Anda di halaman 1dari 7

RISET AKUNTANSI

SUMMARY AND CRITICAL REVIEW

Dosen Pengampu:

Ni Putu Sri Harta Mimba, SE., M.Si., Ph.D., Ak, CA, CMA

Oleh:
Kelompok 3

1. I Gusti Ayu Wulan Dwitya Saniswari (2007531133)


2. Komang Mega Yulian Tari (2007531135)
3. Ni Kadek Riska Wiyastini (2007531159)
4. I Gede Surya Bayu Pradana (2007531265)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
RINGKASAN

Identitas Artikel:

Hermawan, Atang and Ardi Gunardi. 2019. Motivation for Disclosure of Corporate Social
Responsibility: Evidence From Banking Industry In Indonesia. Entrepreneurship and
Sustainability Issues. 6(3), 1297-1360.

1. Intro
Suatu perusahaan memiliki kewajiban sosial untuk ikut serta dalam mewujudkan
pembangunan berkelanjutan. Namun, praktek pelaporan keberlanjutan masih awam
bagi perusahaan di Indonesia, khususnya dalam sektor perbankan. Bank merupakan
perusahaan yang berorientasi pada profit, namun untuk memperoleh profit tersebut
perusahaan harus mendapat kepercayaan publik. Oleh karenanya, perusahaan
perbankan juga perlu melakukan aktivitas sosial sebagai kewajiban untuk
memperoleh kepercayaan publik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih
lanjut pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan
meneliti pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kepemilikan publik,
dewan komisaris, komisaris independen, dan ukuran komite audit.

2. Literatur
Grand theory
● Teori Stakeholder
Teori stakeholder pada dasarnya menyatakan bahwa perusahaan merupakan
suatu entitas yang tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri
melainkan wajib memberikan manfaat bagi pemegang kepentingan atau
stakeholdernya.
● Teori Legitimasi
Teori legitimasi merupakan teori yang menjelaskan mengenai sistem
pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap
masyarakat, pemerintah, individu dan kelompok masyarakat.
Support theory
● Teori Ukuran Perusahaan (Company Size)
Teori ukuran perusahaan merupakan suatu ukuran, skala atau variabel yang
menggambarkan besar-kecilnya perusahaan berdasarkan beberapa ketentuan,
seperti total aktiva, log size, nilai pasar, saham, total penjualan, total
pendapatan, total modal dan lain-lain.
● Teori Profitabilitas
Teori profitabilitas merupakan teori yang menjelaskan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aset,
maupun modal sendiri pada saat menjalankan operasionalnya.
● Teori Leverage
Teori leverage merupakan teori yang menjelaskan mengenai tingkat
kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset atau modal yang memiliki
biaya tetap (hutang atau saham) dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan
untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang bersangkutan.
● Teori Kepemilikan Saham oleh Publik (Public Ownership)
Public Ownership merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki
oleh publik terhadap jumlah semua saham perusahaan.
● Teori Dewan Komisaris (Board of Commissioner)
Dewan komisaris merupakan bagian dari pengendalian internal tertinggi,
bertanggung jawab mengontrol perilaku manajemen puncak dan ukuran dewan
komisaris dipercaya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang baik.
● Teori Komisaris Independen (Independent Commissioners)
Komisaris independen adalah sebuah badan dalam perusahaan yang
beranggotakan dewan komisaris independen yang berasal dari luar
perusahaan, memiliki fungsi yaitu untuk menilai kerja perusahaan secara luas
dan keseluruhan.
● Teori Komite Audit (Audit Committee)
Komite Audit adalah suatu badan atau komite yang dibentuk oleh jajaran
Dewan Komisaris dengan tujuan untuk membantu melakukan pengecekkan,
pemeriksaan, dan penelitian yang dianggap penting terhadap pelaksanaan
tugas dan fungsi jajaran direksi dalam pengelolaan perusahaan tercatat.

3. Method (Metode)
Populasi, Sampel, Metode Penentuan Sampel, dan Teknis Analisis Data
a. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan di sektor perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.
b. Total sampel yang terpilih dalam penelitian ini sebanyak 15 perusahaan.
c. Metode penentuan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling dengan
kriteria perusahaan perbankan terdaftar di BEI, memiliki laporan keuangan
dan laporan keberlanjutan yang dapat diakses.
d. Teknis analisis yang digunakan yaitu regresi berganda.

4. Discussion (Pembahasan)
Statistik deskriptif (Tabel 2) menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan
tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh rata-rata perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI masih tergolong rendah yaitu sebesar 22,01% dari keseluruhan
komponen GRI. Dari 79 item pengungkapan CSR menurut GRI G3.1, rata-rata
perusahaan perbankan hanya mengungkapkan 22,01%. Ukuran perusahaan perbankan
yang dijadikan sampel menunjukkan nilai pada kisaran 15,06 yang ditunjukkan
dengan standar deviasi yang rendah dan jarak antara minimum dan maksimum tidak
terlalu jauh.
Aspek tata kelola perusahaan diproksikan dengan kepemilikan publik, dewan
komisaris, komisaris independen, dan komite audit. Rata-rata kepemilikan publik
sampel adalah 24,32% dengan standar deviasi 17,92. Rata-rata jumlah dewan
komisaris berada pada kisaran 5 orang meskipun perusahaan besar memiliki jumlah
dewan komisaris hingga 9 orang, dengan persentase rata-rata jumlah Komisaris
Independen sebesar 54,86%. Komite audit rata-rata berjumlah 4 orang dengan jumlah
terbanyak 9 orang.
Koefisien determinasi (Tabel 3) menunjukkan bahwa model yang digunakan
dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan variabilitas pengungkapan tanggung
jawab sosial sebesar 52,4%. Persentase sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar
penelitian. Tidak terdapat bukti yang cukup untuk membuktikan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR, hal
tersebut dikarenakan terdapat keragaman CSR pandangan, ada yang berpandangan
bahwa implementasi CSR itu penting dan ada pula yang berpandangan bahwa
implementasi CSR itu tidak penting. Perspektif ini pada akhirnya akan mempengaruhi
praktik dan pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, profitabilitas berpengaruh positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial. Perusahaan yang menguntungkan memberikan
lebih banyak informasi CSR tentang pengungkapan untuk melegitimasi keberadaan
mereka. Lalu, leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Semakin
rendah leverage perusahaan maka aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan
oleh perusahaan akan tinggi, sebaliknya jika nilai leverage semakin tinggi maka
aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin rendah. Hal ini terjadi
karena ketika perusahaan memiliki leverage yang rendah maka perusahaan tidak
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kreditur, sehingga memiliki kebebasan
untuk melakukan apapun dalam perusahaan termasuk melakukan kegiatan tanggung
jawab sosial, sehingga kegiatan sosial akan lebih tinggi.
Pada penelitian ini juga mendapatkan hasil, kepemilikan publik memiliki
korelasi positif signifikan dengan pengungkapan CSR. Pengalihan kepemilikan
perusahaan kepada publik membawa konsekuensi berkurangnya kontrol pemegang
saham itu sendiri terhadap perusahaan. Selain itu, komisaris independen juga
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Keberadaan komisaris independen
dalam dewan komisaris dapat mengawasi tindakan manajemen perusahaan dan
memastikan bahwa direksi dapat membuat kebijakan yang konsisten dengan
kepentingan pemangku kepentingan. Namun berdasarkan hasil penelitian, komite
audit ditemukan memiliki hubungan negatif terkait dengan pengungkapan CSR.
Manajemen perusahaan dengan komite audit yang tinggi cenderung mengurangi
pengungkapan tanggung jawab sosial.

5. Conclusion (Kesimpulan)
Faktor profitabilitas, kepemilikan publik, komisioner, dan komisioner
independen memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan kewajiban sosial
perusahaan. Sementara, leverage dan komite audit berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan kewajiban sosial perusahaan. Serta penelitian tidak berhasil untuk
membuktikan pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap pengungkapan kewajiban
sosial perusahaan.
CRITICAL REVIEW

1. Strong Points
● Isi
1) Terdapat referensi dari penelitian sebelumnya untuk masing-masing
variabel terkait perkiraan hasil penelitian.
2) Terdapat referensi yang menyatakan masalah terkait pengungkapan CSR di
Indonesia yang masih belum lazim.
3) Memberikan perbandingan antara pengungkapan CSR di Indonesia dengan
di negara ASEAN.
4) Penjelasan singkat, padat, dan jelas sehingga inti permasalahan yang ingin
dibahas oleh peneliti dapat langsung dimengerti oleh pembaca.
5) Terdapat penjelasan jelas terkait sebab dari gagalnya peneliti dalam
mengetahui pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
kewajiban sosial perusahaan.
6) Terdapat penjelasan detail terkait hubungan antara tiap variabel dengan
pengungkapan kewajiban sosial perusahaan.
7) Memberikan saran bagi peneliti selanjutnya terkait dengan kekurangan
dari penelitian yang dilakukan.
● Redaksional
1) Terdapat penggunaan tabel untuk menyajikan keterangan rumus.
2) Penyajian data mudah dimengerti karena disajikan secara ringkas dalam
tabel.
3) Terdapat pembagian untuk setiap sub bagian sehingga jurnal terlihat rapi.

2. Points to be improved
● Isi
1) Penggunaan teori stakeholder dan legitimasi tidak dijelaskan di awal.
2) Tidak dicantumkan nama-nama bank yang menjadi sampel penelitian.
3) Tidak dijelaskan alasan peneliti menggunakan GRI 3.1 sebagai indikator
pengungkapan CSR.
● Redaksional
1) Terdapat kesalahan penulisan tanda baca pada kata bank’s pada sub materi
“Determining Factors For CSRD” Kalimat pertama yang pada jurnal
ditulis banks’ sedangkan seharusnya bank’s.
2) Kurangnya penjelasan terkait cara perhitungan yang dilakukan sehingga
dapat menyebabkan miss informasi, yang dimana selanjutnya dapat lebih
dijelaskan agar mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai