I. JUDUL
Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management, Pengungkapan
Intellectual Capital Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
1
pengungkapan ERM berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
hasil penelitian Pamungkas dan Maryati (2017) menunjukan bahwa
pengungkapan ERM tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hal tersebut
dikarenakan kebijakan di Indonesia investor hanya mempertimbangkan dalam
investasi beberapa hal saja seperti Debt to aset ratio (DAR) dan tidak
mengapresiasikan penerapan ERM.
Faktor lain yang mempegaruhi nilai perusahaan adalah intellectual capital,
Intellectual Capital (IC) adalah bagian dari aset tidak berwujud yang terdiri dari
tiga komponen utama organisasi, yaitu modal manusia (human capital), modal
organisasi (structural capital atau organizational capital), dan modal pelanggan
(relational capital atau customer capital). Ketiga komponen tersebut merupakan
aspek-aspek penting yang diperlukan oleh perusahaan untuk memaksimalkan
kinerja perusahaan (Sunitha, dkk. 2017). Hasil penelitian dari Sirojudin dan
Nazaruddin (2016) membuktikan bahwa pengungkapan intellectual capital
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Issabella
(2015) membuktikan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Faktor terakhir yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah
profitabilitas. Menurut Dewi dan Wirajaya (2013) nilai perusahaan dapat pula
dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan.
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun
modal sendiri (Sartono, 2010:122). Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan
Wirajaya (2013) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh pada nilai
perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Herawati (2012)
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang menguji tentang nilai
perusahaan, penelitian ini merupakan pengembangan dan replikasi dari penelitian
yang dilakukan oleh Sunitha,dkk (2017) hasil penelitian menunjukan bahwa
pengungkapan enterprise risk management dan pengungkapan intellectual capital
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Adapun perbedaan penelitian
2
ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian Sunitha,dkk (2017)
menggunakan variabel pengungkapan enterprise risk management dan
pengungkapan intellectual capital sebagai variavel independen sedangkan nilai
perusahaan sebagai variabel dependen. Sedangkan penelitian ini menambahkan
satu variabel profitabilitas, alasan menambah variabel profitabilitas karena
menurut Saidi (2004), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah
untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh
laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan
nilai perusahaan menjadi lebih baik sehingga penting untuk diteliti lebih lanjut.
penelitian ini menggunakan sampel sektor manufaktur dengan metode perposive
sampling agar lebih konsisten dalam kategori suatu perusahaan. Pemilihan sampel
di sektor ini karena semakin besarnya tuntutan dari stakeholder mengenai
kepastian risiko yang ditanggung oleh stakeholder pada perusahaan manufaktur.
Perusahaan manufaktur juga pasti memiliki banyak tenaga ahli yang mempunyai
potensi luar biasa dan sudah sampai sejauh mana perlakuan terhadap intellectual
capital ini karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang
kegiatannya meliputi masyarakat banyak. Selanjutnya bidang kerja Perusahaan
manufaktur meliputi pada untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai
ke produksi dengan teknologi tinggi, atau dengan kata lain perusahaan manufaktur
merupakan dunia industri, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam
skala yang besar. Karena sebab itulah pengungkapan IC, profitabilitas, dan ERM
sangat penting guna melihat nilai perusahaan. Perbedaan selanjutnya pada tahun
penelitian, periode penelitian sebelumnya 2010-2014 sedangkan pada penelitian
ini menggunakan periode penelitian tahun 2015-2017. Dengan menambahkan
perbedaan pada penelitian sebelumnya diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengungkapan
Enterprise Risk Management, Pengungkapan Intellectual Capital Dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan”
3
IV. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah pengungkapan enterprise risk management berpengaruh
terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah pengungkapan intellectual capital berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
V. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris :
1. Untuk menganalisis pengaruh pengungkapan enterprise risk
management terhadap nilai perusahaan
2. Untuk menganalisis pengaruh pengungkapan intellectual capital
terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
4
VII. TINJAUAN PUSTAKA
7.1. Stakeholder Theory
Kemakmuran suatu perusahaan sangat bergantung kepada dukungan dari
para stakeholdernya. Stakeholder diartikan sebagai pemangku kepentingan yaitu
pihak atau kelompok yang berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung
terhadap eksistensi atau aktivitas perusahaan, dan karenanya kelompok tersebut
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan (Ayudia, 2017).
Menurut Ghozali dan Chariri (2007) stakeholder theory menyatakan bahwa
perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan
perusahaan, namun juga harus memberikan manfaat bagi stakeholder (pemegang
saham, kreditor, konsumen, pemasok, analis, karyawan, pemerintah, dan pihak
lain seperti masyarakat yang merupakan bagian dari lingkungan sosial).
Menurut Sunitha, dkk (2017) tujuan utama dari teori stakeholder adalah
untuk membantu manajemen perusahaan dalam meningkatkan penciptaan nilai
sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan meminimalkan
kerugian yang mungkin muncul bagi stakeholder.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stakeholder theory
menyatakan kepentingan tidak hanya ada pada pemilik atau manajemen
perusahan, namun kepentingan juga dimiliki oleh para pemangku kepentingan
yang lain yang ikut berkontribusi pada perusahaan. Maka dari itu, perusahaan
akan bereaksi dengan melakukan aktivitas-aktivitas pengelolaan yang baik dan
maksimal atas sumber-sumber ekonomi untuk mendorong kinerja keuangan dan
nilai perusahaan sesuai dengan harapan para stakeholder (Sunitha, dkk. 2017).
5
definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Signaling theory menuntut
perusahaan untuk mengungkapkan informasi baik informasi financial maupun
nonfinancial dalam upaya memberikan sinyal positif bagi pihak eksternal
perusahaan untuk pengambilan keputusan.
6
pengambilan keputusan yang tepat bagi para pemangku kepentingan. Informasi
yang penyajian rincian terlalu banyak justru akan mengaburkan informasi yang
signifikan dan menimbulkan kontroversi, sehingga laporan keuangan menjadi
sulit untuk dipahami, oleh karena itu pengungkapan yang tepat mengenai
informasi yang penting bagi para investor dan pihak lainnya hendaknya bersifat
cukup, wajar dan lengkap.
7
7.5 Jenis-jenis Risiko
Menurut Vernon A Musselman dan John H. Jackson (1992:133-134)
menyatakan ada dua jenis risiko, yaitu: spekulatif dan murni.
1. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif ialah penyingkapan (exposures) yang bisa
mengakibatkan adanya kemungkinan untung rugi. Menurut Fahmi
(2011:6) risiko murni dapat dikelompokan pada 4 (empat) tipe risiko
yaitu :
a. Risiko Pasar, merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga di
pasar. Contohnya harga saham mengalami penurunan sehingga
menumbulkan kerugian.
b. Risiko kredit, merupakan risiko yang terjadi karena counter party
gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Contohnya
timbulnya kredit macet, presentase piutang meningkat.
c. Risiko likuiditas, merupakan risiko karena ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan kas. Contohnya kepemilikan kas menurun,
sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat, menyebabkan
perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya.
d. Risiko operasional, merupakan risiko yang disebabkan pada kegiatan
operasional yang tidak berjalan dengan lancar. Contohnya terjadi
kerusakan pada komputer karena berbagai hal termasuk terkena virus.
8
b. Risiko karyawan, merupakan risiko karena apa yang dialami oleh
karyawan yang bekerja diperusahaan/organisasi tersebut. Contohnya
kecelakaan kerja hingga aktivitas perusahaan terganggu.
c. Risiko legal, merupakan risiko dalam bidang kontrak yang
mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana.
Contohnya perselisihan dengan perusahaan lain sehingga adanya
persoalan seperti ganti kerugian.
9
7.7 Manfaat Enterprise Risk Management
Menurut Fahmi (2011:3) dengan diterapkannya manajemen risiko di suatu
perusahaan ada beberapa manfaat yang akan diperoleh yaitu:
1. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil
setiap keputusan, sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati
(prudent) dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai
keputusan.
2. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh-
pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka
panjang.
3. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindari risiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian
khususnya kerugian dari segi finansial.
4. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
5. Dengan adanya konsep manajemen risiko (risk management concept)
yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun
arah dan mekanisme secara suistinable (berkelanjutan).
10
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan
enterprise risk management merupakan informasi yang diungkapkan perusahaan
mengenai pengelolaan risiko beserta dampak yang akan terjadi dimasa yang akan
datang. Pengungkapan ERM yang berkualitas tinggi pada suatu perusahaan
memberikan dampak positif terhadap persepsi pelaku pasar (Baxter, 2013).
Maksud dari positif yang dimiliki oleh pelaku pasar atas perusahaan adalah
perusahaan akan mendorong para pelaku pasar untuk memberikan harga yang
tinggi pada perusahaan tersebut sehingga nilai perusahaan akan menjadi
tinggi.
11
7.9.2 Pengertian Pengungkapan Intellectual Capital
Menurut Sunitha, dkk (2017) pengungkapan IC merupakan salah satu
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang bisa menjadi sinyal positif
bagi perusahaan kepada pengguna informasi. Pengungkapan IC merupakan salah
satu informasi relevan untuk mengurangi asimetri informasi antara emiten dengan
berbagai partisipan di pasar modal.
Ihyaul Ulum (2009:148) menyatakan disclosure intellectual capital dalam
suatu laporan keuangan sebagai salah suatu cara untuk mengungkapkan bahwa
laporan tersebut menggambarkan aktifitas perusahaan yang kredibel, terpadu
(kohesif) serta true and fair.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pengungkapan IC
merupakan informasi yang diungkapkan oleh perusahaan mengenai sumber daya
yang dimiliki perusahaan yang dapat menciptakan nilai perusahaan.
Pentingnya IC dalam menciptakan nilai tambah dan mendorong kinerja keuangan
menyebabkan stakeholder sangat berminat untuk mendapatkan informasi tentang
kepemilikan dan pengelolaan IC suatu perusahaan. Kelompok stakeholder inilah
yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam mengungkapkan
kepemilikan dan pengelolaan IC (Sunitha, dkk 2017).
12
2. Modal Struktural (Structural Capital)
Modal struktural adalah Infrastruktur pendukung, proses dan basis data
organisasi yang memungkinan modal insani dalam menjalankan
fungsinya. Modal struktural juga meliputi perihal seperti gedung,
perangkat keras, perangkat lunak, proses, paten, dan hak cipta. Tidak
hanya itu, modal struktural juga meliputi perihal seperti citra organisasi,
sistem informasi, dan hak milik basis data. Karena keberagamannya ini,
maka modal struktural bisa diklasifikasikan lebih jauh lagi menjadi
modal inovasi, proses, dan organisasi.
3. Modal Relasional (Relational Capital)
Modal Relasional adalah modal yang terdiri dari perihal yang bisa
dengan jelas teridentifikasi seperti hak cipta, perizinan, waralaba,
namun juga bisa meliputi perihal yang tidak tampak konkret seperti
interaksi dengan pelanggan dan hubungan antar manusia.
7.10. Profitabilitas
7.10.1 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba yang dapat digunakan dalam keberlangsungan usahanya.
Profitabilitas juga di gambarkan sebagai prestasi dari sebuah perusahaan karena
profitabilitas dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atas evektifitas pengelolan
suatu badan usaha (Ayu dan Suarjaya, 2017). Suatu perusahaan harus berada
dalam keadaan yang menguntungkan, tanpa adanya keuntungan maka, perusahaan
sulit untuk melanjutkan usahanya. Jadi perhitungan profitabilitas dimaksudkan
untuk mengetahui sampai seberapa jauh manajemen perusahaan mengendalikan
usaha secara efisisen.
Menurut Saidi (2004), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah
untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh
laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan
nilai perusahaan menjadi lebih baik. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran
yang akan dicari adalah laba dan pengembalian atas investasi perusahaan.
Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal antara lain
13
profitabilitas perusahaan itu sendiri. Adapun manfaat profitabilitas yaitu untuk
mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode,
mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dan tahun sekarang,
mengetahui perkembangan laba dari tahun ke tahun, mengetahui besarnya laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri dan mengetahui produktivitas dari
seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal
sendiri. Menurut Houston (2006) rasio profitabilitas disebut juga rasio kinerja
operasi. Rasio profitabilitas atau kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi
margin laba dari aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan. Rasio profitabilitas
akan menunjukkan efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil
operasi.
14
saham dipasar, dimana semakin tinggi nilai pasar atau harga saham makan akan
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi para stakeholder.
15
dan signifikan pada
nilai perusahaan
ukuran perusahaan
tidak berpengaruh
pada nilai
perusahaan.
4 Pamungkas dan Pengaruh Analisis Intellectual Capital
Maryati (2017) enterprise risk regresi linear Disclosure (ICD)
management berganda dan Debt To Aset
Disclosure, Ratio (DAR)
intellectual berpengaruh
capital terhadap Nilai
disclosure dan Perusahaan.
Debt to aset Namun, Enterprise
ratio terhadap Risk Management
nilai perusahaan Disclosure (ERMD)
tidak berpengaruh
terhadap Nilai
Perusahaan.
5 Sanjaya dan Pengaruh Analisis ERM dan variabel
Linawati (2015) Penerapan regresi linear kontrol yang terdiri
Enterprise Risk berganda dari ukuran
Management dan perusahaan serta
Variabel Kontrol leverage
Terhadap Nilai berpengaruh
Perusahaan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
16
IX. Kerangka Pemikiran
Secara diagramatis dari beberapa faktor pengaruh pengungkapan Enterprise
Risk Management, pengungkapan Intellectual Capital dan Profitabilitas terhadap
nilai Perusahaan.
Untuk mengetahui hal tersebut kerangka pemikiran penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Enterprise Risk
Management
(X1 )
(+)
Profitabilitas (+)
(X3 )
17
X. Hipotesis Penelitian
10.1. Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management Terhadap Nilai
Perusahaan
Menurut Ghozali dan Chairiri (2007) Stakeholder Theory menyatakan
bahwa dalam suatu perusahaan informasi merupakan hal yang sangat penting,
terlebih lagi mengenai informasi keuangan maupun nonkeuangan. Manajemen
selaku pemangku tanggung jawab dalam perusahaan sudah seharusnya
mempersiapkan informasi yang dibutuhkan bagi pemanggku kepentingan
(stakeholders). Stakeholders selaku pemangku kepentingan tentu saja ingin
mengetahui bagaimana aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan sehingga
dapat meminimalisir resiko yang akan terjadi seperti kerugian yang akan terjadi
(Baxter, 2013).
Penelitian terkait pengungkapan enterprise risk management terhadap nilai
perusahaan pernah dilakukan oleh Hirza, (2016), Sunitha, dkk (2017), Handayani,
(2017). Hasil penelitiannya selaras dengan peneliti sebelumnya, yakni
pengungkapan enterprise risk management berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
ERM merupakan salah satu informasi yang diperlukan oleh stakeholder,
didalamnya terdapat informasi mengenai pengelolaan risiko dan implementasi
ERM dalam suatu perusahaan dapat membantu mengontrol akivitas manajemen
sehingga perusahaan dapat meminimalisasi terjadinya kecurangan yang dapat
merugikan perusahaan dan stakeholders (Sunitha, dkk 2017). Pengungkapan ERM
merupakan informasi mengenai pengelolaan risiko, yang dimulai dari dugaan
risiko yang akan terjadi, langkah yang diambil atas risiko tersebut dan dampaknya
bagi perusahaan pada masa yang akan datang. ERM yang tinggi menggambarkan
adanya tata kelola risiko perusahaan yang baik, termasuk juga memastikan
pengendalian internal perusahaan tetap terjaga dan pengungkapan ERM yang
berkulitas tinggi pada perusahaan memberikan dampak positif terhadap persepsi
pelaku pasar (Handayani, 2017). Pengungkapan enterprise risk management
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena pengungkapan enterprise
risk management sangat penting untuk menaikkan nilai perusahaan di mata
investor dan adanya ERM dalam perusahaan dapat dijadikan pengontrol aktivitas
18
manajemen perusahaan untuk meminimalisir kecurangan dan risiko kerugian pada
perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis bahwa :
H1: Pengungkapan Enterprise Risk Management Berpengaruh Positif Terhadap
Nilai Perusahaan.
19
mengungkapkan IC secara sukarela dengan harapan bahwa informasi tersebut
dapat menginterpretasikan sebagai upaya perusahaan dalam memaksimalkan
kinerjanya, pemaksimalan kinerja ini akan menjadi persepsi positif bagi para
stakeholders (Widarjo, 2011). Pengungkapan IC yang mengandung nilai positif
akan mendorong perubahan dalam volume perdagangan saham karena pelaku
pasar cenderung akan membayar lebih tinggi saham perusahaan yang memiliki IC
yang lebih sehingga nilai perusahaan akan meningkat (Sirojudin dan Ietje, 2014).
Pengungkapan intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan karena pengungkapan intellectual capital sangat penting dengan
harapan bahwa informasi tersebut dapat menginterpretasikan sebagai upaya
perusahaan dalam memaksimalkan kinerjanya dan berdampak pada nilai
perusahaan itu sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis bahwa :
H2: Pengungkapan Intellectual Capital Berpengaruh Positif Terhadap Nilai
Perusahaan
20
(Garmayuni, 2015). Semakin tinggi angka profitabilitas yang tercantum dalam
laporan keuangan perusahaan berarti semakin baik kinerja keuangan perusahaan
maka akan mencerminkan kekayaan investor yang semakin besar dan prospek
perusahaan kedepan dinilai menjanjikan (Ayu dan Suarjaya, 2017).
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena
profitabilitas menggambarkan keadaan laporan keadaan keuangan perusahaan di
masa sekarang yang di gunakan untuk kinerja masa depan perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis bahwa :
H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
21
XI. METODELOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan data yang berbentuk
angka pada analisis statistik, sedangkan menurut eksplanasinya, penelitian ini
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih melalui pengujian hipotesis. Berdasarkan tingkat penjelasan
dari kedudukan variabelnya maka penelitian ini bersifat asosiatif kausal, yaitu
penelitian yang mencari hubungan (pengaruh) sebab akibat, yaitu variabel
independen/bebas (X) terhadap variabel dependen/terikat (Y). Dalam penelitian
ini, variabel dependennya adalah nilai perusahaan dan independennya
pengungkapan enterprise risk management, intellectual capital dan profitabilitas
yang dilakukan pengujian dengan menggunakan model analisis regresi liniear
berganda, alat pengolahan data statistik dalam penelitian ini dengan berbantuan
komputer yaitu SPSS, dengan tingkat signifikansi 5% atau tingkat kepercayaan
95%.
2. Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
atau dokumenter, yaitu laporan tahunan (annual report) pada tahun 2015 s.d. 2017
dari perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia.
22
5. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan laporan tahunan
dimana perusahaan ini mendapatkan laba bersih positif selama periode
2015-2017.
5. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel terikat yang dapat dipengaruhi oleh
variabel bebas atau variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar yang mampu
memberikan kemakmuran bagi pemegang saham secara maksimum jika harga
saham perusahaan meningkat. Proksi dari nilai perusahaan yang digunakan adalah
Tobin’s Q. Nilai Tobin’s Q untuk perusahaan yang rendah yaitu antara 0 sampai 1
menunjukkan bahwa biaya penggantian aktiva perusahaan lebih besar
dibandingkan dengan nilai pasar perusahaan tersebut yang berarti pasar menilai
kurang perusahaan tersebut. Nilai Tobin’s Q untuk perusahaan yang tinggi yaitu
lebih dari 1menunjukkan bahwa nilai perusahaan lebih besar dibandingkan dengan
nilai aktiva perusahaan yang tercatat yang berarti masih ada beberapa aktiva
perusahaan yang tidak terukur atau tercatat.
23
Modifikasi rumus Tobin’s Q versi menurut Klapper dan Love (2005) telah
digunakan secara konsisten karena disederhanakan pada berbagai simulasi.
Formulasi rumus Tobin’s Q versi Klapper dan Love (2005) yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
𝑀𝐸+𝐷
Tobin’s Q =
𝑇𝐴
Keterangan :
Tobin’s Q : Nilai perusahaan
ME : Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar di akhir tahun
dengan harga penutupan saham (closing price) di akhir tahun
D : Nilai pasar hutang yang diperoleh dari hasil kewajiban lancar
dikurangi aset lancar ditambah kewajiban jangka panjang
TA : Total aset perusahaan
6. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebas yang dapat mempengaruhi variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah enterprise risk
management, intellectual capital dan pofitabilitas.
24
Pengukuran yang digunakan untuk menganalisis pengungkapan
pengungkapan IC dihitung dengan rumus berikut :
Σ𝑖𝑗 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑚
ICDI =
Σ𝑖𝑗 𝐴𝐷𝑖𝑡𝑒𝑚
Keterangan :
ICDI = IC Disclosure Index
∑ij Ditem = Total skor item IC yang diungkapkan
∑ij ADitem = Total item IC yang seharusnya diungkapkan
6.3. Profitabilitas
Menurut Margaretha (2014) bahwa rasio profitabilitas merupakan
rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Menurut
Margaretha (2014) Terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang
dapat digunakan untuk menilai dan mengukur posisi keuangan
perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode,
namun saya hanya menggunakan rumus Return On Asset (ROA). ROA
biasa juga disebut sebagai ROI (Return On Investment). ROA
merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak (dikurangi dividen
saham biasa) dengan aktiva atau ekuitas yang telah diinvestasikan
pemegang saham diperusahaan. Rumus yang digunakan adalah:
25
hipotesis, deskriptif statistik, teknik analisis dan data pengujian hipotesisnya
menggunakan analisis regresi liniear berganda. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS versi 22.0. Berikut ini akan dijelaskan
tahapan-tahapan pengujian dalam penelitian ini .
8. Statistik Deskiptif
Statistik deskiptif memberikan gambaran atau deskipsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kuartosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011:19).
26
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser (Ghozali,
2006: 125). Pada uji Glejser, nilai residual absolut diregresi dengan variabel
independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen,maka terdapat indikasi terjadi
heteroskedasitas.
9.3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antar variabel independen dalam model regresi. Dalam model regresi yang
baik, seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Cara
mendeteksi keberadaan multikolinieritas dalam model regresi penelitian ini
mengikuti salah satu cara menurut Ghozali (2006) yaitu dengan melihat
nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Dikatakan terdapat multikolinearitas apabila
ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 atau
nilai VIF lebih dari 10.
9.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Uji Durbin-
Waston (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first
order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)
dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel
independen (Ghozali, 2011:110).
Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)
27
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
28
Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel independen
dengan tingkat nilai perusahaan maka dilakukan pengujian-pengujian hipotesis
penelitian terhadap variabel-variabel dengan pengujian di bawah ini.
29
Membandingkan nilai statistik F hitung dengan nilai statistik F tabel:
a. Apabila nilai statistik F hitung < nilai statistik F tabel, maka Ho
diterima.
b. Apabila nilai statistik F hitung > nilai statistik F tabel, maka H o
ditolak.
30
Daftar Pustaka
Ayu, Dea Putri dan Suarjaya, A.A. Gede. (2017). Pengaruh Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility
Sebagai Variabel Mediasi pada Perusahaan Pertambangan. Jurnal
Manajemen Unud. Vol. 6, Hal. 1112-1138.
31
COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission),
(2004). Ernterprise Risk Management-Integrated Framework. America.
Dewi, Ayu Sri Mahatma dan Ary, Wirajaya. (2013). Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, ISSN: 2302-8556.
Ghozali, Imam dan Anis, Chariri. (2007). Teori Akuntansi Semarang. Badan
Penerbit Universitas Dipenogoro.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
32
Hamidah, Hartini, dan Umi, Mardiyati. (2015). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, BI,
Profitabilitas, dan Risiko Finansial Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Riset Manajemen Sains Indonesia. Vol. 6, Hal. 315-416.
Hendriksen, Eldon S. dan Michel, F. Van Breda. (2002). Teori Akuntansi. Batam:
Interaksara.
33
Hermuningsih, Sri. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur
Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia.
Yogyakarta: University Of Sarjanawiyata Taman Siswa Yogyakarta.
Jatmiko. (2015). Utang group Bakrie capai 90 Triliun setara 55 pendapatan negara
APBN, di akses dari Https://www.bareksa.com/id/teks/2014/10/13/utang-
group-bakrie-capai-90triliun-setara-55-pendapatan-negara-di-APBN/, pada
20 juli 2018.
34
Margaretha, Farah. (2011).Manajemen Keuangan Untuk Manager nonkeuangan.
Jakarta: Erlangga.
Miller, J.C and R.H, Whiting. (2005). Voluntary disclosure of intellectual capital
and the hidden value. Journal of Economics Literature.
Pamungkas, Achmad Sidiq, dan Maryati, Sri. (2017). Pengaruh Enterprise Risk
Management Disclosure, Intellectual Capital Disclosure dan Debt To
Asset Ratio Terhadap Nilai Perusahaan. Seminar nasional. IBI Darmajaya.
35
Rafiudin, Hanafiah. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Jenis Industri, Tingkat
Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Resiko. Jurnal
Ekonomi. Vol. 2, ISSN:2302-7169.
Rizqia, Dwita ayu. Aisjah, siti dan Sumiati (2013). Effect of Managerial
Oewrship, Financial Leverage, Profitabilitas, Firm Size and Investment
Opportunity on Dividen Policy and Firm Value. Jurnal Keuangan dan
Akuntansi. Vol. 4, Hal. 120-130.
Sirojudin, Gatot Ahmad dan Ietje, Nazarudin. (2014). Pengaruh Modal Intelektual
dan Pengungkapannya Terhadap Nilai dan Kinerja Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Investasi, Vol.15, Hal. 77-89.
Sunitha, Devi. I Gusti, Nyoman Budiasih dan I Dewa, Nyoman Bandera. (2017).
Pengaruh Pengungkapan Enterprise Risk Management dan Pengungkapan
Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Indonesia. Vol. 14, Hal. 20-45.
36
Widarjo, Wahyu. (2011). Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal
Intelektual Pada Nilai Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 8, Hal. 157-170.
37