan prosedur audit yang dirancang untuk
menemukan kemungkinan kesalahan moneter yang secara langsung
mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.
Kesalahan moneter yang terdapat dalam informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam:
1. Penerapan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
2. Tidak diterapkannya prinsip akuntansi akuntansi berterima umum di
Indonesia
3. Ketidakkonsistenan dalam penerapan prinsip akuntansi akuntansi
berterima umum di Indonesia
4. Ketidaktepatan pisah batas pencatatan transaksi
5. Perhitungan (penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian)
6. Pekerjaan penyalinan, penggolongan dan peringkasan informasi
7. Pencantuman pengungkapan unsur tertentu dalam laporan keuangan

4. Pelaporan audit
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Sebelum menerima suatu audit penugasan, auditor harus memastikan
bahwa penugasan tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan semua
standar profesional, termasuk standar auditing, standar kode etik akuntan,
dan standar pengendalian mutu.
2. Tahap-tahap penting dalam penerimaan suatu penugasan meliputi:
evaluasi integritas manajemen, mengidentifikasi keadaan-keadaan khusus
dan resiko tak biasa, menentukan kompetensi, menilai independesi,
menentukan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan dengan cermat dan
teliti, serta menerbitkan surat penugasan.
3. Penetapan perencanaan yang tepat merupakan pekerjaan yang cukup sulit
dalam melaksanakan audit yang efisien dan efektif. Tahapan tahapan
perencanaan meliputi pekerjaan mendapatkan pemahaman tentang bisnis
dan industri klien dan melaksanakan prosedur analitis.

B. SARAN
Dalam makalah ini penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan semoga bisa menambah wawasan
pembaca. Disini Penulis juga minta maaf kepada pembaca jika ada
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini atau ada
persepsi yang berbeda dari pembaca agar kami sebagai penulis bisa
memperbaikinya untuk masa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi.2002.Auditing.Jakarta:Salemba Empat
http://lutfindahns.blogspot.co.id/2015/10/makalah-auditing-penerimaan-
penugasan.html?m=1 diakses pada 30/10/2016, pukul 18.00WIB.

Anda mungkin juga menyukai