Anda di halaman 1dari 34

Pengaruh Intelectual Capital, Corporate Social Responsibility terhadap

Kinerja Perusahaan
(Studi Empiris terhadap perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI tahun
2017-2019)

Outline Tesis

Muhammad Apridhoni
2020333310025

Magister Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2021
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi ini semua sektor telah berkembang dengan sangat pesat

yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi, pertumbuhan inovasi dan persaingan

yang keras dan semakin ketat, salah satu sektor yang mengalami perkembangan

signifikan terjadi pada sektor bisnis. Perkembangan dan perubahan ini membuat

perusahaan-perusahaan berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya agar

dapat terus bertahan dan melangsungkan kegiatan usahanya. Perusahaan-perusahaan

harus dengan cepat dalam mengubah strategi-strateginya dari bisnis yang didasarkan pada

tenaga kerja menuju bisnis yang berdasarkan pada pengetahuan (knowledge based

business), sehingga karakteristik perusahaan memiliki basis ilmu pengetahuan dengan

penerapan manajemen pengetahuan (knowledge management)..

Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai peranan

yang penting dalam kelangsungan perekonomian serta masyarakat luas. (Widjanarko

2006), mengatakan bahwa pada era ekonomi modern ini dan dengan adanya

perkembangan teknologi serta informasi dan persaingan yang kompetitif menyebabkan

perusahaan mengubah cara mereka menjalankan bisnisnya, yaitu mengubah dari bisnis

yang berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

pengetahuan (knowledge based business). Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan

teknologi maka sumber daya dapat diperoleh secara efisien dan ekonomis, sehingga

perusahaan mempunyai karakteristik atau keunggulan kompetitif untuk menghadapi

pesaingnya (Rupert, 1998 dalam Widjanarko, 2006). Penilaian kemampuan perusahaan

dalam menghadapi pesaingnya dilihat dari kinerja perusahaan tersebut.

2
Kinerja perusahaan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan suatu

perusahaan yang di analasis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan

prestasi kerja dalam periode tertentu (Izati 2017). Memon, dkk (2012) dalam Izati (2017)

menyatakan kinerja adalah kualitas dari setiap perusahaan yang dapat dicapai dengan

hasil yang membanggakan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil dari berbagai

ukuran yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari

berbagai ukuran yang telah disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka

dilakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas

operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,

standar dan kriteria yang telah ditetapkan. Sehingga banyak pihak yang meyakini bahwa

aset paling berharga dalam penunjang kinerja perusahaan adalah Sumber Daya Manusia

(SDM), khususnya intellectual capital-nya. Karena aktiva berwujud yang dimiliki

perusahaan dikendalikan oleh manusia.

Peranan intellectual capital semakin strategis, bahkan akhir-akhir ini memiliki

peran kunci dalam upaya melakukan lompatan peningkatan nilai di berbagai perusahaan.

Hal ini disebabkan adanya kesadaran bahwa intellectual capital merupakan landasan bagi

perusahaan untuk unggul dan bertumbuh. Kesadaran ini antara lain ditandai dengan

semakin seringnya istilah knowledge based company muncul dalam wacana bisnis. Istilah

tersebut ditujukan terhadap perusahaan yang lebih mengandalkan pengelolaan intellectual

capital sebagai sumber daya dan longterm growth-nya. Knowledge based company adalah

perusahaan yang diisi oleh komunitas yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan

keterampilan

3
Dalam penelitian ini tidak hanya membahas bagaimana hubungan Intelectual

Capital dan keputusan Strategi Diversikasi berperngaruh terhadap kinerja perusahaan.

Corporate Social Responsibility dianggap menjadi variable yang dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan tersebut. Menurut Marhun (dalam Indrawan, 2011) apabila

perusahaan tidak memperhatikan faktor yang ada di sekitarnya baik dari pihak karyawan,

konsumen, masyarakat, maupun sumber daya alam yang merupakan satu kesatuan yang

mendukung suatu sistem, maka action tersebut akan mengakhiri eksistensi perusahaan itu

sendiri. Kerusakan dan gangguan yang timbul dari pihak eksternal tersebut akan

menganggu bahkan akan menghentikan kegiatan operasional perusahaan. Citra

perusahaan akan semakin baik di mata masyarakat jika dapat menunjukkan rasa

kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan eksternal itu. Penerapan corporate

social responsibility dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, dimana para

investor akan lebih cenderung menamkan modal pada perusahaan yang telah menerapkan

corporate social responsibility di dalam internal perusahaan nya.

Pengungkapan CSR pada tahun berjalan mengantisipasi peningkatan kinerja

di tahun mendatang. Dalam peraturan otoritas jasa keuangan nomor 29/ POJK.04 / 2016

tentang laporan tahunan emiten Bab III pasal 7 dijelaskan bahwa perusahaan publik wajib

menyampaikan laporan tahunan kepada otoritas jasa keuangan paling lambat pada akhir

bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Faktanya masih ada beberapa perusahaan

yang terlambat melaporkan laporan tahunan.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Alasan penulis menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI sebagai sampel, karna jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

merupakan mayoritas perusahaan yang listing di BEI yaitu 519 perusahaan, sejumlah 17

4
perusahaan berasal dari perusahaan BUMN. Selain itu perusahaan BUMN merupakan

perusahaan yang banyak menimbulkan efek lingkungan dalam proses produksinya seperti

pencemaran limbah sehingga perusahaan perlu menerapkan CSR sebagai timbal balik

kepada lingkungan sekitarnya. Pemilihan tahun pengamatan yaitu dari tahun 2017-2019,

karena merupakan data terbaru yang dapat lebih mencerminkan keadaan perusahaan

BUMN saat ini. Sehingga diharapkan akan memberikan manfaat bagi stakeholders, analis

pasar modal, masyarakat, dan pemakai laporan keuangan lainnya dalam pengambilan

keputusan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Intelectual Capital, Corporate Social

Responsibility, Stategy Diversifikasi terhadap Kinerja Perusahaan BUMN yang

terdaftar di BEI tahun 2017-2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pengaruh intelectual capital terhadap kinerja perusahaan ?

b. Bagaimana pengaruh corporate social responsibility terhadap kinerja

perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan

penelitian adalah :

a. Mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahan.

5
b. Mengetahui corporate social responsibility terhadap kinerja perusahaan..

6
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang memiliki kepentingan terkait, antara lain:

1. Pengguna laporan keuangan

Pemerintah, investor, kreditur, pemegang saham, karyawan, debitur, serta bagi

masyarakat diharapkan dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi integritas laporan keuangan.

2. Auditor

Sebagai referensi bagi auditor dalam meningkatkan kualitas audit dan menerapkan

independensinya.

3. Peneliti selanjutnya

Sebagai sumber literatur dan referensi untuk disempurnakan pada penelitian

selanjutnya.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

serta hipotesis alternatif pemecahan masalah yang akan diuji dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

7
Bab ini berisi tentang penjelasan variabel penelitian dan defifnisi operasional,

populasi serta penentuan sampel penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,

dan analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil uji empiris terhadap data yang dikumpulkan

dan pengolahan data yang telah dilakukan, serta deskriptif uji statistik pembuktian

hipotesis berdasarkan informasi yang diperoleh.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan difokuskan pada kesimpulan hasil penelitian serta mencoba untuk

menarik beberapa implikasi hasil penelitian. Keterbatasan dari penelitian ini akan

menjadi satu bagian pembahasan dalam bab ini.

8
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2. Landasan Teori

b.1 Teori Agensi

Teori keagenan menjelaskan suatu hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal

dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Setelah itu pihak manajemen

harus mempertanggungjawabkan semua aktifitas perusahaan kepada para pemegang saham.

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai “agency

relationship as a contact under which one or more person (the principal) engage another

person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some

decision making authority to the agent”.

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (principal)

memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta

memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal.

Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai

perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan

kepentingan prinsipal.

Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan manajer atas saham

perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi). Dengan proporsi

9
kepemilikan yang hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung

bertindak untuk kepentingan yang hanya pribadi dan bukan untuk memaksimumkan nilai

perusahaan. Inilah yang nantinya akan menyebabkan biaya keagenan (agency cost). Jensen

dan Meckling (1976) mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang

dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir mustahil bagi

perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin manajer untuk

mengambil suatu keputusan yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya

perbedaaan kepentingan yang besar diantara mereka.

Menurut teori keagenen, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan

mensejajarkaan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh

manajerial (insider ownership) dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yang

berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham perusahaaan diharapkan manajer

merasakan langsung manfaat dari setiap keputusaan yang diambilnya. Proses ini dinamakan

dengan bonding mechanism, yaitu proses untuk menyamakan kepentingan manajemen

melalui program mengikat manajemen dalam modaal perusahaan.

Dalam suatu perusahaan, konflik kepentingan antara prinsipal dengan agen salah

satunya dapat timbul karena adanya kelebihan aliran kas (excess cash flow). Kelebihan arus

kas cenderung diinvestasikan dalam hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan

utama perusahaan. Ini menyebabkan perbedaan kepentingan karena pemegang saham lebih

menyukai investasi yang beresiko tinggi yang juga menghasilkan return tinggi, sementara

manajemen lebih memilih investasi dengan resiko rendah.

b.2 Teori Stakeholder

Teori ini memiliki peranan penting dan menjadi bahan pertimbangan bagi para pengelola

di perusahaan dalam mengungkapkan informasi laporan keuangan. Investor menginginkan

return yang tercermin dalam laba akuntansi sebagai alat ukur yang tepat dan akurat sehingga

10
perlu adanya keakuratan dalam penciptaan return (Meek dan Gray, 1988 dalam Ulum et al.,

2008). Perusahaan saat ini tidak hanya bertanggungjawab pada shareholder, namun

bertanggungjawab kepada stakeholder. Stakeholder bisa sebagai pemegang saham, kreditur,

pemasok sampai kepada masyarakat umum. Menurut Gutrie (2006) mengatakan bahwa teori

ini mengharapkan aktivitas perusahaan dapat dilaporkan oleh manajemen kepada

stakeholder, walaupun dikemudian hari mereka tidak memakai informasi tersebut.

Akuntabilitas tidak hanya pada kinerja ekonomi atau keuangan saja, namun perusahaan

perlu melakukan pengungkapan IC lebih dari yang diharuskan oleh pihak yang berwenang.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengungkapan IC dalam laporan keuangan adalah

apabila semakin baik kinerja IC dalam suatu perusahaan, makan juga akan semakin

meningkat tingkat pengungkapannya dalam laporan keuangan. Hal ini akan berdampak pada

peningkatan kepercayaan para stakeholder kepada perusahaan . Manajer jika dapat

mengelola organisasi secara maksimal maka penciptaan nilai yang dihasilkan semakin baik.

Penciptaan nilai adalah memanfaatkan semua potensi yang terdapat di perusahaan, seperti

karyawan, aset fisik, atau structural captital. Pengelolaan yang baik atas potensi perusahaan

ini akan mendorong kinerja keuangan perusahaan untuk kepentingan stakeholder (ulum,

2009). Namun, tanggungjawab perusahaan tidak hanya terbatas pada 13 kinerja keuangan

perusahaan, tetapi juuga harus bertanggung jawab terhadap masalah sosial dan lingkungan

yang ditimbulkan oleh aktivitas operasional yang dilakukan perusahaan (Cahyono, 2011).

Praktik pengungkapan CSR memainkan peran penting bagi perusahaan. Karena perusahaan

berada dalam lingkungan masyarakat dan kemungkinan aktivitasnya memiliki dampak sosial

dan lingkungan. Dengan adanya CSR, diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan

informasi yang dibutuhkan serta dukungan dari stakeholder agar dapat mendukung

perusahaan dalam pencapaian tujuan, yaitu stabilitas usaha dan jaminan going concern.

11
Keakuratan value added dan return dalam pengukuran kinerja menambah kekuatan teori

stakeholder. Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu menaajer

korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan

lebih efektif di antara keberadaan hubungan-hubungan di lingkungan perusahaan mereka.

Namun demikian, tujuan yang lebih luas dari teori stakeholder adalah untuk menolong

manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-aktifitas mereka, dan

meminimalkan kerugian-kerugian badi stakeolder. Pada kenyataanny, inti keseluruhan teori

stakeholder terletak pada apa yang akan terjadi ketika korporasi dan stakeholder

menjalankan hubungan mereka.

b.3 Kinerja Perusahaan

Kinerja keuangan yaitu alat yang digunakan untuk mengukur prestasi kerja keuangan

perusahaan melalui struktur-struktur permodalannya. Pengertian kinerja perusahaan menurut

(Santoso, 2008) yaitu pengukuran kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari

proses pengambilan keputusan manajemen karena menyangkut pemanfaatan modal, efisiensi

dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui

output maupun input. Output adalah hasil dari suatu kinerja karyawan atau perusahaan,

sedangkan input adalah keterampilan atau alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil

tersebut.

Penilaian kinerja perusahaan biasanya dilakukan dengan tujuan memperoleh pendapat

wajar atas pernyertaan dalam suatu perusahaan atau menunjukkan bahwa perusahaan

bernilai lebih dari yang tertera dalam neraca, untuk keperluan merger dan akuisisi, untuk

melihat apakah nilai usaha lebih besar daripada nilai likuiditasnya, sebagai dasar manajemen

untuk evaluasi kinerja periode berikutnya, dan meningkatkan pengambilan keputusan dan

akuntabilitas. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan banyak cara. Setiap

pengukuran memiliki perbedaan. Pengukuran dapat berupa pengukuran absolut (sales,

12
profit), return-based (profit/sales, profit/capital, profit/equity), internal (profit/sales),

eksternal (market value of the firm) dan lain sebagainya. Pada penelitian ini, pengukuran

kinerja difokuskan pada pengukuran Return of Equity (ROE).

Profitabilitas merupakan penggambaran dari kemampuan suatu perusahaan untuk

mendapatkan suatu laba melalui kemampuan-kemampuan yang dilakukan oleh perusahaan.

Profitabilitas dapat diukur dari berbagai macam cara, seperti: laba bersih, laba operasi,

tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Rasio

profitabilitas atau bisa juga disebut rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan suatu

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh

semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Keuntungan yang

layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak.

Peneliti akan melakukan pengukuran kinerja perusahaan menggunakan analisis Return on

Equity (ROE). ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi

para pemegang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen

memanfaatkan investasi para pemilik saham (Noviyanti, 2010).

Laba Setelah Pajak


ROE ≡ X 100 %
Ekuitas ( Equity )

b.4 Intellectual Capital

Intellectual Capital (IC) merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Para ahli menyebutkan bahwa intelectual capital sebagai aset tidak berwujud yang

bermanfaat bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja, daya saing, dan kesejahteraan.

Intelectal capital seringkali dijadikan faktor utama penentu diperolehnya laba suatu

perusahaan. Intelectual capital pada umumnya diidentifikasi sebagai sebuah perbedaan

antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari aset perusahaan

tersebut atau financial capital-nya.

13
Menurut Stewart (1997) dalam Sangkala (2006) dikatakan bahwa intellectual capitalI

ialah materi intelektual berupa pengetahuan, informasi, inovasi, pengalaman intelektual yang

dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan sebuah aset yang mampu memberikan keunggulan

bersaing dan mempunyai nilai tambah. Dikatakan oleh Bontis R. Et al. (2000) bahwa secara

umum, para peneliti mengidentifikasi terdapat tiga elemen yang mampu menghasilkan

intellectual capital yaitu: Human Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Customer

Capital (CC). Secara sederhana HC mencerminkan individual knowledge stock suatu

organisasi yang direpresentasikan oleh karyawaannya. HC ini termasuk kompetensi,

komitmen dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Lebih lanjut Bontis R. Et al. (2000)

menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam

organisasi. Termasuk dalam SC adalah database, organizational chart, process manual,

strategies, routines, dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai

materialnya. Sedangkan CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels

dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkan hal tersebut melalui

proses berbisnis.

Salah satu cara yang daapat digunakan untuk mengukur sebuah intellectuaal capital adalah

metode value added intellectual coefficient (VAIC). VAIC merupakan instrumen untuk

mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. VAIC dikembangkan Pulic pada tahun

1997 yang didesain untuk menampilkan informasi tentang value creation efficiency dari aset

berwujud (tangible assets) dan aset tak berwujud (intangible assets) yang dimiliki

perusahaan. Pendekatan ini sangat mungkin dan relatif mudah untuk dilakukan, karena

didapatkan dan dikonstruksikan dari akun-akun yang terdapat dalam laporan keuangan

perusahaan (laba rugi, neraca, dll).

Pertama dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value addedd (VA).

Value added adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan

14
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan sebuah nilai (value creation)

(ulum, 2009). VA dihitung antara selisih output dan input. Output (OUT) mempresentasikan

revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN)

mencakup seluruh beban yang digunakan untuk memperoleh revenue. Hal yang terpenting

dan patut digarisbawahi dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labor expense)

tiddak termasuk dalam IN. Karena, peran aktifnya dalam proses value creation, intellectual

potential (yang direpresentasikan dengan labor expense) tidak dihitung sebagai biaya (cost)

dan tidak termasuk dalam komponen IN. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah

memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity) (ulum,

2009).

Kedua VA dipengaruhi oleh efisiensi dari Human Capital (HC) dan Structural Capital

(SC). Hubungan lainnya dari VA adalah Capital Employed (CE), yang dalam hal ini dilabeli

dengan VACA. VACA adalah keterkaitan yang bagus pada perusahaan dengan para

mitranya, baik yang bersal dari para pemasok yang andal dan berkualiatas, loyal dan

merasaa puas dengan pelayanan perusahaan yang terkait atau pun hubungan perusaahaan

dengan pemerintah dan masyarakat sekitar. Bisa juga disebut sebagai indikator untuk VA

yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. (Pulic, 1998) mengasumsikan bahwa

jika satu unit dari CE menghassilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain,

yang artinya berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Dengan

demikian, pemanfaatan CE yang lebih baik merupakan bagian dari intellectual capital

perusahaan. Pengukursan VACA dilakukan dengan membandingkan Value Added (VA)

dengan capital employed (CE). Penghitungan VA berasal dari penjualan dikurangi dengan

beban-beban perusahaan selain beban karyawan, dan CE diperoleh dari ekuitas dijumlahkan

dengan laba bersih. Diformulasikan sebagai berikut:

VACA=VA/ CE

15
Hubungan selanjutya adalah VA dan HC. Value Added Human Capital (VAHU) adalah

kemampuan individu dalam suatu perusahaan yang berupa knowledge, skill, innovativeness,

dan kemampuan individu untuk melaksanakan tugasnya dan dapat menciptakan sebuah nilai.

Dalam penghitungannya, VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan

dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Hubungan antara VA dan HC mengindikasikan

kemampuan HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan Pengukuran VAHU berasal

dari perbandingan VA dengan human capital (HC). Penghitungan VA berasal dari penjualan

dikurangi dengan beban-beban perusahaan selain beban karyawan, dan HC diperoleh dari

beban yang dikeluarkan perusahaan untuk karyawannya. Diformulasikan sebagai berikut:

VAHU =VA /HC

Hubungan terakhir adalah structural capital coefficient (STVA). STVA adalah

kemampuan sebuah organisasi untuk memfasilitasi para karyawan nya dengan infrastruktur,

sistem informasi, rutinitas dan budaya organisasi untuk mengassilkan intelektual yang

optimal guna penciptaan nilai untuk perusahaan. Pengukuran STVA berasal dari

perbandingan VA dan structural capital (SC). Penghitungan VA berasal dari penjualan

dikurangi dengan beban-beban perusahaan selain beban karyawan, dan SC diperoleh dari

selisih VA dengan beban karyawan. Diformulasikan sebagai berikut:

STVA=SC/VA

Dan selanjutnya adalah menghitung rasio kemampuan intelektual perusahaan dengan

menjumlahkan koefisien-koefisien yang telah dihitung sebelumnya. Hasil penjumlahan

tersebut diformulasikan dalam indikator baru yang unik, yaitu VAIC (Tan et al., 2007).

VAIC =VACA+VAHU + STVA

b.5 Corporate Social Responsibility

16
Corporate Social Responsibility merupakan salah satu elemen penting dalam proses

keberlanjutan perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. Menurut

World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang menyatakan

Corporate Social Responsibility adalah suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha

untuk bertindak secaara etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi

dari komunitas setempat ataupun masyarakat secara luas, bersamaan dengan peningkatan

taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya.

Definisi di atas menunjukkan bahwa corporate social responsibility merupakan suatu

bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk

meningkatkan ekonomi bersamaan dengan meningkatkan kualitas hidup bagi karyawan

berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan

masyarakat secaara lebih luas.

Menurut (ISO, 2015), CSR merupakan tanggungjawab sebuah organisasi terhadap

dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan

lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaaku transparan dan etis yang sejalan

dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, dengan

mempertimbangkan harapan serta penghormatan terhadap pemangku kepentingan, sejalan

dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi

dengan organisasi secara menyeluruh dan penghormatan terhadap HAM.

Perusahaan umumnya menggunakan konsep Global Reporting Initiative (GRI) sebagai

acuan dalam penyusunan pelaporan CSR mereka. Konsep pelaporan CSR yang digagas oleh

GRI adalah konsep sustainability report yang muncul sebagai akibat adanya konsep

sustainability development. Dalam sustainability report digunakan konsep triple bottom

line. Konsep triple bottom line didasari tiga prinsip dasar yang terdiri dari:

17
 Profit, artinya perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan secara

ekonomi yang memungkinkan agar dapat beroperasi lebih lanjut dan berkembang.

 People, artinya perusahaan harus mempunyai rasa kepedulian terhadap kesejahteraan

manusia.

 Planet, artinya perusahaan peduli dengan lingkungan hidup dan keberlanjutan

keanekaragaman hayati.

Dengan berpedoman dengan tiga prinsip dasar tersebut maka seharusnya perusahaan tidak

hanya melaporkan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari

sudut pandang ekonomi, sosial dan lingkungan.

Dalam penelitian ini CSR akan dihitung menggunakan Corporatee Social Disclosure

Index (CDSI). CSR terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan dan social

sebagai dasar sustainability reporting. Penelitian menggunakan 79 item pengungkapan yang

terdiri dari dimensi ekonomi (9 item), lingkungan (30 item), dan dimensi social (40 item).

Indikator pengungkapan CSR berdasarkan Global Reporting Initiative sebagai berikut:

 Indikator Kinerja Ekonomi (dimensi ekonomi) ( EC1-EC9)

 Indikator Kinerja Lingkungan (dimensi lingkungan) ( EN1-EN30)

 Indikator Praktik Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak ( LA1-LA14 )

 Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia ( HR1-HR9)

 Indikator Kinerja Kemasyarakatan /Sosial ( SO1-SO8)

 Indikator Kiinerja Tanggung Jawab Produk ( PR1-PR9)

Ket: Penjelasan mengenai indikator pengungkapan CSR aka dijelaskan di lampiran.

Penghitungan CSDI dilakukan dengan menggunakan pendekatan dikotomi, caranya adalah

dengan menggunakan sistem pemberian skor 1 untuk perusahaan yang mengungkapkan CSR

dan skor 0 untuk perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR( Haniffa, dkk, 2005 dalam

18
Sayekti dan Wondabio, 2007). Sistem ini dilakukan dengan cara menyusun daftar item

pengungkapan CSR perusahaan sesuai dengan tiap perusahaan. Presentase skor

ΣXij
pengungkapan CSR diukur dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: CSRIj ≡
nj

b.6 Hipotesis Penelitian

b.6.1 Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan

Dalam hubungan Intellectual Capital dengan kinerja perusahaan, teori stakeholder lebih

tepat digunakan sebagai basis utama untuk menjelaskan konteks hubuungan intellectual

capital dengan kinerjaa prusahaan. Konsesus yang berkembang dalam konteks teori

stakeholder adalah bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return bagi pemegang

saham(shareholder), sementara value added(nilai tambah) adalah ukuran yang lebih akurat

yang diciptakn oleh stakeholder dan kemudian di distribusikan kepada stakeholder yang

sama (Meek dan Gray, 1988 dalam Ulum et al., 2008). Value added dirasa memiliki akurasi

lebih jika dihubungkan dengan return yang dianggap sebagai ukuran bagi shareholder.

Sehingga dengan demikian keduanya dapat menjelaskan kekuatan teori stakeholder dalam

kaitannya dengan pengukuran kinerja perusahaan. Sehingga intellectual capital berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan, karena semakin tinggi nilai value added maka semakin

baik kinerja perusahaan (Daud, 2008)

H1: Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

b.6.2 Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan

CSR dilakukan oleh perusaahaan karena keberadaannya di tengah lingkungan yang dapat

berpengaruh secara langsung ataupun tidak terhadap lingkungan eksternalnya. Kepopuleran

perusahaan dapat mengubah persepsimasyarakat ke arah positif maupun negatif. CSR

19
adalah klaim agar perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang

saham (shareholder), tapi juga terhadap pihak stakeholders. Menurut (Santoso, 2008) apabila

sebuah perusahaan terlihat peduli kepada masyarakat, masyarakat juga akan membayangkan

bahwa perusahaan juga memiliki kepedulian dalam mengelola produknya. Yang nantinya

akan menimbul rasa kepercayaan akan kualitas produk perusahaan dan akan loyalitas untuk

menggunakan produknya. Aktivitas CSR dengan jelas dapat menjadi suatu strategi

perusahaan yang dapat memberikan kontribusi kepada manajemen risiko dan menjaga

hubungan dan menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan (Heal, 2004).

Sedangkan Penelitian (Siegel, 2006) menunjukkan bahwa aktivitas CSR memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap efisiensi, perubahan teknikal, dan skala ekonomi

perusahaan. Semua pengaruh itu bergantung pada karakteristik perusahaan seperti motivasi

atas aktivitas tanggung jawab sosial, lokasi, perencanaan pertumbuhan dan aktivitas inovasi

perusahaan.

H2: Corporate Social Reponsibility berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

b.7 Kerangka Penelitiaan

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dibuatlah kerangka

penelitian sebagai acuan untuk merumuskan hipotesis, seperti yang ditunjukkan pada

gambar berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Intelectual Capital (X1)


Kinerja Perusahaan(Y)
CSR(X2)

Gambar 1.2

Kerangka Konseptual

20
b.8 Metode Penelitian
b.8.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan BUMN yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) 2017-2019. Pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling. Purposive sampling menurut Margono (2004) pemilihan sekelompok

subjek dalam purposive sampling  didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah  diketahui

sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang  dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria

tertentu yang   berdasarkan tujuan penelitian. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan BUMN terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) 2017-2019.

2. Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan secara

berturut-turut selama periode 2017-2019.

3. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data penelitian.

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2017 sampai tahun 2019 yang
bisa dilihat di IDX.

21
No Jurnal 1

1 Judul Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan


dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Moderasi pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017

2 Pengarang Tiopan Naek dan Lauw Tjun Tjun

3 Latar Belakang CSR merupakan sebuah kewajiban perusahaan dalam menyelesaikan


masalah lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan. Saat ini
CSR bukan sebuah kebijakan yang sukarela untuk perusahaan dalam
mengembangkan tanggungjawabnya melaksanakan kegiatan usahanya,
tetapi sudah diwajibkan bagi corporate.Dalam menjalankan
tanggungjawab sosial yang paling diutamakan adalah memperkuat
keberlanjutan perusahaan dan membuat kerjasama para pemegang saham
dalam menjalankan program peningkatan masyarakat di daerah tersebut

4 Metode Penelitian ini menggunakan metode random sampling sederhana. Sampel


Penelitian dan diambil dari 40 perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
sampel Indonesia pada periode 2015-2017.Uji hipotesis menggunakan beberapa
analisis regresi linear.

5 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh corporate social


Penelitian dan responsibility terhadap kinerja perusahaan dengan good corporate
meotde yang governance sebagai variabel moderasi. Penelitian ini memakai metode
dipakai pengambilan sampel secara probabilitas random sederhana (simple
random sampling). Sampel diambil dari 40 perusahaan manufaktur yang
listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015 - 2017.

6 Hasil Penelitian CSR dan kinerja perusahaan yang mempunyai hubungan positif
membuktikan bahwa biaya eksplisit perusahaan bukan biaya tersembunyi
untuk pemangku kepentingan.Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
dalam praktik CSR akan jauh lebih rendah daripada manfaat corporate
social responsibility

7 Variabel X: Corporate Social Responsibility

Y: Kinerja Perusahaan

Moderasi: Good Corporate Governance

2.9 Kajian dan Penelitian Terdahulu

No Jurnal 2

1 Judul PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN

2 Pengarang Rahmadhanty Kusuma Astari, Darsono.

22
3 Latar Belakang Searah dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, persaingan
antar perusahaan pun semakin ketat. Kompetisi tercipta dari adanya
perkembangan berbagai macam jenis usaha dan perusahaan yang sejenis.
Tantangan dan persaingan yang dihadapi perusahaan saat ini sangat
beragam sehingga mendorong pelaku bisnis untuk memperbaiki diri untuk
mempertahankan bisnisnya, salah satunya dengan memperbaiki kinerja
manajerialnya maupun membuat inovasi

4 Metode Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sampel


Penelitian dan penelitian ini terdiri dari 143 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek
sampel Indonesia (BEI) dari populasi 308 sampel pada periode 2016-
2018.Penelitian ini menerapkan beberapa analisis regresi.

5 Tujuan meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan.


Penelitian

6 Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah Structural Capital Employed (SCE)
dan Capital Employed Efficiency (CEE) memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi SCE dan CEE
maka semakin tinggi kinerja perusahaan. Sedangkan Human Capital
Employed (HCE) memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi HCE maka semakin rendah
kinerja perusahaan

7 Variabel X: Intellectual Capital

Y: Kinerja Perusahaan

23
No Jurnal 3

1 Judul PERANAN IMPLEMENTASI EMPLOYEE STOCK OWNERSHIP


PROGRAM DALAM MEMODERASI PENGARUH INTELLECTUAL
CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

2 Peneliti Dita Ayuningtias dan Yayu Putri Senjani

3 Latar Belakang Adanya ketidaksesuaian upah yang diterima oleh para buruh di Indonesia
yang ditandai dengan demo buruh setiap tahunnya. Selain itu, konflik
kepentingan yang sering terjadi pada perusahaan dapat menurunkan
komitmen karyawan terhadap perusahaan yang dapat berimbas pada
kinerja perusahaan.

4 Metode Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi
Penelitian dan data panel dengan Eviews. Data penelitian diperoleh dari annual report
sampel perusahaan yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, maka diperoleh sampel
sebanyak 10 perusahaan dengan periode pengamatan dari tahun 2014
sampai dengan 2018 sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 50.

5 Tujuan Berdasarkan ketidakkonsistenan penelitian terdahulu, penelitian ini


Penelitian dan tertarik menggunakan intellectual capital untuk duji kembali pengaruhnya
variable terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini berkontribusi dengan
pembantu menambahkan ESOP sebagai variabel pemoderasi yang dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh intellectual capital terhadap
kinerja perusahaan.

6 Hasil Intellectual capital, employed capital, dan human capital berpengaruh


signifikan terhadap kinerja perusahaan. Structural capital terbukti tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. ESOP berhasil memoderasi
pengaruh intellectual capital capital dan human capital terhadap kinerja
perusahaan namun bersifat memperlemah. Sedangkan, employed capital
dan structural capital belum mampu dimoderasi oleh ESOP dalam
memengaruhi kinerja perusahaan.

7 Variabel X: Intellectual Capital

Y: Kinerja Perusahaan

Moderasi: Employee Stock Ownership Program

24
No Jurnal 4

1 Judul PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI


Tahun 2013,2015 dan 2017)

2 Peneliti Tukma Ida Putri Harahap dan Aditya Septiani

3 Latar Belakang Pemerintah sebagai regulator mendorong perusahaan agar melaksanakan


dan mengungkapkan aktivitas CSR. Salah satu cara yang ditempuh oleh
pemerintah adalah menerbitkan sejumlah regulasi yang mengatur CSR.
Beberapa diantaranya yaitu Undang-Undang No 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No 47 tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, dan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Namun, perusahaan mengungkapkan CSR tidak semata untuk mematuhi
peraturan yang ada, tetapi sebagai komitmen bahwa perusahaan peduli
dengan lingkungan, kesejahteraan masyarakat serta kesejahteraan para
karyawan.

Akan tetapi, masih ada perusahaan yang menggunakan CSR hanya


sebagai strategi untuk mengelabui citra perusahaan. Pengelabuan ini
sering dilakukan dalam bentuk marketing gimmick. Perusahaan
menerapkan CSR hanya sekedar penerapan, tetapi belum memenuhi
sasaran dan tujuan dari pelaksanaan CSR yaitu keberlangsungan

4 Metode Penelitian Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol, yaitu perubahan
dan sampel pengeluaran riset dan pengembangan, perubahan leverage keuangan,
dan kapitalisasi pasar.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
2013.2015, dan 2017 dengan total sampel adalah 94 perusahaan yang
ditentukan dengan metode purposive sampling.Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan asumsi klasik, sedangkan
pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi linear yaitu
metode Ordinary Least Squares (OLS).

5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menentukan bagaimana efek dari
perubahan total pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
(CSRD) untuk periode sebelumnya terhadap perubahan kinerja
keuangan dan pasar perusahaan untuk periode berikutnya.

6 Hasil Perubahan total pengungkapan CSR pada periode sebelumnya


berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan kinerja
perusahaan di periode berikutnya yang diproksikan melalui perubahan
ROA, EPS, dan MP.

Perubahan total pengungkapan CSR perusahaan manufaktur dapat


menggambarkan kinerja perusahaan. Apabila perubahan total

25
pengungkapan CSR meningkat maka kinerja perusahaan juga
meningkat. Dampak pengaruh pengungkapan CSR dalam 2 tahun
(periode sebelumnya) terbukti mampu mempengaruhi kinerja
perusahaan pada periode berikutnya.

7 Varibel X: Corporate Social Responsibility

Y: Kinerja Perusahaan

26
No Jurnal 5

1 Judul PENGARUH PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL


DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

2 Peneliti Bella Diorzanora dan Maswar Patuh Priyadi

3 Latar Belakang Sebagian perusahaan mulai mempertanggungjawabkan penggunaan


sumber daya yang diambil dari masyarakat kepada lingkungan
sosialnya dengan cara memberikan penjelasan dan pelaporan kepada
masyarakat mengenai berbagai aktivitas sosial dan lingkungannya,
baik melalui media eksternal maupun media internal.

4 Metode Penelitian dan Penelitian ini, menerapkan teknik pengambilan sampel dengan
Sampel menggunakan purposive sampling, dan berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan maka jumlah sampel sebanyak 81 sampel
perusahaan sektor high profile yang secara berturut-turut tidak
terlambat menerbitkan annual report tahunan selama periode
pengamatan 2014-2017, sehingga total data yang digunakan adalah
324firm year. Alat analisis yang digunakan adalah statistik diskriptif,
uji asumsi klasik, uji kelayakan model, analisis regresi dan uji
hipotesis (uji t) dengan alat bantu aplikasi SPSS versi 22.

5 Tujuan Penelitian mengetahui dan menganalisis pengaruh pengungkapan intellectual


capital dan pengungkapan corporate social
responsibilityterhadapkinerja keuangan yang di proksikan dengan
price earning ratio(PER).

6 Hasil  Pengungkapan intellectual capital berpengaruh signifikan


terhadap kinerja keuangan. Sedangkan pengungkapan
 Corporate Social Responsibility tidak signifikanterhadap kinerja
keuangan.
7 Variabel X: Intellectual Capital dan Corporate Social responsibility

Y: Kinerja Perusahaan

27
No Jurnal 6

1 Judul Pengungkapan Intellectual Capital dan Corporate Social


Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Perusahaan

2 Peneliti Tri RetnoIndaryanti & Rini Lestari

3 Latar Belakang Fenomena saat ini, terdapat penurunan kinerja di beberapa


perusahaan sektor pertambangan. Di sisi lain, ditemukan masih
rendahnya kualitas dan kuantitas pengungkapan informasi seperti
intellectual capital dan Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang
berkaitan dengan aktivitas/keadaan lingkungan perusahaan di
Indonesia.

4 Metode Penelitian dan Sampel sebanyak 15 perusahaan sektor pertambangan subsektor


Sampel batubara yang terdaftar di BEI periode 2013-2017 diperoleh
menggunakan purposive sampling. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode verifikatif dan pendekatan
kuantitatif.Data dianalisis dengan menggunakan teknik statistik
regresi berganda

5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan


intellectual capital terhadap kinerja perusahaan, pengaruh
pengungkapan CSR terhadap kinerja perusahaan dan dan pengaruh
pengungkapan intellectual capital dan CSR terhadap kinerja
perusahaan.

6 Hasil  Intellectual Capital berpengaruh terhadap kinerja perusahaan


 Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan.
 Pengungkapan Intellectual Capital dan pengungkapan CSR
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
7 Variabel X: Intellectual Capital dan Corporate Social responsibility

Y: Kinerja Perusahaan

28
No Jurnal 7

1 Judul PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, CORPORATE


SOCIAL RESPONSIBILITY DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

2 Peneliti Dimas Syafi

3 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang terjadi di negara Indonesia dapat


dibilang semakin meningkat. Dengan kemajuan teknologi,
perusahaan-perusahaan akan semakin sering melakukan
perkembangan dan inovasi dalam persaingan bisnis ini. Menurut
Sirojudin (2014) persaingan bisnis yang ketat dan kebutuhan pasar
yang semakin meningkat akan membuat perusahaan pelaku bisnis
melakukan peningkatan kapasitas bisnis. Para pelaku bisnis telah
menyadari bahwa untuk mencapai kesuksesan, penggunaan aktiva
berwujud dan aktiva tidak berwujud memiliki peran yang penting
untuk mencapainya.

4 Metode Penelitian dan Penelitian ini menggunakan laporan tahunan perusahaanperusahaan


Sampel di sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada 2017-2018 sebagai sampel yang disiapkan
berdasarkan teknik purposive sampling. Pengujian dalam penelitian
ini menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda dengan alat
analisis SPSS dan tingkat signifikansi 5% (0,05).

5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari
intellectual capital, corporate social responsibility dan ukuran
perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

6 Hasil  Terdapat pengaruh positif modal intelektual terhadap kinerja


perusahaan
 Ada pengaruh positif tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
kinerja perusahaan
 Terdapat pengaruh negatif ukuran perusahaan terhadap kinerja
perusahaan.
7 Variabel X: Intellectual Capital, Corporate Social responsibility dan ukuran
perusahaan.

Y: Kinerja Perusahaan.

29
No Jurnal 8

1 Judul PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN CORPORATE


SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE GOVERNANCE
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

2 Peneliti Anis Mahmudah Dariati, Emrinaldi Nur & Alfiati Silfi

3 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh


perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu kepada standar
dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pengukuran aktivitas kinerja
perusahaan dirancang untuk menaksir bagaimana aktivitas kinerja
dan hasil akhir yang dicapai. Peningkatan kinerja perusahaan sangat
bergantung pada pengelolaan pemegang saham pengendali (Siregar
2008). Kinerja keuangan merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya secara
optimal.

4 Metode Penelitian dan Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh
Sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2015-2017. Sampel dalam peneltian ini sebanyak 108
perusahaan, Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Data-data sampel yang digunakan dalam penelitian
ini diambil dari (BEI).

5 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki Modal Intelektual
dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atas Kinerja Perusahaan
dengan Tata Kelola Perusahaan Sebagai Variabel Intervensi pada
Perusahaan Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia.

6 Hasil  Tata kelola perusahaan tidak memediasi pengaruh hubungan


intellectual capital (VAIC) terhadap kinerja perusahaan.
 Tata kelola perusahaan mempengaruhi pengaruh hubungan
antara tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja perusahaan.
7 Variabel X: Intellectual Capital dan Corporate Social responsibility

Intervening: GCG

Y: Kinerja Perusahaan

30
No Jurnal 9

1 Judul PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (HUMAN CAPITAL,


STRUCTURAL CAPITAL DAN CUSTOMER CAPITAL)
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 Peneliti Afni Eliana Saragih, S.E.M.Si

3 Latar Belakang Sebuah perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi diantara
perusahaan lainnya mengalami kerugian. Kondisi yang lain,
perusahaan sama-sama memperoleh keuntungan, namun ada yang
memperoleh laba yang lebih unggul dibandingkan perusahaan lain.
Fenomena tersebut merupakan suatu kajian yang terus menjadi
perhatian perusahaan, karena kinerja tersebut merupakan indikator
penentu keberlangsungan perusahaan.

4 Metode Penelitian dan Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
Sampel terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2015. Perusahaan
manufaktur dipilih karena sesuai dengan topik penelitian, di mana
perusahaan manufaktur dianggap mewakili perusahaan yang
menggunakan human capital dalam memproduksi barang, structural
capital dalam menjalankan operasinya dan berhubungan dengan
konsumen dalam pemasaran produk. Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik purposive
sampling.

5 Tujuan Penelitian Penelitian ini akan menguji pengaruh intellectual capital terhadap
kinerja Perusahaan.

6 Hasil  Intellectual Capital berpengaruh signifikan positif terhadap


kinerja perusahaan. Secara parsial, human capital (VAHU)
berpengaruh signifikan negatif terhadap kinerja perusahaan. Hal
ini disebabkan perusahaan manufaktur masih menggunakan
banyak asset tetap dalam proses operasionalnya. Sedangkan
variabel structural capital (STVA) dan customer capital (VACA)
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan.
7 Variabel X: Intellectual Capital

Y: Kinerja Perusahaan

31
No Jurnal 10

1 Judul PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN


PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIALRESPONSIBILITY
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

2 Peneliti NadratulAisya, MukhlizulHamdi, dan Meihendri

3 Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat mencerminkan kualitas perusahaan, jika


perusahaan menciptakan kinerja perusahaan yang bagus, maka
kualitas perusahaan yang dihasilkan akan baik,dan para investor
maupun pihak yang berkepentingan pun akan merespon positif untuk
bekerja sama dengan perusahaan,dan sebaliknya, jika perusahaan
memiliki kinerja perusahaan yang buruk,secara otomatis kualitas
perusahaan dimata para investor akan di cap buruk, dan mereka akan
memilih untuk mundur dari perusahaan tersebut dan memilih untuk
beralih ke perusahaan yang memiliki performa yang lebih baik.

4 Metode Penelitian dan Objek dalam penelitian ini adalahperusahaan BUMN go-public yang
Sampel terdaftar diBursa Efek Indonesia (BEI)periode 2015-
2019.Populasidalam penelitian iniyaitu seluruh perusahaan BUMN
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2015-2019.
Sampelyang diambil menggunakan metode purposive sampling
dengan, diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 16 perusahaan
atau sejumlah 118 observasi. Pengujian hipotesis menggunakan uji
analisis regresi linear berganda

5 Tujuan Penelitian mengetahui dan menganalisis pengaruh pengungkapan Good


Corporate Governance dan pengungkapan corporate social
responsibility terhadap kinerja perusahaan.

6 Hasil  Pengungkapan Good Corporate Governance berpengaruh


signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan pengungkapan
 Corporate Social Responsibility tidak signifikan terhadap kinerja
keuangan.
7 Variabel X: Good Corporate Governance dan Corporate Social responsibility

Y: Kinerja Perusahaan

32
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtias, Dita., Yayu Putri Senjani. 2020. PERANAN IMPLEMENTASI EMPLOYEE


STOCK OWNERSHIP PROGRAM DALAM MEMODERASI PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. Journal.
Yogyakarta: Program Sarjana. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Bontis, N W.C.C. Keow, S. Richardson. 2000. “Intellectual capital and business


performance in Malaysian industries”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 1 No. 1.
pp. 85-100. Available online :www.citeseerx.ist.psu.edu(accessed Desember 2015).

Cahyono, Budi. 2011. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja


Perusahaan dengan Kepemilikan Asing sebagai Variabel Moderating”.Skripsi.
Semarang: Program Sarjana, Universitas Diponegoro.

Daud, M. Rulfah; dan Abrar Amri. 2008. “Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate
Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan.”.Jurnal telaah dan riset
akuntansi. Vol. 1. No. 2

Diorzanora, Bella., Maswar Patuh Priyadi. 2019. PENGARUH PENGUNGKAPAN


INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. Journal. Surabaya:
Jurnal Riset. STESIA Surabaya.

Erliana Saragih, S.E. M.Si, Afni. 2017. PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL (HUMAN
CAPITAL, STRUCTURAL CAPITAL DAN CUSTOMER CAPITAL) TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA. Journal. Malang: Program Sarjana. Universitas Muhammadiyah
Malang.

Ghozali,I. dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Penerbit Universitas Diponegoro.


Semarang.

Heal, Geoffrey, dan Garret, Paul, (2004) “Corporate Social Responsibility, an Economic and
Financial Framework”, Columbia Business School, 2004. available online:
www.papers.ssrn.com (accessed January 2021)

Ida Putri Harahap, Tukma., Aditya Septiani. 2019. PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. Jornal. Semarang: Program Sarjana.
Universitas Diponegoro.
ISO 26000. “Guidance on Social Responsibility”. Available online at:
http://www.pmhr.ir/unit/apo/pdf/iso26000/mod_2_iso_26000.pdf. (Accessed
December 2020)

Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Theory of the firm: managerial behavior, agency
costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3, 305-360.

33
Kusuma Astari, Rahmadhanty., Darsono. 2020. PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL
TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN. Jurnal. Semarang: Program Sarjana.
Universitas Diponegoro.

Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Naek, Tiopan., Lauw Tjun Tjun. 2020. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap
Kinerja Perusahaan dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel
Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-
2017. Journal. Bandung: Program Sarjana. Universitas Kristen Maranatha.

Pulic, A. (2004). Intellectual capital - does it create or destroy value ? Measuring Business
Excellence, 8(1), 62–68. https://doi.org/10.1108/13683040410524757

Roslender, R, and R. Fincham. 2004. “Intellectual Capital: Who Counts, Controls?”.


Accounting and the Public Interest (API), vol. 4.

Sangkala. 2006. “Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun Daya Saing
Perusahaan”. Yapensi. Jakarta.

Santoso, Budi Teguh (2008), “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility


terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan di BEI)”. Skripsi
Unsyiah

Sayekti, Yosefa dan L. S. Wondabio, (2007), Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning
Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi X K-AKPM 08: Makasar, 26-28 Juli
2007
Siegel, Donald S., dan Paul, Catherine J. M., (2006) “Corporate Social Responsibility and
Economic Performance”, Springer Science Business Media, LLC, (J Prod Anal 26,
p. 207-211), available online: www.papers.ssrn.com (accessed January 2021).

Tan, H.P., D. Plowman, P. Hancock. (2007). “Intellectual Capital and financial returns of
companies”. Jounal of Intellectual Capital. Vol 8 No. 1. Pp. 76-95.

Ulum, Ihyaul, (2009). “Intellectual Capital, Konsep dan Kajian Empiris”, Yogyakarta :
Graha Ilmu.

Ulum, Ihyaul, I. Ghozali dan A. Chariri, (2008).“Intellectual Capital dan Kinerja


KeuanganPerusahaan; Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Squares”.
SimposiumNasional Akuntansi XI: Pontianak, 23-25 Juli 2008.

34

Anda mungkin juga menyukai