Anda di halaman 1dari 15

OUTLINE PROPOSAL

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN KEPEMILIKAN


INSTITUSIONAL TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Oleh:

M. Kanzan Mahfiyan

A1C117055

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI REGULER SORE

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Istilah Corporate Social Responsibility (CSR) dikampanyekan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada tahun 2000 yang lalu, oleh Sekretaris Jendral Koffi Anan. CSR
dikatakan sebagai sebuah komitmen bisnis untuk memberikan pengembangan
ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas
local dan masyarakat yang lebih luas untuk mengembangkan kualitas hidup
mereka dengan cara yang baik bagi kedua kepentingan, baik bisnis dan
pengembangan.
Terminologi Corporate Social Responsibility (CSR) masuk di dunia bisnis sejak
tahun 1960-an. Namun hal ini belum sepenuhnya dikenal oleh semua perusahaan dan
hanya menjadikan hal itu sebagai acuan untuk mengembangkan perusahaan
terhadapa reaksi pasar, masysrakat dan gerakan lingkungan. Pada tahun 1970-an,
kegiatan kedermawanan perusahaan terus berkembang dalam kemasan philantrophy
serta Community Development (CD). Hingga di era 1980- an banyak perusahaan yang
mengganti konsep filantropis ke arah community development. Kegiatan
kedermawanan yang sebelumnya erat dengan pola kedermawanan semakin
berkembang kearah pemberdayaan masyarakat, seperti pengembangan kerja sama,
memberikan ketrampilan dan pembukaan akses pasar.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR)
adalah suatu konsep bahwa organisasi, khusunya (namun bukan hanya)
perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh
pemangku kepentingan, yang diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang
mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan
erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, yakni suatu organisasi, terutama
perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya
tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi, misalnya tingkat
keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan
lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jnagka pendek maupun
jangka panjang.
Corporate social responsibility (CSR) juga berfungsi menjaga citra perusahaan
dimata konsumen. Pembentukan citra sebagaiperusahaan yang ramah lingkungan
dan peduli terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar tempat usaha akan
membuat pengoperasian bisnis berjalan lebih lancar. Cepat atau lambat perbankan
atau perusahaan tersebut akan menuai hasilnya yaitu peningkatan pendapatan dan
tentunya profit juga akan ikut meningkat.
Pengungkapan CSR disinyalir dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu
diantaranya adalah profitabilitas. Hackston dan Milne(1996) menyatakan bahwa
suatu perusahaan yang mempunyai Profitabilitas tinggi seharusnya melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahaan secara transparan. Pernyataan serupa juga
diungkapkan oleh Meek, Roberts dan Gray (1995) yang mengatakan bahwa
perusahaan yang memiliki profit lebih besar harus lebih aktif dalam melaksanakan
CSR. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap luas
pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
Dengan dasar uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti “PENGARUH
PROFITABILITAS, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY”
1.2 RUMUS MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap corporate social
responsibility?
2. Apakah terdapat pengaruh leverage terhadap corporate social
responsibility?
3. Apakah terdapat pengaruh likuiditas terhadap corporate social
responsibility?
4. Apakah terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap
corporate social responsibility?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap
corporate social responsibility?
2. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh leverage terhadap
corporate social responsibility?
3. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh likuiditas terhadap
corporate social responsibility?
4. Mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh kepemilikan institusional
terhadap corporate social responsibility?
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan/manfaat antara lain:
1. Bagi Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan akademisi dan
pengetahuan tentang ilmu akuntansi pemerintah, ilmu akuntansi sektor publik
yang berhubungan dengan tindakan manajemen pada perusahaan manufaktur
serta dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak yang akanmelakukan penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Manfaat praktik
Bagi para pengguna informasi (pemegang saham, manajer, kreditur, karyawan)
untuk memahami mekanisme corporate governance dalam memberikan suatu
keputusan yang tepat dan bijaksana.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan sebegai referensi untuk penelitian
penelitian selanjutnya tentang perbankan syariah.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TEORITIS
1. Corporate Social Responsibility
Sampai saat ini belum ada kesatuan bahasa terhadap CSR, namun secara empiris
CSR ini telah diterapkan oleh perusahaan dalam berbagai bentuk kegiatann yang
didasarkan atas kesukarelaan (voluntary).
Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis
untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan.
Sedangkan, menurut The World Business Council for Sustainable Development
(WBSCD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi pada
pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja sama dengan para pekerja, keluarga
mereka dan komunitas lokal.
Lembaga keuangan global merumuskan corporate social responsibility sebagai
komitmen bisnis untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
bersama dengan karyawan dan perwakilan mereka, komunitas local dan masyarakat
luas untuk meningkatkan kualitas hidup dengan cara yang baik untuk bisnis dan
pembangunan.
 Teori-Teori tentang Corporate Social Responsibility
 Stakeholders Theory
Stakeholders Theory, mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan
ditentukan oleh para stakeholder. Kondisi tersebut menciptakan sebuah
hubungan timbal balik antara perusahaan dan para stakeholder, dimana
perusahaan harus memenuhi kebutuhan perusahaan itu sendiri
maupun kebutuhan stakeholder.
2. Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi.
Masalah profitabilitas atau pendapatan bagi bank merupakan masalah penting,
karena pendapatan bank ini menjadi sasaran utama yang harus dicapai sebuah bank
yang didirikan untuk mendapatkan profit/laba. Laba ini menjadi kunci utama
pendukung kontinuitas dan perkembangan bank yang bersangkutan.
Return On Asset (ROA) adalah rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan
antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank. Dengan mengetahui ROA kita dapat
menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam
kegiatanperusahaan untuk menghasilkan laba.
3. LEVERAGE
Leverage dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan perusahaan terhadap
hutang dalam membiayai kegiatan operasinya, dengan demikian leverage juga
mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan. Leverage merupakan rasio
keuangan yang mengacu pada jumlah pendanaan utang dalam struktur modal suatu
perusahaan (Hery, 2018).
Dalam penelitian ini, leverage diukur dengan debt to equity ratio (DER) . Dengan
ini, rumus debt to equity ratio yaitu :
Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang : Ekuitas
4. LIKUIDITAS
Likuiditas menunjukan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya dari sebuah
perusahaan dengan liabilitas lancarnya. Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat
jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia.
Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal kepada
perusahaan yang lain, bahwa mereka lebih baik dari pada perusahaan lain, dengan
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan sosial. Sinyal tersebut
dilakukan dengan cara memberikan informasi yang lebih luas tentang tanggungjawab
sosial dan lingkungan yang mereka lakukan. Menurut Kartika (2010) likuiditas
merupakan salah satu kinerja yang sering dijadikan tolak ukur investor dalam menilai
perusahaan. Oleh karena itu ketika likuiditas yang dihasilkan rendah, perusahaan akan
cenderung melakukan pengungkapan CSR.
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan entitas untuk
membayar semua liabilitas finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aset lancar yang tersedia. Tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi.
Kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas yang
diukur dengan current ratio diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat
pengungkapan informasi sosial perusahaan.
(𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑒𝑡 − 𝐼𝑁𝑉𝐸𝑁𝑇𝑂𝑅𝐼𝐸𝑆)
(𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 )𝑄𝑅 =
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
5. KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pihak institusi lain
yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain. Kepemilikan saham oleh pihak-
pihak yang terbentuk institusi seperti institusi pemerintah, swasta, domestik maupun
asing. Kepemilikan institusional merupakan satu alat yang digunakan untuk mengurangi
Agency conflict. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif.
Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006), kepemilikan institusional adalah proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemilik institusi dan blockholders pada akhir
tahun. Institusi adalah perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi, maupun
lembaga lain yang bentuknya seperti perusahaan. Sedangkan yang dimaksud
blockholders adalah kepemilikan individu atas nama perorangan diatas 5% yang tidak
termasuk dalam kepemilikan manajerial. Pemegang saham blockholders dimasukkan
dalam kepemilikan institusional karena pemegang saham blockholders dengan
kepemilikan saham di atas 5% memiliki tingkat keaktifan lebih tinggi dibandingkan
pemegang saham institusional dengan kepemilikan saham di bawah 5%.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku manajer yang mementingkan kepentingannya sendiri yang pada
akhirnya akan merugikan pemilik perusahaan. Semakin besar kepemilikan oleh institusi
keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk
mengoptimalkan nilai perusahaan.
Kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan indikator jumlah
presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi dari seluruh jumlah
modal saham yang beredar. Menurut Riduwan dan Sari (2013), pengukuran kepemilikan
institusional dirumuskan :
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑆𝐴𝐻𝐴𝑀 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐷𝐼𝑀𝐼𝐿𝐼𝐾𝐼 𝐼𝑁𝑆𝑇𝐼𝑇𝑈𝑆𝐼𝑂𝑁𝐴𝐿
𝐼𝑆𝑁𝑇 = 𝑋 100%
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐾𝐸𝑆𝐸𝐿𝑈𝑅𝑈𝐻𝐴𝑁 𝑆𝐴𝐻𝐴𝑀
2.2 PENELITIAN TERDAHULU
1) Afifatul Jannah (2018) Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa
likuiditas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan; sedangkan
profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan meskipun hasil pengujian menunjukkan tanda positif. Tanggung
jawab sosial perusahaan terbukti berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. CSR terbukti tidak memoderasi pengaruh likuiditas terhadap
nilai perusahaan; namun CSR terbukti memperkuat pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa CSR
memberikan informasi tambahan tambahan pada nilai perusahaan. Tidak
signifikannya profitabilitas terhadap nilai perusahaan kemungkinan akan
menjadi pengukuran profitabilitas berdasarkan ROA.
2) Amir Amiruddin (2018) Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulannya
adalah sebagai berikut:
 Terdapat pengaruh langsung yang signifikan Kepemilikan Manajerial
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial Perusahaan.
Mengingat bahwa koefisien inner weight bertanda negatif, hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antara keduanya adalah negatif.
Artinya, semakin tinggi Kepemilikan Manajerial, semakin rendah
pengungkapan tanggung jawab sosial Perusahaan.
 Terdapat pengaruh langsung yang signifikan Kepemilikan
Institusional terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
Perusahaan. Mengingat bahwa koefisien inner weight bertanda
positif, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara keduanya
adalah positif. Artinya, semakin tinggi Kepemilikan Institusi, maka
semakin tinggi pula pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
3) Yassir Mahmood (2022) Berdasarkan hasil pengujian mengungkapkan bahwa
organisasi dapat mencapai penciptaan nilai yang lebih tinggi dengan terlibat
dalam praktik CSR penting dengan adanya kinerja inovasi. Dengan
berinvestasi dalam praktik CSR, organisasi dapat membangun reputasi bisnis
yang bertanggung jawab. Praktik CSR ini menguntungkan pemangku
kepentingan. Mereka memberikan kemampuan yang lebih besar untuk
menarik bakat dan mempertahankan staf. Ini juga meningkatkan penjualan
dan loyalitas pelanggan, berkontribusi pada kinerja keuangan yang lebih baik,
yang dapat mengarah pada penciptaan nilai yang lebih tinggi. Dengan
meningkatkan standar perusahaan tersebut, perusahaan dapat memuaskan
pemangku kepentingan internal, meningkatkan komitmen kerja mereka,
meningkatkan kinerja keuangan dan non-keuangan, dan pada akhirnya
mengamankan momentum internal untuk CSR.
4) Hermeindito (2022) Penelitian ini mengembangkan model studi empiris
segitiga hubungan kausal CSR, nilai perusahaan, dan kepemilikan
institusional. Penelitian sebelumnya telah membahas hubungan antara CSR
dan nilai perusahaan, kepemilikan institusional dan CSR, atau kepemilikan
perusahaan dan nilai perusahaan secara terpisah. Penelitian ini
mempertimbangkan faktor endogenitas yang menyebabkan bias analisis jika
tidak dikontrol (Jo & Harjoto, 2011). Sampel penelitian dalam penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode pengamatan tahun 2014–2018. Penelitian ini menggunakan model
persamaan simultan dalam sistem dengan teknik GMM untuk mengestimasi
koefisien parameter.
5) Xiaojuan Wu (2020) Berdasarkan hasil pengujian memberikan bukti yang jelas
untuk memperbarui pandangan yang mendasari studi sebelumnya, yaitu
bahwa dampak profitabilitas terhadap CSR adalah sama untuk semua jenis
perusahaan. Hasil yang disajikan dapat menjadi sangat signifikan bagi
pengambil keputusan dan peneliti, dan memberikan pemahaman baru
tentang dampak profitabilitas terhadap CSR. Menyadari poin penting ini, para
pengambil keputusan yang berniat untuk mempromosikan CSR dapat
merumuskan kebijakan yang ditargetkan untuk berbagai jenis perusahaan. Ini
juga dapat digunakan untuk membuat strategi bisnis yang berbeda untuk
jenis perusahaan tertentu, yang dapat meningkatkan CSR dengan lebih baik
selama proses pengembangan bisnis dan lebih meningkatkan daya saing
perusahaan.
6) Jean Rainey Yuslim (2021) Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulannya
adalah sebagai berikut:
 Hipotesis pertama membuktikan bahwa likuiditas tidak berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.
 Hipotesis kedua menunjukkan bahwa Leverage tidak berpengaruh
dan tidak signifikan terhadap Financial.
 Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa Total Asset Turnover
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan.
 Hipotesis keempat menunjukkan bahwa Corporate Social
Responsibility tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
Kinerja Keuangan.
 Hipotesis kelima menunjukkan Dewan Komisaris Independen tidak
berpengaruh dan tidak signifikan berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan.
 Hipotesis keenam membuktikan bahwa Liquidity, Leverage, Total
Asset Turnover, Corporate Social Responsibility dan Dewan Komisaris
Independen berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan.
7) Wafa Sahraoui (2021) Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulannya hasil
menunjukkan bahwa koefisien yang terkait dengan ukuran interaksi ini
signifikan, menegaskan peran moderasi leverage keuangan pada hubungan
antara CSR dan kinerja keuangan. Argumen ini mengimplikasikan jika tingkat
leverage keuangan di satu sisi berada di atas rata-ratanya, pengaruh kegiatan
CSR negatif, di sisi lain, positif jika berada di bawah level rata-rata.
8) Syahbaz Sheikh (2018) Penelitian ini berpendapat bahwa persaingan di pasar
produk secara signifikan mempengaruhi hubungan negatif antara CSR dan
leverage perusahaan. memperkirakan efek persaingan dalam industri
individu. Studi masa depan harus memperkirakan bagaimana meskipun studi
ini mengontrol efek industri menggunakan regresi efek tetap industri,
ternyata tidak Menggunakan panel yang terdiri dari 2.009 perusahaan dan
26.840 observasi tahun perusahaan untuk periode 1996-2015, menunjukkan
bahwa hubungan negatif antara CSR dan leverage perusahaan dipengaruhi
oleh pasar kompetisi. CSR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
leverage perusahaan hanya pada saat pasar persaingan tinggi dan tidak
berpengaruh pada leverage perusahaan ketika persaingan pasar rendah.
9) Lamb dan Frank C (2016) Berdasarkan hasil penelitian, merupakan salah satu
studi pertama yang meneliti jenis kepemilikan (pemilik keluarga, pemilik
institusi yang berdedikasi, dan pemilik institusi sementara) terhadap kinerja
CSR. Temuan kami menunjukkan bahwa perusahaan dengan kepemilikan
keluarga yang lebih besar dan perusahaan yang dikelola oleh CEO keluarga
menghasilkan tingkat kekuatan CSR yang meningkat. Kehadiran CEO keluarga
dan keluarga pendiri menyebabkan kepedulian CSR lebih rendah. Temuan ini
menunjukkan bahwa anggota keluarga dapat berperilaku sebagai pengurus
perusahaan, dan mereka lebih tertarik pada kekayaan sosial ekonomi yang
berasal dari kegiatan CSR. Seperti yang diperkirakan, kami juga menemukan
bahwa pemilik sementara mengurangi kekuatan CSR perusahaan. Sebaliknya,
kami menemukan bahwa pemilik institusi yang berdedikasi memiliki
pengaruh positif terhadap kepedulian CSR.
10) Yasmeen Tarek (2019) Dari penelitian sebelumnya beberapa dari mereka
menguji hubungan antara CSR dan Financial leverage, yang lain menyelidiki
hubungan financial leverage dan nilai perusahaan dan hubungan antara CSR
dan nilai perusahaan dan tidak ada yang menguji pengaruh CSR dan financial
leverage pada perusahaan. value pada paper yang sama, oleh karena itu
peneliti menguji pengaruh kedua variabel tersebut terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di pasar Mesir terdapat
pengaruh leverage keuangan terhadap nilai perusahaan sedangkan
penerapan kegiatan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan yang mendukung gagasan kurangnya kesadaran investor di pasar
saham Mesir tentang pentingnya penerapan kegiatan CSR.
11) Camelia-Daniela Hategan (2018) Berdasarkan hasil penelitian bertujuan untuk
mengidentifikasi seberapa signifikan korelasi antara CSR dan keuntungan, dan
bagaimana perilaku perusahaan pada periode mereka mengalami kerugian,
apakah mereka terus melakukan kegiatan CSR, mengurangi kegiatan atau
menghentikannya. Gagasan ini tidak menarik bagi banyak penelitian karena
perusahaan yang terdaftar di bursa lain memiliki kinerja tinggi, dan hanya
ditemukan dalam beberapa penelitian tentang perusahaan yang memiliki
kinerja keuangan negative.
12) Marwan Alshammar (2015) Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan
menunjukkan bahwa inisiatif sosial perusahaan yang lebih konsisten,
integratif, dan sesuai, semakin positif dampaknya terhadap kinerja
perusahaan. Ketiga faktor ini, saya mengusulkan bahwa mereka akan diwakili
oleh reputasi perusahaan, reputasi digunakan sebagai proksi dari publisitas
kegiatan sosial perusahaan. Temuan ini menunjukkan bahwa ketika
perusahaan terlibat dalam inisiatif dan aktivitas yang bertanggung jawab
secara sosial, diharapkan aktivitas ini akan berdampak positif pada kinerja
perusahaan ketika dapat dilihat oleh lebih banyak konstituen dan pemangku
kepentingan. Publisitas aktivitas perusahaan dapat secara positif memoderasi
hubungan antara aktivitas CSR dan kinerja keuangan.
13) Maretno Harjoto (2015) Dalam penelitian ini, kami menguji hubungan
nonlinier antara kepemilikan institusional dan aktivitas CSR. Selain itu, kami
menyelidiki dampak kegiatan CSR perusahaan terhadap kepemilikan
institusional di berbagai jenis institusi. Kami lebih lanjut memeriksa apakah
hubungan antara CSR dan kepemilikan institusional berimplikasi pada
volatilitas return saham.
14) Mohammad Ziaul Hoq (2010) Meskipun studi CSRD telah sering dilakukan
dalam konteks Malaysia, sebagian besar mengungkapkan pelaporan sosial
atau lingkungan dan melaporkan motivasi dan sikap manajer yang terlibat
dalam kegiatan CSR. Tampaknya tingkat kesadaran keterlibatan dalam
kegiatan CSR untuk manajer lokal cukup tinggi, namun tidak diikuti oleh CSRD.
Beberapa alasan perusahaan kurang tertarik untuk mengungkapkan kegiatan
CSR mereka antara lain biaya pelaporan dan ketakutan akan tanggapan
investor. Kurangnya penelitian sebelumnya untuk menunjukkan apakah ada
hubungan antara perusahaan yang mengekspos kegiatan CSR mereka
terhadap reaksi investor institusional mungkin merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan CSRD masih dalam tahap awal, padahal masalah ini
diselidiki secara intensif di pasar maju.
Hasil mengungkapkan bahwa CSRD adalah positif signifikan terkait dengan
kepemilikan institusional yang memberikan dukungan lebih lanjut untuk studi
sebelumnya oleh Mahoney dan Roberts (2007), Cox et al., (2004), Johnson
dan Greening (1999); Simerly (1995), dan Graves dan Waddock (1994). Hasil
ini menunjukkan bahwa pasar cukup efisien dalam bentuk lemah dan
setengah kuat (Buguk dan Brorsen, 2003; dan Higgs, 2003; Annuar et al,
1994). Investor memanfaatkan CSRD sebagai sumber informasi dalam
pengambilan keputusan investasi mereka. Ini berarti bahwa penyelidikan
tentang dampak layar investasi pada pemilihan saham menunjukkan bahwa
pilihan investor institusional jangka panjang melalui pengecualian dan
menghindari perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja sosial terburuk.
2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

Profitabilitas
(X1)

Leverage
(X2)
Corporate Social Responsibility (CSR)
(Y)
Likuiditas
(X3)

Kepemilikan Institusional
(X4)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan asosiatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, mencari peranan,
pengaruh, dan hubungan yang bersifat sebab-akibat antara variable bebas (independen)
dan variable terikat (dependen). Adapun pengertian penelitian kuantitatif adalah suatu
metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah dimana data yang diperoleh
berupa angka-angka (score/nilai) atau pernyataan-pernyataan yang dinilai, dan dianalisis
dengan analisis statistik.
3.2 Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada periode 2020-2022.
2. Sampel
Sample dalam penelitian ini menggunakan sub sector elektronika yang
terdaftar pada BEI periode 2020-2022 yaitu Sky Energi Indoensia Tbk (JSKY).
3.3 Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan bentuk data panel (pool) yang merupakan gabungan
antara data runtun waktu (time series) dengan seksi silang (cross section) oleh karenanya,
data panel memilikigabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa objek dan
meliputi beberapa waktu.
Model regresi berganda merupakan model regresi dengan lebih dari satu variabel
penjelas. Disebut berganda karena banyaknya faktor (variabel) yang mungkin
mempengaruhi variabel tak bebas. Analisis regresi berganda merupakan analisis regresi
bersyarat, dimana syaratnya adalah bahwa nilai-nilai variabel penjelas telah ditetapkan
sebelumnya atau tertentu, dan kita memperoleh nilai rata-rata dari Y untuk nilai variabel-
variabel X yang tertentu. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software
SPSS 23 untuk menjelaskan pengaruh antara variabel independen dan dependen melalui
data panel. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk meihat
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Model yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
𝒀𝒊𝒕 = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 𝑹𝑶𝑨𝒊𝒕 + 𝜷𝟐 𝑫𝑬𝑹𝒊𝒕 + 𝜷𝟑 𝑳𝑲𝑫𝒊𝒕 + 𝜷𝟒 𝑰𝑵𝑺𝑻𝒊𝒕 + 𝒆𝒊𝒕
Keterangan :
Y : Variabel dependen (pengungkapan CSR)
Β0 : Konstanta
β1, β2, β3, β4 : Koefisien Regresi
ROAit : Profitabilitas
DERit : Leverage
LKDit : Likuiditas
INSTit : Kepemilikan Istitusional
eit : Error pada perusahaan i pada waktu

Anda mungkin juga menyukai