Anda di halaman 1dari 9

1.

Apa yang dimaksud dengan audit manajemen keuangan dan apa bedanya
dengan audit laporan keuangan?
Jawab :
Secara umum, audit manajemen keuangan dilakukan untuk memberikan keyakinan
bahwa sumber daya keuangan yang dimiliki perusahaan telah dikelokla secara
ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya sehingga mampu
mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Audit manajemen
keuangan adalah analisis dan penilaian yang dilakukan secara sistematis, periodik,
dan terdokumentasi terhadap pengambilan keputusan serrta segala kebijakan dalam
mengelola sumber daya keuangan perusahaan.

a)

Tujuan Audit

Audit keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan yang
disajikan oleh perusahaan (manajemen) telah disusun melalui proses akuntansi yang berlaku
umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi keuangan perusahaan pada tanggal
pelaporan dan kinerja manajemen pada period tersebut. Dari hasil audit ini kemudian akuntan
(auditor) memberikan opini sebagai tanda pengesahan atas laporan tersebut, untuk dapat
digunakan oleh sebagian besar pemakai laporan keuangan.Sedangkan audit manajemen
ditujukan untuk mencapai perbaikan atas berbagai program/aktivitas dalam pengelolaan
perusahaan yang masih memerlukan perbaikan. Oleh sebab itu, auditnya dirancang untuk
menemukan berbagai kelemahan dalam operasional perusahaan, menentukan penyebabnya,
menganalisis akibat yang ditimbulkan, dan mencari jalan perbaikan atas kelemahan tersebut.
Perbaikan-perbaikan yang mungkin direkomendasikan dari hasil audit manajemen dapat
berupa perbaikan perencanaan program, metoda kerja, standar penilaian, proses pengelolaan
sumber daya, dan sebagainya tergantung pada kelemahan yang terdapat pada perusahaan
tersebut. Tetapi dari keseluruhan perbaikan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
yaitu penghematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan perusahaan.
b)

Ruang

Lingkup

Audit

Audit Keuangan menekankan auditnya pada data-data akuntansi perusahaan dan proses
penyajian laporan yang disajikan manajeme. Oleh karena itu, ruang lingkup auditnya berkisar
pada bukti-bukti transaksi dan proses akuntansi yang diterapkan pada objek audit. Dalam
menentukan luas audit, auditor mendasarkan keyakinannya pada efektivitas pengendalian
internal perusahaan. Oleh karena itu, auditor harus melakukan penelaahan terhadap
pengendalian internal audit yang diterapkan perusahaan tersebut. Semakin kuat pengendalian
internal yang dimiliki perusahaan biasanya auditor cenderung menetapkan luas audit yang

lebih kecil dan sebaliknya, semakin lemah pengendalian internal perusahaan, auditor
cenderung menetapkan luas audit yang lebih besar.Pada audit manajemen, ruang lingkup
meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan unit-unit terkait yang ada didalamnya. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh program/aktivitas atau dapat juga hanya mencakup bagian
tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Dalam menentukan luas auditnya, auditor
menekankan keyakinannya pada efektivitas pengendalian manajemen yang dimiliki
perusahaan. Oleh karena itu, secara khusus dalam tahap-tahap auditnya, auditor melakukan
tinjauan terhadap pengendalian manajemen perusahaan.
c)

Dasar Yuridis

secara hukum semua perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor independen (akuntan publik) kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
laporan keuangan tersebut. Bagi perusahaan yang telah go public penyajian laporan
keuangan yang telah diaudit merupakan salah satu bentuk penyajian informasi yang jujur dan
bertanggung jawab kepada investor/calon investor. Oleh sebab itu, salah satu prasayarat
perusahaan untuk tetap dapat mencatatkan sahamnya du bursa adalah penyajian laporan
keuangan interim yang telah diaudit oleh auditor independen. Bagi perusahaan yang belum
go public, pelaporan pajak (dalam bentuk surat pemberitahuan) ke Kantor Pelayanan Pajak,
dilampiri laporan keuangan. Wajib pajak yang baik (taat) akan melampirkan laporan
keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen.Berbeda dengan audit keuangan, audit
manajemen bukanlah suatu keharusan bagi suatu suatu perusahaan. Audit manajemen
berangkat dari kepedulian manajemen atau yang memiliki wewenang yang lebih tinggi untuk
memperbaiki berbagai program/aktivitas yang berjalan di perusahaan. Audit manajemen
dalam hal ini dapat menjadi pilihan dalam mencari penyebab terjadinya kelemahan proses
yang berjalan dan menganalisis akibatnya serta menentukan langkah perbaikan yang dapat
dilakukan dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.
d)

Pelaksana

Audit

Audit keuangan dilakukan dalam rangka mendapatkan pengesahan (opini) secara independen
dari pihak auditor atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen perusahaan
tersebut. Oleh karena itu, audit juga harus dilakukan oleh pihak independen (auditor
eksternal) agar pengguna informasi merasa yakin akan keakuratan dan kebenaran informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut. Sedangkan audit manajemen dilakukan
dalam rangka untuk menemukan berbagai kekurangan/kelemahan pengelolaan perusahaan

(melalui pengelolaan berbagai program/aktivitas) yang dilakukan manajemen, sehingga dapat


ditentukan langkah-langkah perbaikan terhadap kekurangan tersebut. Oleh karena itu, selain
auditor independen, audit juga bisa dilakukan oleh auditor internal (staf auditor yang dimiliki
perusahaan).Pertimbangan objektivitas dan biaya audit menjadi dasar untuk menentukan
siapa yang akan dipilih perusahaan untuk melakukan audit manajemen. Jika pertimbangan
lebih ditekankan kepada masalah biaya audit, biasanya perusahaan lebih memilih untuk
memanfaatkan tenaga auditor yang dimilikinya. Sedangkan jika pertimbangannya lebih
ditekankan kepada tingkat objektivitas dan independensi auditor, audit biasanya dilakukan
oleh auditor dari luar perusahaan (external auditor).
e)

Frekuensi

Auditor

Kebutuhan audit berhubungan langsung dengan penerbitan laporan keuangn, audit keuangan
dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun dan ini bersifat reguler. Sedangkan audit
manajemen, tidak ada ketentuan mengikat yang mengharuskan untuk melakukan audit setiap
periode waktu tertentu. Kebutuhan audit sangat dipengaruhi oleh kepedulian manajemen
dalam mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi dan kebutuhan untuk
memperbaiki berbagai program/aktivitas yang hasilnya belum optimal.
f)

Orientasi

Hasil Audit

Audit keuangan dilakukan terhadap data-data keuangan perusahaan yang bersifat historis.
Oleh karena itu, audit ini lebih menekankan pada penilaian tehadap kinerja masa lalu yang
telah dicapai manajemen pada periode pelaporan. Sedangkan audit manajemen lebih
menekankan auditnya untuk kepentingan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan dimasa
yang akan datang. Audit manajemen lebih merupakan anticipatory audit, sebagai sarana
untuk mengantisipasi atau mencegah kemungkinan tejadinya kegagalan akibat kelemahankelemahan yang ada pada perusahaan.
g)

Bentuk

Laporan

Audit

Audit keuangan telah memiliki standar bentuk laporan audit yang bersifat baku bagi seluruh
akuntan indenpenden yang melakukan audit keuangan. Hal ini diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Bentuk laporan yang disampaikan biasanya adalah
laporan bentuk pendek yang menyertai laporan keuangan hasil audit.Sedangkan laporan hasil
audit manajemen, biasanya disajikan dalam bentuk laporan yang bersifat komprehensif,
dimana di dalam laporan tersebut disamping menyampaikan kesimpulan audit, juga disajikan
temuan-temuan penting hasil audit yang menjadi dasar dalam pembuatan kesimpulan dan

rekomendasi. Audit manajemen belum memiliki standar laporan yang baku sehingga
penyajian

laporan

sangat dipengaruhi oleh

kemampuan auditor berkreasi

untuk

menyampaikan informasi yang selengkap mungkin dalam laporannya kepada berbagai pihak
yang membutuhkan hasil audit tersebut.
h)

Pengguna

Laporan

Laporan audit keuangan ditujukan kepada berbagai kelompok pengguna yang berada diluar
perusahaan (eksternal). Berbagai kelompok tersebut di antaranya pemegang saham, kreditor,
pemerintah, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan informasi berbagai kelompok
tersebut, laporan keuangan disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan sebagaian
besar pemakai.Laporan audit manajemen lebih ditujukan kepada pihak internal perusahaan.
Berbagai pihak sesuai dengan bidangnya membutuhkan informasi tentang potensi perbaikan
yang bisa dilakukan perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, laporan audit
manajemen dapat menyajikan berbagai informasi untuk memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan yang ada pada perusahaan.
2. sebutkan dan jelaskan ruang lingkup audit manajemen keuangan!
Jawab :
audit manajemen keuangan meliputi penilaian terhadap keseluruhan aspek keuangan
perusahaan, baik organisasi, kebijakan maupun pengelolaan keuangan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Secara lebih detail, ruang lingkup audit keuangan
meliputi:
1. Ketepatan posisi organisasi manajemen keuangan dalam struktur organisasi
perusahaan dan kapabilitas sumber daya manusia pada organisasi departemen
keuangan
2. Penetapan tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada setiap fungsi keuangan
3. Prosedur dan pedoman tata kelola keuangan perusahaan
4. Ketetapan keputusan dan kebijakan keuangan yang ditetapkan perusahaan
5. Tata kelola manjemen keuangan perusahaan.

3. sebut dan jelaskan tujuan dan manfaat audit manajemen keuangan !


Manfaat audit manajemen fungsi keuangan, antara lain:
1.
Mengatur pencarian sumber-sumber dana yang dibutuhkan perusahaan kemudian
mengatur penggunaan dana yang telah diperoleh. Sumber dana yang dibutuhkan dapat

diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan
itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan.
2.
Alat utama dalam proses pembentukan keputusan dengan alasan:
a) Bagian keuangan memberikan petunjuk yang berarti untuk meningkatkan siasat
keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.
b) Pengarahan dan dukungan dapat diberikan oleh bagian keuangan dalam
menghasilkan pendapatan bersih dan pengambilan modal selama periode berjalan.
3. Manfaat audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
4. Memeriksa dan mengevaluasi keefektifan dan efisiensi bagian keuangan dalam pemberian
pengarahan dan penelitian keuangan yang meliputi keseluruhan organisasi termasuk
pelaksanaan dari berbagai macam unit.
5. Beberapa manfaat ekonomi dari audit laporan keuangan yaitu:
a.
Akses ke pasar modal
b.
Biaya modal yang lebih rendah
c.
Penangguhan inefisiensi dan kecurangan.

4. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap organisasi keuangan?
Jawab :
Yaitu pada keleluasan seorang chief financial officer membuat kebijakan dan mengambil
keputusan dalam pengelolaan keuangan perusahaan tergantung pada batasan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
5. Sebut dan jelaskan minimal lima criteria organisasi keuangan yang efektif, dalam tata
kelola keuangan perusahaan yang baik!
Jawab :
1. Konsistensi (Consistency) : Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus
konsisten dari waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh
disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten terhadap
manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat manipulasi di dalam
pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas (Accountability) : Akuntabilitas adalah kewajiban moral atau hukum yang
melekat pada individu, kelompok, atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana,
peralatan, atau kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. Organisasi harus
dapat menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan apa yang telah dia
capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan penerima manfaat.

Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui bagaimana dana dan kewenangan
digunakan.
3. Transparansi (Transparency) : Organisasi harus terbuka dengan pekerjaannya,
menyediakan informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku
kepentingan. Termasuk di dalamnya menyiapkan laporan keuangan yang akurat, lengkap, dan
tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima
manfaat. Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang
disembunyikan.
4. Kelangsungan Hidup (Viability) : Agar keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat
strategic maupun operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima.
Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan dan keberlanjutan
keuangan organisasi. Manager organisasi harus menyiapkan sebuah rencana keuangan yang
menunjukkan bagaimana organisasi dapat melaksanakan rencana strategiknya dan memenuhi
kebutuhan keuangannya.
5. Integritas (Integrity) : Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat
harus mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan juga harus
dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan pencatatan keuangan.

6. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan investasi?
Jawab:
Empat unsur penting yang harus diperhatikan dalam keputusan investasi adalah:
1. jumlah investasi bersih yang dikeluarkan
2. potensi keuntungan yang diperoleh
3. periode waktu investasi untuk menghasilkan keuntungan
4. pemuliahn modal pada akhir umur investasi

7. Bagaimana auditor menilai suatu kelayakan investasi ?


Dengan melihat investasi mana yang menghasilkan manfaat dimasa yang akan dating
kemudian mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi akan berdampak ke bagian apa-apa
saja.

8. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan operasi ?
Jawab :
Yaitu keputusan operasi menyangkut pengelolaan secara efektif dan efisien aset-aset lancar
yang harus diatur dengan tepat komposisinya agar dapat memberi manfaat yang maksimal
bagi perusahaan. Keputusan ini menyangkut strategi pengelolaan modal kerja dan
pengendalian perusahaan mengenai sumber-sumber penerimaan dan alokasi penggunaan kas.

9. Bagaimana auditor menilai ketersediaan aset lancar yang paling optimal dalam
operasional perusahaan?
Jawab :
Dua pertimbangan penting yang mempengaruhi penentuan jumlah aset lancar yang harus
disediakan perusahaan adalah : 1) tingkat output yang akan dicapai, dan 2) tingkat laba
(ROI) yang diharapkan dari penggunaan aset lancar tesebut. Trade off antara laba dan
risiko dalam menentukan tingkat aset lancar yang optimal sangat dipengaruhi oleh sikap
manajemen dalam memandang resiko.
Tingkat optimal aset lancar yang paling produktif adalah ketersediaan aset lancar pada
tingkat minimum yang tidak mengganggu operasional perusahaan. Penjabaran rencana
manajeman dalam rentang waktu yang lebih pendek (mingguan atau harian) dapat
membantu manajemen dalam menentukan tingkat optimal aset lancar yang harus
dimiliki.

10. Apa titik berat penilaian auditor pada audit keputusan pendanaan?
Jawab:
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sumber dana meliputi:
1. biaya inkremental
2. fleksibilitas
3. waktu
4. pengendalian

11. Bagaimana auditor menilai bahwa perusahaan telah menggunakan sumber pendanaan
yang tepat ?

Dengan melihat keekonomisan pemilihan sumber pendanaan dengan risiko yang paling
rendah, kemudian jika jangka pendek maka dilihat dari sumber dana yang fleksibel dan
dengan biaya yang murah.

12. Apa titik berat penilaian auditor pada audit terhadap keputusan dividen?
Jawab :
Yaitu mengenai keputusan tentang apakah perusahaan akan membagikan dividen kepada
pemegang sahamnya atau tidak, berapa besar laba didistribusikan kepada pemegang saham
dan berapa besar ditahan untuk mendanai berbagai kebutuhan berkaitan dengan ekspansi dan
pengembangan perusahaan.

13. Bagaimana auditor menilai ketepatan keputusan untuk membagikan dividen baik waktu
pembagian maupun jumlahnya dalam rangka menjaga kepercayaan investor?
Jawab :
Perusahaan harus mempertimbagkan beberapa hal dalam pengambilan keputusan
berkaitan dengan pembagian dividen kepada para pemegang sahamnya. Hal-hal
tersebut antara lain :
1. Tingkat likuiditas perusahaan
Dividen yang paling umum dibagikan adalah dividen tunai, walaupun
memungkinkan untuk membagikan dividen dalam bentuk saham. Dengan
demiklian, pembagian dividen menyebabkan terjadinya arus kas keluar sebesar
dividen yang dibagikan. Perusahaan harus mempertimbangkan tingkat likuiditas
yang dimiliki dengan pembagian dividen, agar tidak mengganggu kebutuhan
operasional yang lain.

2. Rencana ekspansi
Rencana ekspansi biasanya tertuang dalam rencana pengembangan jangka
panjang perusahaan. Secara periodik, perusahaan menahan laba yang diperoleh
dalam tahun berjalan untuk mendanai rencana ekspansi tersebut. Walaupun
rencana ekspansi dapat didanai dengan pinjaman, tetapi laba ditahan merupakan
sumber dana yang paling murah di atara sumber dana yang ada dengan risiko
yang paling kecil. Keputusan pembagian dividen, tidak boleh mengjalang
rencana ekspansi perusahaan.

3. Ketentuan-ketentuan yang membatasi pembagian dividen

Pada kondisi tertentu, kreditor utama memungkinkan untuk membatasi kebijakan


perusahaan dalam membagikan dividen, seperti pencadangan dana tertentu yang
dapat menjamin kelancaran pembayaran pokok utang dan bunganya secara tepat
waktu. Dividen baru bisa dibagikan, jika persyaratan-persyaratan yang berkaitan
dengan pembatasan tersebut telah dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai