LANDASAN TEORI
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”.
11
12
1. Auditing Eksternal
Auditing eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang
memberikan jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak
luar perusahaan yang di audit. Auditornya adalah pihak luar
perusahaan yang independen. Pihak di luar perusahaan yang
independen adalah akuntan publik yang telah diakui oleh yang
berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut.
2. Auditing Internal
Auditing internal adalah suatu kontrol organisasi yang
mengukur dan mengevaluasi efektifitas organisasi. Informasi yang
dihasilkan, ditunjukan untuk manajamen organisasi itu sendiri.
Auditor internal bertanggungjawab terhadap pengendalian internal
perusahaan demi tercapainya efesiensi, efektifitas, dan ekonomis serta
ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.
15
2. Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas aspek
ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan atas aspek efektivitas
yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh
aparat pengawasan intern pemerintah. Dalam melakukan
pemeriksaan kinerja, pemeriksa juga menguji kepatuhan
terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan serta
pengendalian intern. Pemeriksaan kinerja dilakukan secara
obyektif danm sistematik terhadap berbagai macam bukti,
untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas
kinerja entitas atau program atau kegiatan yang diperiksa.
Contoh tujuan pemeriksaan atas hasil dan efektivitas program
16
2. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam
pemerintahan. Auditing ini dilaksanakan oleh auditor pemerintah yang
bekerja di BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ) dan
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan).
3. Snapshot Technique
Modifikasi program untuk membuat keluaran data yang berkaitan
dengan audit. Menandai transaksi dengan kode khusus kemudian
meriview data untuk melakukan validasi data. Contohnya program
penggajian dimodifikasi untuk membuat keluaran data yang berkaitan
dengan pembayaran lembur.
6. Program Tracing
Digunakan untuk mengidentifikasikan apakah suatu instruksi
tertentu atau langkah-langkah pemrosesan suatu aplikasi komputer telah
dijalankan selama memproses transaksi.
22
Berikut ini adalah beberapa kegunaan penting dari TABK menurut Romney
dan Steinbart (2015:352) :
23
Inggris. Menurut Debreceny dkk, (2005) yang di kutip oleh Ahmi dan Kent
(2013), GAS dapat membantu auditor untuk mendeteksi salah saji dalam
laporan keuangan, khususnya dalam menilai asersi manajemen seperti
kelengkapan, kepemilikan, penilaian, akurasi, klasifikasi dan pengungkapan
data yang dihasilkan oleh software akuntansi.
GAS Deskripsi
GAS Deskripsi
GAS Deskripsi
2.1.5.1 The Unified of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dan UTAUT
Model 2 (UTAUT2)
Unified of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) adalah
salah satu model penerimaan teknologi terbaru yang dikembangkan oleh
Venkatesh, Morris dan Davis (2003) dengan menggabungkan delapan teori
penerimaan teknologi terdahulu menjadi satu teori.
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode
UTAUT. Alasan memilih untuk menggunakan model ini dikarenakan
UTAUT menggabungkan unsur-unsur delapan model yang sebelumnya
memprediksi penerimaan penggunaan IT (Venkatesh, Morris dan Davis,
2003). Kajian dan perbandingan yang dilakukan oleh Venkatesh, Morris, dan
Davis (2003), mengilustrasikan bahwa ada lima keterbatasan delapan model
yang ada terkait dengan isu-isu seperti penelitian kebanyakan dilakukan
untuk keputusan adopsi teknologi yang relatif sederhana, objek penelitian
merupakan siswa yang berasal dari lingkungan akademis, waktu pengambilan
27
keputusan, sifat pengukuran dan konteks sukarela versus wajib. Isu-isu ini
diperbaiki oleh Venkatesh, Morris, dan Davis (2003), dengan memilih objek
penelitian yang berasal dari non-akademik dan melalui berbagai pengalaman
menggunakan teknologi baru, dan membandingkan model kepada semua
peserta. Selain itu Venkatesh, Morris, dan Davis (2003) telah melakukan
sebuah penelitian untuk memastikan ketangguhan model yang mereka
ciptakan. Hasilnya menunjukkan bahwa model mereka valid, sangat
mendukung dan menjelaskan hingga 70 persen varian mengenai niat untuk
menggunakan teknologi, mengungguli model sebelumnya dan 50 persen
menjelaskan tentang penggunaan teknologi (Venkatesh, Thong dan Xu,
2012).
b. Kompleksitas (Complexity)
Kompleksitas yang dapat membentuk konstruk effort
expectancy didefinisikan oleh Rogers dan Shoemaker (1971) dalam
Venkatesh, Morris dan Davis (2003) adalah tingkat dimana inovasi
31
c. Gambaran (image)
Moore dan Benbasat (1991) menyatakan bahwa pada
lingkungan tertentu, penggunaan teknologi informasi akan
meningkatkan status (image) seseorang di dalam sistem sosial.
Dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pengaruh yang
diberikan sebuah lingkungan terhadap calon pengguna teknologi
informasi untuk menggunakan suatu teknologi informasi yang baru
maka semakin besar minat yang timbul dari personal calon pengguna
tersebut dalam menggunakan teknologi informasi tersebut karena
pengaruh yang kuat dari lingkungan sekitarnya.
32
c. Kompatibilitas (compatibility)
Menurut Chang dan Thung (2008) kompatibilitas mengacu
pada sejauh mana inovasi dipandang konsisten dengan nilai
sekarang,pengalaman sebelumnya dan kebutuhan pengguna.
33
Model of PC Utilization
Complexity
(MPCU)
(MPCU)
Facilitating TAM-TPB)
b. Effort Expectancy
Merupakan tingkat kemudahan yang berkaitan dengan
penggunaan teknologi.
c. Social Influence
Merupakan derajat seorang individu merasa bahwa orang-
orang terdekatnya, seperti keluarga atau teman, yakin bahwa dia
harus menggunakan teknologi. Dalam hal ini konsumen merasa
bahwa orang lain atau lingkungan sekitarnya mempengaruhi
perilakunya dalam menggunakan teknologi.
d. Facilitating Condition
Merupakan derajat seorang individu yakin bahwa keberadaan
infrastruktur yang memadai dapat mendukung penggunaan
teknologi.
e. Hedonic Motivation
Merupakan perasaan senang atau gembira yang dirasakan saat
menggunakan teknologi, dan aspek tersebut memainkan peran
penting dalam menentukan penerimaan dan penggunaan teknologi.
f. Price Value
Merupakan kesadaran atas trade-off antara manfaat yang
dirasakan dan harga yang harus dibayar untuk menggunakan suatu
teknologi.
g. Habit
Merupakan tingkat seseorang cenderung untuk melakukan
perilaku secara otomatis dengan mempelajarinya. Terdapat tiga
variabel demografi, yaitu age, gender, dan experience, yang
dijadikan sebagai moderator efek terhadap pengaruh beberapa
prediktor terhadap behavioral intention dan use behavio
37
Responden: a.
Chief ffort expectancy
Variabel Independen :
Financial dan social influence
a.
Officers, berpengaruh
ffort Expectancy
Controllers, signifikan terhadap
b.
Direktur, niat auditor internal
ocial Influence
Manager untuk menggunakan
c.
dibidang TABK, sedangkan
erformance
Intern audit performance
Expectancy
expectancy dan
Gonzalez et.al d.
2. Sampel: 615 facilitating
(2012) acilitating Condition
Responden condition tidak
berpengaruh.
Variabel Moderasi :
Metode: b.
a.
Kuantitatif oluntariness of use
oluntariness Of Use
(E-Survey) secara signifikan
mempengaruhi
Variabel Dependen :
hubungan antara
a.
effort expectancy
ntention To Use
dan social
influence.
Variabel Independen : Responden:
a. performance
a. Auditor
expectancy dan
ffort Expectancy Eksternal di
facilitating
b. US
Bierstaker, condition
ocial Influence
3. Janvrin dan Lowe berpengaruh
c. Sampel: 181
(2014) signifikan terhadap
erformance Responden
niat auditor l untuk
Expectancy
menggunakan
d. Metode :
TABK
acilitating Condition Kuantitaif
52
Variabel Mediasi:
a.
otivation
Variabel Dependen:
a.
uccessful Gas
Adoption
Variabel Independen: Responden: a.
a. Eksternal aktor lingkungan,
echnology Auditor di seperti technology-
b. Indonesia skilled
rganization auditors,client
c. Sampel: 27 needs and
Widuri,
xternal Task Eksternal expectations dan
10. O’Connell dan
Environment Auditor client size.
Yapa (2016)
berpengaruh
Variabel Dependen: Metode: terhadap
a. kualitatif penerimaa dan
echnological (Interview) penggunaan GAS
Innovation Decision b.
Making lient’s existing IT
57
Performance
Expectancy
Effort
Expectancy Behavioral Use Behavior
Intention
Social
Influence
Facilitating
Conditions
auditor tidak tersedia maka akan menurunkan tingkat keinginan auditor untuk
menggunakan software audit.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bierstaker, Janvrin dan Lowe
(2014) menyatakan bahwa hubungan antara facilitating condition dan niat
menggunakan TABK, memiliki hubungan positif. Ini menyiratkan bahwa jika
perusahaan audit menyediakan sumber daya, infrastruktur, pengetahuan dan
bantuan yang dibutuhkan niat auditor eksternal untuk menggunakan TABK
diperkirakan akan tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mansour
(2016) menyatakan bahwa hubungan antara facilitating condition dan niat
menggunakan TABK, memiliki hubungan positif. Ini menyiratkan bahwa jika
perusahaan audit di Yordania menyediakan sumber daya dan infrastruktur
yang diperlukan, pengetahuan dan bantuan yang dibutuhkan, niat auditor
eksternal Yordania untuk menggunakan TABK diperkirakan akan tinggi.
Hasil yang berbeda dikemukakan oleh Gonzalez dkk. (2012). Gonzalez
dkk. (2012) tidak menemukan facilitating condition mendorong
penggunaan TABK dalam audit internal. Venkatesh dan Bala (2008)
menyatakan bahwa facilitating condition secara tidak langsung terkait
dengan niat menggunakan melalui perceived ease of use (effort expectancy)
terhadap perceived usefulness (Performance expectancy ).
Dikarenakan perbedaan hasil penelitian dan adanya dugaan keterkaitan
antara ketersediaan fasilitas dengan niat perilaku untuk menggunakan, maka
dari itu hipotesis yang disimpulkan adalah: