RUANG LINGKUP
Ruang lingkup manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen yang berupa
seluruh kegiatan atau dapat mencakup bagian tetentu dari suatu program/ aktivitas yang akan
dilakukan. Periode yang dilakukan audit bervariasi, bisa dalam jangka waktu seminggu,
Beberapa bulan, satu tahun bahkan bisa Beberapa tahun sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
PRINSIP DASAR AUDIT
Ada 7 prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat
mencapai tujuan dengan baik sbb:
1. Audit menitik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki.
Tujuan dari audit manajemen adalah salah satunya menciptakan perbaikan terhadap
program/ aktivitas perusahaan maka audt menitiikberatkan pada berbagai hal yang
masih memerlukan perbaikan untuk mencapai kondisi optimal dalam pengelolaan
sumber daya yang dimiliki.
2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit
Dari hasil audit yang dilakukan akan diketahui apakah program yang
ditetapkan,metode pelaksanaan operasi maupun kebijakan yang ditetapkan
manajemen secara efektif dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dengan
demikian, audit merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum penilaian
dilakukan.
3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif
Disamping menyajikan temuan-temuan yang merupakan kelemahan dalam
pengelolaan perusahaan, auditor juga harus menyajikan temuan-temuan yang positif
yang biasanya berupa keberhasilan yang dicapai manajemen dalam mengelola
aktivitas/program dalam operasinya.
4. Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan yang terjadi
Hal ini perlu dilakukan seorang auditor karena dengan mengetahui individu tersebut,
permasalahan dan penyebab terjadinya kelemahan tersebut akan dapat digali lebih
mendalam sehingga tindakan koreksi dapat dilakukan lebih cepat dan tepat.
5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab
Walaupun auditor tidak memiliki wewenang dalam memberikan sanksi/tindakan
terhadap petugas yang bertanggung jawab terhadap kelemahan yang terjadi tetapi
berdasarkan hasil audit yang dilakukan, auditor dapat memberikan berbagai
pertimbangan dalam menentukan sanksi yang akan diberikan oleh pihak yang lebih
tinggi dari petugas yang bersangkutan.
6. Pelanggaran hokum
Pelanggaran dapat berupa penipuan, penggelapan aset-aset perusahaan maupun
berbagai kegiatan yang secara sengaja merugikan perusahaan untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok. Walaupun bukan tugas utama auditor untuk melakukan
penyelidikan terhadap pelanggaran hukum, namun auditor harus segera
menyampaikan temuan tersebut kepada atasannya tentang adanya pelanggaran
tersebut.
7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan
Apabila terjadi indikasi kecurangan(fraud) pada objek audit, auditor harus
memberikan perhatian khusus dan melakukan penyelidikan yang lebih dalam terhadap
hal tersebut sehingga diharapkan kecurangan tersebut tidak terjadi.
1. Tujuan audit
Audit keuangan dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan yang
disajikan oleh perusahaan menyajikan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Dari hasil audit ini auditor akan memberikan opini sebagai tanda pengesahan atas
laporam tersebut yang nantinya akan digunakan sebaguan besar pemakai laporan
keuangan.
Audit manajemen ditujukan untuk mencapai perbaikan atas berbagai
program/aktivitas dalam pengelolaan perusahaan yang masih memerlukan perbaikan.
Oleh sebab itu auditnya dirancang untuk menemukan berbagai kelemahan operasional
perusahaan.
2. Ruang lingkup audit
Audit keuangan lebih menekankan auditnya pada data-data akuntansi perusahaan dan
proses penyajian laporan yang disajikan manajemen sehingga ruang lingkup auditnya
berkisar pada bukti-bukti transaksi dan proses akuntansi yang diterapkan objek audit.
Audit manajemen, ruang lingkupnya meliputi keseluruhan fungsi manajemen dan unit
yang terkait didalamnya seperti seluruh program/ aktivitas yang dilakukan.
3. Dasar yuridis
Secara hukum semua perusahaan harus menyajikan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor independen (akuntan public) kepada pihak yang berkepentingan
dengan laporan keuangan tersebut. bagi perusahaan yang go public penyajian laporan
keuangan yang telah diaudit merupakan bentuk penyajian informasi yang jujut dan
bertanggung jawab kepada investor/calon investor. Oleh sebab itu prasayarat
perusahaan untuk dapat mencatatkan sahamnya di bursa adalah penyajian laporan
keuangan yang tekah diaudit oleh auditor independen.
Berbeda dengan audit keuangan, audit manajemen bukanlah merupakan keharusan
bagi perusahaan. Audit manajemen timbul dari kepedulian manajemen yang memiliki
wewenang lebih tinggi untuk memperbaiki berbagai program/aktivitas yang berjalan
di perusahaan.
4. Pelaksanaan Audit
Audit keuangan dilakukan dalam rangka mendapatkan pengesahan (opini) secara
independen dari pihak auditor atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan
manajemen perusahaan tersebut. oleh sebab itu, audit juga harus dilakukan oleh pihak
independen (auditor ksternal) agar pengguna informasi merasa yakin akan keakuratan
dan kebenaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut.
Audit manajemen dilakukan dalam rangka untuk menemukan berbagai
kekurangan/kelemahan pengelolaan perusahaan yang dilakukan manajemen. Oleh
karena itu, selain auditor independen, audit juga dapat dilakukan oleh auditor internal.
5. Frekuensi audit
Kebutuhan audit berhubungan langsung dengan penerbitan laporan keuangan, audit
keuangan dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun dan ini bersifat reguler.
Sedangkan untuk audit manajemen, tidak ada ketentuan mengikat yang mengharuskan
untuk melakukan audit setiap periode waktu tertentu.
6. Orientasi hasil audit
Audit keuangan dilakukan terhadap data-data yang bersifat historis. Oleh karena itu
audit ini lebih menenkankan pada penilaian terhadap kinerja masa lalu yang telah
dicapai manajemen pada periode pelaporan, sedangkan audiy manajemen leih
menekankan audtnya untuk kepentingan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan
dimasa yang akan datang.
7. Bentuk laporan audit
Audit keuangan memiliki standar bentuk laporan audit yang bersifat baku bagi
seluruh akuntan independen yang melakuakn audit keuangan. Hal ini diatur Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Bentuk laporan keuangan yang disajikan
biasanya adalah laporan bentuk pendek yang menyertai laporan hasil audit.
Sedangkan untuk audit manajemen belum memiliki standar laporan yang baku
sehinga penyajian laporan sangat dipengaruhi oleh kemampuan auditor berkreasi
unyuk menyampaikan informasi yang selengkap mungkin. Bentuk laporan dari audit
manajemen bersifat komperhensif, dimana didalam laporan tersebut disamping
menyampaikan kesimpulan hasil audit, juga disajikan temuan-temuan penting hasil
audit yang menjadi dasar dalam pembuatan kesimpulan dan rekomendasi.
8. Pengguna laporan
Laporan audit keuangan ditujukan kepada berbagai kelompok pengguna yang berada
di luar perusahaan. Berbagai kelompok tersebut diantaranya pemegang saham,
kreditor,pemerintah dsb.
Laporan audit manajemen lebih ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Berbagai
pihak sesuai dengan bidangnya membutuhkan informasi tentang potensi perbaikan
yan bisa dilakukan dimasa akan datang.
TAHAP-TAHAP AUDIT
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap
objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap
berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit
serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi
hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian
ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit
sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan
pada berbagai aktivitas yang dilakukan.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten
untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi
yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk
meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap
berbagai kelemahan yang ditemukan.
5. Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai
dengan rekomendasi yang diberikan.
Salah satu penyebab turunnya laba perusahaan adalah operasi yang kurang efisien.
Hal ini ditunjukkan dengan semakin kecilnya rasio antara output dan input (jumlah output
dibagi dengan jumlah input hasilnya tidak cukup tinggi). Perputaran karyawan yang tinggi
menunjukkan kepuasan kerja (job satisfaction) yang rendah bagi karyawan. Kepuasan kerja
berkaitan dengan imbalan kerja yang diperoleh karyawan dalam melaksanakan aktivitasnya
di dalam perusahaan. Kepuasan tersebut tidak hanya diukir dengan imbalan finansial, namun
juga mencakup hal lainnya seperti beban kerja, hubungan antar karyawan, jenjang karier, dan
lain-lain. Selain itu, tingginya perputaran karyawan bukan semata-mata menunjukkan
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan karyawan, tetapi dapat juga
disebabkan oleh faktor lain, misalnya karena memang karyawan tersebut tidak memiliki
motivasi untuk berprestasi atau kemampuannya tidak sesuai dengan bidang kerja yang
menjadi tugasnya.
Tingginya keluhan pelanggan bisa terjadi karena berbagai alasan seperti rendahnya
kualitas produk, pelayanan yang kurang baik, atau terlambatnya produk sampai di pasar.
Memahami secara dini permasalahan ini akan sangat membantu perusahaan dalam
mempertahankan dan bahkan meningkatkan kemampuan bersaingnya. Tindakan antisipasi
terhadap kemungkinan yang lebih buruk di masa yang akan datang, memerlukan penilaian
yang tepat terhadap pengelolaan yang telah berjalan saat ini dan identifikasi kekurangan atau
kelemahan pengelolaan program/aktivitas yang ada selama ini sehingga perusahaan dapat
menentukan langkah perbaikan yang perlu dilakukan.
– Ekonomisasi
Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan sumber
daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Ekonomisasi juga merupakan
ukuran input yang digunakan dalam berbagai program yang dikelola. Artinya, jika
perusahaan mampu memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi
dengan pengorbanan yang paling kecil, berarti perusahaan telah mampu memperoleh
sumber daya tersebut dengan cara ekonomis. Dengan demikian harga pokok per unit
input yang digunakan dalam operasi juga menjadi rendah, yang memungkinkan
perusahaan untuk menghasilkan produk dengan harga pokok yang relatif lebih rendah
dibandingkan para pesaingnya. Pada dasarnya usaha untuk memperoleh input dengan
pengorbanan minimal tanpa mengabaikan kualitas dan kuantitasnya adalah salah satu
bentuk ekonomisasi perolehan sumber daya.
– Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya,
sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi
berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam konsep input–proses–output
efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkam antara input dan output
dalam operasional perusahaan.
Pengelolaan program secara efisien membutuhkan komitmen bersama di antara
bagian yang terlibat dalam perusahaan. Operasi yang efisien tanpa mengabaikan
tujuan perusahaan adalah tanggung jawab bersama secara proporsional setiap bagian
dan tingkatan yang terlibat dalam operasi perusahaan. Perbaikan yang terus-menerus
(continuous improvement) menjadi dasar tercapainya proses operasi yang efisien.
– Efektivitas
Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Efektivitas merupakan ukuran dari output.
– Efisiensi dan Efektivitas
Produk dengan kualitas rendah biasanya dihasilkan melalui proses yang tidak baik.
Produk berkualitas rendah dapat disebabkan oleh pengendalian proses produksi yang
tidak memadai, pemeliharaan peralatan produksi yang tidak tepat waktu, bahan baku
yang tidak memenuhi standar kualitas dan berbagai kekurangan lainnya. Kekurangan
ini merupakan indikasi bahwa proses berjalan tidak efisien. Dengan memperbaikinya,
perusahaan akan dapat beroperasi dengan cara yang lebih efisien dan menghasilkan
produk berkualitas tinggi.
JAWABAN