Anda di halaman 1dari 31

BAB 25

AUDIT INTERNAL

ANDHIKA BAGAS
PRASETYA
(B12.2021.04426)
Audit Internal
Peraturan mewajibkan direksi (manajamen) untuk melaporkan
dan membuat pernyataan tentang afektivitas pengendalian
internal yang dirancang dan diimplementasikan untuk
pelaporan keuangan. Sebelum membuat pernyataan, direksi
(manajemen) harus mempunyai keyakinan yang memadai
bahwa pengendalian internal yang diterapkan memang efektif.
Audit internal menurut COSO, merupakan salah satu elemen
dari pengendalian internal.
Lanjutan...
• Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK-sekarang OJK atau
Otoritas Jasa Keuangan) Nomor Kep.496/BL/2008 tertanggal 28 November 2008 yang terutang dalam Peraturan
Bapepam Nomor IX.I.7 mewajibkan emitmen atau perusahaan public untuk memiliki Unit Audit Internal (UAI).

• Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 juga mewajibkan bank membentuk Satuan Kerja Audit Inter
(SKAI).

• Komite Nasional Kebjiakan Governance (KNKG,2006: 18) menyebutkan bahwa, perusahaan yang sahamnya
tercatat di bursa efek, perusahaan negara. Perusahaan daerah. Perusahaan yang produk atau jasanya digunakan
masyarakat, harus memiliki Satuan Kerja Pengawasan Internal (SKPI).

Ketiga nama tersebut (UAI, SKAI, dan SKPI) mengacu pada suatu pengertian yaitu unit dalam organisasi perusahaan
yang melakukan fungsi audit internal. Fungsi audit internal merupakan salah satu elemen dari pengendalian internal
yang termasuk dalam komponen monitoring.
1. DEFINISI
Peraturan Bapepam LK Nomor IX.I.7
mendefinisikan audit internal sebagai berikut :

“Suatu kegiatan pemberian keyakinan dan konsultasi


yang bersifat independent dan objektif dengan tujuan
untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki
operasional perusahaan melalui pendekatan yang
sistematis, dengan cara mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas manajemen resiko,
pengendalian, dan proses tata Kelola perusahaan”.
Fungsi
Menurut Peraturan Bapepam LK Nomor IX.I.7, audit internal mempunyai fungsi sebagai pemberian
keyakinan dan pemberi nasihat.

● Aktivitas audit internal dalam tata Kelola


● Jasa pemberian keyakinan dilakukan dengan perusahaan adalah melakukan
melakukan pemeriksaan yang objektif terhadap pemeriksaan dan pemberian rekomendasi
bukti dalam rangka pemberian penilaian yang untuk perbaikan tata Kelola perusahaan.
independent terhadap tata Kelola, manajemen
resiko, dan proses pengendalian internal. ● Peran audit internal adalah melakukan
evaluasi efektivitas proses manajemen
● Jasa pemberi nasihat adalah pemberian risiko dan memberi kontribusi terhadap
konsultasi yang ruang lingkup dan perbaikan proses tersebut.
pelaksanaannya berdasarkan kesepakatan
dengan penerima jasa.
● Dalam hal pengendalian internal, peran audit ● Dari sudut organisasi, unit kerja audit internal
internal adalah memberi keyakinan yang wajar seharusnya tidak berada dibawah unit-unit kerja
setelah melakukan pemeriksaan atas kepatuhan lain yang akan menjadi objek pemeriksaan
terhadap pengendalian internal yang telah termasuk direksi yang membawahi unit tersebut.
ditetapkan.
● Dari sudut sikap mental, independent
● Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya audit diperlihatkan pada waktu melakukan audit dan
internal adalah meningkatkan nilai dan mengungkapkan pandangan dan pemikirannya.
memperbaiki operasional perusahaan. Sikap mental yang bebas adalah jika auditor
internal tidak mempunyai kepentingan dengan
● Dari sudut sifat kegiatan,, fungsi audit internal objek dan kegiatan yang diperiksa.
harus dilakukan secara independen dan objektif.
Independensi audit internal dapat dilihat dari sudut
organisasi dan sikap mental auditornya.
2. ORGANISASI
ORGANISASI

Unit audit internal dipimpin oleh seorang kepala audit internal.


Kepala audit internal diangkat dan diberhentikan oleh direktur
utama dengan persetujuan dewan komisaris.

Dalam menjalankan tugasnya, kepala unit berkoordinasi dan


berkomunikasi dengan komite audit. Jumlah auditor internal
disesuaikan dengan besaran dan tingkat komplesitas kegiatan
usaha, minimal satu orang auditor internal.
3. PERSYARATAN
PERSYARATAN

Persyaratan yang harus dipenuhi untuk duduk dalam unit audit internal juga mencakup kriteria-kriteria
integritas, kompetensi, dan independensi.

 Kriteria integritas menurut Peraturan Bapepam LK Nomor IX.I.7, meliputi berikut :


a) Memiliki integritas dan perilaku yang professional, independent, jujur, dan objektif dalam
pelaksanaan tugasnya.
b) Wajib mematuhi kode etik audit internal
c) Wajib mematuhi standar profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi audit internal
d) Wajib menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data perusahaan terkait dengan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab audit internal, kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan atau penetapan/putusan pengadilan.
Persyaratan tentang kemampuan (kompetensi)
mencakup berikut :

● Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis
secara efektif.
● Memahami prinsip-prinsip tata Kelola perusahaan dan manajemen risiko yang baik.
● Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan profesionalismenya
secara terus-menerus.
● memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain
yang relevan dengan bidang tugasnya.
● Memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
4. TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Tugas dan Tanggung jawab unit audit internal menurut Peraturan Bapepam LK Nomor
IX.I.7 dinyatakan sebagai berikut :
1. Menyusun dan melaksanakan audit internal tahunan.
2. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
3. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional,
SDM, pemasaran, teknologi informasi, dan lainnya.
4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa
5. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan kepada direktur utama dan dewan komisaris.
6. Memantau, menganalisis, dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan.
7. Bekerja sama dengan komite audit.
8. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.
9. Melkaukan pemeriksaan khusus jika diperlukan.
Mengacu pada Peraturan Bapepam LK, tugas dan tanggung jawab audit internal dapat
diikhtisarkan ke dalam kategori pekerjaan-pekerjaan berikut :

1.Perencaan audit tahunan


2.Pelaksanaan audit
3.Pemantauan tindak lanjut audit
4.Mengkomunikasikan kepada komite audit.
5.Pengendalian mutu.
6.Pemeriksaan khusus.
5. PERENCANAAN AUDIT
TAHUNAN
Perencanaan Audit
Tahunan
Penyusunan rencana audit tahunan
mencakup tahun-tahun berikut :
a. Penilaian risiko
b. Penentuan populasi
c. Penentuan jumlah sampel
d. Pemilihan sampel
e. Penentuan sumber daya manusia
f. Penentuan jadwal
g. Penentuan anggaran
6. PELAKSANAAN AUDIT
PELAKSANAAN AUDIT
Definisi audit internal menyatakan bahwa kegiatan audit internal
dilakukan melalui pendekatan yang sistematis. Arti pendekatan sistematis
adalah bahwa audit dilakukan secara terstruktur dengan cara yang
seksama.

Dalam Peraturan Bapepam LK Nomor IX.I.7, ketentuan yang


termasuk dalam pelaksanaan audit meliputi 4 poin berikut :

1.Pengujian dan penilaian pelaksanaan pengendalian internal dan sistem


manajemen risiko.
2.Pemeriksaan dan penilaian efisiensi dan efektivitas
3.Pemberian sran perbaikan dan informasi yang objektif
4.Penyusunan laporan hasil audit
Pendekatan Sistematis dijabarkan
dalam tahap-tahap pelaksanaan audit
internal sbb :

1. Perencanaan

2. Pengumpulan bukti

3. Penilaian

4. Penyimpulan

5. Pelaporan

6. Supervisi

7. Pendokumentasian audit
7. PEMANTAUAN TINDAK
LANJUT
Pemantauan Tindak Lanjut

Tindak lanjut perbaikan yang disepakati dengan audit. Jika kendala untuk
melaksanakan saran perbaikan disebabkan oleh tidak tersedianya sumber daya
yang memadai, unit audit internal harus mengkomunikasikan hal ini kepada
tingkatan manajemen diatas pihak yang diaudit/tingkat direksi.

Tujuannya adalah untuk memperoleh pertimbangan mereka.


8. MENGKOMUNIKASIKAN
KEPADA KOMITE AUDIT
Mengkomunikasikan Kepada Komite Audit

Dalam melaksanakan tugasnya, unit audit internal berkoordinasi dan bekerja sama
dengan komite audit. Oleh karena itu, unit audit internal harus mengadakan
pertemuan dengan komite audit secara berkala.

Pada pertemuannya setidaknya membahas hal-hal berikut :


1. Perencanaan audit tahunan dan perkembangan pelaksanaannya.
2. Temuan-temuan yang diperoleh saran perbaikannya.
3. Tindak lanjut atas berbagai temuan.
9. PENGENDALIAN
MUTU
Pengendalian Mutu
Terdapat beberapa hal definisi audit internal berkaitan dengan mutu (kualitas)
pekerjaan unit audit internal yaitu :

1. Kualitas pekerjaan audit internal ditentukan oleh sifat “Independen” dan


“objektif”nya.

2. Berkaitan dengan “pendekatan sistematis” dalam melakukan pekerjaan.

3. Integritas dan kompetensi auditor, tercantum dalam pasal yang mengatur


tentang persyaratan.

Untuk mempertahankan mutu, Peraturan Bapepam LK mengharuskan unit audit


internal untuk Menyusun program evaluasi mutu atas kegiatan audit internal
yang dilakukannya.
10. PEMERIKSAAN
KHUSUS
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus adalah pemeriksaan oleh audit internal diluar
lingkup tujuan yang ditetapkan, misalnya pemeriksaan lanjutan atas
terjadinya kecurangan. Direktur utama, dewan komisaris atau
komite audit berhak memberikan penugasan khusus kepada unit
audit internal.

Pada saat melakukan pemeriksaan khusus, audit internal secara jelas


menetapkan tujuan, ruang lingkup, pendekatan, pemeriksaan, dalan
laporan yang akan dihasilkan.
11. PELAPORAN
KEUANGAN
Pelaporan Keuangan

Laporan Pengendalian Internal harus memuat hal-hal berikut :

1.Pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk menciptakan dan


mempertahankan struktur dan prosedur pengendalian internal yang memenuhi
untuk pelaporan keuangan.
2.Penilaian atas efektivitas struktur dan prosedur pengendalian internal yang
berjalan pada akhir tahun fiscal.
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai