Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 5:

1. Yuni Setyaningsih 18133100104


2. Ega Aprilia Nugroho 18133100123
3. Sindya Marsya Febrianti 18133100152

PENDAHULUAN AUDIT MANAJEMEN DAN KONSEP DASAR

RUANG LINGKUP

Ruang lingkup manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen yang berupa
seluruh kegiatan atau dapat mencakup bagian tetentu dari suatu program/ aktivitas yang akan
dilakukan. Periode yang dilakukan audit bervariasi, bisa dalam jangka waktu seminggu,
Beberapa bulan, satu tahun bahkan bisa Beberapa tahun sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
PRINSIP DASAR AUDIT
Ada 7 prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat
mencapai tujuan dengan baik sbb:
1. Audit menitik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki.
Tujuan dari audit manajemen adalah salah satunya menciptakan perbaikan terhadap
program/ aktivitas perusahaan maka audt menitiikberatkan pada berbagai hal yang
masih memerlukan perbaikan untuk mencapai kondisi optimal dalam pengelolaan
sumber daya yang dimiliki.
2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit
Dari hasil audit yang dilakukan akan diketahui apakah program yang
ditetapkan,metode pelaksanaan operasi maupun kebijakan yang ditetapkan
manajemen secara efektif dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dengan
demikian, audit merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum penilaian
dilakukan.
3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif
Disamping menyajikan temuan-temuan yang merupakan kelemahan dalam
pengelolaan perusahaan, auditor juga harus menyajikan temuan-temuan yang positif
yang biasanya berupa keberhasilan yang dicapai manajemen dalam mengelola
aktivitas/program dalam operasinya.
4. Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan yang terjadi
Hal ini perlu dilakukan seorang auditor karena dengan mengetahui individu tersebut,
permasalahan dan penyebab terjadinya kelemahan tersebut akan dapat digali lebih
mendalam sehingga tindakan koreksi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab
Walaupun auditor tidak memiliki wewenang dalam memberikan sanksi/tindakan
terhadap petugas yang bertanggung jawab terhadap kelemahan yang terjadi tetapi
berdasarkan hasil audit yang dilakukan, auditor dapat memberikan berbagai
pertimbangan dalam menentukan sanksi yang akan diberikan oleh pihak yang lebih
tinggi dari petugas yang bersangkutan.
6. Pelanggaran hokum
Pelanggaran dapat berupa penipuan, penggelapan aset-aset perusahaan maupun
berbagai kegiatan yang secara sengaja merugikan perusahaan untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok. Walaupun bukan tugas utama auditor untuk melakukan
penyelidikan terhadap pelanggaran hukum, namun auditor harus segera
menyampaikan temuan tersebut kepada atasannya tentang adanya pelanggaran
tersebut.
7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan
Apabila terjadi indikasi kecurangan(fraud) pada objek audit, auditor harus
memberikan perhatian khusus dan melakukan penyelidikan yang lebih dalam terhadap
hal tersebut sehingga diharapkan kecurangan tersebut tidak terjadi.

PERBEDAAN AUDIT MANAJEMEN DAN AUDIT KEUANGAN

Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dri kelemahan-kelemahan


yang terjadi pada pengelolaan program maupun aktivitas perusahaan, menganalisis akibat
yang ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan di masa yang
akan datang. Sedangakan untuk audit keuangan yang lebih menekankan auditnya oada data-
data transaksi,proses pencatatan dan laporan akuntansi yang dibuat oleh perusahaan. Secara
lebih detail perbedaannya sebagai berikut:

1. Tujuan audit
Audit keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan yang
disajikan oleh perusahaan menyajikan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Dari hasil audit ini auditor akan memberikan opini sebagai tanda pengesahan atas
laporam tersebut yang nantinya akan digunakan sebaguan besar pemakai laporan
keuangan.
Audit manajemen ditujukan untuk mencapai perbaikan atas berbagai
program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan perbaikan.
Oleh sebab itu auditnya dirancang untuk menemukan berbagai kelemahan operasional
perusahaan.
2. Ruang lingkup audit
Audit keuangan lebih menekankan auditnya pada data-data akuntansi perusahaan dan
proses penyajian laporan yang disajikan manajemen sehingga ruang lingkup auditnya
berkisar pada bukti-bukti transaksi dan proses akuntansi yang diterapkan objek audit.
Audit manajemen, ruang lingkupnya meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan unit
yang terkait didalamnya seperti seluruh program/ aktivitas yang dilakukan.
3. Dasar yuridis
Secara hukum semua perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor independen (akuntan public) kepada pihak yang berkepentingan
dengan laporan keuangan tersebut. bagi perusahaan yang go public penyajian laporan
keuangan yang telah diaudit merupakan bentuk penyajian informasi yang jujut dan
bertanggung jawab kepada investor/calon investor. Oleh sebab itu prasayarat
perusahaan untuk dapat mencatatkan sahamnya di bursa adalah penyajian laporan
keuangan yang tekah diaudit oleh auditor independen.
Berbeda dengan audit keuangan, audit manajemen bukanlah merupakan keharusan
bagi perusahaan. Audit manajemen timbul dari kepedulian manajemen yang memiliki
wewenang lebih tinggi untuk memperbaiki berbagai program/aktivitas yang berjalan
di perusahaan.
4. Pelaksanaan Audit
Audit keuangan dilakukan dalam rangka mendapatkan pengesahan (opini) secara
independen dari pihak auditor atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan
manajemen perusahaan tersebut. oleh sebab itu, audit juga harus dilakukan oleh pihak
independen (auditor ksternal) agar pengguna informasi merasa yakin akan keakuratan
dan kebenaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut.
Audit manajemen dilakukan dalam rangka untuk menemukan berbagai
kekurangan/kelemahan pengelolaan perusahaan yang dilakukan manajemen. Oleh
karena itu, selain auditor independen, audit juga dapat dilakukan oleh auditor internal.
5. Frekuensi audit
Kebutuhan audit berhubungan langsung dengan penerbitan laporan keuangan, audit
keuangan dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun dan ini bersifat reguler.
Sedangkan untuk audit manajemen, tidak ada ketentuan mengikat yang mengharuskan
untuk melakukan audit setiap periode waktu tertentu.
6. Orientasi hasil audit
Audit keuangan dilakukan terhadap data-data yang bersifat historis. Oleh karena itu
audit ini lebih menenkankan pada penilaian terhadap kinerja masa lalu yang telah
dicapai manajemen pada periode pelaporan, sedangkan audiy manajemen leih
menekankan audtnya untuk kepentingan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan
dimasa yang akan datang.
7. Bentuk laporan audit
Audit keuangan memiliki standar bentuk laporan audit yang bersifat baku bagi
seluruh akuntan independen yang melakuakn audit keuangan. Hal ini diatur Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Bentuk laporan keuangan yang disajikan
biasanya adalah laporan bentuk pendek yang menyertai laporan hasil audit.
Sedangkan untuk audit manajemen belum memiliki standar laporan yang baku
sehinga penyajian laporan sangat dipengaruhi oleh kemampuan auditor berkreasi
unyuk menyampaikan informasi yang selengkap mungkin. Bentuk laporan dari audit
manajemen bersifat komperhensif, dimana didalam laporan tersebut disamping
menyampaikan kesimpulan hasil audit, juga disajikan temuan-temuan penting hasil
audit yang menjadi dasar dalam pembuatan kesimpulan dan rekomendasi.
8. Pengguna laporan
Laporan audit keuangan ditujukan kepada berbagai kelompok pengguna yang berada
di luar perusahaan. Berbagai kelompok tersebut diantaranya pemegang saham,
kreditor,pemerintah dsb.
Laporan audit manajemen lebih ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Berbagai
pihak sesuai dengan bidangnya membutuhkan informasi tentang potensi perbaikan
yan bisa dilakukan dimasa akan datang.

TAHAP-TAHAP AUDIT

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap
objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap
berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit
serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi
hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian
ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit
sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan
pada berbagai aktivitas yang dilakukan.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten
untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi
yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk
meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap
berbagai kelemahan yang ditemukan.
5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai
dengan rekomendasi yang diberikan.

MEMAHAMI PERMASALAHAN SECARA DINI

Salah satu penyebab turunnya laba perusahaan adalah operasi yang kurang efisien.
Hal ini ditunjukkan dengan semakin kecilnya rasio antara output dan input (jumlah output
dibagi dengan jumlah input hasilnya tidak cukup tinggi). Perputaran karyawan yang tinggi
menunjukkan kepuasan kerja (job satisfaction) yang rendah bagi karyawan. Kepuasan kerja
berkaitan dengan imbalan kerja yang diperoleh karyawan dalam melaksanakan aktivitasnya
di dalam perusahaan. Kepuasan tersebut tidak hanya diukir dengan imbalan finansial, namun
juga mencakup hal lainnya seperti beban kerja, hubungan antar karyawan, jenjang karier, dan
lain-lain. Selain itu, tingginya perputaran karyawan bukan semata-mata menunjukkan
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan karyawan, tetapi dapat juga
disebabkan oleh faktor lain, misalnya karena memang karyawan tersebut tidak memiliki
motivasi untuk berprestasi atau kemampuannya tidak sesuai dengan bidang kerja yang
menjadi tugasnya.

Tingginya keluhan pelanggan bisa terjadi karena berbagai alasan seperti rendahnya
kualitas produk, pelayanan yang kurang baik, atau terlambatnya produk sampai di pasar.
Memahami secara dini permasalahan ini akan sangat membantu perusahaan dalam
mempertahankan dan bahkan meningkatkan kemampuan bersaingnya. Tindakan antisipasi
terhadap kemungkinan yang lebih buruk di masa yang akan datang, memerlukan penilaian
yang tepat terhadap pengelolaan yang telah berjalan saat ini dan identifikasi kekurangan atau
kelemahan pengelolaan program/aktivitas yang ada selama ini sehingga perusahaan dapat
menentukan langkah perbaikan yang perlu dilakukan.

EKONOMISASI, EFISIENSI, DAN EFEKTIVITAS

Ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil guna)


merupakan tiga hal penting yang tidak dapat dipisahkan yang harus dicapai perusahaan dalam
meningkatkan kemampuan bersaingnya. Operasi yang berjalan secara hemat dan berdaya
guna tanpa mengabaikan pencapaian tujuan perusahaan (hasil guna) akan mampu
menghasilkan produk dengan harga pokok yang relatif lebih rendah dengan kualitas sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Produk yang dihasilkan dengan harga yang lebih
rendah dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan nilai pelanggan
melalui pengorbanan yang lebih kecil, karena dalam hal ini perusahaan dalam hal ini
perusahaan dapat menjual produknya dengan harga relatif lebih rendah daripada harga
pesaing tanpa menggangu keuntungan yang diharapkan.

– Ekonomisasi
Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan sumber
daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Ekonomisasi juga merupakan
ukuran input yang digunakan dalam berbagai program yang dikelola. Artinya, jika
perusahaan mampu memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi
dengan pengorbanan yang paling kecil, berarti perusahaan telah mampu memperoleh
sumber daya tersebut dengan cara ekonomis. Dengan demikian harga pokok per unit
input yang digunakan dalam operasi juga menjadi rendah, yang memungkinkan
perusahaan untuk menghasilkan produk dengan harga pokok yang relatif lebih rendah
dibandingkan para pesaingnya. Pada dasarnya usaha untuk memperoleh input dengan
pengorbanan minimal tanpa mengabaikan kualitas dan kuantitasnya adalah salah satu
bentuk ekonomisasi perolehan sumber daya.
– Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,
sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi
berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam konsep input–proses–output
efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkam antara input dan output
dalam operasional perusahaan.
Pengelolaan program secara efisien membutuhkan komitmen bersama di antara
bagian yang terlibat dalam perusahaan. Operasi yang efisien tanpa mengabaikan
tujuan perusahaan adalah tanggung jawab bersama secara proporsional setiap bagian
dan tingkatan yang terlibat dalam operasi perusahaan. Perbaikan yang terus-menerus
(continuous improvement) menjadi dasar tercapainya proses operasi yang efisien.
– Efektivitas
Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Efektivitas merupakan ukuran dari output.
– Efisiensi dan Efektivitas
Produk dengan kualitas rendah biasanya dihasilkan melalui proses yang tidak baik.
Produk berkualitas rendah dapat disebabkan oleh pengendalian proses produksi yang
tidak memadai, pemeliharaan peralatan produksi yang tidak tepat waktu, bahan baku
yang tidak memenuhi standar kualitas dan berbagai kekurangan lainnya. Kekurangan
ini merupakan indikasi bahwa proses berjalan tidak efisien. Dengan memperbaikinya,
perusahaan akan dapat beroperasi dengan cara yang lebih efisien dan menghasilkan
produk berkualitas tinggi.

RUANG LINGKUP AUDIT MANAJEMEN

1. Fungsi Manajerial, pada fungsi ini audit dilakukan terhadap perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
a. Perencanaan yaitu tahap yang krusial dalam keberhasilan perusahaan.
b. Pengorganisasian yaitu pengaturan sumber daya termasuk penempatan personel
c. Pengarahan yaitu berkaitan dengan implementasi rencana
d. Pengendalian yaitu menekankan pada penelitian terhadap efektivitas sistem
pengendalian dalam memandu proses operasional.
2. Fungsi Bisnis
1. Fungsi Manajemen pada Fungsi Pemasaran, bertujuan untuk menilai bagaimana
setiap program atau aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya
melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
2. Audit Manajemen pada Fungsi Produksi dan Operasi, bertujuan untuk melakukan
pengujian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan berbagai aturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan dalam operasi perusahaan.
3. Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Informasi, menekankan pada penilaian
terhadap keandalan sistem informasi yang dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan berbagai informasi yang diperlukan perusahaan.
4. Audit Manajemen pada fungsi Sistem Kepastian Kualitas, digunakan sebagai
strategi dalam memenangkan persaingan.
5. Audit Manajemen pada Fungsi Lingkungan, untuk menilai sejauh mana
perusahaan telah melaksanakan tanggungjawab lingkungannya.
6. Audit Manajemen pada Fungsi Perpajakan,

JAWABAN

1. Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dri kelemahan-kelemahan


yang terjadi pada pengelolaan program maupun aktivitas perusahaan, menganalisis
akibat yang ditimbulkan oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan
di masa yang akan datang. Sedangakan untuk audit keuangan yang lebih menekankan
auditnya oada data-data transaksi,proses pencatatan dan laporan akuntansi yang dibuat
oleh perusahaan.
2. Suatu perusahaan melakukan audit manajemen atas dasar dorongan untuk
menciptakan perbaikan terhadap program/ aktivitas perusahaan yang akan
diselenggarakan untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah
digunakan secara efisien serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang
direncanakan dapat tercapai dan mengetahui apakah melanggar ketentuan aturan dan
kebijakan perusahaan atau tidak.
3. Audit keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan yang
disajikan oleh perusahaan menyajikan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Dari hasil audit ini auditor akan memberikan opini sebagai tanda pengesahan atas
laporam tersebut yang nantinya akan digunakan sebaguan besar pemakai laporan
keuangan. Sedangkan Audit manajemen ditujukan untuk mencapai perbaikan atas
berbagai program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan
perbaikan. Oleh sebab itu auditnya dirancang untuk menemukan berbagai kelemahan
operasional perusahaan.
4. Pihak pertama: Auditor
Pihak kedua: Entitas yang diaudit (auditee), biasanya diwakili oleh
manajemendan karyawan pada perusahaan tersebut.
Pihak ketiga: Entitas yang melakukan pertanggungjawaban dari entitas
yangdiaudit biasanya diwakili oleh dewan komisaris (pemegang saham)
Fungsi dan hubungan dari berbagai pihak :
1. Hubungan pihak pertama dengan pihak kedua memunculkan fungsi audit
2. Hubungan antara pihak kedua dan pihak ketiga memunculkan fungsi
pertaggungjawaban
3. Hubungan antara pihak pertama dan pihak ketiga memunculkan fungsi
pengesahan.
5. Kalau menurut kelompok kami, audit manajemen akan dilakukan oleh auditor
internal. Karena untuk memanfaatkan auditor dari dalam perusahaan diharapkan bisa
mempersingkat waktu audit karena telah memiliki pemahaman yang memadai
terhadap sistem pengendalian manajemen perusahaan. Disamping itu, hubungan
antara personal antara auditor dengan pihak yang diaudit juga telah terjalin dengan
baik dan tidak memerlukan pendektan khusus dalam melaksanakan audit.
6. 3 elemen pokok dalam sasaran audit :
– Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap individu/ kelompok
didalam perusahaan dalam melakukan aktivitas.
– Penyebab merupakan tindakan yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok
didalam perusahaan. Penyebab bisa bersifat positif yang menunjukan
program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih
tinggi maupun sebaliknya.
– Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriterua yang
berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat bisa bersifat positif yang
menunjukan program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih
rendah dari kriteria yang ditetapkan maupun sebaliknya..
7. Ya, karena tidak semua objek pemeriksaan memiliki kriteria terdokumentasi.
Terhadap masalah ini, auditor harus mampu mengembangkan criteria awal yang bias
digunakan sebagaidasar dalam pelaksanaan audit.
8. a. Bertitik tolak dari fungsi-fungsi bisnis, seperti produksi, pemasaran, sumber daya
manusia, keuangan akuntansi dan lain-lain
b. Bertitik tolak dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan,
danpengendalian/pengawasc.
c. Bertitik tolak dari sumber daya yaitu manajemen, mesin material, manusia dan
lain-lain
9. a. Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana.perusahaan dalam mendapatkan
sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas.
b. Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,
sehingga dicapaioptimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki.
c. Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk
mencapai tujuannnya. Apakah pelaksanaan suatu program/ aktivitas telah mencapai
tujuannya? Efektivitas merupakan ukuran dari output.
10. Wujud dari komitemen dalam merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan
mengendalikan proses pengelolaan sumber daya secara optimal. Manajemen harus
mampumengarahkan dan memotivasi seluruh bagian, kelompok dan invidu dalam
sebuah kerjasama tim yang solid dalam mencapai tujuan masing-masing dan tujuan
perusahaan secarakeseluruhan. Manajemen harus mampu menyambungkan nilai-nilai
(value) yang terdapatpada setiap bagian, kelompok, dan individu dalam perusahaan
menjadi rangkaian rantai(chain) yang saling terkait dengan prinsip-prinsip hubungan
pemasok pelanggan, di manasetiap pemasok harus memuaskan pelanggannya. Dengan
adanya kesadaran bahwa setiapbagian, kelompok, dan individu adalah pemasok bagi
bagian, kelompok, dan individu lain,maka secara sadar mereka akan saling
mendukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan perusahaan.
11. Sesuai dengan tujuannya audit manajemen dilaksanakan untuk meningkatkan
ekonomisasi, pengelolaan sumber daya, serta efektifitas pencapaian tujuan
perusahaan. Audit manajemen diarahkan untuk menilai secara keseluruhan
pengelolaan operasional obyek audit, baik fungsi manajerial (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) maupun fungsi – fungsi bisnis
perusahaan yang secara keseluruhan ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan
12. Ada tujuh prinsip yang harus di perhatikan agar audit manajemen dapat berjalan
dengan baik:
– Audit dititik beratkan pada objek yang memiliki peluang untuk diaudit.
Prinsip ini mengarahkan audit pada berbagai kelemahan manajemen baik
dalam bentuk operasional yang berjalan tidak efisien dan pencapaian tujuan
yang tidak efektif maupu kegagalan perusahaan dalam menerapkan berbagai
ketentuan dan peraturan serta kebijakan yang ditetapkan.
– Penilaian terhadap kegiatan objek audit harus memiliki prasyarat.
Audit merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum penilaian
dilakukan.
– Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan audit yang
bersifat positif.
Memberikan penilaian objektif terhadap objek yang diaudit.
– Identifikasi indvidu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan
yang terjadi.
Hal ini penting karena dengan mengetahui individu-individu tersebut, akan
lebih dalam dapat digali permasalahannya dan penyebab terjadinya kelemahan
tersebut, sehingga tindakan koreksi yang akan dilakukan akan menjadi lebih
cepat dan tepat.
– Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.
Walaupun auditor tidak berkewenangan memberi sanksi, tetapi auditor dapat
memberikan pertimbangan sanksi yang tepat yang akan diberikan pada pihak
yang bertanggunng jawab.
– Pelanggaran hukum.
Walaupun bukan tugas utama seorang auditor melakukan penyelidikan
terhadap pelanggaran hukum, auditor harus segera melaporkan temuan
pelangaran.
– Penyelidikan dan pencegahan kecurangan.
Apabila terjadi kecurangan atau (fraud), maka auditor harus member
perhatiandan penyelidika yang lebih dalam terhadap hal tersebut, diharapkan
kecurangan tidak terjadi lagi.
13. Kriteria digunakan untuk menilai pelaksanaan dan pengendalian berbagai aktivitas
yang dilakukan dalam perusahaan. Auditor harus yakin bahwa kriteria yang diguakan
sudah tepat dalam menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai
program/aktivitas didalam perusahaan. Jika perusahaan yang diperiksa tidak memiliki
kriteria yang terdokumentasi, auditor tetap melanjutkan auditnya. Auditor harus
mampu mengembangkan kriteria yang bisa digunakan seagai dasar dalam
pelaksanaan audit. Oleh karena audit yang berkaitan dengan pemilik/pengelola objek
yang diaudit. Maka kriteria awal yang dikembangkan oleh auditor harus dipahami dan
disepakati oleh pihak auditee.
14. Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau hanya mencakup bagian tertentu dari
kegiatan/aktivitas perusahaan yang dilakukan. Periode audit yang dilakukan juga
bervariasi bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun, bahkan
untuk beberpa tahun, sesuai tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Audit manajemen
pada berbagai fungsi dan ruang lingkupnya:
– Audit manajemen pada fungsi pemasaran
– Audit manajemen pada fungsi produksi dan operasi
– Audit manajemen pada fungsi sumber daya manusia
– Audit manajemen pada fungsi sistem informasi
– Audit manajemen lingkungan
– Audit sistem manajemen kualitas
– Audit manajemen bidang perpajakan
15. Langkah – langkah dalam audit manajemen:
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang
terhadap objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan
penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan
dengan aktivitas yang diaudit serta menganalisis berbagai informasi yang telah
diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung
kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas
pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang
berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui
potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini
juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu
temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan
dengan tujuan audit.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal
ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang
keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk
melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.
5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut
(perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
16. Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan manajemen sebagai auditor, kami tidak akan
memandang karyawan/pejabat yang terkait dengan objek pemeriksaan sebagai orang
yang harus dicurigai, tetapi kami akan menjalin kemitraan dengannya dalam proses
pemeriksaan. Hal tersebut karena semakin kita menganggap mereka sebagai objek
yang harus dicurigai, maka semakin sulit untuk kita menemukan bukti-bukti yang kita
butuhkan dalam proses pemeriksaan. Justru kita menganggapnya sebagai rekan atau
kemitraan. Maka, kita bisa dengan mudah menelusuri jejak audit yang merupakan
tujuan utama kita sebagai seorang auditor.
17. Sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang-
bidang dalam perusahaan yang masih memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari
segi ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Ada tiga elemen pokok dalam tujuan audit:
– Kriteria (criteria)
Merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
– Penyebab (cause)
Merupakan tindakan yang dilakukan oleh stiap individu/kelompok di dalam
perusahaan. Penyebab bisa bersifat positif dan negatif.
– Akibat (effect)
Merupakan dampak atau hasil dari perbandingan antara penyebab dengan
kriteria tersebut.
18. Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap
obyek yang diaudit. Disamping itu pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap
berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit,
serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal
– hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang di audit. Dari
informasi latar belakang ini, auditor daat menentukan beberapa tujuan audit
sementara.
19. Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam. Audit
ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang tentang
objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan
pelaksanaan audit ini, antara lain:
a) Pemahaman auditor terhadap objek audit
b) Penentuan tujuan audit
c) Penentuan ruang lingkup dan sasaran audit
d) Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan
objek audit
e) Pengembangan kriteria awal dalam audit
20. Setelah melakukan audit pendahuluan, auditor harus membuat kesimpulan yang
menjadidasar dalam menentukan langkah-langkah audit yang akan diambil dalam
tahapan auditselanjutnya, yaitu review terhadap pengenddalian manajemen. Auditor
juga seharusnya sudahmenetapkan tujuan audit walaupun masih bersifat sementara
(tentative audit objective).
21. Tujuan dari review dan pengujian atas pengendalian manajemen yaitu memahami
mengapa suatu program atau aktivitas dilaksanakan dan bagaimana seharusnya
program tersebut dilaksanakan untuk mencapai tujuannya.
22. Kesimpulan dari review dan pengujian pengendalian
a. Keandalan sistem pengendalian manajemen perusahaan dalam memandu
operasional yang berlangsung pada perusahaan tersebut dan kemampuannya
dalam memenuhi kebutuhan dokumentasi, pengukuran dan penilaian terhadap
aktivitas yang dilakukan.
b. Tersedia cukup bukti yang dibutuhkan dalam pengembangan tujuan audit
sementara menjadi tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang
sesungguhnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai tujuan audit selanjutnya atau
tidak tersedia cukup bukti sehingga pengembangan tujuan audit sementara ini
tidak perlu dilanjutkan.
23. Karakteristik sistem pengendalian manajemen:
a. Pernyataan tujuan perusahaan
b. Rencana perusahaan yang digunakan untuk mencapai tujuan
c. Kualitas dan kuantitas sdm yang sesuai dengan tanggung jawab yang dipikul
dan adanya pemisahan fungsi yang memadai.
d. Sistem pembuatan kebijakan dan praktik yang sehat pada masing-masing unit
organisasi
e. Sistem penelaahan yang efektif pada setiap aktivitas untuk memperoleh
keyakinan bahwa kebijakan dan praktik yang sehat telah dilaksanakan dengan
baik
24. Kesimpulan hasil review dan pengujian terhadap pengendalian management dapat
memberikan gambaran kepada auditor tentang hal hal berikut :
a. Keandalan system pengendalian manajemen perusahaan dalam memandu
operasionalyang berlangsung pada perusahaan tersebut dan kemampuannya
dalam memenuhikebutuhan dokumentasi, pengukuran, dan penilaian terhadap
aktivitas yangdilaksanakan.
b. Apakah tersedia cukup bukti yang dibutuhkan dalam pengembangan tujuan
auditsementara (tentative audit objective) menjadi tujuan audit yang
sesungguhnya(definitive audit objective), sehingga dapat dipergunakan
sebagai tujuan auditselanjutnya, atau tidak tersedia cukup bukti sehingga
pengembangan tujuan auditsementara ini tidak perlu dilanjutkan.
c. Langkah kerja yang dilaksanakan pada tahap berikutnya untuk memudahkan
programkerja udit guna mengetahui:
i. Apakah ruang lingkungan kegiatan audit telah ditetapkan dengan jelas
danpekerjaan audit internal perusahaan telah memenuhi syarat
kompetensi,dapat diandalkan, dan tepat waktu
ii. Menentukan tujuan audit bersama penanggung jawab mengenai audit
lanjutan.
25. Apa manfaat dari informasi yang diperoleh dalam review dan pengujian pengendalian
management audite?
a. Keandalan sistem pengendalian manajemen perusahaan dalam memandu
operasional yang berlangsung pada perusahaan tersebut dan kemampuannya
dalam memenuhi kebutuhan dokumentasi, pengukuran dan penilaian terhadap
aktivitas yang dilakukan.
b. Tersedia cukup bukti yang dibutuhkan dalam pengembangan tujuan audit
sementara menjadi tujuan audit sementara menjadi tujuan audit yang
sesungguhnya, sehingga dapat dipergunakan sebagai tujuan audit selanjutnya
atau tidak tersedia cukup bukti sehingga pengembangan tujuan audit sementara
ini tidak perlu dilanjutkan.
26. Langkah kerja yang dilaksanakan pada tahap berikutnya untuk memudahkan
programkerja udit guna mengetahui:
a. Apakah ruang lingkungan kegiatan audit telah ditetapkan dengan jelas
danpekerjaan audit internal perusahaan telah memenuhi syarat kompetensi,
dapat diandalkan, dan tepat waktu
b. Menentukan tujuan audit bersama penanggung jawab mengenai audit lanjutan.
27. Jika auditor menemukan adanya kelemahan atau kekurangan yang penting pada
program/aktivitas yang diaudit, maka auditor harus segera menyusun rencana
pengembangan semua aspekyang berhubungan dengan masalah tersebut. Beberapa
langkah dalam pengembangan temuan meliputi:
1. Mengenali batas-batas wewenang dan tanggung jawab pejabat yang terlibat
dalam pelaksanaanprogram/aktivitas yang diaudit
2. Memahami secara saksama scbab-scbab terjadinya kclemahan pada
program/aktivitas yang diaudit
3. Tentukan apakah kelemahan tersebut merupakan kelemahan yang berdiri
sendiri atau tersebar luaspada berbagai program/aktivitas yang lain
4. Menentukan akibat atau arti penting dari kelemahan tersebut
5. Menentukan rekomendasi/saran-saran untuk perbaikan.
28. Informasi khusus yang berhubungan dengan program/ aktivitas yang audite,
dievaluasi dan analisis, penyimpangan yang terjadi didalamnya, penyebab terjadinya
penyimpangan dan akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan tersebut.
29. Menyajukan simpulan auditee tentang elemen -elemen atas tujuan audite dan
rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi
serta rencana tinfak lanjutan dalam mengaplikasi rekomendasi tersebut.
30. Auditor tidak memiliki kewenangan memaksa dan menuntut management untuk
melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan reomendasi yang diberikan, tetapi lebih
menempatkan diri sebagai supervisor atas rencana pelaksanaan dan pengendalian
tindak lanjut yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai