Anda di halaman 1dari 15

PEKERJAAN LAPANGAN-II

Penerapan Teknik-teknik Audit


Teknik Audit

Teknik-teknik audit seperti melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan,


menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, dan mengevaluasi diterapkan pada beragam
kondisi. Teknik-teknik tersebut dapat digunakan sendiri-sendiri maupun gabungan,
kapanpun auditor melakukan pemeriksaan.

Audit Fungsional

Audit fungsional (functional audit) adalah audit yang mengikuti proses dari awal
hingga akhir, melintasi lini organisai. Audit fungsional cenderung lebih berkonsentrasi pada
operasi dan proses dibandingkan pada administrasi dan orang-orang yang ada dalam
organisasi. Audit ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik fungsi-fungsi dalam
organisasi akan saling berinteraksi dan bekerja sama. Audit fungsional yang bernilai bagi
sebuah organisasi mencakup audit atas:

Pemesanan, penerimaan, pembayaran bahan baku dan perlengkapan.


Pengiriman langsung perlengkapan atau jasa ke departemen pengguna.
Penerapan perubahan pada produk.
Pengumpulan, pemisahan, dan penjualan barang sisa.
Pengendalian dan praktik keselamatan.
Program untuk mendeteksi konflik kepentingan.
Pengelolaan aset aset modal.
Formulasi anggaran.
Fungsi-fungsi pemasaran.

Dalam semua auditnya, auditor internal, sebagai konsultan sekaligus mitra bagi
manajemen, harus mengevaluasi informasi yang menjadi pengambilan dasar pengambilan
keputusan oleh manajemen. Mereka harus dmemastikan bahwa sistem kontrol berfungsi
seperti yang diinginkan. Auditor internal juga harus mewaspadai kontrol yang berlebihan.

Audit Organisasional (dan Evaluasi Produktivitas)

Audit organisasional (organizational audit) tidak hanya memperhatikan aktivitas


yang dilakukan dalam organisasi tetapi juga dengan kontrol administratif yang digunakan
untuk memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilaksanakan. Oleh karena itu auditor
tertarik pada seberapa baik manajer organisasi memenuhi tujuan organisasi dengan sumber
daya yang ada.

Khususnya dalam organisasi yang besar dengan berbagai operasi dan fungsi, auditor
sebaiknya disarankan untuk menentukan seberapa baik manajemen telah melakukan
pengelolaanseberapa baik transaksi mengalir atau mengucur melalui saluran pipa
organisasi. Tolok ukur audit, atau standar yang diterapkan pada operasi organisasi dibangun
dari elemen-elemen yang membentuk kontrol administratif yang dapat diterima.

Auditor internal harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, yaitu menetapkan


tujuan, membuat kebijakan dan prosedur, mempertahankan kontinuitas, dan menilai ulang
rencana dan sasaran dalam kondisi yang berubah. Auditor internal harus mengetahui
prinsip-prinsip pengarahan, yaitu kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi. Mereka juga
harus mengenal prinsip-prinsip kontrol, yaitu menetapkan standar, mempertahankan
standar, melatih karyawan agar mematuhi standar, mensyaratkan sistem persetujuan dan
penelaahan, memastikan kepatuhan terhadap standar, merencanakan sistem pencatatan,
pelaporan, dan kontrol induk, serta mengawasi keseluruhan proses yang sedang berjalan.

Studi dan Konsultasi Manajemen

Audit fungsional dan organisasional membentuk kerangka kerja program audit


jangka panjang. Setiap organisasi membutuhkan konsultan luar untuk melakukan studi
manajemen, membuat evaluasi, dan menawarkan rekomendasi untuk memperbaiki masalah
organisasi. Organisasi-organisasi ini telah mendapatkan manfaat dari pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki para konsultan. Organisasi-organisasi yang lain mungkin tidak
merasakan hal yang sama. Kekecewaan ini bisa bersumber dari berbagai penyebab.
Beberapa diantaranya adalah:

Para karyawan mungkin menganggap para konsultan tersebut sebagai orang asing
yang tidak terlibat dalam gaya hidup dan pergaulan organisasi.

Konsultan telah mengikuti pelatihan dalam jangka waktu yang lama dan berbiaya
tinggi.

Rekomendasi konsultan luar, yang biasanya dikomunikasikan dalam pertemuan


terakhir atau dalam laporan rinci, bisa memancing reaksi defensif dari klien.

Konsultan luar biasanya mengenakan tarif yang sangat mahal, yang dalam banyak
kasus, akan melebihi biaya memberdayakan orang-orang berbakat yang telah
dimiliki organisasi.

Auditor harus menerapkan semua teknik mempengaruhi yang mereka miliki sejak
permulaan dan disepanjang penugasan. Mereka harus membuat manajemen tetap
mengetahui informasi dan memperoleh rekomendasi pada tingkat akar rumput sebelum
menyajikannya ke manajemen.

Setelah mengenali situasi tersebut internal auditor membuat persentasi formal ke


manajemen mengenai pandangan mereka terhadap masalah tersebut dan memberikan
usulan untuk mengatasinya. Studi ini dilaksanakan secara mendalam, tidak bisa langsung
mengenali masalah. Studi tersebut membutuhkan penelaahan ekstensif dan penelitian yang
mendalam.

Setiap bulan, manajer audit bisa memberikan laporan kemajuan ke manajemen


eksekutif mengenai status studi tersebut. Laporan tersebut bisa berisi:

Identifikasi studi manajemen utama yang sedang dilakukan.


Ringkasan sejumlah memorandum studi manajemen yang dikeluarkan dan
statusnya.

Identifikasi masalah-masalah yang lebih penting yang telah diselesaikan maupun


yang masih belum terpecahkan.

Diskusi secara umum mengenai kemajuan pekerjaan.

Estimasi waktu yang di butuhkan untuk meyelesaikan studi.

Audit Atas Program

Program merupakan istilah umum yang mencakup setiap upaya yang didanai yang
seiring dengan aktivitas normal organisasi yang sedang berlangsun. Tujuan auditnya adalah
memberikan manajemen informasi mengenai biaya, pelaksanaan, dan hasil-hasil program
dan membuat evaluasi yang informatif, bermanfaat, dan objektif. Dalam penelaahan ini
akan membantu semua pihak terkait bila mereka memiliki pemahaman yang sama atas
istilah-istilah yang digunakan. Berikut beberapa diantaranya:

EvaluasiMemastikan nilai sesuatu dengan membandingkan antara pencapaian


dengan standar atas tujuan.

Evaluasi programMengevaluasi apa yang telah dicapai, terkait dengan sumber


daya yang digunakan, dan atas itu, apakah tujuan-tujuan program telah layak dan
sesuai.

Studi biaya manfaatMempertimbangkan hubungan antara sumber daya yang


digunakan dan biaya (masukan) dan manfaat (keluaran atau hasil).

Studi efektivitas biayaMempertimbangkan manfaat (hasil) yang tidak dapat diukur


dalam nilai uang (dolar, rupiah).

Dalam sektor publik, auditor internal akan memerhatikan keluaran, manfaat atau
hasil, dan dampaknya.
Tujuan, sasaran dan standar harus diidentifikasi cukup spesifik dalam penelaahan
program. Jika tidak, auditor tidak memiliki alat untuk mengukur, dan hasil-hasil audit akan
berupa opini yang dipertentangkan, bukan merupakan kesimpulan yang baik. Tujuan,
sasaran dan standar tidak mudah diidentifikasi bila:

Manajemen, dewan komisaris, atau badan pembuat Undang-Undang tidak dengan


jelas mendefinisikan tujuannya.

Tujuan-tujuan saling tumpah tindih atau saling tergantung satu sama lain.

Orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan sasaran, atau standar tidak
benar-benar memahaminya.

Maksud yang tampak dari manajemen, dewan komisaris, atau badan pembuat
Undang-Undang tidak diikuti.

Tujuan program yang sebenarnya tidak diidentifikasi atau telah berubah meskipun
tujuan dinyatakan tetap sama.

Audit Kontrak

Kontrak kontruksi atau operasi sering melibatkan uang dalam jumlah besar. Kontrak
kontruksi biasanya bukan merupakan bagian dari bisnis rutin organisasi. Kontrak operasi
bisa memberikan jasa ataupun operasi terprogram. Auditor internal bisa sangat membantu
dalam mengaudit kontrak. Kontrak umumnya terdiri atas tiga kategori, yaitu:

Biaya sekaligus (lump-sum)

Pada kontrak lump sum (harga tetap) kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan
dengan harga tetap. Berikut beberapa risiko dan bidang risiko dalam perjanjian
kontrak yang harus diperhatikan auditor internal dalam kontrak lump-sum:

1. Persaingan yang tidak memadai.

2. Perlindungan asuransi dan utang yang tidak memadai.

3. Sertifikasi penyelesaian pekerjaan padahal sebenarnya belum selesai.


4. Pengenaan biaya atas peralatan atau aktivitas yang tidak diterima.

5. Ketentuan kenaikan.

6. Perubahan spesifikasi atau harga.

7. Otorisasi atas pekerjaan ekstra dan revisi pekerjaan.

8. Pekerjaan tambahan, perubahan dan revisi yang sebenarnya sudah tercakup


dalam kontrak awal.

9. Biaya-biaya tidak langsung termasuk biaya-biaya tambahan.

10. Isi perubahan pesanan termasuk tarif yang tidak sesuai.

11. Inspeksi yang tidak memadai dibandingkan spesifikasi.

Biaya tambahan (cost-plus)

Merupakan cara paling ekonomis untuk proyek kontruksi atau operasi, karena
banyaknya ketidakpastian dalam proyek-proyek ini. Kontrak-kontrak cost-plus tidak
membutuhkan perlindungan atas ketidakpastian. Berikut beberapa risiko dan bidang
risiko dalam perjanjian kontrak yang harus diperhatikan auditor internal dalam
kontrak jenis cost-plus:

1. Biaya-biaya overhead ditagih secara langsung.


2. Kontrol internal yang tidak memadai oleh kontraktor atas pengenaan biaya
orang-orang yang sedang dipekerjakan, bahan baku dan jasa.
3. Pengenaan biaya yang tidak wajar untuk penggunaan peralatan yang dimiliki
kontraktor.
4. Penggunaan buruh yang berlebihan.
5. Tidak ada upaya untuk mendapatkan harga terbaik untuk bahan baku dan
peralatan.
6. Tagihan di atas jumlah yang dibayar kontraktor untuk pekerja dan bahan
baku.
7. Kegagalan untuk mengkreditkan proyek atas diskon, tarif, restitusi, asuransi,
bahan baku sisa atau yang dikembalikan.
8. Duplikasi usaha atau biaya antara kantor pusat dan kantor cabang.
9. Pengawasan lapangan atau inspeksi yang tidak memadai oleh kontraktor
atau oleh insinyur arsitek.
10. Komunikasi dan tindak lanjut yang tidak memadai dari kantor pusat.
11. Akuntansi biaya dan prosedur pelaporan oleh kontraktor yang tidak dapat
diandalkan.
12. Pengawasan tagihan karena adanya pelanggaran tenaga kerja langsung dari
ketentuan dalam kontrak.
13. Perlatan yang disewa tidak dapat digunakan.
14. Praktik kerja yng tidak bagus.
15. Kualitas yang buruk.
16. Penggunaan bahan baku dan perlengkapan yang boros atau tiba lebih awal.
17. Standar yang terlalu tinggi untuk bahan baku dan perlengkapan.
18. Proteksi fisik bahan baku dan perlatan yang buruk.
19. Kurangnya kontrol atas ketidakhadiran pegawai kontraktor.
20. Pekerjaan jenis cost-plus dilakukan secara bersamaan dengan pekerjaan
fixed type.
21. Berlebihannya biaya yang terjadi akibat kelalaian kontraktor.
22. Waktu lembur yang tidak terkendali.
Harga per unit (unit-price)

Berguna jika suatu proyek membutuhkan pekejaan yang seragam dalam jumlah
yang besar. Berikut beberapa risiko dan bidang risiko dalam perjanjian kontrak yang
harus diperhatikan auditor internal dalam kontrak unit-price:

1. Pembayaran berkala yang berlebihan.


2. Pelaporan yang tidak layak atas unit yang disediakan.
3. Harga yang tidak berkaitan dengan biaya.
4. Perubahan yang tidak layak atas kontrak awal.
5. Penyesuaian kenaikan yang tidak diotorisasi.
6. Catatan lapangan yang tidak akurat.
7. Perluasan harga per unit yang tidak akurat.

Audit terintegrasi

Audit terintegrasi akhir-akhir ini dianggap sebagai bagian utama dari fungsi audit
internal. Konsep integrasi bisa luas dan mencakup aspek-aspek seperti penyediaan audit
yang berlaku sebagai:

Audit berkelanjutan atas elemen-elemen neraca dan operasional dalam audit kinerja.

Pelaksanaan audit tetap tahap varians dari koperasi klien yang biasanya akan diaudit
secara terpisah.

Sebuah latihan dalam audit partisipasif yang klien:

1. Membantu perencanan audit, dan/atau

2. Berpartisipasi dengan staf dalam pelaksanaan audit.

Sebuah audit yang sebenarnya menggabungkan berbagai tahap audit internal yang
berbeda seperti:

1. Audit keuangan.

2. Audit kinerja.

3. Audit sistem informasi.

Konsultan

Terdapat beberapa aturan yang harus diikuti auditor internal dalam berhubungan dengan
konsultan (consultant):
Konsultan tersebut harus dapat dipercaya dan menunjukkan kompetensi untuk
pekerjaan yang akan dilakukan.

Konsultan dan auditor harus memiliki perjanjian lengkap atas lingkup dan tujuan
program sebelum mereka menyiapkan audit atau program kerja.

Staf harus ditugaskan untuk bekerja dengan konsultan, mengawasi aktivitas mereka,
dan membahas masalah-masalah yang ada dengan mereka.

Auditor harus memahami sifat pekerjaan konsultan, alasan yang ada di balik
pilihan analitis mereka, risiko yang melekat dalam data dan analisis mereka, dan
apakah pekerjaan yang dilakukan konsultan sesuai dengan yang dimaksudkan.

Laporan audit akhir merupakan tanggung jawab auditor internal. Laporan tersebut
menyertakan opini auditor, meskipun ditunjang oleh hasil-hasil studi yang
dilakukan konsultan.

Konsultan tidak boleh mengarahkan atau mengambil hak prerogatif manajemen.

Penelaahan Analitis

Penelaahan analitis telah lama digunakan unttuk menetukan kewajaran data tertentu.
Beberapa metodologi yang digunakan untuk melaksanakan penelaahan ini adalah:

Analisis tren

Adalah pengujian yang dilakukan dengan membandingkan data sekarang dengan


data sebelumnya.

Analisis rasio

Rasio-rasio keuangan, seperti profitabilitas, solvensi (kemampuan melunasi utang),


dan efisiensi, bisa digunakan untuk menentukan kewajaran informasi saat ini.

Analisis regresi

Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel tertentu.


Bukti Hukum

Hubungan dengan Bukti Audit

Bukti audit dan bukti hukum memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki
tujuan yang sama yaitu untuk memberikan bukti, untuk mendorong keyakinan tentang
kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atau suatu masalah. Keyakinan dibangun dari
pertimbangan atas informasi. Beberapa bentuk bukti hukum yaitu:

Bukti Terbaik

Bukti terbaik (best evidence), sering disebut bukti primer, merupakan bukti yang
paling alami, bukti yang paling memuaskan mengenai fakta-fakta yang sedang
diselidiki. Bukti tersebut terbatas pada bukti dokumen dan kebanyakan diterapkan
untuk membuktikan isi pernyataan tertulis.

Bukti Sekunder

Bukti sekunder (secondary evidence) berada dibawah bukti primer dan tidak dapat
disamakan keandalannya.

Bukti Langsung

Bukti langsung (direct evidence) membuktikan fakta tanpa harus menggunakan


pernyataan atau rujukan untuk menetapkan suatu bukti

Bukti Tidak Langsung

Bukti tidak langsung (circumstantial evidence) membuktikan fakta sementara, atau


sekumpulan fakta. Yang dapat dirujuk seseorang untuk mengetahui keberadaan
beberapa fakta primer yang signifikan atas masalah yang sedang dipertimbangkan.

Bukti yang Meyakinkan

Bukti yang meyakinkan (consuve evidence) merupakan bukti yang tak terbantahkan,
apa pun bentuknya. Bukti ini tidak dapat dipertentangkan dan tidak membutuhkan
bukti-bukti yang menguatkan.
Bukti yang Menguatkan

Bukti yang menguatkan (corroborative evidence) merupakan bukti tambahan dari


karakter yang berbeda menyangkut hal yang sama.

Bukti Opini

Berdasarkan aturan opini (opinion rule), saksi-saksi harus memberikan kesaksian


hanya terhadap fakta yang ada pada apa yang benar-benar mereka lihat atau dengar,
sebaliknya audior harus menyaring opini dan mengumpulkan serta mengevaluasi
fakta-fakta untuk membuktikan kebenaran atau kesalahannya.

Bukti Kabar Angin

Aturan bukti kabar angin memberikan pernyataan yang tidak dapat diterima yang
dibuat seseorang, selain saksi ahli, untuk membuktikan kebenaran suatu masalah.

Bukti Audit

Sifat Bukti Audit

Bukti audit (audit evidence) adalah informasi yang diperoleh auditor internal
melalui pengamatan suatu kondisi, wawancara, dan pemeriksaan catatan. Bukti audit harus
mempunyai dasar nyata untuk opini, kesimpulan, dan rekomendasi audit. Bukti audit terdiri
dari:

Bukti fisik

Bukti fisik (physical evidence) diperoleh dengan orang, property, dan kejadian. Bukti
ini dapat berbentuk pernyataan observasi oleh pengamat atau oleh foto, bagan, peta,
grafik (bukti grafik bersifat persuasive), atau gambar lainnya.

Bukti Pengakuan
Bukti pengakuan (testimonial evidence) berbentuk surat atau pernyataan sebagai
jawaban atas pertanyaan. Bukti ini tidak bersifat menyimpulkan, jika dimungkinkan
masih harus didukung oleh dokumentasi.

Bukti Dokumen

Bukti dokumen (documentary evidence) merupakan bentuk bukti audit yang paling
biasa. Sumber bukti dokumen mempengaruhi keandalannya, sebuah dokumen eksternal
yang diperoleh langsung dari sumbernya lebih andal dibandingkan dokumen yang
didapatdari klien.

Bukti Analitis

Bukti analitis (analitycal evidence) berasal dari analisis dan verifikasi. Sumber bukti ini
adalah perhitungan, perbandingan dengan standar yang ditetapkan, operasi masa lalu,
operasi yang serupa, dan hukum atau regulasi, pertimbangan kewajaran, dan informasi
yang telah dipecah ke dalam bagian-bagian kecil

Standar-standar Bukti Audit

Semua bukti audit harus memenuhi 3 uji yaitu:

Kecukupan

Bukti dianggap memadai jika bersifat faktual, memadai dan meyakinkan sehingga bisa
menuntun orang yang memiliki sifat hati-hati untuk mengambil kesimpulan yang sama
dengan auditor.

Kompetensi

Bukti yang kompeten adalah bukti yang andal, bukti tersebut haruslah yang terbaik
yang dapat diperoleh.

Relevansi
Mengacu pada hubungan antara informasi dengan penggunaannya. Fakta dan opini
yang digunakan untuk membuktikan atau menyangkal suatu masalah harus memiliki
hubungan logis dan masuk akal dengan masalah tersebut.

Penanganan Bukti yang Sensitif

Harus terdapat rencana yang dibuat untuk menangani dan mengamankan bahan-
bahan yang sensitif, rencana ini harus mencakup metode untuk menjaga integritas dokumen
yang harus dipisahkan dari dokumen kertas kerja biasa dan harus disimpan dalama lemari
terkunci atau kotak penympanan yang aman, penyimpanan juga dapat dilakukan di lokasi
luar.

Selain itu perlu mengamankan infoemasi bukti terkomputerisasi untuk menghindari


akses ke bentuk aslinya. Metode penyajian tambahan adalah mengembangkan dokumen-
dokumen pendukung yang disimpan pada lokasi selain lokasi penyimpanan catatan atau
dokumen asli.
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Lawrence, at all. 2005. Sawyers Internal Auditing, Florida : The Institute of
Internal Auditors.

Anda mungkin juga menyukai