Anda di halaman 1dari 8

1.

INTERNAL AUDITOR
1.1. Definisi
Internal Auditor adalah proses pemeriksaan yang dikelola secara independent di
dalam organisasi terhadap laporan dan catatan akuntansi untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan internal audit adalah supaya laporan
kinerja suatu perusahaan tidak mengandung cacat, baik dari segi administratif maupun
intrinsiknya.
Menurut Mulyadi [2002:29] Internal Audit adalah auditor yang bekerja didalam suatu
entitas/perusahaan yang bertugas untuk mengetahui apakah prosedur serta kebijakan yang
sudah disusun dan ditetapkan oleh manajemen telah dipatuhi, menentukan apakah
penjagaan atas kekayaan entitas/organisasi sudah baik atau tidak, menentukan tingkat
efektivitas dan efisiensi prosedur aktivitas kegiatan organisasi, serta menentukan
kehandalan informasi yang telah dihasilkan oleh bagian-bagian dari entitas/organisasi.
Menurut Hery (2017:238) audit internal adalah suatu fungsi penilian yang
dikembangkan secara bebas dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan- kegiatan sebagai wujud pelayanan terhadap organisasi perusahaan. Pemeriksaan
internal melaksanakan aktivitas penilaian yang bebas dalam suatu organisasi untuk
menelaah kembali kegiatan-kegiatan dalam bidang akuntansi, keuangan dan bidang-
bidang operasi lainya sebagai dasar pemberian pelayanannya pada manajemen.
Sedangkan menurut Konsorsium organisasi Profesi Auditor Internal Indonesia dalam
buku Amin Widjaja Tunggal (2012:1) mendefinisikan bahwa Audit Internal adalah
kegiatan Assurance dan Konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk
memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi.

1.2. Fungsi,Tugas Dan Tanggung Jawab


a. Fungsi Internal Auditor
1. Memastikan Pengeluaran Biaya dalam Batas Wajar
Fungsi pertama audit internal adalah memastikan kas keluar perusahaan memiliki
jumlah yang wajar dan sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, dalam proses auditing,
auditor internal juga akan meminta divisi keuangan menyetorkan bukti transaksi
seperti nota, wesel, tanda terima kas, dan sebagainya.
2. Memastikan Kinerja Keuangan Perusahaan Sesuai Standar
Fungsi internal audit berikutnya adalah memastikan laporan keuangan perusahaan
tersusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Apabila
ada jurnal atau neraca dengan nama akun tidak sesuai PSAK, auditor bisa
meminta manajemen memperbaiki laporan tersebut.
3. Menjamin Mutu dan Integritas dari Suatu Laporan Keuangan
Selain dari segi administratif seperti PSAK, fungsi internal audit yang lainnya
adalah demi menjamin integritas dan kualitas dari laporan keuangan perusahaan.
Apabila ada data yang tampak janggal atau tidak jelas dari mana asalnya, auditor
internal diperkenankan melakukan penyelidikan langsung ke pihak-pihak terkait
data janggal tersebut.
4. Memberikan Masukan Perbaikan Sebelum Proses Audit Eksternal
Internal audit adalah proses yang ketat dan penuh ketelitian. Meski demikian,
segala masalah dan kesalahan pencatatan selama tahap audit ini hanya akan jadi
konsumsi internal manajemen saja. Lain halnya dengan proses audit eksternal
yang bisa meresikokan profesionalitas dan nama perusahaan.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Internal Auditor
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pembentukan dan Pedoman
Penyusunan Piagam Audit Internal No. 56 /POJK.04/2015 pada pasal 7
menjelaskan bahwa tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal adalah sebagai
berikut:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen dan sistem
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di
bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan
yang diperiksa pada semua tingkat manajemen
5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada
direktur utama dan dewan komisaris
6. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut
perbaikan yang telah disarankan
7. Bekerja sama dengan Komite AuditMenyusun program untuk
mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya
8. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
1.3. Kompetensi Dan Objektivitas
a. Kompetensi
Setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam
melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Kompetensi sebagai keahlian yang
cukup yang secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara
objektif. Kompetensi seorang auditor pada umumnya diukur dari faktor-faktor
penting seperti tingkat pendidikan dan jumlah pelatihan yang telah dijalani oleh
auditor tersebut. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan
kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin.Pengetahuan auditor tentang
akuntansi dan auditing yang diperoleh melalui pendidikan formal yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap hasil audit.
b. Objektivitas
Objektivitas merupakan suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi
jasa atau pelayanan auditor. Objektivitas sebagai bebasnya seseorang dari
pengaruh pandangan subjektif pihak-pihak lain yang berkepentingan, sehingga
dapat mengemukaan pendapat menurut apa adanya. Auditor harus bebas dari
masalah benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh membiarkan
faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.

1.4. Hubungan Dengan Eksternal Auditor


Berikut adalah beberapa hubungan antara audit internal dan audit eksternal:
1. Pentingnya dan Manfaat Koordinasi
Koordinasi antara auditor internal dengan eksternal merupakan hal yang sangat
penting karena hal ini berpotensi meningkatkan nilai ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas dari seluruh aktivitas audit bagi organisasi.Jika keduanya tidak
berkordinasi, maka akan terjadi tumpang-tindih dan duplikasi yang tidak
diperlukan, sehingga mempertinggi biaya audit dan membuat rumit pertanggung
jawaban audit.
2. Penerbitan SAS (Statement on Auditing Standards) No. 65- Sebuah Kontrak
Baru
Peranan auditor eksternal dan internal. Pekerjaan auditor internal dapat dianggap
sebagai suatu unsur dari proses kontrol auditor internal. Namun, pekerjaan auditor
internal tidak dapat digantikan oleh pekerjaan auditor eksternal. SAS No. 65 telah
memperluas konsep di atas dengan menyatakan bahwa auditor eksternal harus
menjaga independensi dari klien dan auditor internal harus menjaga objektivitas
terhadap unit-unit dari klien.
3. Konsep “Audit sebagai Satu Kesatuan” (Unified Audit)
Dalam konsep “audit sebagai satu kesatuan” semua laporan keuangan, entitas, dan
fungsi harus diaudit hanya satu kali selama suatu periode tertentu, oleh kelompok
mana pun itu. Auditor eksternal harus bekerja sama dengan auditor internal untuk
melihat apakah pekerjaan auditor eksternal harus dilakukan-tidak terlalu banyak
menurunkan biaya namun karena keahlian khusus kelompok audit tertentu yang
bisa diberikan dalam audit. Contoh, auditor eksternal biasanya memiliki keahlian
yang lebih besar dalam audit pajak luar negeri daripada auditor internal.
4. Kerja Sama
Kepercayaan merupakan unsur pokok dalam kerja sama, dan kita harus dapat
menjaga kepercayaan orang lain terhadap kita. Dengan adanya rasa saling
menghormati dan percaya, mereka dapat membangun kerja sama dengan baik.
Seperti kepedulian tentang rencana pihak lainnya membutuhkan koordinasi yang
erat sejak awal, tetapi auditor internal harus menerima kenyataan adanya beberapa
hal yang diluar rencana. Auditor eksternal harus memiliki hak untuk menjaga
beberapa bagian audit tertentu sampai mereka siap untuk melaksanakannya.
5. Verifikasi Informasi
Auditor eksternal sering kali menggunakan hasil audit internal sebagai sumber
informasi tambahan untuk memverifikasi kepatuhan perusahaan terhadap standar
akuntansi dan peraturan yang berlaku. Informasi dari audit internal dapat
membantu auditor eksternal dalam memahami proses bisnis, kebijakan, dan
praktik perusahaan.
6. Pelaporan dan Pemantauan
Hasil audit internal dan eksternal sering kali dibahas dan dipertimbangkan
bersama oleh manajemen, dewan direksi, atau komite audit. Laporan dari kedua
jenis audit dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi
perusahaan, memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan yang lebih
baik dan menanggapi temuan dan rekomendasi audit.
Contoh Kasus :
PT. Membangun Bangsa adalah perusahaan kontraktor. Mereka mendapat
proyek untuk melakukan pembangunan jalan raya baru di Surabaya. Proyek tersebut
baru dimulai Dikerjakan pada awal tahun 2020, dan PT. Membangun Bangsa akan
menyanggupi menyelesaikan proyek ini pada akhir tahun 2020. Namun pada
kenyataannya, sampai pertengahan tahun 2021 pembangunan Underpass ini belum
selesai. PT. Membangun Bangsa mendapat teguran dari pihak Pemda terkait dengan
masalah ini. Manajemen PT. Membangun Bangsa meminta auditor Internal untuk
mengaudit proyek pembangunan jalan raya ini.
Jika anda seorang auditor internal PT. Membangun Bangsa, mengenai hal
tersebut apa yang harus dilakukan dan berikan saran atau masukkan kepada pihak
manajemen PT Membangun Bangsa agar pembangunan ini dapat terselesaikan dengan
cepat.
Pembahasan :
Sebagai seorang auditor internal PT. Membangun Bangsa mengenai hal tersebut
yang harus dilakukan yaitu:
 Pemeriksaan Mendalam: Tinjau semua dokumen terkait proyek, seperti
perencanaan, jadwal, anggaran, laporan kemajuan, dan komunikasi tim
proyek.
 Identifikasi Masalah: Tentukan penyebab utama keterlambatan, seperti
masalah dalam pengadaan material, perubahan desain yang tidak
terdokumentasikan, atau kurangnya sumber daya.
 Analisis Risiko: Evaluasi dampak potensial dari setiap masalah terhadap
jadwal dan biaya proyek.
 Temuan dan Rekomendasi: Sampaikan temuan kepada manajemen
dengan rekomendasi konkret untuk mengatasi masalah dan mempercepat
kemajuan proyek.
Saran atau masukkan kepada pihak manajemen PT Membangun Bangsa agar
pembangunan ini dapat terselesaikan dengan cepat yaitu:
 Sarankan untuk melakukan evaluasi ulang terhadap ketersediaan dan
penggunaan sumber daya, termasuk tenaga kerja, peralatan, dan material, guna
memastikan bahwa semua aspek proyek dikelola dengan efisien.
 Jika ditemukan kesalahan atau kekurangan dalam manajemen proyek, berikan
rekomendasi untuk memperbaikinya segera. Misalnya, meningkatkan
koordinasi antar tim, menyusun kembali jadwal kerja yang realistis, atau
menambahkan sumber daya yang diperlukan.
 Diskusikan dengan manajemen tentang kemungkinan untuk mempercepat
beberapa tahapan pembangunan dengan menambahkan tenaga kerja atau
menggunakan teknologi yang lebih canggih untuk meningkatkan
produktivitas.
KESIMPULAN
Internal Auditor adalah proses pemeriksaan yang dikelola secara independent di
dalam organisasi terhadap laporan dan catatan akuntansi untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan organisasi yang dilaksanakan dalam bidang akuntansi, keuangan dan bidang-
bidang operasi lainya sebagai dasar pemberian pelayanannya pada manajemen.Tujuan
internal audit adalah supaya laporan kinerja suatu perusahaan tidak mengandung cacat,
baik dari segi administratif maupun intrinsiknya.
Fungsi internal auditor meliputi memastikan pengeluaran biaya dalam batas wajar,
memastikan kinerja keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), menjamin
mutu dan integritas laporan keuangan, serta memberikan masukan perbaikan sebelum
audit eksternal. Tugas dan tanggung jawab internal auditor, sesuai dengan peraturan
Otoritas Jasa Keuangan, mencakup menyusun dan melaksanakan rencana audit internal
tahunan, menguji pengendalian internal dan manajemen risiko, melakukan pemeriksaan
efisiensi di berbagai bidang, memberikan saran perbaikan, membuat dan menyampaikan
laporan audit, memantau tindak lanjut perbaikan, bekerja sama dengan Komite Audit, dan
melakukan pemeriksaan khusus jika diperlukan..
Kompetensi seorang auditor mencakup kemahiran profesional dan keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya dengan objektif. Faktor-faktor seperti
pendidikan dan pelatihan mempengaruhi kompetensi auditor. Objektivitas merupakan
kualitas yang penting bagi seorang auditor, memastikan bahwa mereka bebas dari
pengaruh subjektif dan konflik kepentingan, serta dapat menyampaikan pendapat secara
objektif sesuai dengan fakta yang ada.
Hubungan Audit internal dan eksternal yaitu harus berkoordinasi untuk menghindari
tumpang-tindih dan biaya yang tidak perlu. Menurut SAS No. 65 menegaskan pentingnya
independensi dan objektivitas masing-masing auditor. Dengan konsep "audit sebagai satu
kesatuan" memastikan audit dilakukan dengan efisien. Kepercayaan, kerja sama, dan
verifikasi informasi kunci dalam hubungan ini, memungkinkan pembuatan keputusan
yang lebih baik oleh manajemen. Hasil audit internal dan eksternal sering dibahas
bersama untuk memberikan gambaran lengkap tentang kondisi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

HABIBILLAH, S. (2020). Pengertian Audit Internal. Tasikmalaya, Jawa Barat, Diakses pada tanggal
11Februari 2024: http://repositori.unsil.ac.id/3238/8/8%20BAB%20II.pdf.

OCBC, N. R. (2023). Pengertian Audit Internal, Tujuan, & Tips Menerapkannya. Jakarta,Diakses pada
Tanggal 11 Februari 2024: https://www.ocbc.id/id/article/2021/08/20/audit-internal.

Putra, R. D. (2019). PENGARUH OBJEKTIVITAS, MOTIVASI, PENGALAMAN KERJA AUDITOR,DAN


KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT. Malang ,Diakses pada tanggal 13 Februari 2024:
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/5718.

Repository Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya, B. (2016). Fungsi dan Tanggung Jawab
Internal Audit. Malang,Diakses pada tanggal 14 Februari 2024:
https://repository.ub.ac.id/id/eprint/2636/3/BAB%20II.pdf.

Soni, M. K. (2019). Hubungan Dengan Auditor Eksternal. Malang,Diakses pada tanggal 14 Februari
2024: https://spi.upi.edu/2019/08/10/hubungan-dengan-auditor-eksternal/.

Anda mungkin juga menyukai