Anda di halaman 1dari 12

ISSN 2086-9592

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
Jhon Nasyaroeka

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lampung

ABSTRACT
The Company is an entity engaged in a commercial corporation that involved many people
including shareholders. stakeholders. Where do they have their own interests. But in a company they
have the same goal which is to get a high value of the company. In many corporate business
activities to improve corporate value them by revealing corporate social responsibility (CSR). With
the company's conduct and disclose CSR activities can affect the value of the company.
The results of this study indicate that the disclosure Coroprate Social Responsibility (CSR)
effect on firm value. which has been proved by the classical assumption test (normality test,
autocorrelation, multikolonieritas test, test heterocedastisity) with significant results. And tested with
a regression model (test determinants, the test statistic F, the test statistic t) with the result that the
Corporate Social Responsibility (CSR) effect on firm value.

Key word: Coroprate Social Responsibility (CSR), Corporate Values

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Pendekatan CSR merupakan hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan karena dengan
adanya pendekatan CSR memungkinkan perusahaan lebih mudah untuk menjalankan kegiatan
CSR. Perusahaan menginginkan agar supaya dalam upaya pengembangan usaha perusahaan tidak
lupa untuk memperhatikan karyawan, masyarakat sekitar lingkungan perusahaan dan lain-lain.
Karena pemilik perusahaan sejatinya bukan hanya shareholders atau para pemegang saham, para
manajer dan karyawan. Melainkan pula stakeholders, yakni pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders dapat mencakup karyawan dan keluarganya,
pelanggan, pemasok, masyarakat sekitar perusahaan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat,
media massa, dan pemerintah selaku regulator. Jenis dan prioritas stakeholders relatif berbeda
antara satu perusahaan dan lainnya, bergantung pada inti bisnis perusahaan yang bersangkutan
(Supomo, 2004).
Penilaian perusahaan yang baik, dan dapat dilihat masyarakat umum, perusahaan perlu
mengungkapkan kinerja CSR dalam Laporan CSR. Melalui laporan ini akan terungkap apakah
tingkat keterbukaan perusahaan sudah satu level dengan harapan masyarakat (Darwin, 2006). Hal
tersebut sesuai dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan
masyarakat, maka sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan nilai perusahaan dalam bidang
sosialnya kepada pihak eksternal sebagai informasi dalam pengambilan keputusan, khususnya
dalam hal prospek perusahaan. Dalam panadangan eksternal agar supaya dapat dipandang bahwa
perusahaan peduli terhadap masyarakat agar supaya tidak dianggap tidak memperhatikan
lingkungan sekitar.

1.2 RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang
dapat diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013 71


Jhon Nasyaroeka

Bagaimanakah implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai


perusahaan pertambangan?

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Keuangan


Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut Munawir, (2004)
dalam Eka Putri, (2011). Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu
bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga
sebagai pertanggungjawaban. Berdasarkan pengertian mengenai laporan keuangan, maka yang
dimaksud laporan keuangan pada penelitian ini adalah hasil (out put) dari proses akuntansi
keuangan yang meliputi neraca, laporan rugi laba, arus kas, perubahan modal,dan catatan atas
laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.Tujuan umum memberikan informasi
tentang posisi keuangan kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputussan ekonomi serta
menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.

2.2 Corporate Sosial Responsibility (CSR) .


1. Pengertian Corporate Social Responsibility ( CSR)
Definisi mengenai pengungkapan corporate social responsibility (CSR) sekarang ini
sangatlah beragam. Terdapat pengaruh terhadap kinerja perusahaan dari partisipasi terhadap
tanggung jawab sosial, diantaranya adalah meningkatkan penjualan, menguatkan posisi merk,
menurunkan biaya operasional, dan lain sebagainya. Definisi yang memberikan pemahaman bahwa
CSR pada dasarnya adalah komitmen perusahaan terhadap tiga elemen yaitu ekonomi, sosial, dan
lingkungan.

2. Ruang lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Terdapat berbagai versi ruang lingkup corporate sosial resposibility (CSR). Pada
kenyataannya, terkait panduan tanggung jawab sosial banyak perusahaan merujuk pada ISO
26000, ISO 26000 dipilih meskipun bukan atau belum menjadi standar, karena dikeluarkan oleh
organisasi internasional pembuat standar yang mempunyai anggota 163 lembaga standardisasi di
seluruh dunia. Jumlah yang pernah dikeluarkan adalah 18.400 standar sampai dengan akhir 2010.
Standar ini merupakan permintaan bisnis global. Jadi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia
biasanya lebih memilih mitra bisnis yang telah memperoleh sertifikasi ISO ini. Keunikan ISO 26000
adalah fungsinya yang hanya berupa panduan kegiatan tanggung jawab sosial, jadi bukan
standardisasi kegiatan seperti ISO-ISO yang lain.

3. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)


1. Meningkatkan Citra Perusahaan
2. Memperkuat Brand Perusahaan
3. Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan
4. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya
5. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan

72 GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013


ISSN 2086-9592

6. Membuka Investasi dan Pembiayaan bagi perusahaan


7. Meningkatkan Harga Saham

2.3. Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya apabila harga saham naik berarti
nilai perusahaan juga naik. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan
penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap
cerminan dari nilai asset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui
indikator pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.

2.4. Hubungan Antara Pengungkapan CSR Dengan Nilai Perusahaan


Dengan perusahaan melakukan tanggung jawab sosial (CSR) kepada masyarakat luas
dapat dimungkinkan perusahaan akan memperoleh nilai perusahaan yang positif yang dapat
dibuktikan dengan semakin tingginya harga saham yang dimiliki perusahaan. Tapi memungkinkan
dengan perusahaan melakukan CSR tidak ada perubahan yang signifikan dari nilai perusahaan
yang dilihat dari harga saham yang dimiliki perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan
ekonomi perusahaan terhadap masyarakat. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan
bersama antara perusahaan, pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat, serta komunitas
setempat. Kewajiban perusahaan atas CSR diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan apabila perusahaan
memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup. Karena dimensi tersebut terdapat
didalam penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan sebagai
bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian terhadap lingkungan disekitar perusahaan.

1. Teori pensinyalan (signalling theory )


Teori pensinyalan adalah teori untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal tentang
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang meliputi laporan keuanngan maupun non keuangan
dalam bentuk laporan tahunan. Pemberian informasi tersebut disebabkan karena terjadinya asimetri
informasi maka perusahaan harus mengungkapkan informasi yang dimiliki, baik informasi keuangan
maupun non keuangan.

2. Teori keagenan (agency teory)


Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara pemegang saham dan pihak manajer
perusahaan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data


Data diambil dari website Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id dan data lainnya yang
diperoleh dari website perusahan yang dipilih sebagai sampel penelitian, berupa data laporan
keuangan tahunan perusahaan-perusahaan industri sektor Pertambangan tahun 2008 sampai
dengan tahun 2011.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan–perusahaan industri sektor
pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008 hingga tahun 2011.Sampel yang digunakan
harus memiliki kriteria sebagai berikut :

GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013 73


Jhon Nasyaroeka

1. Penelitian dilakukan pada perusahaan–perusahaan industri sektor Pertambangan yang telah


listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah mempublikasikan laporan tahunan (annual
report) secara terus menerus dari tahun 2008– 2011 di situs resmi BEI.
2. Perusahaan tidak pernah mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia sehingga bisa terus
menerus melakukan perdagangan di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.
3. Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah.
4. Laporan keuangan diterbitkan per 31 Desember.
5. Menyediakan laporan tahunan lengkap selama tahun 2008 sampai 2011.

3.3. Definisi Operasional Variabel


1. Variabel Independen
Informasi mengenai Corporate Social Responsibility (X₁) berdasarkan standar GRI (Global
Reporting Initiative), Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah jaringan berbasis organisasi
yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan
keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di
seluruh dunia (Solihin, 2008).
Perhitungan indeks pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) menggunakan
indeks Variable Wallace :

Keterangan:
CSRIj : Corporate Social Responsibility index perusahaan j
: jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan j
Nj : jumlah item untuk perusahaan j, Nj ≤ 79

2. Variable dependen
Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan
menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin (1967). Jika rasio Q diatas
satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang
lebih tinggi dari pada pengeluaran investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Teori ekonomi
mengatakan bahwa rasio Q yang lebih besar dari satu akan menarik arus sumber daya dan
kompetisi baru sampai rasio Q mendekati satu.
Variabel ini diberi simbol Q, dengan penghitungan menggunakan rumus :

Keterangan :

Q = Nilai perusahaan
MVE = Closing price x q shares (MVE= closing price x jumlah saham beredar)
DEBT = Total hutang perusahaan
TA = Total Aktiva

3.Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR), nilai perusahaan pada perusahaan industri sektor pertambangan yang
terdaftar di BEI. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai
maximum, mean,dan standar deviasi.
1. Analisis Regresi
Rumus analisis regresi yang digunakan yaitu :
Y = α + β1ZCSRI+e

74 GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013


ISSN 2086-9592

Keterangan :
Y = Tobin Q ( nilai perusahaan)
α = konstanta
β1 = koefisien regresi
ZCSRI = Standart Corporate Sosial Ressponsibility disclosure index
e = error item, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian.

3.5. Uji Hipotesis


Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen
dengan satu atau lebih variabel independen,
3.5.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen.
3.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (variabel independen) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (variabel dependen) atau model regresi yang
digunakan fit. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
3.5.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif


1. Pengungkapan Corporate Social Responsibility
No Nama perusahaan 2008 2009 2010 2011 Rata-rata
1 PT aneka Tambang Tbk 25,3% 37,9% 32,9% 30,3% 31,6%
2 PT Bumi Resources Tbk 26,5% 44,3% 55,6% 69,6% 49%
3 PT Elnusa Tbk 12,6% 32,9% 39,2% 25,3% 27,5%
4 PT Indo Tambang Raya Megah Tbk 15,1% 37,9% 55,6% 26,5% 33,7%
5 PT Medco Internasional Energi Tbk 11,3% 8,8% 10,1% 16,4% 11,6%
6 PT Bukit Asam Tbk 16,4% 34,1% 43% 22,7% 29%
7 PT Energi Mega Persada Tbk 18,9% 25,3% 17,7% 12,6% 18,6%
8 PT Timah Persero Tbk 20,2% 31,6% 24% 17,7% 23,4%
Rata-rata per tahun 18,2% 31,7% 34,7% 27,6% 28,5%
Sumber : Data sekunder diolah, 2012
Berdasarkan pengujian deskriptif menunjukan pengungkapan Corporate Social
Responsibilityyang diukur dengan indeks csr (CSRI). Hasil ini merupakan konsep yang berharga
karena menunjukan hasil dari pada pengungkapan Corporate Social Responsibility yang dapat
membantu meningkatkan nilai perusahaan.

Table 4. Hasil uji statistik deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NILAIPERUSAHAAN 32 243,794 52,623,087 6,829,493.34 11,573,695.510
CSR 32 ,0886 ,6962 ,288719 ,1525960
Valid N (listwise) 32
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013 75


Jhon Nasyaroeka

Berdasarkan pengujian deskriptif yang tersaji pada tabel 4. menunjukan pengungkapan


Corporate Social Responsibilityyang diukur dengan indeks csr (CSRI). Hasil ini merupakan konsep
yang berharga karena menunjukan hasil dari pada pengungkapan Corporate Social Responsibility
yang dapat membantu meningkatkan nilai perusahaan. dari analisis deskriptif diketahui bahwa nilai
Variabel independen (CSR) minimum yaitu sebesar 0,0886.

4.2 Uji Asumsi klasik


Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang di gunakan dalam penelitian
ini. Uji asumsi klasik dapat di katakan baik apabila dapat memenuhi beberapa asumsi yang sangat
berpengaruh terhadap perubahan variabel dependen. Adapun uji asumsi klasik yang diterapkan
disini yaitu : uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas.

4.2.1 Uji normalitas


Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa variabel independen dan variabel
dependen terdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas dasar statistik yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu ujinon-parametrikkolomogorov-smirnov.Yang dasar pengambilan keputusannya
dengan pertimbangan sebagai berikut.
Hasil pengujian statistik non-parametikKolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan dalam tabel
berikut ini
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 32
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.02345832E7
Most Extreme Absolute .220
Differences Positive .220
Negative -.129
Kolmogorov-Smirnov Z 1.243
Asymp. Sig. (2-tailed) .091
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel uji statistik model non-parametrik kolomogorov-smirnov (K-S) dapat


diambil kesimpulan bahwa nilai signifikan sebesar 0,091.Nilai ini masih diatas angka taraf signifikan
(0,05) yang berarti tingkat residual data terdistribusi normal.Selain menggunakan uji non-parametrik
kolomogorov-smirnov (K-S) uji normalitas juga dapat dibuktikan menggunakan uji data dengan
normal P-Plot of standardzed.

76 GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013


ISSN 2086-9592

Gambar 2. Hasil uji normal P-Plot of standarzed(grafik)

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012


Dalam grafik plot diatas dapat dilihat bahwa nilai residual atau error term terdistribusi
normal. Hal ini dapat terlihat dari data yang tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi untuk memenuhi syarat normalitas
data terpenuhi.

4.2.2 Uji autokorelasi


Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t sebelumnya (t-1). Adapun model regresi
yang baik yaitu model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Table 6. Hasil uji autokorelasi


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .467a .218 .192 10,403,761.332 1.858
a. Predictors: (Constant), CSR
b. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012
Berdasarkan pengujian tabel diatas dapat dilihat besarnya nilai Durbin-Watson 1.858 nilai ini
akan dibandingkan dengan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 5%.,jumlah
sampel 32 dan jumlah variabel independen 1 (k=1), maka ditabel Durbin-Watson akan didapatkan
nilai sebagai berikut :

Tabel 7. Durbin-Watson Test Bound


Hipotesis nol Keputusan Jika
Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tdk ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tdk ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tdk ada korelasi negatif No decision 4 < du ≤ d ≤ 4 – dl
Tdk ada autokorelasi, positif atau negatif Tdk di tolak du (1.502) < 1.858 < 4 – du (1.502)
Sumber : Gozali, 2008

GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013 77


Jhon Nasyaroeka

Dari tabel diatas nilai DW 1.858 lebih besar dari batas atas (du) 1.502 , dan kurang dari 4-
1.502 (4-du). Yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif, ini menunjukkan
bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi autokorelasi.

4.2.3 Uji multikolonieritas


Uji mulutikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar variabel
indepeden. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Untuk
mengetahui terjadinya masalah multikolonieritas maka dapat dilihat melaui nilai tolerance dan
variance inflation factor(VIF). Besarnya nilai VIF yang diperkenankan yaitu sebesar 5 apabila
besarnya VIF lebih dari 5 maka terjadi multikolonieritas. Maka terjadi hubungan yang besar antar
variabel independen. Dan apabila angka tolerance<0,05 maka variabel tersebut tidak mempunyai
masalah multikoloniaritas antara variabel bebas lainnya.

Tabel 8. Hasil uji multikolonieritas

Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -3.395E6 3.985E6 -.852 .401
CSR 3.541E7 1.225E7 .467 2.892 .007 1.000 1.000
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel hasil uji statistik multikolonieritas diatas maka dapat disimpulkan bahwa
besarnya nilai VIF yaitu sebesar 1,000 tidakmelebihi nilai yang disarankan yaitu 5 dan besarnya nilai
tolerance menunjukan angka > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa model regresi tidak mengalami
masalah multikolonieritas

4.2.4 Uji heterokedastisitas


Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dan
residual suatu pengamatan ke pengamatan laintetap maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas. Dasar analisis pengambilan keputusan yaitu :
1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
2. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y
maka tidak terjadi heterokedastisitas

78 GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013


ISSN 2086-9592

Gambar 3. hasil uji heterokedastisitas

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012


Berdasarkan tabel hasil uji statistik heterokedastisitas diatas yang menunjukan bahwa titik-
titik berpencar tidak membentuk pola tertentu, serta titik titik tersebar baik diatas dan dibawah
sumbuk Y atau dibawah nilai nol. Dapat disimpulkanbahwa model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas atau model regresi terjadi homokedastisitas.

4.3 Signifikan model regresi


4.3.1 Uji signifikan simultan (uji ststistik F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (variabel independen mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (variabel dependen). Dasar pengambilan
keputusan yaitu :
1. Jika F hitung ≤ F tabel maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak fit(hipotesis ditolak)
2. Jika F-hitung ≥ F-tabel, maka model regresi fit (hipotesis diterima).
Uji F dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi
menggunakan SPSS dengan significance level 0,05 (α= 5%).

Tabel 9. Hasil uji statistik (F)


ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 9.053E14 1 9.053E14 8.364 .007a
Residual 3.247E15 30 1.082E14
Total 4.152E15 31
a. Predictors: (Constant), CSR
b. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Dari tabelpengujian statistik deskripsi yang tersaji diatas dapat dilihat bahwa besarnya nilai
F-hitungyaitu 8,364 lebih besar dari F-tabel yaitu 4,15dengan α sebesar 0,05. Dan tingkat signifikan
sebesar 0,007 kurang dari 0,05,yang berarti variabel independen (Corporate Social Responsibility)
mempengaruhi variabel dependen (nilai perusahaan).

4.3.2 Uji signifikan parameter individual (uji statistik t)


Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.Dasar pengambilan
keputusannya adalah :
1. Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen (hipotesis ditolak).

GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013 79


Jhon Nasyaroeka

2. Jika t-hitung ≥ t-tabel, maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap
variabel dependen (hipotesis diterima).

Tabel 10. Signifikan Model Regresi (Uji Statistik t)


Coefficientsa

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients


Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -3.395E6 3.985E6 -.852 .401
CSR 3.541E7 1.225E7 .467 2.892 .007
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel pengujian statistik deskriptif diatas dapat dilihat bahwa pengungkapan
CSR mempunyai t-hitung sebesar 2,892 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,684 pada ά = 5 %
bahwa variabel independenmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

4.3.3Uji Koefisien Deteriminasi (R2)


Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu

Tabel 11. Nilai Koefisien Regresi dengan Variabel independen Pengungkapan CSR (Uji F)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .467a .218 .192 10,403,761.332 1.858
a. Predictors: (Constant), CSR
b. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel hasil pengujian statisik diatas dapat dilihat nilai Adjusted R 2 mempunyai
nilai sebesar 0,192. Ini berarti besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
dalam penelitian ini adalah sebesar 19,2%, sedangkan sisanya 80,8% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak dimasukan dalam model regresi.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Variabel independen (Corporate Social Responsibility) berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
2. Dengan menggunakan model regresi terbukti bahwa dalam uji normalitas (data normal), uji
autokorelasi (tidak ada korelasi), uji multikolonieritas (tidak ada korelasi antar variabel), uji
heterokedastisitas (data berpencar tidak terjadi heterokedastisitas). Dalam uji statistik F,
besarnya nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel (hipotesis diterima). Dalam uji statistik t,
besarnya t-hitung lebih besar dari t-tabel sebesar (hipotesis diterima) signifikan kurang dari 0,05.

80 GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013


ISSN 2086-9592

Dalam uji koefisien determinan variabel independen mempunyai kontribusi terhadap variabel
dependen sebesar 19,2%.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran yang dapat diajukan peneliti adalah :
1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah sampel penelitian dengan sampel yang lebih
banyak dan rentang waktu yang lama tidak hanya pada perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia agar supaya perusahaan yang belum listing ikut tertarik untuk mengungkapakan
kegiatan CSRnya untuk kemajuan perusahaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan variabel independen lebih dari satu
sebagai pembanding variabel mana yang mempunyai kontribusi lebih besar terhadap variabel
dependen.
3. Bagi manajemen diharapkan lebih lengkap dalam mengungkapkankegiatan yang berhubungan
dengan tanggung jawab sosial dalam laporantahunannya agar supaya dalam menilai kategori
CSR lebih mudah untuk dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Yunia 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibilityterhadap Kinerja Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan yangTercatat di Bursa EfekIndonesia pada Tahun 2005 dan
2006).Kumpulan Jurnal-jurnal SNA.
Anggraini, Fr. 2006. Pengungkapan Informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan (studi empiris pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta), symposium Nasional
Akuntansi 9.
Belal, Ataur Rahman 2001. A study of corporate social disclosure in Bangladesh. Managerial
Auditing Journal 21 (3): 479-486
Dahlia, L. dan Siregar, V. S. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibilityterhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yangTercatat di Bursa EfekIndonesia pada
Tahun 2005 dan 2006).Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Darwin, Ali. 2008. CSR, Standards dan Reporting. Makalah disampaikan padaseminar nasional CSR
sebagai kewajiban asasi perusahaa; telaah pemerintah,pengusaha, dan Dewan Standar
Akuntansi, tanggal 18 Juni 2008 di UnikaSoegijapranata Semarang.
Eka, Putri, W.R. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sukarela
pada Perusahaan Pertambanngan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4.Badan Penerbit
Universitas Diponegoro : Semarang.
Haniffa dkk. 2005 The impact of culture and governance on corporate social reporting, Journal of
Accounting and public Policy 24 : 391 – 430
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Teori akuntansi laporan keuanagan. Edisi pertama cetakan ketiga,
Bumi aksara. Jakarta
Harjato, Maretno A, dan Hoje Jo 2007. Corporate Governance and Firm Value: The Impact of CSR,
Social Science Research Network.

GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013 81


Jhon Nasyaroeka

Herawati, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagaiModerating Variabel dari
Pengaruh Earning Management terhadapNilai Perusahaan. Simposium Nasional
Akuntansi XI. Pontianak.
http://www.idx.co.idLaporan Tahunan Perusahaan. Di akses tanggal 20 Juni 2012, Jam 09.00.
Kuntari, Y. dan A. Sulistyani, 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan TerhadapPengungkapan
Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan TahunanPerusahaan Indeks Letter Quality (LQ
45) Tahun 2005. ASET.Volume 9 Nomor 2. Agustus : 494-515.
Kusumadilaga, Rimba. 2010. PengaruhCorporate Social Responsibility Terhadap nilai perusahaan
dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderating(Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia)
Mardiasmo . 2009. Aukuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta.
Martini. 2012. Penyajian laporan keuangan. http://www.e-penyajianlaporan keuangan.com/. di akses
pada tanggal 20 Juni 2012 jam 10.15 WIB
Muawanah, dkk 2012. Laporan akuntansi. http://www.e-laporanakuntansi.com/. Di akses pada
tanggal 20 Juni 2012 jam 10.00 WIB
Mujiati,Wheny Hari. 2012. Manfaat CSR bagi perusahaan. http//www.e-sinarharapan.co.id/. di akses
pada tanggal 20 Juni 2012 jam 11.00 WIB
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistic Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba
Humanika
Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadapNilai Perusahaan
dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagaiVariabel Moderating. Simposium
Nasional Akuntansi XI.
Radyati, Maria R Nindita. 2011. Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
http//www.e.ruang lingkup tanggung jawab social.com/. di akses pada tanggal 22 Juni
2012 jam 09.00 WIB
Rustiarini, Ni Wayan. 2010. Pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social
responsibility dan nilai perusahaan. Symposium Nasional Akuntansi XIII.
Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. “Pengaruh CSR Disclosureterhadap Earning
Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaanyang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta).Makalah disampaikan pada SimposiumNasional Akuntansi IX, Makassar, 26-28
Juli 2007.
Solihin. 2008. Corporate social responsibility. Salemba empat. Jakarta
Suharto, Edi. 2008. Corporate Social Responsibility : What is and Benefit forCorporate.
http://www.policy.hu/suharto. Diakses tanggal 19 Oktober2009.
Supomo. 2004. Tanggung jawab sosial perusahaaan. http//www.e-biasa-bias tanggung jawab sosial
perusahaan.com/ di akses pada tanggal 20 Juni 2012 jam 10.30 WIB
Wibisono, Y. 2007. Membedakan konsep dan aplikasi CSR. Faseho Publishing, Gresik

82 GEMA – Volume V, Nomor 1, Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai