Anda di halaman 1dari 15

PENGAUDITAN INTERNAL

TEKNIK-TEKNIK AUDIT

Disusun oleh:

Kelompok 1

1. Ni Kadek Sri Yuliantari 1802622010250/16


2. Risma Agustina Anggraeni 1802622010264/30

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021
7.1 PENERAPAN TEKNIK-TEKNIK AUDIT
Penugasan audit kebanyakan akan dilakukan dalam satu dari empat bentuk, yaitu :
a. Audit Fungsional
Audit fungsional adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir serta
melintasi lini organisasi. Audit fungsional memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi
dibanding jenis audit lainnya, hal ini dikarenakan audit fungsional mencakup semua
aspek yang ada di perusahaan. Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik
fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja sama. Audit
fungsional memiliki kesulitan khusus karena luas dan cakupannya. Audit fungsional yang
bernilai bagi sebuah organisasi mencakup audit atas:
              Dalam melakukan audit fungsional, dan audit jenis lainnya, auditor internal
harus selalu menyadari apa yang diharapkan oleh manajemen senior dari auditor internal.
Setiap organisasi diarahkan dan dipimpin oleh keputusan manajemen. Keputusan yang
baik tergantung keputusan yang tepat. Dalam semua auditnya, auditor internal, sebagai
konsultan sekaligus mitra bagi manajemen, harus mengevaluasi informasi yang menjadi
dasar pengambilan keputusan oleh manajemen dan memastikan bahwa sistem control
berfungsi seperti yang diinginkan. Manajemen senior mengharapkan auditor memiliki
karakteristik berikut dalam penugasannya:
 Menguasai teknik-teknik audit internal.
 Mampu menetapkab sumber-sumber informasi faktual.
 Memiliki kapasitas untuk secara mendalam menganalisis informasi yang diterima.
 Memiliki kemampuan untuk membuat rekomendasi berdasarkan bukti-bukti yang
kuat.
 Memiliki sifat bersungguh-sungguh, penuh integritas, dan rendah hati dalam
melakukan semua penugasan audit.

b. Audit Organisasional
Audit organisasional (organizational audit ) tidak hanya memperhatikanaktifitas yang
dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan control administratif yang digunakan
untuk memastikan bahwa aktifitas-aktifitas tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu auditor
tertarik pada seberapa baik manajer organisasi memenuhi tujuan organisasi dengan
sumber daya yang ada. Khususnya dalam organisasi yang besar dengan berbagai operasi
dan fungsi, auditor disarankan untuk menetukan seberapa baik manajemen melakukan
pengelolaan, seberapa baik transaksi yang mengalir atau mengucur melalui saluran pipa
organisasi. Tolak ukur audit atau standar yang diterapkan pada operasi organisasi
dibangun dari elemen-elemen yang membentuk kontrol adiministratif yang dapat
diterima.
Auditor internal harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan yaitu menetapkan tujuan,
membuat kebijakan dan prosedur, mempertahankankontinuitas, dan menilai ulang
rencana dan sasaran dalam kondisi yang berubah. Mereka harus mengenal prinsip-prinsip
pengorganisasian yaitu pemberian tanggung jawab, pendelegasian wewenang, dan
pengembangan staf. Auditor internal harus mengetahui prinsip-prinsip pengarahan yaitu
kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi. Mereka harus mengenal prinsip -prinsip
kontrol yaitu menetapkan standar, mempertahankan standar, melatih karyawan agar
mematuhi standar, menerapkan sistem persetujuan dan penelaahan, memastikan
kepatuhan terhadap standar, merencanakan sistem pencatatan, pelaporan, dan kontrol
induk, serta mengawasi keseluruhan proses yang sedang berjalan.
Setiap organisasi harus ditelaah produktivitasnya yaitu efisiensi dan efektivitas pengguna
sumber daya yang dipercayakan kepada manajer. Meningkatkan produktivitas merupakan
kunci bertahannya organisasi dalam lingkungan yang kompetitif.

c. Studi dan Konsultasi Manajemen


Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit jangka
panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki
masalah organisasi. Organisasi-organisasi ini telah mendapatkan manfaat dari
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki para konsultan. Organisasi-organisasi yang
lain munkin tidak merasakan hal yang sama. Kekecewaan ini bisa bersumber dari
berbagai penyebab. Beberapa diantaranya adalah:
 Para karyawan mungkin menganggap para konsultan tersebut sebagai orang asing
yang tidak terlibat dalam gaya hidup dan pergaulan organisasi.
 Konsultan telah mengikuti pelatihan dalam jangka waktu yang lama dan berbiaya
tinggi.
 Rekomendasi konsultan luar, yang biasanya dikomunikasikan dalam pertemuan
terakhir atau dalam laporan rinci, bisa memancing reaksi defensive dari klien.
 Konsultan luar biasanya mengenakan tarif yang sangat mahal, yang dalam banyak
kasus, akan melebihi biaya memberdayakan orang-orang berbakat yang telah
dimiliki organisasi.
Auditor harus menerapkan semua teknik mempengaruhi yang mereka miliki sejak
permulaan dan disepanjang penugasan, mereka harus membuat manajemen tetap
mengetahui informasi dan memperoleh rekomendasi pada tingkat akar rumput sebelum
menyajikannya ke manajemen.
Setelah mengenali situasi tersebut internal auditor membuat persentasi formal ke
manajemen mengenai pandangan mereka terhadap masalah tersebut dan memberikan
usulan untuk mengatasinya. Studi ini dilaksanakan secara mendalam, studi harus
menghasilkan jawaban yang kuat atas pertanyaan relevan yang diajukan manajemen dan
bias memberikan dukungan yang kuat atas rekomendasi yang diajukan. Studi harus
didasarkan pada pemahaman mendalam atas masalah-masalah berikut, diantaranya:
 Apa saja masalah yang mendasar? (masalah apa yang sebenarnya).
 Apa saja fakta-fakta yang relevan? (data, proses, sistem, kebijakan, organisasi,
orang-orang yang ada, masa lalu, masa kini, kemungkinan di masa datang).
 Apa penyebabnya? (jumlah, variasi penyebab, akar masalah dan penyebab di
permukaan, kapan penyebab tersebut mulai mempengaruhi masalah).
 Apa solusi yang mungkin? (alternatif yang ada, biaya, jawaban atas masalah lokal
dalam organisasi yang terpengaruh, solusi atas masalah dengan implikasi
menyeluruh ke organisasi, efek samping yang mungkin atas solusi yang diajukan).

d. Audit Atas Program


Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai yang seiring
dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsung  progam ekspansi, program
baru untuk manfaat karyawan, kontrak baru, program kesehatan pemerintah atau program
pelatihan yang berhubungan erat dengan tujuan organisasi. Tujuan auditnya adalah
memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil program
dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam penelaahan ini
akan membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman yang sama atas
istilah-istilah yang digunakan. Berikut beberapa diantaranya:
 Evaluasi
Memastikan nilai sesuatu dengan membandingkan antara pencapaian dengan
standar atas tujuan.  
 Evaluasi program
Secara umum, mengevaluasi apa yang telah dicapai, terkait dengan sumber daya
yang digunakan, dan atas itu, apakah tujuan-tujuan program telah layak dan
sesuai.
 Study biaya manfaat
Mempertimbangkan hubungan antara sumber daya yang digunakan dan biaya
(masukan) dan manfaat (keluaran atau hasil).
 Study efektitas biaya
Mempertimbangkan manfaat (hasil) yang tidakdapat diukur dalam nilai uang
(Dollar-Rupiah), manfaat-manfaat program magang yang baru, misalnya, atau
pengajaran siswa-siswi yang cacat.

Intinya, auditor internal ingin menetukan tiga hal dalam audit atas program.
Dalam sektor swasta pencapaian umumnya diukur dalam pendapatan dan keuntungan.
Dalam sektor publik auditor internal memperhatikan:

 Keluaran
Mencakup hal-hal seperti jasa yang diberikan, barang yangdiproduksi, dan biaya,
dan bantuan yang diberikan. Misalnya siswa-siswa yang diajar, kasus-kasus yang
diproses.
 Manfaat atau Hasil
Manfaat mencerminkan dampak dari keluaran. misalnya, jumlah siswa yang
diajar merupakan pengeluaran. Tetapi, peningkatan tingkat pengetahuan,
keahlian, motivasi, dan aspirasi dari para siswa merupakan manfaat. Manfaat atau
hasil lebih sulit diukur disbanding keluaran namun jelas manfaat lebih relevan
dalam mengevaluasi suatu program.
 Dampak
Dampak yang dimaksud yaitu efek dari suatu program terhadap suatu komunitas,
masyarakat atau bahkan dunia.
Jelaslah bahwa tujuan, sasaran dan standar harus diidentifikasi cukup spesifik dalam
penelaahan program jika tidak auditor tidak memiliki alat untuk mengukur dan hasil audit
berupa opini akan dipertentangkan. Tujuan,sasaran dan standar tidak mudah diidentifikasi
bila:
 Manajemen, dewan komisaris atau badan pembuat UU tidak dengan jelas
mendefinisikan tujuannya.
 Tujuan-tujuan saling tumpah tindih atau saling tergantung satu sama lain.
 Orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan sasaran, atau standar tidak
benar-benar memahaminya.
 Maksud yang tampak dari manajemen, dewan komisaris atau badan pembuat UU
tidak diikuti.
 Tujuan program yang sebenarnya tidak diidentifikasi atau telah berubah meskipun
tujuan dinyatakan tetap sama.
e. Audit Kontrak
Kontrak kontruksi atau operasi sering melibatkan uang dalam jumlah besar.
Kontrak kontruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi. Kontrak
operasi bisa memberikan jasa ataupun operasi terprogram. Kontrak umumnya terdiri atas
tiga kategori:
 Biaya Sekaligus (Lump-Sump)
Pada kontrak lump sum (harga tetap) kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan
dengan harga tetap. Kadang kontrak mengandung klausul kenaikan, kemajuan
pembayaran, ketentuan insentif, dan penyesuaian atas biaya pekerjaan lapangan,
jika biaya melebihi yang disepakati biaya tambahan akan ditanggung oleh
organisasi.
 Biaya Tambahan (Cost-Plus)
Merupakan cara paling ekonomis untuk proyek kontruksi atau operasi,karena
banyaknya ketidakpastian dalam proyek-proyek ini. Kontrak-kontrak cost-plus
tidak membutuhkan perlindungan atas ketidakpastian. Biaya-biaya tak terduga
bisa dimintakan penggantian sejumlah biaya ditambah tarif tetap atau biaya
ditambah tarif berdasarkan persentase biaya. Jenis penggantian banyak dihindari
organisasi karena adanya motivasi untuk menaikkan biaya sehingga
meningkatkan tarif. Beberapa kontrak cost-plus memberikan biaya maksimum
dan memisahkan setiap penghematan yang bisa dilakukan.
 Harga Per Unit (Unit-Price)
Berguna jika suatu proyek membutuhkan pekejaan yang seragam dalam jumlah
yang besar.
Semua bentuk kontrak ini, khususnya jenis cost-plus bisa memperoleh manfaat dari
pengawasan audit. Audit internal seharusnya tidak menungu sampai proyek dijalankan
untuk melindungi kepentingan organisasi mereka.
f. Audit Terintegrasi
Akhir-akhir ini audit integrasi dianggap sebagai bagian utama dari fungsi audit internal.
Konsep integrasi bisa meluas dan mencakup aspek-aspek seperti menyediakan audit yang
berlaku sebagai :
 Audit berkelanjutan atas elemen-elemen neraca dan operasional dalam audit
kinerja,
 Pelaksanaan audit atas tahap varian dari operasi klien yang biasanya diaudit
secara terpisah,
 Sebuah latihan dalam audit partisipatif dimana klien membantu perencanaan audit
dan berpartisipasi dengan staf dalam pelaksanaan audit,
 Sebuah audit yang sebenarnya menggabungkan berbagai tahap audit internal
seperti audit keuangan, kinerja, dan sistem informasi.

Tingkat integrasi tergantung pada :

 Ukuran staf audit,


 Kompetensi yang dimiliki staf audit,
 Filosofi audit yang dipegang manajemen organisasi dan organisasi audit,
 Tingkat aktivitas teknologi klien dan organisasi audit,
 Biaya manfaat dari pengoperasian audit.
g. Konsultan
Konsultan teknis dibutuhkan untuk mengklarifikasi hal-hal teknis atau yang
diketahui orang-orang tertentu saja, mengarahkan pemeriksaan ke bidang-bidang tertentu,
dan melindungi auditor dari informasi yang tidak akurat atau dari pernyataan sepihak
oleh karyawan lini. Tetapi didalam mengambil keputusan dari pengumpulan bukti,
menyusun fakta, dan memeriksa data hanya auditorlah yang bertanggung jawab.

7.2 Studi dan Konsultasi Manajemen

Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi manajemen,


membuat evaluasi dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah organisasi. Staff
internal audit pada tingkat atas, yang telah berpengalaman dalam audit operasi dan memahami
tujuan, kebijakan, organisasi dan orang-orang dalam organisasi, merupakan sumber bakat yang
alami untuk jenis pekerjaan konsultasi ini. Internal auditor telah benar-benar mengetahui teknik-
teknik yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah: yaitu mengumpulkan fakta, melakukan
analisis, dan mengevaluasi tujuan. Internal auditor mengembangkan teknik-teknik ini dalam
audit rutin mereka. Teknik-teknik yang sama dibutuhkan juga untuk menyelesaikan masalah-
masalah manajemen.

Auditor harus menerapkan semua teknik memengaruhi yang mereka miliki sejak
permulaan dan di sepanjang penugasan. Mereka harus membuat manajemen tetap mengetahui
informasi dan memperoleh rekomendasi pada tingkat akar rumput sebelum menyajikannya ke
manajemen. Studi yang dilakukan manajemen harus dilakukan secara mendalam, tidak bisa
langsung mengenali masalah. Studi tersebut membutuhkan penelaahan ekstensif dan penelitian
yang mendalam. Studi harus menghasilkan jawaban yang kuat atas setiap pertanyaan relevan
yang diajukan manajemen, dan bisa memberi dukungan yang kuat atas rekomendasi yang
diajukan. Studi harus didasarkan pada pemahaman mendalam atas masalah-masalah berikut ini,
diantaranya:

 Apa saja masalah yang mendasar? (Tidak perlu masalah yang dipikirkan manajemen
sebagai masalah mendasar, tetapi apa masalah sebenarnya.)
 Apa saja fakta-fakta yang relevan (Data, proses, prosedur, kebijakan, organisasi, orang-
orang yang ada, masa lalu, masa kini, kemungkinan di masa datang, apa yang telah ditulis
mengenai subjek tersebut, dan apa yang sedang dilakukan pada organisasi lain.) - Apa
penyebabnya? (Jumlah dan variasi penyebab, akar masalah dan penyebab di permukaan,
kapan penyebab tersebut mulai memengaruhi masalah.)
 Apa solusi-solusi yang mungkin? (Alternatif yang ada, biaya, jawaban, atas masalah lokal
dalam organisasi yang terpengaruh, solusi atau solusi- solusi atas masalah generik dengan
implikasi menyeluruh ke organisasi, efek samping yang mungkin atas solusi yang
diajukan.)

7.3 Sifat Bukti Audit, Bukti Fisik, Bukti Pengakuan, Bukti Dokumen dan Bukti Analitis

Bukti audit adalah fakta dan informasi yang akan digunakan untuk mengambil keputusan
dari tujuan audit; pengambilan bukti harus direncanakan, dan dikumpulkan dan dianalisa
sebelum keputusan ditetapkan.
Dapat disimpulkan bahwa bukti audit adalah fakta dan informasi yang diperoleh auditor
melalui pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan yang dapat digunakan
untuk pembuatan kesimpulan audit dari tujuan audit
Auditor manajemen harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam setiap penugasannya, mengetahui
fakta dan informasi yang reliable,significan, dan relevan dengan tujuan audit. Bukti audit dapat
dikelompokan ke dalam empat kelompok yaitu:

a. Bukti analisis (analytical evidence): Bukti audit harus sesuai dengan kenyataan. Bukti analisis
adalah bukti yang diperoleh auditor dari hasil penerapan pengetahuan dan keahliannya atas fakta
dan informasi yang diperolehnya selama pekerjaan audit berlangsung. Bukti audit ini memilki
tingkat kepercayaan paling tinggi bagi auditor, karena merupakan hasil analisisnya sendiri.
b. Bukti langsung (direct evidence); Bukti yang diperoleh langsung dari sumber yang kompeten dan
berwenang, misalnya bukti pembelian yaitu faktur asli yang diterbitkan oleh penjual.
Kepemilikan gedung, berupa akte jual beli dan balik nama dari notaris. Bukti ini mempunyai
kekuatan hokum yang pasti, sehingga memiliki kekuatan untuk dijadikan dasar pengambilan
keputusan oleh auditor.
c. Bukti tidak langsung (circumstantial, or indirect evidence); bukti ini diperoleh dari sumber bukan
utama, misalnya bukti hasil wawancara dengan karyawan tentang kondisi mesin yang digunakan
dalam proses produksi, bukti konfirmasi, bukti pernyataan dsb.
d. Bukti terbaik dan sekunder (best and secondary evidence); Bukti terbaik dapat diartikan
sebagai bukti asli (dokumen asli), sementara bukti sekunder dapat dikatakan sebagai
duplikat (kopi) dari bukti atau dokumen asli. Dalam berbagai kondisi, bukti asli
sebaiknya digunakan terlebih dahulu sebelum bukti-bukti lain digunakan. Contoh bukti
kelompok ini adalah copy kontrak, untuk bukti jenis ini auditor harus meyakinkan diri
bahwa bukti tersebut sesuai dengan aslinya. Bukti jenis ini mempunyai tingkat
kepercayaan yang lemah dibandingkan dengan bukti original.
Kualitas dan reliabilitas bukti akan sangat berpengaruh pada kesimpulan auditor. Berdasarkan kualitas
dan reliabilitas bukti, dapat diklasifikasi menjadi :

a. Bukti yang relevan yaitu bukti yang berkaitan erat dengan pokok permasalahan yang
sedang dibahas auditor. Bukti ini harus mempunyai keterkaitan secara logis dengan
criteria dari tujuan audit.
b. Bukti yang material; bukti yang sangat mempengaruhi auditor dalam mengambil
keputusan. Materialitas bukti dapat diukur dengan jumlah uang secara absolute atau
penting tidaknya dengan poko masalah dan tujuan audit. Penilaian materialitas ini sangat
subyektif menurut pertimbangan auditor.
c. Bukti kompeten; bukti ini merupakan bukti yang diperoleh dari sumber berwenang dan
independen. Beberapa kriteria untuk bukti kompeten:
 Bukti diperoleh dari sumber independen, dengan jaminan kepercayaan yang tinggi
terpisah dari organisasi yang diaudit.
 Bukti yang diperoleh dari organisasi dengan system pengendalian intern yang
baik.
 Bukti yang diperoleh sendiri oleh auditor, seperti bukti hasil pemeriksaan fisik,
hasil observasi, atau hasil perhitungan atau analisis auditor.
 Dokumen asli, bukac copy.
d. Bukti yang cukup (sufficiency evidence); bukti yang cukup artinya bukti yang akan
memberikan kesimpulan yang yang sama dengan auditor. Dengan bukti yang cukup
orang lain tidak akan dapat mempermasalahkan kesimpulan auditor.
Adapun menurut sifatnya, bukti audit dibedakan menjadi :
a. Bukti fisik (physical evidence) diperoleh dengan mengamati orang, properti, dan
kejadian. Bukti ini dapat berbentuk observasi oleh pengamat, atau oleh foto, bagan, peta,
grafik atau gambar-gambar lainnya. Bukti grafik bersifat persuasive. Semua pengamatan
harus didukung oleh contoh-contoh dokumen. Jika pengamatan merupakan satu-satunya
bukti, maka lebih disukai bila ada dua atau lebih auditor yang melakukan pengamatan
fisik yang penting. Jika dimungkinkan, wakil dari klien harus menemani auditor dalam
pemeriksaan tersebut.
b. Bukti Pengakuan (testimonial evidence) berbentuk surat atau pernyataan sebagai jawaban
atas pertanyaan. Bukti ini jika dimungkinkan masih harus didukung oleh dokumentasi.
c. Bukti dokumen (documentary evidence) merupakan bentuk bukti audit yang paling biasa.
Dokumen dapat berasal dari eksternal maupun internal. Bukti dokumen eksternal
mencakup surat atau memorandum yang diterima oleh klien, faktur-faktur pemasok, dan
lembar pengemasan. Bukti dokumen internal dibuat dalam organisasi klien, mencakup
catatan akuntansi, salinan korespondensi ke pihak luar, laporan penerimaan melalui
email, dll
Sumber bukti dokumen akan mempengaruhi keandalannya. Sebuah dokumen eksternal
yang diperoleh langsung dari sumbernya (misal sebuah konfirmasi) lebih andal
dibandingkan dokumen yang di dapat dari klien.
d. Bukti Analitis (analytical evidence), berasal dari analitis dan verifikasi. Sumber-sumber
bukti ini adalah perhitungan: perbandingan dengan standar yang ditetapkan, operasi masa
lalu, operasi yang serupa, dan hukum atau regulasi; pertimbangan kewajaran; dan
informasi yang telah dipecah ke dalam bagian-bagian kecil
Berdasarkan prosedur audit, bukti audit dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis bukti. Berikut ini
dikemukakan ke Sembilan jenis bukti tersebut:
a. Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat
dipercayai data akuntansi. Kuat lemahnya struktur pengendalian intern merupakan
indicator utama yang menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Oleh karena itu,
struktur pengendalian intern merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau
tidaknya informasi keuangan dipercaya.
b. Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan.
Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung
auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling obyektif dalam
menentukan kualitas yang bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis
bukti yang paling dapat dipercaya. Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang
berupa inspeksi penghitungan, dan observasi. Pada umumnya biaya memperoleh bukti
fisik sangat tinggi. Bukti fisk berkaitan erat dengan keberadaan atau kejadian,
kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
c. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat
laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang
diperiksa dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan akuntansi merupakan
obyek audit. Obyek audit adalah laporan keuangan. Tingkat dapat dipercayanya catatan
akuntansi tergantung kuat lemahnya struktur pengendalian intern.
d. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi lansgung
dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsure tertentu yang
berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat
tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara
langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak menghabiskan waktu dan biaya.
Ada tiga jenis konfirmasi, yaitu:
a. Konfirmasi positif
b. Blank confirmation
c. Konfirmasi negative
Konfirmasi yang dilakukan auditor pada umumnya dilakukan pada pemeriksaan:
a. Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klien
b. Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelanggan
c. Persediaan yang disimpan di gudang umum. Persediaan ini dikonfirmasikan ke penjaga
atau kepala gudang
d. Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor
e. Bukti Dokumenter
Bukti documenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurutr sumber
dan tingkat kepercayaannya bukti, bukti documenter dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung
b. Bukti documenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
c. Bukti documenter yang dibuat dan disimpan oleh klien
Bukti dokumenter kelompok a mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada
kelompok b. Bukti dokumenter kelompok b mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi
daripada kelompok c. bukti dokumenter meliputi notulen rapat, faktur penjualan,
rekening koran bank (bank statement), dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti
documenter tergantung sumber dokumen, cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu
sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat kemungkinan terjadinya kesalahan atau
kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen. Bukti documenter banyak
digunakan secara luas dalam auditing. Bukti documenter dapat memberikan bukti yang
dapat dipercaya (reliabel) untuk semua asersi.
f. Bukti Surat Pernyataan Tertulis
Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu
yang bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian
tertentu. Bukti surat pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi
klien maupun dari dari sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis. Reprentation letter
atau representasi tertulis yang dibuat manajemen merupakan bukti yang berasal dari
organisasi klien. Surat pernyataan konsultan hokum, ahli teknik yang berkaitan dengan
kegiatan teknik operasional organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak
ketiga. Bukti ini dapat menghasilkan bukti yang reliable untuk semua asersi.
g. Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis
Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor.
Penghitungan yang dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan
matematis. Bukti ini dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi
klien. Perhitungan tersebut misalnya:
a. Footing untuk meneliti penjumlahan vertical
b. Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontal
c. Perhitungan depresiasi
Bukti matematis dapat diperoleh dari tugas rutin seperti penjumlahan total saldo, dan
perhitugnan kembali yang rumit seperti penghitungan kembali anuitas obligasi. Bukti
matematis menghasilkan bukti yang handal untuk asersi penilaian atau pengalokasian
dengan biaya murah.
h. Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia, sehingga ia
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan. Masalah yang ditanyakan
antara lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan
prosedur akuntansi yang tidak lazim, kemungkinan adanya utang bersyarat maupun
piutang yang sudah lama tak tertagih. Jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan
merupaka bukti lisan. Bukti lisan harus dicatat dalam kertas kerja audit. Bukti ini dpat
menghasilkan bukti yang berkaitan dengan semua asersi.
i. Bukti Analitis dan Perbandingan
Bukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran
atau standar prestasi, trend industry, dan kondisi ekonomi umum. Bukti analitis
menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan
keuangan dan kewajaran hubungan antas pos-pos dalam laporan keuangan. Keandalan
bukti analitis sangat tergantung pada relevansi data pembanding. Bukti analitis berkaitan
serta dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau
pengalokasian.
Bukti analitis meliputi perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan keuangan tahun
berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Perbandingan in dilakukan untuk
meneliti adanya perubahan yang terjadi dan untuk menilai penyebabnya. 
Tujuan perolehan bukti audit adalah untuk menentukan bahwa:
 Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima
 Terdapat pelaksanaan yang menyimpang (baik tidak diterapkannya prosedur
yang sudah ditetapkan untuk setiap program/aktivitas atau tidak dilakukannya
pengendalian/supervisi yang semestinya atas kegiatan yang diaudit) merupakan
penyebab dari timbulnya akibat yang kurang menguntungkan bagi kegiatan yang
diaudit.
 Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan antara
kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan
Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan 4 pengambilan keputusan
yang saling berkaitan, yaitu :
 Penentuan prosedur audit yang akan digunakan,
 Penentuan besarnya sampel untuk prosedur audit tertentu,
 Penentuan unsur tertentu yang harus dipilih dari populasi,
 Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tertentu.
7.4 Standar-Standar Dan Penanganan Bukti Yang Sensistif

Anda mungkin juga menyukai