Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATA KULIAH

FENOMENA RISET BIDANG AUDITING

Mata Kuliah/ Kelas: Riset Akuntansi (EKA 456)/(D1)


Dosen Pengampu: Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E., M.M., Ak., CPA

KELOMPOK 3
Oleh:
1. Ni Kadek Meilani 1907531027/Absen 10
2. Ni Wayan Sutiani 1907531029/Absen 11
3. Salsabilla Amalia Prapta Deadewi 1907531037/Absen 15
4. Ardivan Dicha Valentino 1907531217/Absen 30

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
PEMBAHASAN

1.1 Tinjauan Materi


1.1.1 Pengertian Auditing
Pengertian auditing menurut American Accounting Association (AAA), yaitu
suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
yang berhubungan dengan asersi mengenai tindakan dan peristiwa ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan,
serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Soekrisno Agoes, auditing merupakan suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan
bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Ada beberapa elemen yang harus
diperhatikan dalam hal auditing, seperti:
a) Proses yang sistematis. Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang
bersifat logis, terstruktur dan teorganisir.
b) Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif. Hal ini berarti bahwa
proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun
bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas.
Objektif berarti mengungkapkan fakta apa adanya yang senyatanya.
c) Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi. Asersi
merupakan pernyataan atau rangkaian pernyataan secara keseluruhan, oleh pihak
yang bertanggungjawab atas pernyataan tersebut. Asersi-asersi meliputi informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan, laporan operasi internal, dan laporan
biaya maupun pendapatan berbagai pusat pertanggungjawaban pada suatu
perusahaan.
d) Menentukan tingkat kesesuaian. Penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti
dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian tersebut dapat
diekspresikan dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif.

1
e) Kriteria yang ditentukan. Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar
pengukur untuk mempertimbangkan (judgement) asersi-asersi atau representasi-
representasi.
f) Menyampaikan hasil-hasilnya. Hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui
laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan
kriteria yang telah ditentukan.
g) Para pemakai yang berkepentingan. Para pemakai meliputi investor maupun
calon investor, pemerintahan, manajemen, dan publik pada umumnya.
Disamping hal diatas, terdapat pula alasan pentingnya suatu audit dalam suatu
perusahaan. Menurut Sukrisno (2017), audit atas laporan keuangan diperlukan oleh
perusahaan yang berbentuk PT (perseroan terbatas) pemegang saham biasanya 1 tahun
sekali dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Para pemegang saham akan
meminta pertanggung jawaban manajemen perusahaan dalam bentuk laporan
keuangan. Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu
diaudit oleh kantor akuntan publik yang merupakan pihak ketiga yang independen.
1.1.2 Jenis-Jenis Audit
Dalam hal jenis-jenis audit, jika ditinjau dari luasnya pemeriksaan audit dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
a) General audit (pemeriksaan umum)
General audit merupakan suatu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh
auditor Indenpenden di KAP dengan tujuan untuk memberikan pendapat kewajaran
atas laporan keuangan keseluruhan dengan memperhatikan standar profesional
akuntan publik dan kode etik IAI.
b) Special audit (pemeriksaan khusus)
Special audit merupakan pemeriksaan secara ruang lingkup khusus yang
sifatnya terbatas yang dilakukan oleh auditor indenpenden di sebuah KAP dan pada
akhirnya auditor tidak perlu memberikan pendapat laporan keuangan tersebut tetapi
pendapat diberikan terbatas pada masalah atau pos tertentu yang terpisah.

Selain itu, terdapat pula jenis audit jika ditinjau dari segi pemeriksaannya, yaitu:
a) Audit laporan keuangan. Audit laporan keuangan merupakan audit yang
dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh

2
kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.
b) Audit kepatuhan. Audit kepatuhan merupakan audit yang tujuannya adalah untuk
menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu.
c) Audit operasional. Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan
organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.
Dapat juga dikatakan sebagai penelaahan bagian dari prosedur atau metode operasi
suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Hasilnya dapat berupa
rekomendasi perbaikan operasi.
1.1.3 Audit Judgement
Judgment merupakan keputusan akhir atas hasil dari informasi yang diterima terus
menerus oleh auditor selama menjalankan tugasnya ditambah faktor-faktor dalam diri
auditor, sehingga muncul beberapa pilihan dalam menanggapinya. Judgment
tergantung pada perolehan bukti dan pengembangan bukti tersebut, sehingga
menghasilkan keyakinan yang muncul dari kemampuan auditor dalam menjelaskan
bukti-bukti yang diuraikan. Semakin handal judgment yang diambil oleh auditor maka
semakin handal pula opini audit yang dikeluarkan oleh auditor.
Dalam penetapan opini, audit judgment berperan penting. Audit judgment adalah
pertimbangan auditor dalam menanggapi informasi yang ada yang akan
mempengaruhi opini akhir dalam suatu pelaporan audit. Menurut Mulyadi (2002)
audit judgment adalah kebijakan auditor dalam menentukan pendapat mengenai hasil
auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan, pendapat atau perkiraan
tentang suatu objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa lain.
Seorang auditor dalam membuat audit judgment disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut adalah keahlian, tekanan ketaatan, dan tekanan anggaran waktu.
Keahlian adalah kemampuan yang mendasar bagi seorang auditor. Keahlian seseorang
dapat diukur dengan beberapa unsur yaitu kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman.Tingkat pengetahuan yang dimiliki auditor merupakan hal yang sangat
penting yang dapat mempengaruhi auditor dalam mengambil keputusan. Pengalaman
yang dimaksud dikaitkan dengan masa kerja yang telah ditempuh seseorang.Semakin
lama auditor bekerja, semakin berpengalaman auditor dalam membuat audit judgment.

3
Hal ini bisa dilihat dari hasil audit yang diberikan auditor. Dimana pada saat auditor
berhadapan dengan ketidakpastian, auditor dituntut untuk bisa membuat asumsi yang
bisa digunakan untuk membuat judgment atau mengevaluasi judgment. Maka auditor
yang tidak berpengalaman akan menghasilkan tingkat kesalahan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan auditor yang berpengalaman.
1.1.4 Kualitas Audit
a) Pengertian Kualitas Audit
Kualitas audit adalah karakteristik atau gambaran praktik dan hasil audit
berdasarkan standar auditing dan standar pengendalian mutu yang menjadi ukuran
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab profesi seorang auditor. Kualitas audit
berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Menurut Simanjuntak (2008), kualitas audit
adalah pemeriksaan yang sistematis dan independensi untuk menentukan
aktivitas, mutu dan hasilnya sesuai dengan pengaturan yang telah direncanakan
dan apakah pengaturan tersebut diimplementasikan secara efektif dan sesuai
dengan tujuan. Sementara menurut Akmal (2006), kualitas audit adalah suatu
hasil yang telah dicapai oleh subjek/objek untuk memperoleh tingkat kepuasan,
sehingga akan menimbulkan hasrat subjek/objek untuk menilai suatu kegiatan
tersebut. Kemudian menurut Watkins et al (2004), kualitas audit adalah
kemungkinan dimana auditor akan menemukan dan melaporkan salah saji
material dalam laporan keuangan klien. Berdasarkan Standar Profesi Akuntan
Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan berkualitas baik, jika
memenuhi ketentuan atau standar pengauditan.
Dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan
(probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat
menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan
melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan
tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik
akuntan publik yang relevan.
b) Indikator Kualitas Audit
1. Deteksi salah saji

4
Dalam mendeteksi salah saji, auditor harus memiliki sikap skeptisme
profesional, yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan
dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Salah saji dapat terjadi akibat
dari kekeliruan atau kecurangan. Apabila laporan keuangan mengandung
salah saji yang dampaknya secara individual atau keseluruhan cukup
signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan
secara wajar dalam semua hal yang sesuai standar akuntansi keuangan.
2. Kesesuaian dengan Standar Umum yang Berlaku
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) adalah acuan yang ditetapkan
menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh akuntan publik dalam
pemberian jasanya (UU No. 5 Tahun 2011). Auditor bertanggung jawab untuk
mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik mengharuskan anggota Ikatan Akuntan
Indonesia yang berpraktik sebagai auditor mematuhi standar auditing jika
berkaitan dengan audit atas laporan keuangan.
3. Kepatuhan terhadap SOP
Standar operasional perusahaan adalah penetapan tertulis mengenai apa
yang harus dilakukan, kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana cara melakukan,
apa saja yang diperlukan, dan lain-lain yang semuanya itu merupakan
prosedur kerja yang harus ditaati dan dilakukan. Dalam pelaksanaan audit atas
laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang
cukup untuk mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktik
yang menurut pertimbangan auditor kemungkinan berdampak signifikan atas
laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit.
c) Pengukuran Kualitas Audit
Berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Nomor 01 Tahun 2007 mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN), kualitas audit diukur berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kualitas Proses (keakuratan temuan audit, sikap skeptisme).
Besarnya manfaat yang diperoleh dari pekerjaan pemeriksaan tidak
terletakpada temuan pemeriksaan yang dilaporkan atau rekomendasi yang

5
dibuat, tetapi terletak pada efektivitas penyelesaian yang ditempuh oleh entitas
yang diperiksa. Selain itu audit harus dilakukan dengan cermat, sesuai
prosedur, sambil terus mempertahankan sikap skeptisme.
2. Kualitas hasil (nilai rekomendasi, kejelasan laporan, manfaat audit).
Manajemen entitas yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti rekomendasi serta menciptakan dan memelihara suatu proses
dan sistem informasi untuk memantau status tindak lanjut atas rekomendasi
pemeriksa.
3. Kualitas tindak lanjut hasil audit.
Pemeriksa wajib merekomendasikan agar manajemen memantau status
tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa. Perhatian secara terusmenerus
terhadap temuan pemeriksaan yang material beserta rekomendasinya dapat
membantu pemeriksa untuk menjamin terwujudnya manfaat pemeriksaan
yang dilakukan.

1.2 Review Artikel


1.2.1 Review Artikel I
The Influence of An Auditor Experience, Obedience
Judul
Pressure,and Independence on Audit Judgement

Artikel International Journal of Contemporary Accounting

Volume dan Halaman Vol. 2 No. 1 Hal. 1-16

Tahun 2020
Penulis Tikkos Sitanggang
Ni Kadek Meilani, Ni Wayan Sutiani, Salsabilla Amalia
Reviewer
Prapta Deadewi dan Ardivan Dicha Valentino

Tanggal 5 Maret 2022

6
1. Ringkasan Artikel
a. Fenomena

Pada Mei 2018, PT Sunprima Nusantara Financing (SNP Finance) menjadi


sorotan otoritas keuangan dan publik karena diambang kebangkrutan
(Gumiwang, 2018). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membekukan kegiatan
usaha SNP karena perusahaan gagal membayar bunga. SNP Finance diduga
tidak menyampaikan laporan keuangan dengan benar alias fiktif. Auditor yang
mengaudit PT SNP adalah KAP Satrio, Bing, Eny, dan Rekan yang
merupakan partner lokal Deloitte dan termasuk empat besar dunia. Dalam hal
PT SNP, KAP memberikan Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian atas laporan
keuangan SNP Finance, namun berbanding terbalik dengan hasil pemeriksaan
OJK, dimana SNP Finance mengindikasikan telah menyajikan laporan
keuangan yang secara signifikan tidak sesuai dengan laporan keuangan yang
sebenarnya. Akibatnya banyak pihak yang mengalami kerugian.

Auditor adalah seorang profesional, yang tugasnya melaksanakan audit


atas laporan keuangan suatu entitas dan memberikan pendapat tentang
kewajaran penyajian laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan.
Seorang auditor harus memeriksa dan menilai bukti audit yang diperolehnya
sebagai dasar untuk menyatakan opini atas laporan keuangan yang diauditnya.
Dalam proses audit, auditor cenderung mendapatkan tekanan kepatuhan dari
atasan yang dapat menyebabkan perubahan psikologis bagi individu dengan
perilaku agen independen. Independensi merupakan faktor penting bagi
auditor untuk menghasilkan penilaian.
b. Gap Riset
Adapun gap riset dalam penelitian ini yaitu peneliti melakukan penelitian
kembali mengenai faktor-faktor yang memengaruhi audit jugdgement yang
masih menghasilkan hasil yang tidak konsisten dari penelitian-penelitian
sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Gracea (2017) mengungkapkan
bahwa keahlian auditor berpengaruh signifikan terhadap audit judgement,
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Alamri et al. (2017) menemukan
bahwa keahlian tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan audit.
7
Penelitian yang dilakukan oleh Rosadi & Waluyo (2017) menunjukkan bahwa
tekanan kepatuhan berpengaruh negatif terhadap penilaian yang diambil oleh
auditor, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2012) menunjukkan
bahwa tekanan kepatuhan berpengaruh positif terhadap penilaian audit. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Drupadi & Sudana (2016) mengungkapkan
bahwa independensi berpengaruh positif terhadap penilaian yang diambil oleh
auditor. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuliyana & Waluyo (2018)
menemukan bahwa independensi tidak mempengaruhi audit judgement.
Dalam konteks Indonesia, kajian tentang praktik akuntan publik di Jakarta
Pusat masih sangat sedikit.
c. Metode
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian survey, dimana dengan melakukan pengumpulan data primer
melalui pengambilan sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data primer. Populasi dari penelitian ini adalah
auditor yang bekerja di Kanton Akuntan Publik, dengan pemilihan sampel
dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun sampel dari
penelitian ini berdasarkan kuesioner yang dikembalikan dan dapat diolah dari
20 Kantor Akuntan Publik di Jakarta, yaitu sebanyak 80 eksemplar yang
berarti terdapat 80 auditor sebagai sampel. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda yang
dilengkapi pula dengan uji asumsi klasik.
d. Hasil
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keahlian auditor, tekanan
kepatuhan, dan independensi auditor berpengaruh positif dan signifikan
terhadap audit judgement. Adapun implikasi dari penelitian ini yaitu sebagai
berikut:

1) Kantor Akuntan Publik lebih memerhatikan kebutuhan auditor untuk


mengikuti workshop audit dan melanjutkan pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh asosiasi profesi akuntan publik untuk memahami
instruksi pengawasan atau permintaan klie yang bertentangan.

8
2) Keharusan Ikatan Akuntan Publik Indonesia dalam memerhatikan dan
mengantisipasi dampak tekanan kepatuhan terhadap pelanggaran standar
profesi, seprti penerbitan peraturan yang memberikan sanksi kepada
Kantor Akuntan Publik.
2. Theory
Teori yang mendasari penelitian pada artikel ini adalah teori atribusi.
Teori atribusi menjelaskan bagaimana perilaku individu dalam menjalankan tugas
atau sesuatu yang biasa dikerjakan dapat dipengaruhi oleh sesuatu. Menurut
Harmon (1959), pengaruh tersebut berasal dari faktor internal dan eksternal.
Perilaku individu ditentukan oleh kombinasi kekuatan internal seperti faktor yang
berasal dari dalam auditor dan kekuatan eksternal seperti faktor yang berasal dari
luar auditor.
Dalam artikel ini, menurut teori atribusi, audit judgement yang dilakukan
oleh seorang auditor akan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun
eksternal. Adapun pengaruh internalnya yaitu keahlian auditor dalam melakukan
audit. Saat keahlian dari auditor tersebut tinggi, maka auditor tersebut tidak akan
mengalami kesulitan dalam mengambil suatu keputusan audit yang tepat, begitu
pula sebaliknya. Adapun pengaruh eksternalnya, seperti tekanan ketaatan dan
kemandirian auditor dalam bertugas. Saat seorang auditor mendapatkan tekanan
dari luar, baik berasal dari atasan maupun klien, maka hal tersebut akan
berdampak pada kemampuanya dalam melakukan audit.
3. Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh artikel ini, yaitu:
1) Artikel penelitian ini telah tersusun dengan sangat rapi dan struktur
penulisannya juga sudah baik sehingga memudahkan pembaca maupun
reviewer dalam memahami isi dari penelitian ini.
2) Artikel penelitian ini telah mampu memberikan hasil dan membuktikan
hipotesis penelitiannya.
3) Abstrak dari artikel ini telah mencakup keseluruhan isi dari artikel
sehingga pembaca maupun reviewer dapat mengetahui isi artikel

9
penelitian secara garis besar.
b. Kekurangan

1) Penelitian ini hanya meneliti auditor yang bekerja di Kantor Akuntan


Publik di Jakarta, sehingga hasil dari penelitian ini belum bisa
mengeneralisasi pengaruh keahlian, tekanan kepatuhan, dan independensi
terhadap audit judgement seluruh auditor selain yang menjadi sampel.
2) Data primer yang diperoleh dan dikumpulkan masih cukup sedikit.
4. Rekomendasi Perbaikan dan Kemungkinan Riset Berikutnya
Adapun rekomendasi perbaikan untuk pengembangan riset selanjutnya
yaitu sebagai berikut:
1) Penelitian selanjutnya diharapkan bisa dilakukan pada auditor yang bekerja
selain di Kantor Akuntan Publik Jakarta, jika mungkin bisa dilakukan untuk
seluruh auditor di Indonesia. Dengan demikian, data primer yang diperoleh
akan lebih banyak dan dapat mengeneralisasi pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen yang diteliti.
2) Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang mungkin juga
memngaruhi audit judgement seperti persepsi etika auditor dan karakteristik
auditor.

1.2.2 Review Artikel II


Judul Peran Independensi, Tekanan Waktu, Kompleksitas
Tugas, dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit
Artikel InFestasi: Jurnal Bisnis dan Akuntamnsi
Volume dan Halaman Vol.15 No.2, Hal. 136-146
Tahun 2019
Penulis I Dewa Ayu Dian Pratiwi, Ni Nyoman Ayu Suryandari,
dan Anak Agung Putu Gede Bagus Arie Susandya
Reviewer Ni Kadek Meilani, Ni Wayan Sutiani, Salsabilla Amalia
Prapta Deadewi dan Ardivan Dicha Valentino
Tanggal 5 Maret 2022

10
1. Ringkasan Artikel
a. Fenomena
Sebagai auditor eksternal yang memberikan jasa audit untuk para pemakai laporan
keuangan, sikap independen auditor sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu
faktor penting untuk menilai kualitas audit. Putra (2012) menyatakan bahwa sikap
independensi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Semakin tinggi auditor
mempertahankan sikap independen untuk tidak terpengaruh oleh pihak lain dalam
memberi keputusan maka akan baik kualitas audit yang di hasilkan. Dalam melakukan
kegiatan audit, auditor akan menemukan adanya suatu kendala dalam menentukan
waktu untuk mengeluarkan hasil audit yang akurat. Tekanan waktu ini akan menjadi
tantangan tersendiri bagi auditor karena dalam kompleksitas tugas yang tinggi dan
anggaran waktu yang terbatas, mereka di tuntut untuk menghasilkan laporan auditan
yang berkualitas. Selain independensi auditor, kompleksitas tugas dan juga pengalaman
yang dimiliki oleh auditor juga dapat memengaruhi kualitas audit. Fenomena terkait
kualitas audit menjadi suatu urgensi bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) terutama yang
berada di Bali, sehingga mencoreng salah satu nama KAP di Bali. Pada tahun 2005,
telah terjadi suatu kasus yang berakibat pada pembekuan izin oleh Menteri Keuangan
kepada Akuntan Publik (AP) Drs. Ketut Gunarsa, Pemimpin Rekan dari Kantor
Akuntan Publik (KAP) K.Gunarsa dan I.B Djagera selama enam bulan. Saat KAP
dinilai memiliki kualitas audit yang tidak baik maka dampaknya akan meluas hingga
KAP tersebut kehilangan kepercayaan publik, khusunya para klien.
b. Gap Riset
Dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, ditemukan adanya inkonsistensi
terhadap hasil penelitian. Misalnya, Putra (2012) menyatakan bahwa sikap independensi
memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit. Semakin tinggi auditor
mempertahankan sikap independen untuk tidak terpengaruh oleh pihak lain dalam
memberi keputusan maka akan baik kualitas audit yang di hasilkan. Namun berbeda
dengan Futri dan Juliarsa (2014) yang menemukan bahwa independensi tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit. Kemudian, Putra (2020) mengungkapkan bahwa
tekanan waktu yang dialami oleh auditor dapat mempengaruhi penurunan kualitas audit
karena auditor dituntut untuk menghasilkan kualitas audit yang baik dengan waktu yang

11
telah disepakati oleh antara partner dengan perusahaan. Sedangkan penelitian oleh
Riyandari dan Badera (2017) dan Liyundira (2016) sama-sama menemukan bahwa
tekanan waktu berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Maka dari itu, peneliti ingin menguji dan memperoleh bukti secara empiris apakah
independensi, tekanan waktu, kompleksitas tugas, dan pengalaman auditor berpengaruh
terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik di Bali.
c. Metode yang Digunakan
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling
dengan kriteria yang dijadikan dasar pemilihan anggota sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh auditor yang bekerja pada KAP di Bali yang tergabung dan tercatat di
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dengan jumlah populasi sebanyak 112 orang
dan seluruh auditor yang bekerja minimal 2 tahun karena auditor tersebut sudah
memiliki pemahaman yang baik tentang audit. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari lokasi
penelitian melalui kuesioner berupa pernyataan tertulis kualitas audit. Selain itu, metode
pengumpulan data juga dilakukan dengan cara mengambil dari internet, jurnal,
dokumentasi dengan mendata KAP yang akan dijadikan responden, dan wawancara
tidak terstruktur melalui telepon. Analisis data pada penelitian ini diawali dengan
menguji kebenaran data responden melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Setelah data
dinyatakan valid dan reliabel, maka akan dilanjutkan dengan uji asumsi klasik, yang
terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas untuk
menguji apakah data tersebut baik atau tidak. Setelah itu, maka dilanjutkan dengan
analisis data penelitian dengan menggunakan uji regresi berganda.
d. Hasil
1) Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Jadi, semakin tinggi
independensi seorang auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin
baik.
2) Tekanan waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Tidak berpengaruhnya
tekanan waktu terhadap kualitas audit menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik
(KAP) sangat menjaga reputasi atau nama perusahaan dan juga menjaga akan
adanya sanksi yang tertera pada UU No.5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

12
3) Kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Tidak
berpengaruhnya kompleksitas tugas terhadap kualitas audit disebabkan karena
auditor yang lebih dari 2 tahun mempunyai pengalaman lebih banyak dan sudah
terbiasa dengan kompleksitas tugas yang di alami serta adanya kontrak kerja yang
mengharuskan auditor bersikap profesional dalam bekerja.
4) Pengalaman auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Auditor yang
memiliki pengalaman lebih akan menjalankan tugas dan tanggungjawab
pekerjaannya sesuai dengan prosedur audit, tidak melanggar etika audit dengan
mengutamakan kepentingan umum, serta auditor dapat melaksanakan tugas audit
yang memiliki kompleksitas tugas beragam. Jadi kesimpulannya adalah semakin
tinggi pengalaman auditor maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik.
2. Literature Review
a. Teori Keperilakuan
Teori keperilakuan adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia.
Menurut Schiff dan Lewin (1974, terdapat lima aspek penting dalam akuntansi
keperilakuan, yaitu: 1) Teori organisasi dan keperilakuan manajerial; 2)
Penganggaran dan perencanaan; 3) Pengambilan keputusan; 4) Pengendalian; 5)
Pelaporan keuangan.
b. Independensi
Independensi menurut standar umum SA seksi 220 dalam SPAP standar ini
mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, oleh
karena itu ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Independensi
dapat juga diartikan adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan
fakta dan adanya yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya.
c. Tekanan Waktu
Maulina dkk. (2010) mendefinisikan tekanan waktu (time pressure) sebagai suatu
kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
d. Kompleksitas Tugas

13
Indrasti (2013) mengatakan kompleksitas tugas sebagai tugas yang tidak
terstruktur, membingungkan, dan sulit. Auditor selalu dihadapkan dengan tugas –
tugas yang banyak, berbeda – berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kompleksitas
tugas adalah sulitnya suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, dan
daya ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh
seorang pembuat keputusan (Susmiyanti dan Rahmawati, 2016).
e. Pengalaman Auditor
Pengalaman kerja sangatlah diperlukan dalam rangka kewajiban seseorang auditor
terhadap tugasnya untuk memenuhi standar umum audit. Pengetahuan seorang auditor
itu dimulai dengan pendidikan formal, yang diperluas melalui pengalaman-
pengalaman yang selanjutnya di lakukan dalam bentuk praktik. Semakin
berpengalaman seorang auditor maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang
lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam melakukan
pengawasan dan pemeriksaan terhadap penerapan struktur pengendalian intern.
f. Kualitas Audit
Menurut Anggarini (2018) kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan
sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila
terjadi pelanggaran yang dilakukan klien. Kualitas audit menurut Standar Profesional
Akuntan Publik menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan
berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu.
3. Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan
Kelebihan pada artikel ini yaitu peneliti dapat secara jelas dan runtut menjelaskan
mulai dari fenomena hingga metode dan hasil penelitiannya. Topik yang diangkat pun
menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. Kemudian peneliti juga berhasil
mencapai tujuan dari penelitian ini.
b. Kekurangan
Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan, dimana diantaranya yaitu peneliti
dalam penelitian ini hanya berfokus kepada karakteristik internal auditor saja.
Kemudian, terdapat pula beberapa kesalahan penulisan dan nama singkatan tidak
ditulis menggunakan huruf kapital.

14
4. Rekomendasi Perbaikan dan Pengembangan Riset Selanjutnya
Untuk riset selanjutnya, peneliti dapat mengamati pengaruh faktor eksternal
terhadap kualitas audit mengingat bahwa penelitian ini hanya berfokus pada karakteristik
internal auditor. Peneliti juga dapat memperluas populasi dari penelitian ini, tidak sebatas
KAP yang berada di Bali saja.

15
DAFTAR RUJUKAN

Hardiwinoto. 2017. Definisi Auditing. https://hardiwinoto.com/definisi-auditing/ (diakses pada


Jumat, 4 Maret 2022)

Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YPN.

Lesmana, Budi. 2020. Modul Auditing. https://www.academia.edu/4790739/Modul_Auditing


(diakses pada Jumat, 4 Maret 2022)

Limen, M. M. P., Karamoy, H., Gamaliel, H. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Audit Judgement pada Auditor. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern,
12(2), 224-230.

Pratiwi, I. D. A. D., Suryandari, N. N. A., & Susandya, A. A. P. G. B. A. (2019). Peran


Independensi, Tekanan Waktu, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Auditor Terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 15(2), 136–146.

Riadi, Muchlisin. 2018. Pengertian, Indikator dan Pengukuran Kualitas Audit.


https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-indikator-dan-pengukuran-kualitas-
audit.html?m=1 (diakses pada Jumat, 4 Maret 2022)

Rustam, Andi., Adininggrat, Arifwangsa., Adil, Muhammad. 2018. Auditing – 1 (Penerapan


Praktisi Jasa Audit) . Makassar : LPP Unismuh Makassar.

Sitanggang, Tikkos. (2020). The Influence Of An Auditor's Expertise, Obedience Pressure, And
Independence On Audit Judgment. International Journal of Contemporary Accounting,
2(1), 1-16.

16

Anda mungkin juga menyukai