TINJAUAN PUSTAKA
berikut :
Suatu pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah di susun oleh
manjemen beserta catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut.
J.Elder, Mark S.Beasley (2008:3) yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo
adalah :
10
11
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang
kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah
untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau
berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan
diterima. Selain itu, untuk melakukan audit dengan benar dan sesuai dengan
standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima maka perlu
kebenaran akan informasi tersebut guna menunjang hasil audit yang baik dan
benar.
Audit internal timbul sebagai suatu cara atau teknik guna mengatasi risiko
dinamis dan tidak dapat diprediksi sehubungan dengan era globalisasi, sehingga
sumber informasi yang sifatnya tradisional dan informal sudah tidak lagi mampu
berikut:
sebagai berikut :
penilaian sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi
3. peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima
telah diikuti;
13
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin pencapaian tujuan dan
sasaran suatu organisasi. Dimana, kegiatan ini dirancang untuk memberikan suatu
nilai tambah (value added) dalam rangka meningkatkan kualitas dan aktivitas
dihadapinya. Konsultasi ini diberikan sesuai dengan hasil temuan dan analisis
yang dilakukan atas berbagai aktivitas operasional secara independen dan objektif
dalam bentuk hasil temuan dan rekomendasi atau saran yang ditujukan untuk
keperluan organisasi.
Audit internal dilakukan oleh seseorang yang berasal dari dalam organisasi
tujuannya dengan pendekatan yang sistematis dan ketat agar dapat melakukan
Audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu
memiliki tugas pokok yaitu menentukan sejauh mana kebijakan dan prosedur
14
yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau
yang dihasilkan oleh berbagai bagian perusahaan. Dari definisi tersebut, jelaslah
manajemen agar tanggung jawab yang diberikan telah dilaksanakan dengan baik.
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal
No. Audit Internal No. Audit Eksternal
menjalankan aktivitas jasanya, namun audit internal tetap merupakan bagian yang
integral (tidak dapat dipisahkan) dari struktur organisasi perusahaan yang dimana
berikut :
sebagai berikut :
lingkup audit internal mencakup bidang yang sangat luas dan kompleks meliputi
operasional. Hal tersebut sesuai dengan komitmen bahwa fungsi audit internal
dihadapi.
17
sebagai berikut :
luas dan fleksibel, yang sejalan dengan kebutuhan dan harapan manajemen. Dapat
memverifikasi atau memastikan apakah sesuatu itu ada atau tidak, menilai,
adalah:
Fungsi audit internal dapat terdiri dari satu atau lebih individu yang
melaksanakan aktivitas audit internal dalam suatu entitas. Mereka secara
teratur memberikan informasi tentang berfungsinya pengendalian,
memfokuskan sebagian besar perhatian mereka pada evaluasi terhadap
desain tentang kekuatan dan kelemahan dan rekomendasi untuk
memperbaiki pengendalian intern.
bukan hanya terpaku kepada pencarian ketepatan dan kebenaran atas catatan-
catatan akuntansi saja, melainkan harus juga melakukan suatu penelitian dari
jawab audit internal harus dinyatakan dalam dokumen tertulis secara formal.
Menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI) tahun 2004 Standar Atribut
Pengawas Organisasi.
20
secara fakta maupun dalam kesan, hal ini harus diungkapkan kepada
Definisi dari etika itu sendiri menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Bagi profesi audit internal, kode etik merupakan hal yang sangat penting
Moh.Wahyudin Zarkasyi (2008:25) bahwa ada dua komponen penting dalam kode
Adapun prinsip-prinsip kode etik yang harus dijaga oleh audit internal,
yaitu :
a. Integritas
b. Objektif
Auditor internal membuat penilaian yang berimbang atas hal-hal yang relevan dan
keputusan.
c. Confidential
Auditor internal harus menghargai nilai-nilai dan pemikiran atas informasi yang
mereka terima dan tidak menyebarkan tanpa izin kecuali ada kewajiban
profesional.
d. Kompetensi
menyatakan bahwa :
governance.
analisis lainnya.
1. Independensi
Auditor internal harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang
dapat memberikan penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, dimana
sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya. Hal ini
dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif para auditor internal.
tersebut dan menjamin luas cakupan pemeriksaan, dan tindakan yang tepat
kegiatan kepada manajemen senior dan dewan, atau setiap periode yang lebih
2. Kemampuan Profesional
internal dan setiap auditor internal. Pimpinan audit internal dalam setiap
Unit audit internal harus memberikan jaminan atau kepastian bahwa teknis
dan latar belakang pendidikan para pemeriksa internal telah sesuai bagi
3. Lingkup Pekerjaan
profesional audit internal meliputi pemeriksaan apa saja yang harus dilaksanakan.
Meninjau terhadap kecukupan suatu sistem audit internal, apakah sistem yang
25
ditetapkan telah memberikan kepastian yang layak atau masuk akal bahwa tujuan
berwenang, memuat informasi dasar tentang kegiatan yang diperiksa dan program
survei secara tepat, menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil
Pimpinan audit internal harus mengelola badan audit internal secara tepat,
sehingga:
b. Sumber daya bagian audit internal dipergunakan secara efisien dan efektif.
pernyataan tujuan, kewenangan dan tanggung jawab bagi bagian audit internal,
harus menetapkan rencana bagi pelaksanaan tanggung jawab bagian audit internal,
harus membuat kebijakan dan prosedur secara tertulis yang akan dipergunakan
menyeleksi dan mengembangkan sumber daya manusia pada bagian audit internal
Untuk dapat melakukan audit yang sistematis dan terarah maka pada saat
audit dimulai, audit internal terlebih dahulu menyusun suatu perencanaan atau
program audit yang akan dilakukan. Program audit ini dapat dipergunakan sebagai
alat perencanaan dan pengawasan yang efektif atas pekerjaan audit secara
keseluruhan.
diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan, tanggal dan paraf pelaksana program audit tersebut, serta penunjukkan
indeks kertas kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi
sebagai suatu alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya program audit antara lain :
(2006), yaitu :
pemeriksaan.
akan diperiksa.
sebagai berikut :
rekomendasi.
menghendaki demikian.
yang tepat.
hasil penugasan akan dianggap baik apabila memenuhi empat kriteria mendasar,
yaitu :
1. Objektivitas
2. Kewibawaan
3. Keseimbangan
tentang organisasi atau aktivitas yang ditinjau secara wajar dan realistis.
yaitu:
a. Struktur
b. Kejelasan
c. Keringkasan
d. Nada Laporan
e. Pengeditan
pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi, auditor internal, dan auditor
32
Konsep Good Corporate Governance (GCG) yang kini muncul adalah sebagai
antara pihak-pihak yang terkait baik itu untuk BUMN ataupun perusahaan swasta.
Corporate Governance yang pada saat ini telah berkembang menjadi komponen
dalam teori birokrasi weber. Dalam sejarah peradaban dunia bisnis, GCG sudah
dan Eropa sekitar 200 tahun lalu (1840-an). Pada masa itu, agar perusahaan-
dan pengendalian (control) para manajer dalam korporasi telah menjadi kajian
sejak tahun 1930-an. Permasalahan yang kemudian timbul dari pemisahan ini
adalah para dewan benar-benar bertindak bagi kepentingan para pemegang saham.
34
Untuk menanggapi masalah ini berkembanglah teori agensi (agency theory) pada
tahun 1970.
bertindak bukan saja bagi kepentingan pemegang saham tetapi bertindak bagi para
manajemen puncak. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem check and balance
Dari teori agensi itulah corporate governance muncul diakhir tahun 1980,
perkembangan GCG terjadi ketika krisis ekonomi melanda suatu negara. Di Asia
krisis ekonomi dipandang sebagai akibat lemahnya praktik GCG. Kini konsep
GCG dengan cepat diterima oleh kalangan bisnis maupun masyarakat luas,
bahkan baik atau tidaknya kinerja suatu perusahaan ditentukan sejauh mana
perusahaan harus memastikan bahwa prinsip GCG diterapkan pada setiap aspek
kepentingan (stakeholders).
35
a. Transparansi (Transparency)
Prinsip Dasar
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
kepentingan lainnya.
pribadi.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip Dasar
masing organ perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan selaras
perusahaan.
system).
perusahaan dan semua karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan
c. Responsibilitas (Responsibility)
Prinsip Dasar
memadai.
38
d. Independensi (Independency)
Prinsip Dasar
objektif.
e. Kewajaran (Fairness)
Prinsip Dasar
masing.
tersebut adalah :
tidak dapat mencampuri pelaksanaan tugas dan fungsi dewan direksi dan
40
direksi.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris adalah organ di dalam organisasi yang memiliki tugas untuk
pengendalian yang menjadi komponen dari sistem tata kelola organisasi yang
baik.
3. Dewan Direksi
Dewan direksi adalah organ di dalam organisasi yang bertanggung jawab atas
dan membuat keputusan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan
kata lain, dewan direksi merupakan bagian dari manajemen yang akan bertugas
tugasnya, maka terdapat beberapa syarat yang harus dipatuhi yang meliputi
independensi serta dapat memberikan keputusan yang benar, tepat waktu, dan
efektif.
pemanfaatan sumber daya perusahaan ke arah yang lebih efektif dan efisien,
nasional dalam hal menarik modal investor dengan biaya yang lebih rendah
internasional.
aset perusahaan.
5. Mengurangi korupsi.
yang berlaku.
shareholder values.
Salah satu maksud implementasi GCG sesuai dengan pedoman GCG yang
jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat baik secara
investasi.
memiliki persyaratan tersendiri. Ada dua faktor yang memegang peranan, faktor
eksternal dan internal. Salah satu faktor internalnya yaitu terdapatnya sistem audit
mungkin akan terjadi. Dan salah satu faktor eksternalnya yaitu terdapatnya contoh
43
pelaksanaan GCG yang tepat yang dapat menjadi standar pelaksanaan GCG yang
efektif dan profesional. Salah satu elemen yang cukup signifikan dalam proses
implementasi GCG adalah fungsi pengawasan internal yang baik yang dilakukan
oleh auditor internal. Dengan demikian eksistensi departemen audit internal itu
sendiri merupakan salah satu wujud implementasi dari GCG. Selain itu audit
GCG adalah suatu proses yang bertujuan untuk mencapai kepastian berkenaan
dengan :
pengawasan intern, dapat diketahui bahwa salah satu tugas audit internal yaitu
sebagai tata kelola atau tata pemerintahan perusahaan (Siswanto dan E.John,
2008).
45
audit internal sangat penting diterapkan oleh Auditor Internal dalam perusahaan.
sebagai:
keberhasilan penerapan GCG juga memiliki persyaratan tersendiri. Ada dua faktor
yang memegang peranan, faktor eksternal dan internal. Salah satu faktor
internalnya yaitu terdapatnya sistem audit yang efektif dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi. Dan salah satu
faktor eksternalnya yaitu terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat yang
pekerjaan sederhana, apalagi perusahaan publik yang selalu dituntut terbuka atau
46
melakukan pengawasan atau kontrol untuk memastikan bahwa setiap unit atau
Dari sini bisa disimpulkan bahwa setiap organisasi perusahaan menyimpan risiko
bahwa setiap bagian, unit atau divisi bisa melakukan penyimpangan dalam
menjalankan tugas dan fungsi masing-masing. Menyadari hal itu maka, untuk
mengurangi risiko penyimpangan yang terjadi dan dilakukan oleh orang dalam
perusahaan maka dibutuhkan adanya satu unit kerja khusus yang bertugas
mekanisme pengawasan untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada dalam
perusahaan telah digunakan secara ekonomis dan efektif. Pengendalian yang ada
dalam perusahaan pun dapat memberikan kepastian yang lebih tinggi bahwa
sebagai berikut :
berikut :
Selain itu pada Standar Kinerja No. 2110 dalam International Standards
For The Professional of Internal Auditing (Standards) dan dikutip oleh Ardeno
perusahaan.
48
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti dan Judul Hasil Penelitian
Peneliti: Rizki Oktia Putri (2011) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Judul: Pengaruh Audit Internal terhadap terdapat pengaruh positif antara audit
Penerapan Good Corporate internal terhadap Good Corporate
Governance (Studi kasus pada PT Bank Governance pada PT Bank Mandiri
Mandiri Tbk., Jalan Jend.Ahmad Yani Tbk.
No.44 Sukabumi 43131)
Peneliti: Angger Hadi Muranom (2011) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Judul: Pengaruh Audit Internal terhadap Audit Internal berpengaruh terhadap
peningkatan Good Corporate peningkatan Good Corporate
Governance (Studi kasus pada PT PLN Governance pada PT PLN Persero
Persero Distribusi Jawa Barat dan Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Banten)
suatu kesimpulan bahwa audit internal berperan bagi seluruh bidang yang ada di
GCG merupakan salah satu hal yang penting dalam bidang korporasi. Penerapan GCG di
kalangan korporasi adalah sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
memperbaiki kinerja perusahaan dan menghapuskan berbagai bentuk praktik-praktik kolusi,
korupsi dan nepotisme serta pengelolaan perusahaan secara profesional.
1. Independensi 1. Keterbukaan
Good Corporate Governance
2. Kemampuan Profesional (Transparency)
3. Lingkup Pekerjaan 2. Akuntabilitas
4. Pelaksanaan Kegiatan (Accountability)
Pemeriksaan 3. Pertanggungjawaban
Good Corporate Governance
5. Manajemen Bagian (Responsibility)
Audit Internal 4. Independensi
(Independency)
Sumber: 5. Kewajaran (Fairness)
Konsorsium Organisasi
Profesi Audit Internal (2004) Sumber:
Hiro Tugiman (2006)
Tujuan :
Melakukan evaluasi atau
pemeriksaan terhadap
kegiatan perusahaan.
Pemeriksaan diarahkan untuk
membantu seluruh tingkatan
manajemen agar mereka dapat
melaksanakan kewajibannya
secara efektif dan efisien.
2.4.2 Hipotesis
tersebut, dapat diambil hipotesis yaitu : Audit internal berperan dalam penerapan