“TEKNIK-TEKNIK AUDIT”
Dosen:
Kelas:
NAMA KELOMPOK
PRODI AKUNTANSI
1.1 Peneraapan Teknik -Teknik Audit
1. Audit Fungsional
Audit fungsional (functional audit) adalah audit yang mengikuti proses dari awal hingga akhir,
melintasi lini organisasi. Audit fungsional cenderung lebih berkonsentrasi pada operasi dan proses
dibandingkan pada administrasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi. Audit ini bertujuan
untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam organisasi akan saling berinteraksi dan
bekerja sama. Audit fungsional yang bernilai bagi sebuah organisasi mencakup audit atas:
1) Pemesanan, penerimaan, dan pembayaran bahan baku dan perlengkapan. Pengiriman
langsung perlengkapan atau jasa ke departemen
2) Penerapan perubahan pada produk.
3) Pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa. Pengendalian dan praktik
keselamatan.
4) Program untuk mendeteksi konflik kepentingan.. Pengelolaan aset-aset modal.
5) Formulasi anggaran,
6) Fungsi-fungsi pemasaran.
Dalam melakukan audit fungsional, dan audit jenis lainnya, auditor internal harus selalu
menyadari apa yang diharapkan oleh manajemen senior dari auditor internal. Manajemen harus
mengevaluasi informasi yang menjadi dasar pengambilan keputusan oleh manajemen. Mereka
harus memastikan bahwa sistem kontrol berfungsi seperti yang diinginkan. Pada saat yang sama,
auditor internal harus mewaspadai kontrol yang berlebihan-karena kontrol yang berlebihan
membuat karyawan terpenjara oleh instruksi-instruksi kerja, tidak mampu menggunakan akal
sehat untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Manajemen senior mengharapkan auditor auditor memiliki karakteristik beriku dalam
penugasannya:
1) Mampu menetapkan sumber-sumber informasi faktual
2) Memiliki kapasitas untuk secara mendalam menganalisis informasi yang diterima
3) Memiliki kemampuan untuk membuat rekomendasi berdasarkan bukti-bukti yang kuat
Memiliki sifat bersungguh-sungguh, penuh integritas, dan rendah hati dalam melakukan
semua penugasan audit.
4) Memiliki kemampuan untuk membuat rekomendasi berdasarkan bukti-bukti yang kuat
Memiliki sifat bersungguh-sungguh, penuh integritas, dan rendah hati dalam melakukan
semua penugasan audit
Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai yang sejalan
dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsung-program
ekspansi, program baru untuk manfaat karyawan, kontrak baru, program kesehatan
pemerintah atau program pelatihan yang berhubungan erat dengan tujuan organisasi. Tujuan
auditnya adalah memberikan informasi kepada manajemen mengenai biaya, pelaksanaan,
dan hasil-hasil program serta membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif.
Dalam penelahan ini akan membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman
yang sama atas istilah- istilah yang digunakan. Berikut beberapa diantaranya:
Intinya, auditor internal ingin menetukan tiga hal dalam program audit atas. Dalam sektor
swasta, penawaran umumnya diukur dalam pendapatan dan keuntungan. Dalam sektor
publik auditor internal memperhatikan:
a) Keluaran. Mencakup hal-hal seperti jasa yang diberikan, barang yang diproduksi, dan
biaya, dan bantuan yang diberikan. Misalnya siswa-siswa yang diajar, kasus-kasus
yang diproses.
b) Manfaat atau Hasil. Manfaat mencerminkan dampak dari keluaran. misalnya, jumlah
siswa yang diajar merupakan pengeluaran. Tetapi, peningkatan tingkat pengetahuan,
keahlian, motivasi, dan aspirasi dari para siswa merupakan manfaat. Manfaat atau
hasil yang lebih sulit diukur dari keluaran namun jelas manfaat yang lebih relevan
dalam mengevaluasi suatu program.
c) Dampak. Merupakan efek dari suatu program terhadap suatu komunitas, masyarakat
atau bahkan dunia.
1.2 Studi dan Konsultasi Manajemen
1. Memberikan informasi.
Salah satu tujuan perusahaan yang paling umum, mencari bantuan konsultasi
manajemen adalah untuk mendapatkan informasi. Kegiatan atau tugas yang berbeda
seperti studi biaya, survei pasar, survei sikap, studi kelayakan, dan analisis struktur
persaingan bisnis mungkin diperlukan dalam proses kompilasi informasi. Untuk ini,
perusahaan mungkin mencari keahlian khusus dari konsultan manajemen karena
mungkin tidak layak untuk menyisihkan sumber daya atau waktu yang diperlukan
untuk menghasilkan data secara internal.
3. Untuk melakukan diagnosis yang efektif. Nilai sebagian besar konsultan manajemen
terletak pada tingkat keahlian mereka dalam melakukan diagnosis masalah yang
efektif. Tujuan ini termasuk mendiagnosis masalah strategis dalam kaitannya dengan
masalah di tingkat organisasi.
1.3 Sifat Bukti Audit, Bukti Fisik, Bukti Pengakuan, Bukti Dokumen, dan
Bukti Analitis
Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk
menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Bukti
audit mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti perhitungan auditor atas surat
berharga yang dapat diperjual belikan, dan informasi yang kurang persuasif, seperti berbagai
tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien. Adapun jenis-jenis bukti audit
sebagai berikut:
1. Bukti Fisik adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas
aktiva yang berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan
persediaan dan kas, tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat
berharga, surat piutang, serta aktiva tetap yang berwujud.
2. Bukti Pengakuan. Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secara tertulis
mupun lisan dari pihak ketiga yang indevenden yang memverifikasikan keakuratan
informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien,
dan klien meminta pihak ketiga yang indevenden untuk memberikan tnggapannya
secara langsung kepada auditor. Karena konfirmasi-konfirmasi ini datang dari berbagai
sumber yang independent terhadap klien,maka jenis bukti audit ini sangatlah dihargai
dan merupakan jenis bukti yang paling sering dipergunakan.
3. Bukti Dokumen adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien
untuk mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan
keuangan. Berbagai dokumen yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang
dipergunakan oleh klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang
terorganisasi. Karena pada umumnya setip transaksi dalam organisasi klien ini minimal
didukung oleh selembar dokumen,maka jenis bukti audit ini tersedia dalam
jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali menyimpan bukti pemesanan
pelanggan, dokumen pengapalan, serta salinan faktur penjualan bagi masing-
masing transaksi penjualan yang terjadi. Ketiga dokumen ini merupakan bukti
yang berguna untuk verifikasi oleh auditor dalam menilai keakuratan catatan-catatan
klien untuk berbagai transaksi penjualan. Bukti Dokumen adalah suatu bentuk bukti
yang dipergunakan secara luas dalam setiap penugasan audit karena pada umumnya
jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan biaya perolehan bukti yang
relative rendah, seringkali jenis bukti ini merupakan satu- satunya jenis bukti audit yang
layak dan siap pakai.
4. Bukti Analits. Mengunakan berbagai perbandingan dan hubungan-hubungan untuk
menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur
analitis digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuannya adalah berikut
ini:
➢ Memahami industri dan bisnis klien
➢ Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas
➢ Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan
➢ Mengurangi ujian audit rinci
1.4 Standar-standar dan Penanganan Bukti yang Sensitif
A. Standar-standar Audit.
Jika mengacu pada audit standar, dimana semua bukti audit harus mencukupi
memenuhi 3 uji yaitu sebagai berikut:
1. Kecukupan
Bukti dianggap memadai jika bersifat factual, memadai, danmeyakinkan sehingga
bisa menuntun orang yang memiliki sifat hati-hatiuntuk mengambil kesimpulan
yang sama dengan auditor. Hal ini tentu saja,merupakan masalah pertimbangan;
tetapi pertimbangan tersebut haruslahobjektif. Jadi, jika digunakan sampel, sampel
tersebut haruslah merupakanhasil metode pengambilan sampel yang objektif dan
dapat diterima.
2. Kompetensi
Bukti yang kompeten adalah bukti yang andal. Bukti tersebutharuslah yang terbaik
yang dapat diperoleh. Dokumen asli lebih kompetendibandingkan salinannya.
Pernyataan lisan yang menguatkan adalah lebihkompeten dibandingkan pernyataan
biasa.Bukti langsung lebih andaldibandingkan bukti kabar angin.
3. Relevansi
Relevansi mengacu pada hubungan antara informasi denganpenggunaannya. Fakta
dan opini yang digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu masalah
harus memeiliki hubungan logis dan masuk akaldengan masalah tersebut. Pesanan
pembelian yang asli, yang disetujui dandikeluarkan dengan layak, tidak relevan
untuk mengetahui apakah barangyang dibeli telah diterima.
Dikarenakan system informasi berkaitan erat dengan pemrosesan tepat waktu, auditor
menghadapi komplikasi yang biasanya tidak ditemukan pada system yang lama. Komplikasi
ini makin luas bila perusahaan menerapkan system untuk perusahaan secara keseluruhan
(enterprise wide system) yang memiliki potensi mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis
perusahaan mulai dari pemasaran hingga manufaktur dan logistic hingga hingga ke sumber
daya dan pelaporan keuangan.
A. Enterprise wide system
Perusahaan yang berkembang menggunakan system ini, yang juga disebut dengan
system perencanaan sumber daya perusahaan. System ini memberikan kemungkinan besar
terciptanya operasi yang lebih efisien dan efektif bagi perusahaan dengan menggunakan
system standar yang cukup fleksibel terhadap komponen-komponen usaha yang berbeda di
negara yang berbeda dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk tingkat
manajemen yang sesuai. System ini bisa menangani bisnis dan fungsi-fungsi dalam kisaran
yang luas termasuk yang tercakup dalam e-commerce yang substansial selain itu system ini
menjadi standar bagi perusahaan besar untuk memiliki bidang audit internal sendiri.
B. Audit berkelanjutan
Sifat system yang ada di enterprise wide system memungkinkan dilakukannya audit
berkelanjutan. Ikatan akuntan kanada dan AICPA mendefinisikan audit berkelanjutan
(continuous auditing) sebagai “sebuah metodologi yang memungkinkan auditor
independent memberikan keyakinan keyakinan tertulis mengenai suatu subjek
permasalahan menggunakan serangkaian laporan auditor yang dikeluarkan secara simultan
dengan atau setelah suatu periode yang pendek, terjadinya suatu kejadian yang melandasi
masalah tersebut” Studi penelitian menyimpulkan bahwa kondisi berikut memerlukan
diselenggarakannya audit berkelanjutan:
1. Subjek masalah dengan karakteristik yang sesuai
2. Keandalan system yang melandasi subjek tersebut.
Bukti audit yang diberikan oleh prosedur audit dengan tingkat otomatisasi yang
tinggi
Sarana yang dapat di andalkan untuk mendapatkan hasil-hasil prosedur audit secara
tepat waktu
3. Tingkat keahlian auditor yang tinggi dalam teknologi informasi dan subjek masalah
Berikut masalah yang terjadi perhatian utama yang berdampak pada pekerjaan lapangan
dan pelaporan auditor internal:
1. Keterlibatan auditor internal dengan subjek masalah
2. Pengetahuan auditor internal mengenai keandalan subjek masalah
3. Keterlibatan auditor internal dalam pelaporan dan evaluasi tanggapan manajemen
terhadap laporan
4. Keahlian auditor internal dengan teknologi informasi dan masalah-masalah yang
sedang diaudit
Salah satu komponen kunci dalam audit berkelanjutan adalah perancangan dan
implementasi control otomatis dan pemicu tanda bahaya. Pemicu tanda bahaya menjadi
penanda bagi auditor internal dan manajemen akan:
1. Control berfungsi dan mereka telah mengidentifikasi sebuah kesalahan yang arus
diinvestiasi dan atau diperbaiki
2. Control tidak berfungsi berdasarkan informasi yang diidentifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, Lawrence B., et al. 2005. Sawyer’s Internal Auditing, Buku I. Pekerjaan Lapangan II: Teknik-
Teknik Audit. Jakarta: Salemba Empat. (diakses pada 12 Maret 2023)
Konsultasi Manajemen: Sejarah, Tujuan Dan Proses Konsultasi Manajemen. (2021). Dari
https://belajarekonomi.com/konsultasi-manajemen-sejarah-tujuan-dan-proses-konsultasi-
manajemen/