Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 8 Audit Bank DJ-2 :

1. Thoriq Aqil (152010783001)


2. Fitri Rachmawati Toeryono (152010783025)
3. Revinna Radillya Tama (152010783039)

PENGERTIAN AUDITING
A. Konsep Auditing
1.1 Definisi Auditing
Menurut (Koerniawan, 2021 ) auditing dalam arti luas adalah evaluasi terhadap suatu
organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang
kompeten, objektif , dan tidak memihak, yang disebut auditor. Menurut (Audrey A.
Gramling, 2010) auditing merupakan cara untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi
berdasarkan pernyataan mengenai tindakan ekonomi dan sutu peristiwa untuk
meyakini tingkat korespondensi dan pernyataan. Dan menetapkan kriteria dan
mendiskusikan hasil kepada pengguna yang berkepentingan.
Dari pengertian auditing menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa auditing
merupakan kegiatan mengevaluasi suatu informasi hingga menghasilkan bukti
melalui proses yang sistematis yang bertujuan untuk memastikan kebenaran dan
menyamakan antara apa yang tertulis dalam pelaporan informasi dengan kriteria yang
telah ditetapkan, hasilnya akan dikomunikasikan pada pihak ketiga yang
membutuhkan. Menurut (Prayoga, 2017) ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam melaksanakan audit :
a. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur
b. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit
c. Bahan bukti yang diperoleh harus dalam jumlah dan kualitas yang cukup
d. Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta sikap independen
dalam mengumpulkan bukti.
1.2 Tujuan Auditing
Permenpan No.5/2008 mendefinisikan kriteria atau ukuran mutu minimal untuk
melakukan kegiatan audit yang wajib dipedomani oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP). Adapun tujuan dari disusunnya standar audit APIP ini adalah
untuk:
a. Menetapkan prinsip-prinsip dasar yang mempresentasikan praktik-praktik audit
yang seharusnya;
b. Menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan audit intern
yang memiliki nilai tambah;
c. Menetapkan dasar-dasar pengukiran kinerja audit;
d. Mempercepat perbaikan kegiatan operasi dan proses organisasi;
e. Menilai, mengarahkan dan mendorong auditor untuk mencapi tujuan audit;
f. Menjadi pedoman dalam pekerjaan audit;
g. Menjadi dasar penilaian keberhasilan pekerjaan audit.
1.3 Macam-macam Audit
Menurut (Ardianingsih, 2021 ) jenis audit dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Audit Laporan Keuangan :
Audit ini dilakukan untuk menilai dan menentukan apakah laporan keuangan yang
telah disajikan oleh manajemen perusahaan, telah sesuai dengan prinsip
perusahaan dan prinsip akuntansi. Serta untuk menentukan tingkat kesesuaian
dengan kriteria/ketentuan yang telah ditetapkan dan memastikan bahwa laporan
keuangan tidak mengandung material yang berpengaruh terhadap laporan
keuangan secara keseluruhan.
b. Audit Operasional/Kerja
Audit ini biasanya melakukan pengujian secara sistematis, terorganisasi, dan
objektif atas suatu perusahaan untuk menilai pemanfaatan sumber daya dalam
memberikan pelayanan publik secara efisien dan efektif. Tujuan audit kinerja
adalah mendapatkan keyakinan memadai tentang laporan kinerja yang diaudit,
dengan melakukan pengujian informasi kinerja yang dilaporkan dan
meningkatkan kinerja secara berkesinambungan.
c. Audit kepatuhan
Audit ini merupakan pemerikasaan yang sistematis terhadap kegiatan, program
organisasi, dan seluruh atau sebagian aktivitas dengan tujuan menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan dana telah digunakan sesuai dengan
perintah, ekonomis, dan efisien.
1.4 Jenis-jenis Audit
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh (Ristianti, 2019) ada jenis audit
berdasarkan luas pemeriksaan dan jenis audit berdasarkan keragaman departemen.
a. Audit berdasarkan luas pemeriksaan
 General audit (pemeriksaan umum) : suatu pemeriksaan umum atas
laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
 Special audit (pemeriksaan khusus) : suatu pemeriksaan terbatas yang
dilakukan oleh KAP yang independen, pada akhir pemeriksaan auditor
tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan
b. Audit berdasarkan keragaman departemen
 Internal audit : audit ini dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan
dengan sistem-sistem, prosedur, serta fasilitas dari perusahaan yang
bertujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
perusahaan.
 External audit : audit ini dilakukan oleh perusahaan terhadap pemasok
mereka atau sub pemasok Auditor dapat dari auditor internal
maupun auditor eksternal. Audit dikerjakan untuk menilai status
kontrak atau perjanjian yang dibuat perusahaan pemasok atau sub
pemasok untuk menentukan keadaan perusahaan atas barang yang
akan diterima sesuai dengan yang dibayarkannya
 Extrtinsic audit management : Audit ini dilakukan oleh pelanggan atau
badan-badan yang berkaitan dengan peraturan atau suatu agen
inspeksi. Audit ini meliputi pelanggan dari perusahaan-perusahaan
pemasok dan sub pemasok

B. Perbedaan Audit Eksternal dan Internal

No Audit Internal Audit Eksternal


1 Dilakukan oleh internal auditor yang Dilakukan oleh eksternal auditor
merupakan orang dalam perusahaan (Kantor Akuntan Publik) yang
(pegawai perusahaan). merupakan orang luar perusahaan.
2 Pihak luar perusahaan menganggap Eksternal auditor adalah pihak yang
internal auditor tidak independen independen.
3 Tujuan pemeriksaannya adalah untuk Tujuan pemeriksaannya adalah untuk
membantu manajemen dalam dapat memberikan pendapat
melaksanakan tanggung jawabnya mengenai kewajaran laporan
dengan memberikan analisis, penilaian, keuangan yang telah disusun oleh
saran dan komentar 3. Tujuan manajemen perusahaan
pemeriksaannya adalah untuk dapat
memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen perusahaan
mengenai kegiatan yang diperiksanya.
4 Laporan internal auditor tidak berisi opini Laporan eksternal auditor berisi
mengenai kewajaran laporan keuangan, opini mengenai kewajaran laporan
tetapi berupa temuan pemeriksaan keuangan, selain itu berupa
mengenai penyimpangan dan kecurangan management letter, yang berisis
yang ditemukan, kelemahan pemberitahuan kepada manajemen
pengendalian intern, beserta saran-saran mengenai kelemahan-kelemahan
perbaikannya dalam pengendalian intern berserta
saran-saran perbaikannya.
5 Internal auditor tertarik pada kesalahan- Eksternal auditor hanya tertarik pada
kesalahan yang material maupun tidak kesalahan-kesalahan yang material
material yang bisa mempengaruhi kewajaran
laporan keuangan
6 melakukan review terhadap aktivitas melakukan secara periodik/tahunan.
organisasi secara berkelanjutan,
7 Kualifikasi yang diperlukan untuk Auditor Eksternal harus memiliki
seorang auditor internal tidak harus kualifikasi akuntan yang mampu
seorang akuntan, namun juga teknisi, memahami dan menilai risiko
personil marketing, insinyur produksi, terjadinya errors dan irregularities,
serta personil yang memiliki pengetahuan mendesain audit untuk memberikan
dan pengalaman lainnya tentang operasi keyakinan memadai dalam
organisasi sehingga memenuhi syarat mendeteksi kesalahan material, serta
untuk melakukan audit internal. melaporkan temuan tersebut. Pada
kebanyakan negara, termasuk di
Indonesia, auditor perusahaan publik
harus menjadi anggota badan
profesional akuntan yang diakui oleh
ketentuan perundang-undangan.

C. Karakter Audit Internal


Audit internal memiliki dua karakter, yaitu objektif dan independen. Independen
memiliki arti bahwa audit internal harus memiliki kebebasan dan kondisi yang
mengancam dalam melaksanakan tanggung jawab secara objektif. Karakter yang kedua,
yaitu objektif, yang mana dapat diartikan sebagai suatu sikap mental yang tidak memihak
dan tidak melakukan kompromi. Kedua karakter tersebut harus diterapkan pada semua
bentuk penugasan audit internal baik berupa asurans ataupun konsultan. Kunci utama
dapat terwujudnya independensi dan objektivitas dapat dilihat dari posisi struktur
organisasi audit internal dan integritas dari masing-masing auditornya sesuai dengan
Standar professional akuntan publik yang telah ditetapkan oleh IAI.
Bentuk kegiatan audit internal dapat berupa penugasan asurans dan konsultansi. Pada
penugasan asurans, audit internal memberikan penilaian atas keandalan operasi pada
bidang-bidang tertentu. Aspek yang dinilai bisa mencakup segi kepatuhan, efektivitas,
efisiensi, dan keekonomisan. Hasil akhirnya adalah pendapat/opini dari auditor.
Sementara pada penugasan konsultansi, audit internal menggunakan metodologi tertentu
untuk membantu penyelesaian atau perbaikan secara langsung atas masalah yang
dihadapi oleh auditi. Bidang kegiatan audit internal adalah terkait pengelolaan risiko,
pengendalian, dan tata kelola. Ketiga hal tersebut merupakan kunci organisasi untuk
mampu beradaptasi dan memiliki daya tahan terhadap segala perubahan
lingkungan. Proses audit internal dilakukan secara sistematis dan disiplin. Proses
sistematis dan disiplin tersebut diperlukan untuk menjaga kualitas pada seluruh tahapan
audit internal mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan komunikasi hasilnya.
Apapun bentuk kegiatan audit internal, semuanya ditujukan untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi atau dengan kata lain memberi nilai tambah dan
meningkatkan operasi organisasi. Konsep tujuan ini menuntut adanya benang merah
antara tujuan audit internal dengan tujuan organisasi. Artinya, tujuan dan kegiatan audit
internal harus dirancang agar selaras dengan tujuan dan kegiatan organisasi. Jika tidak
selaras maka cita-cita memberikan nilai tambah hanya akan sekedar menjadi slogan saja.
Perwujudan penyelarasan ini akan nampak pada proses perencanaan audit internal yang
harus mempertimbangkan rencana-rencana manajemen, risiko yang mungkin terjadi dan
efektivitas pengendaliannya. Demikian pula, dalam komunikasi hasil audit diperlukan
adanya interaksi positif antara auditor dan auditi sehingga dihasilkan solusi-solusi atas
kelemahan yang ditemukan yang benar-benar bisa diterapkan oleh manajemen. 

D. Contoh kasus Audit Internal di Bank I

Kepala Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten Kampar,
Riau, Masril, ditahan oleh Kepolisian Resor Kampar karena melakukan transfer fiktif
sebesar Rp1,6 miliar. Kasus transfer fiktif ini dilaporkan oleh Kepala BRI Kabupaten
Kampar, Sudarman dan seorang pegawai di BRI Rustian Marta.
Pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun dokumen kegiatan usaha.
Laporan atau transaksi rekening bank yang dilakukan tersangka sebesar Rp1,6 miliar itu
tanpa disertai uangnya. Hanya dalam catatan ada transfer uang, faktanya fiktif. kronologi
transfer fiktif ini bermula saat tim pemeriksa internal dari BRI Cabang Bangkinang,
Ibukota Kabupaten Kampar melakukan pemeriksaan ke Unit BRI Tapung, ditemukan
kejanggalan transaksi. Hasil pemeriksaan itu menyebutkan, adanya kejanggalan antara
jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut, adanya pembukaan setoran kas sebanyak Rp1,6 miliar. Uang sebanyak itu
diketahui ditransfer dari BRI Unit Pasir Pangaraian II ke Unit BRI Tapung.

Dalam hal ini tersangka membuat laporan adanya transaksi Rp1,6 miliar, namun dalam
pemeriksaan tim BRI Bangkinang, transfer tersebut tidak disertai uangnya. Kejanggalan
inilah yang akhirnya tim pemeriksaan internal BRI mencium adanya transaksi fiktif
tersebut. Sehingga kasus penggelapan ini dilaporkan ke pihak kepolisian. Dalam kasus
ini, tersangka dijerat dengan UU No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UUNo 7
tahun 1992 tentang perbankan. Tersangka diancam hukuman 10 tahun kurungan
ditambah denda.

Pada kasus ini adanya kejanggalan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak
seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, adanya pembukaan setoran kas
sebanyak Rp1,6 miliar. Akhirnya tim pemeriksaan internal BRI mencium kasus ini dan
melaporkannya. Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu tersangka
diancam hukuman 10 tahun kurungan ditambah denda.
DAFTAR PUSTAKA

Ardianingsih, A. (2021 ). Audit Laporan Keuangan . Jakarta .

Audrey A. Gramling, K. M. (2010). Auditing: A Business Risk Approach. Shouth Western


College.

Khoiri, M. T. (2015). Kasus Fraud Audit. 1-2.

Koerniawan, I. (2021 ). Auditing Konsep dan Teori Pemeriksaan Akuntansi. Semarang : Yayasan
Prima Agus Teknik.

Prayoga, M. D. (2017). Pengertian dan Tujuan Audit Operasional . Fakultas Komputer, TUGAS
2 - 88675543, 17.

Qibtiyah, M. (2022). Kekhasan Audit Internal . Diambil kembali dari ARTICLES:


https://www.jtanzilco.com/blog/detail/793/slug/kekhasan-audit-internal#:~:text=%2D
%20Sifat%20audit%20internal%20yaitu%20independen,dalam%20melaksanakan
%20tanggungjawab%20secara%20objektif.

Ristianti, E. M. (2019). MENGENAL JENIS JENIS AUDIT SISTEM INFORMASI BESERTA


RESIKONYA. Fakultas Komputer TUGAS 1-88675543, 17-19.

Suharso (2016) Kekhasan Audit Internal Diambil kembali dari artikel

https://www.klikharso.com/2016/03/kekhasan-definisi-audit-internal.html

Anda mungkin juga menyukai