Anda di halaman 1dari 18

Audit Manajemen

AUDIT SISTEM KEPASTIAN KUALITAS

Disusun Oleh:
Kelompok 5

St. Rahmah Syam


Andi Lia Pramudya
Fitrayani Malinda
Mirnawati
Farhan Dwinanda
Fuad Aqli Anas

Jurusan Akuntansi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Angkatan 2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin ketatnya intensitas persaingan dalam merebut pasar mendorong


perusahaan untuk memberikan yang lebih kepada pelanggannya relatif dibandingkan
dengan apa yang diberikan pesaing. Usaha dan operasional perusahaan terfokuskan
kepada keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan. Perusahaan berusaha
meningkatkan nilai pelanggan sebagai usaha untuk meningkatkan kepuasannya.
Memuaskan pelanggan berarti memenuhi semua keinginan dan harapan pelanggan dari
mengonsumsi produk yang dihasilkan perusahaan. Pelanggan selalu memperbandingkan
antara manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan
produk tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan, perusahaan


membangun suatu sistem kepastian kualitas. Hal ini berkaitan dengan usaha untuk
memastikan bahwa proses-proses yang berjalan didalam perusahaan dapat menjamin
dihasilkan dan diserahkannya produk yang sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Unsur
penting kepastian kualitas yang dibangun memungkinkan personalia, dalam perusahaan
untuk mengidentifikasi, merancang, mengembangkan, memproduksi, mengirim dan
mendukung dihasilkannya produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan audit sistem kepastian kualitas?
2. Apa langkah-langkah audit sistem kepastian kualitas?
3. Apa persyaratan sistem kepastian kualitas berdasarkan ISO 9001-2008?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan audit sistem kepastian kualitas.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah audit sistem kepastian kualitas.
3. Untuk mengetahui persyaratan sistem kepastian kualitas berdasarkan ISO 9001-
2008.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan Audit
Audit ini dirancang untuk menilai aktivitas, praktik, atau kebijakan perusahaan
untuk menentukan apakah perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan dalam operasinya.

ISO 10011 yang menjadi panduan dalam pelaksanaan audit sistem kepastian
kualitas, menyatakan tujuan dari audit ini adalah untuk:
1. Menentukan ketidaksesuaian
2. Menentukan efektivitas sistem kualitas
3. Memberikan peluang untuk perbaikan sistem
4. Memenuhi persyaratan peraturan
5. Memudahkan registrasi/pendaftaran sistem kualitas
6. Menilai pemasok dan memvertifikasi sistem kualitasnya
7. Menilai dan menverifikasi sistem kualitas perusahaan sendiri

B. Langkah-Langkah Audit
Mengadopsi model PDSA (plan-do-study-act)yang dipopulerkan oleh deming,
audit system manajeman kualitas dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Perencanaan audit
Pada tahap ini auditor melakukan identifikasi terhadap tujuan atau
sasaran organisasi. Perencanaan audit dapat mengidentifikasi 5W+1H: siapa
(who), apa (what), di mana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how)
berkaitan dengan objek audit.
b. Pelaksanaan audit
Pelaksanaan audit diawali dengan suatu pertemuan pendahuluan auditor
dengan berbagai pihak yang berwenag untuk membahas tentang ruang lungkup
audit, tujuan, jadwal pelaksanaan, dan rancangan kertas kerja audit (KKA).
Proses audit diawali dengan mereview/memriksa proses, produk, atau sistem.
Setelah mereview proses, auditor mendokumentasikan berbagai temuan
auditnya dalam KKA, yang nantinya akan disajikan dalam ringkasan umum
yang akan dibahas pada pertemuan akhir dengan berbagai pihak terkait.
c. Mempelajari hasil audit
Hasil audit menyajikan informasi tentang kekuatan, kelemahan dan
beerapa bagian yang membutuhkan peningkatan dalam organisasi auditee.
Sebagai respon terhadap laporan audit, pihak-pihak yang terkait kemudian
mengembangkan rencana tindakan perbaikan berdasarkan rekomendasi yang
diberikan auditor. Hasil pengembangan tersebut dirumuskan dan
didokumentasikan dalam suatu rencana tindakan korektif yang akan diambil.
d. Tindakan perbaikan
Pada tahap ini, organisasi didampingi oleh auditor,
mengimplementasikan rencana tindakan perbaikan yang telah ditetapkan.

C. Persyaratan Sistem Kepastian Kualitas Berdasarkan ISO 9001:2008


Lima klausul dari ISO 9001:2001 memberikan rujukan (retensi) tentang sistem
kepastian kualitas, yang meliputi:
1. Klausul 4 tentang Sistem Manajemen Kualitas
2. Klausul 5 tentang Tanggung Jawab Manajemen
3. Klausul 6 tentang Manjemen Sumber Daya
4. Klausul 7 tentang Realisasi Produk
5. Klausul 8 tentang Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan

Klausul 4: Sistem Manajemen Kualitas


4.1. Persyaratan Umum
a. Menetapkan proses yang dibutuhkan untuk sistem manajemen kualitas dan
aplikasinya dalam organisasi.
b. Menetapkan urutan dan interaksi proses-proses tersebut.
c. Menetapkan kriteria dan metode yang diperlukan untuk memastikan
bahwa baik operasi maupun kendali proses-proses ini berjalan efektif.
d. Memastikan ketersediaan sumber daya dan informasi yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan operasi dan pemantauan proses-proses tersebut.
e. Memantau, mengukur dan menganalisis prose-proses tersebut.
f. Mengambil tindakan yang dperlukan agar mencapai hasil yang telah
direncanakan dan melakukan peningkatan berkesinambungan terhadap
proses-proses tersebut.

4.2. Persyaratan Dokumen


4.2.1. Umum
Dokumen sistem manajemen kualitas harus mencakup :
a. Pernyataan terdokumentasi dari kebijakan dan tujuan kualitas
b. Manual kualitas
c. Prosedur terdokumentasi yang diwajibkan oleh ISO 9001:2001
d. Dokumen yang dibutuhkan oleh organisasi untuk memastikan
perencanaan operasi dan pengendalian proses secara efektif
e. Rekaman/catatan yang diwajibkan oleh standar internasional

4.2.2. Manual Kualitas


Organisasi harus menetapkan dan memelihara sebuah manual kualitas
yang mencakup:
a. Lingkup dari sistem manajemen kualitas termasuk rincian dan
pembenaran dari hal-hal yang boleh dikecualikan
b. Prosedur terdokumentasi yang masih ditetapkan untuk sistem
manajemen kualitas atau acuan nya
c. Penjelasan dari intraksi untuk setiap proses sistem manajemen
kualitas

4.2.3. Pengendalian Dokumen


Sebuah prosedur terdokumentasi harus ditetapkan dalam menentukan
kabutuhan pengendalian untuk:
a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan
b. Meninjau dan memutakhirkan jika perlukan untuk menyetujui
ulang dokumen
c. Memastikan bahwa perubahan daan status revisi terkini dari
dokumen ditunujukkan
d. Memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku
tersedia di tempat pemakaian
e. Memastikan dokumen sealu dapat dibaca dan mudah diidentifikasi
f. Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar yang
ditetapkan oleh organisasi yang diperlukan untuk perencanaan dan
pelaksanaan sistem manajemen kualitas telah diidentifikasi dan
distribusinya dikendalikan
g. Mencegah penggunaan dokumen kadaluwarsa yang tak sengaja
dan menerapkan identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut,
apabila disimpan untuk maksud tertentu

4.2.4. Pengendalian Rekanan


Rekaman harus ditetapkan untuk memberikan bukti kesesuaian dengan
persyaratan dan beroperasinya secara efektif sistem manajemen kualitas
harus dikendalikan .

Klausul 5: Tanggung Jawab Manajemen


5.1. Komitmen Manajemen
Manajemen puncak harys memberikan bukti dari komitmennta untuk
pengembangan dan penerapan sistem manajemen kualitas serta terus-menerus
meningkatkan egektivitasnya dengan:
a. Berkomunikasi pada organisasi tentang pentingnya memahami persyaratan
pelanggan dan memenuhi peraturan/hukum yang berlaku;
b. Menetapkan kebijakan kualitas/tujuan kualitas;
c. Memastikan tujuan kualitas yang dibuat;
d. Melaksanakan tinjauan manajemen;
e. Memastikan tersedianya sumber daya yang cukup

5.2. Fokus pada Pelanggan


Manajemen puncak harus memastikan bahwa persyaratan pelanggan telah
ditentukan dan dipenuhi untuk mencapai kepuasan pelanggan

5.3. Kebijakan Kualitas


Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan kualitasnya:
a. Sesuai dengan tujuan organisasi;
b. Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus-menerus
memperbaiki efektivitas sistem manajemen kualitas;
c. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau tujuan
kualitas;
d. Disampaikan dan dipahami dalam organisasi; dan
e. Ditinjau agar adil sesuai secara terus-menerus

5.4. Perencanaan
5.4.1. Sasaran Kualitas
Manajemen puncak harus memastikan bahwa tujuan kualitas termasuk
yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan produk, ditetapkan pada
fungsi dan tingkat yang relevan dalam organisasi

5.4.2. Perencanaan Sistem Manajemen Kualitas


Manajemen puncak harus memastikan bahwa:
a. Rencana sistem manajemen kualias dijalankan dalam rangka
memenuhi persyaratan pelanggan dan juga tujuan kualitas;
b. Keterpaduan sistem manajemen kualitas harus dipelihara bila
terjadi perubahan pada sistem manajemen kualitas yang
direncanakan dan diterapkan

5.5. Tanggung Jawab, Wewenang, dan Komunikasi


5.5.1. Tanggung Jawab dan Wewenang
Manajemen puncak harus memastikan bahwa tanggung jawab dan
wewenang ditetapkan dan dikomunikasikan dalam organisasi.

5.5.2. Wakil Manajemen


Manajemen puncak harus menetapkan anggota manajemen yang lepas
dari tanggung jawab lain.

5.5.3. Komunikasi Internal


Manajemen puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang
sesuai dengan yang ditetapkan dalam organisasi dan bahwa komunikasi
tersebut berkaitan dengan efektivitas penerapan sistem manajemen
kualitas pada organisasi.
5.6. Tinjauan Manajemen
5.6.1. Umum
Manajemen puncak harus memastikan bahwa proses komunikasi yang
sesuai ditetapkan dalam organisasi dan komunikasi tersebut berkaitan
dengan efektivitas penerapan sistem manajemen kualitas pada organisasi.
5.6.2. Input dari Tinjauan
Input untuk tujuan manajemen harus meliputi informasi tentang:
a. Hasil audit
b. Umpan balik dari konsumen
c. Kinerja proses dan produk yang sesuai
d. Status dari tindakan pencegahan dan perbaikan
e. Tindakan tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya
f. Perubahan yang dapat memengaruhi sistem manajemen kualitas
g. Rekomendasi untuk perbaikan

5.6.3. Output dari Tinjauan

Output dari tinjauan manajemen harus meliputi keputusan dan tindakan yang
berhubungan dengan:

a) Perbaikan yang efektif dari sistem manajemen kualitas dan prosesnya,


b) Perbaikan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan,
c) Sumber daya yang dibutuhkan.

Klausal 6: Manajemen Sumber Daya


6.1. Ketersediaan Sumber Daya
Organisasi harus menentukan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan:
a. Untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen kualitas dan terus-
menerus mengembangkan efektivitasnya
b. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memenuhi
persyaratan pelanggan

6.2. Sumber Daya Manusia


6.2.1. Umum
Personel yang bekerja, yang dapat memengaruhi kualitas produk harus
memiliki kompetensi yang berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian,
dan pengalaman yang sesuai.

6.2.2. Kompetensi, Kepedulian, dan Pelatihan


Organisasi harus:
a. Menentukan kompetensi yang sesuai untuk personel yang bekerja
pada bagian yang dapat memengaruhi kualitas produk
b. Jika berlaku, menyediakan pelatihan atau tindakan lainnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini
c. Mengevaluasi efektivitas tindakan yang dilakukan
d. Memastikan bahwa personel tersebut memiliki kepedulian yang
relevan dan penting untuk kegiatan-kegiatannya dan bagaimana
mereka memberikan kontribusi untuk tercapainya tujuan kualitas
e. Memelihara rekaman/catatan yang sesuai dengan pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman

6.3. Infrastruktur
Organisasi harus menetapkan, menyediakan, dan memelihara infrastuktur yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk.
Infrastuktur mencakup hal-hal berikut ini:
a. Gedung, ruang kerja, dan peralatan penunjang
b. Peralatan yang dipakai dalam proses
c. Jasa-jasa pendukung

6.4. Lingkungan Kerja


Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan
untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk.

Klausul 7: Realisasi Produk


7.1. Perencanaan Realisasi Produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan
untuk realisasi produk. Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus
menetapkan hal-hal berikut:
a. Sasaran dan persyaratan kualitas bagi produk
b. Kebutuhan untuk mendapatkan proses, dokumentasi, dan penyediaan
sumber daya untuk produk
c. Mengikutkan verifikasi, validasi, pemantauan, inspeksi, dan pengujian
yang khusus terhadap produk dan kriteria untuk penerimaan produk
d. Dokumen yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa proses
realisasi menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan

7.2. Proses yang Berhubungan dengan Pelanggan


7.2.1. Identifikasi Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk
Organisasi harus menentukan:
a. Persyaratan yang telah ditentukan konsumen
b. Persyaratan yang tidak ditentukan oleh konsumen
c. Persyaratan dari UU dan peraturan yang berhubungan dengan
produk
d. Persyaratan lainnya

7.2.2. Tinjauan Persyaratan yang Berhubungan dengan Produk


Organisasi harus meninjau kembali persyaratan yang berhubungan
dengan produk.

7.2.3. Komunikasi dengan Pelanggan


Organisasi harus menentukan dan menerapkan peraturan yang efektif
untuk berkomunikasi dengan konsumen berkaitan dengan:
a. Informasi produk
b. Pertanyaan, penanganan kontrak/pesanan yang diambil termasuk
perubahan
c. Umpan balik konsumen termasuk keluhan pelanggan

7.3. Desain dan Pengembangan


7.3.1. Perencanaan Desain dan Pengembangan
Organisasi harus merencanakan dan mengendalikandesain dan
pengembangan produk.

7.3.2. Input Desain dan Pengembangan


Input yang berhubungan dengan persyaratan produk harus ditentukan dan
catatannya harus disimpan.

7.3.3. Output Desain dan Pengembangan


Output desain dan pengembangan harus tercantum dalam sebuah bentuk
untuk diverifikasi terhadap input desain dan pengembangan dan harus
disetujui sebelum dikeluarkan.

7.3.4. Tinjauan Desain dan Pengembangan


Pada tahap yang sesuai, harus dilakukan tinjauan sistematis pada
perancangan dan pengembangan.

7.3.5. Verifikasi Desain dan Pengembangan


Verifikasi harus memperlihatkan kesesuaian dengan rencana yang
disusun untuk memastikan bahwa output desain dan pengembangan itu
memenuhi persyaratan input desain dan pengembangan.

7.3.6. Validasi Desain dan Pengembangan


Validasi dari hasil desain dan pengembangan harus memperlihatkan
kesesuaian dengan rencana yang disusun untuk memastikan bahwa hasil
dari produk tersebut mampu dalam memenuhi persyaratanpada
penerapan dan penggunaan yang ditetapkan,jika diketahui.

7.3.7. Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan


Perubahan desain dan pengembangan harus ditentukan dan catatannya
dipelihara. Perubahan harus ditinjau, diverifikasi, divalidasi (jika sesuai),
akan disahkan sebelum diterapkan.

7.4. Pembelian
7.4.1. Proses Pembelian
Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan
persyaratan pembelian. Organisasi harus mengevaluasi dan menyeleksi
kemampuan pemasok dalam memasok produk yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan organisasi.

7.4.2. Informasi Pembelian


Informasi pembelian harus menggambarkan produk yang akan dibeli,
termasuk bila sesuai dengan:
a. Persyaratan untuk pengesahan produk, prosedur, proses, dan
peralatan
b. Persyaratan untuk kualifikasi personal
c. Persyaratan sistem manajemen kualitas

7.4.3. Verifikasi Produk yang Dibeli


Organisasi harus melakukan inspeksi dan/atau berbagai kegiatan yang
diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang dibeli memenuhi
persyaratan pembelian yang ditentukan.

7.5. Produksi dan Penyediaan Jasa


7.5.1. Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa
Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan produksi dan
penyediaan jasa dibawah kondisi yang dikendalikan.

7.5.2. Validasi Proses Produksi dan Penyediaan Jasa


Organisasi harus memvalidaasi berbagai proses produksi dan penyediaan
jasa, terhadap output yang dihasilkan yang tidak dapat diverifikasi oleh
pemantauan atau pengukuran yang berurutan.

7.5.3. Identifikasi dan Mampu Telusur


Jika diperlukan, organisasi harus mendefinisikan produk dengan cara
yang sesuai diseluruh realisasi produk.

7.5.4. Properti Pelanggan


Organisasi harus menandai, memverifikasi, melindungi,dan menjaga
properti pelanggan yang disediakan atau dipakai dalam produk.

7.5.5. Pemeliharaan Produk


Organisasi harus memelihara kesesuaian produk sejak proses internal dan
penyerahan ke tempat tujuan. Pemeliharaan ini mencakup identifikasi,
penanganan, pemaketan, penyimpanan, dan pengawetan.

7.6. Pengendalian, Pengukuran, dan Pemanfaatan Alat


Organisasi harus menentukan pemantauan dan pengukuran yang dilakukan
serta pemantauan dan pengukuran sarana yang dibutuhkan untuk menyediakan
bukti-bukti kesesuaian produk pada persyaratan yang ditetapkan. Organisasi
harus membuat proses untuk memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran
dilakukan secara konsisten sesuai persyaratan pemantauan dan pengukuran.
Jika diperlukan, untuk memastikan validitas hasil, perlengkapan alat ukur harus:
a. Dikablibrasikan atau diversifikasi pada selang waktu tertentu atau sebelum
dipakai
b. Disetel atau disetel ulang seperlunya.
c. Teridentifikasi untuk memungkinkan status kalibrasi ditetapkan
d. Dijaga dari penyetelan yang akan membuat hasil pengukuran yang tidak
sah
e. Dilindungi dari kerusakan dan penurunan kualitas selama penanganan,
pemeliharaan, dan penyimpanan.

Selain itu organisasi harus menaksir dan merekam validasi hasil pengukuran
sebelumnya bila peralatan tidak memenuhi persyaratan. Organisasi harus
mengambil tindakan yang tepat pada peralatan dan produk manapun yang
berpengaruh. Catatan hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara.

Klausul 8: Pengukuran, Analisis, dan Peningkatan


8.1. Umum
Organisasi harus merencenakan dan menetapkan proses pemantauan,
pengukuran, analisis dan pengembangan yang dibutuhkan untuk:
a. Memperlihatkan kesesuaian produk
b. Memastikan kesesuaian sistem manajemen kualitas
c. Meningkatkan peningkatan berkelanjutan yang efektif terhadap sistem
manajemen kualitas.

Ini harus bergantung pada ketepatan metode yang berlaku termasuk teknik
statistik dan jangkauan pemakaiannya.

8.2. Pemantauan dan Pengukuran


8.2.1. Kepuasan Pelanggan
Sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja sistem manajemen
kualitas, organisasi harus memantau informasi yang berhubungan dengan
pandangan pelanggan apakah organisasi telah memenuhi persyaratan
pelanggan.

8.2.2. Audit Internal


Organisasi harus menjadwalkan lingkup perencanaan audit internal untuk
menentukan apakah manajemen kualitas sudah:
a. Sesuai untuk perencanaan yang disusun pada persyaratan ISO 9001
b. Diterapkan dan dipelihara secara efektif

8.2.3. Pemantauan dan Pengukuran Proses


Organisasi harus menggunakan metode yang sesuai untuk pemantauan,
dan jika diterapkan, pengukuran terhadap proses manajemen kualitas. Metode
tersebut harus menunjukkan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang
telah direncanakan. Bila hasil yang direncanakan tidak, koreksi dan tindakan
pencegahan harus diambil dengan tepat untuk memastikan kesesuaian produk.
8.2.4. Pemantauan dan Pengukuran Produk
Organisasi harus mementau dan mengukur karakteristik produk untuk
memverifikasi bahwa persyaratan produk tersebut terpenuhi. Hal ini harus
dilakukan pada tahap yang sesuai dari proses realisasi produk menurut
pengaturan yang sudah terencana.

8.3. Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai


Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai dengan
persyaratan produk, diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah
pemakaian atau penyerahan yang tidak dikehendaki.
8.4. Analisis Data
Organisasi harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis data yang
tepat untuk memperlihatkan kesesuaian dan efektivitas sistem manajemen
kualitas dan mengevaluasi sejauh mana peningkatan berlanjut yang dibuat,
efektif.

8.5. Peningkatan
8.5.1. Peningkatan Berkelanjutan
Organisasi harus terus melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap
efektivitas sistem manajemen kualitas, tujuan kualitas, hasil sistem
manajemen kualitas melalui pemakaian kebijakan kualitas, tujuan
kualitas, hasil sistem manajemen kualitas melalui pemakaian kebijakan
kualitas, tujuan kualitas, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan,
pencegahan, dan tinjauan manajemen.

8.5.2. Tindakan Koreksi


Organisasi harus mengambil tindakan untuk mengurangi penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka mencegah berulang terjadinya hal tersebut.
Tindakan perbaikan harus sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian yang
ditemukan.

8.5.3. Tindakan Pencegahan


Organisasi harus menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab
potensial ketidaksesuaian untuk mencegah terjadinya hal yang tidak
diinginkan. Tindakan pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah
potensial.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Audit kepastian kualitas adalah proses sistematis, mandiri, dan terdokumentasi
untuk memperoleh bukti objektif dan menilainya secara objektif untuk menentukan
sejauh mana kriteria audit telah dipenuhi. Audit ini dirancang untuk menilai aktivitas,
praktik, atau kebijakan perusahaan untuk menentukan apakah perusahaan memiliki
kemampuan untuk memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan dalam operasinya.

Langkah-langkah yang dilakukan pada saat pelaksanaan audit kepastian mutu


meliputi berikut ini:
a. Penentuan Kebutuhan akan Kepastian Mutu, yaitu dengan memahami tujuan,
maksud, dan standar acuan kegiatan audit.
b) Perencanaan Audit Kepastian Mutu, dilakukan dengan menentukan sumber daya,
jadwal, urutan kegiatan, kertas kerja dan prosedur sampling audit.
c) Implementasi Audit Kepastian Mutu, dilakukan dengan peninjauan lapangan,
pertemuan dengan manajemen, dan fungsi manajemen terkait, dan menyiapkan
kertas kerja audit.
d) Analisis Audit Kepastian Mutu, dilakukan dengan mengolah data menjadi informasi
terkait dengan sistem mutu, efektivitas kegiatan mutu, dan kesesuaian dengan
standar.
e) Pelaporan Hasil Audit Kepastian Mutu, yang disampaikan agar dapat memuaskan
kebutuhan pencapaian mutu yang ditetapkan manajemen.
Analisis Audit Kepastian Mutu, dilakukan dengan mengolah data menjadi informasi
terkait dengan sistem mutu, efektivitas kegiatan mutu, dan kesesuaian dengan standar.
Pelaporan Hasil Audit Kepastian Mutu, yang disampaikan agar dapat memuaskan
kebutuhan pencapaian mutu yang ditetapkan manajemen.
Hasil audit kepastian mutu adalah laporan yang berisi temuan-temuan berupa deviasi
atau penyimpangan dari standar yang telah ditentukan dan tindakan korektif yang
direkomendasikan kepada manajemen dan fungsi perusahaan yang terkait.
Audit kepastian mutu bertujuan untuk menilai efektivitas dan efisiensi pengendalian
mutu dalam suatu perusahaan yang merupakan lintas fungsi dalam perusahaan dan
harus dipahami oleh segenap komponen perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK (2008), Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta,


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai