Anda di halaman 1dari 10

163

Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Vol. 7, No. 2 , Hal: 163 - 172 November 2018
ISSN : 2656-4955 (media online): 2656-8500 (media cetak)

PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN KEBIJAKAN HUTANG


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG LISTED
DI BURSA EFEK INDONESIA

Edy Sucipto
edydinkopjateng@gmail.com

Bambang Sudiyatno
bsud@edu.unisbank.ac.id
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang, Indonesia

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk menguji pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, dan kebijakan hutang terhadap nilai
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
semua perusahaan manufaktur yang tercatat (Go Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat (Go Public) di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2011-2013. Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
judgment sampling, yaitu salah satu bentuk purposive sampling dengan mengambil sampel yang telah
ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Berdasarkan hal tersebut dapat diperoleh sampel
36 perusahaan. Metode analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Berdasarkan analis yang
dilakukan, penelitian ini menyimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan, Kebijakan dividen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan dan Kebijakan hutang
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: profitabilitas, kebijakan deviden, kebijakan hutang, dan nilai perusahaan

BSTRACT
Based on this, the research has the aim to test the effect of profitability, dividend policy, and the policy of debt to the
value of companies listed on the Indonesia Stock Exchange. In this study population is all listed manufacturing
companies (Go Public) at the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2011-2013. The sample in this study are listed
manufacturing companies (Go Public) at the Indonesian Stock Exchange (BEI) 2011-2013. The sampling method used
in this study is judgment sampling method, which is one form of purposive sampling by sampling predetermined based
on the intent of the study. Based on this can be obtained samples 36 companies. Methods of data analysis using multiple
linear regression analysis. Based analyst who conducted the study concluded that profitability has a significant
influence on the value of the firm's dividend policy has a significant influence on the value of companies and debt policy
has no significant effect on firm value.

Keywords: profitability, dividend policy, debt policy, and value of the company

PENDAHULUAN perusahaan, karena dengan memaksimalkan


Perusahaan didirikan dengan tujuan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan
untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. kemakmuran pemegang saham yang merupakan
Harga saham akan meningkat apabila nilai tujuan utama perusahaan (Subramanyam, 2010).
perusahaan meningkat yang ditandai dengan Menurut Taswan dan Soliha (2012), nilai
tingkat pengembalian investasi yang tinggi pada perusahaan yang tinggi menjadi keinginan
pemegang saham. Nilai perusahaan adalah nilai pemilik perusahaan, sebab dengan nilai
yang mencerminkan berapa harga yang bersedia perusahaan yang tinggi menunjukan
dibayar oleh investor untuk suatu perusahaan. kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Harga saham yang tinggi membuat nilai Nilai perusahaan dapat dipengaruhi oleh
perusahaan juga tinggi. Memaksimalkan nilai profitabilitas, kebijakan dividen dan kebijakan
perusahaan sangat penting artinya bagi suatu hutang. Menururt Alfredo dkk (2010)
164
Edy Sucipto dan Bambang Sudiyatno Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

mengemukakan bahwa nilai perusahaan sahamnya. Selain itu perusahaan manufaktur


dipengaruhi oleh kebijakan hutang dan merupakan jenis perusahaan yang paling banyak
profitabilitas. Menurut Rika (2010) nilai terdaftar dan paling aktif memperdagangkan
perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan dividen sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari
dan profitabilitas. pada perusahaan non manufaktur. Hal ini dapat
Pemilihan rasio profitabilitas dilihat bahwa perusahaan manufaktur memiliki
didasarkan pada alasan bahwa rasio tingkat nilai perusahaan yang tinggi yang
profitabilitas menunjukan efektifitas atau diwujudkan dengan tingginya tingkat harga
kinerja perusahaan dalam menghasilkan tingkat sahamnya. Berdasarkan hal tersebut, maka
keuntungan dengan menggunakan aset yang penelitian ini difokuskan pada perusahaan
dimilikinya. Rasio profitabilitas terdiri atas manufaktur untuk dijadikan sebagai objek
profit margin, basic earning power, return on penelitian dalam kaitannya dengan faktor-faktor
assets, dan return on equity. Dalam penelitian yang mempengaruhi nilai perusahaan.
ini rasio profitabilitas diukur dengan return on
equity (ROE). Return on equity (ROE) LANDASAN TEORI DAN
merupakan rasio yang menunjukkan PENGEMBANGAN HIPOTESIS
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba bersih untuk pengembalian ekuitas Modigliani dan Miller yang biasa
pemegang saham. ROE merupakan rasio disebut MM dalam Anantasia (2012)
keuangan yang digunakan untuk mengukur menggunakan beberapa asumsi untuk menopang
profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil dalilnya yaitu 1). Individu dan perusahaan dapat
ROE maka kinerja perusahaan semakin baik. meminjam atau meminjamkan pada tingkat
Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa bunga pasar yang sama, 2). Tidak ada risiko
kinerja manajemen meningkat dalam mengelola kebangkrutan, 3). Tidak ada biaya transaksi atau
sumber dana pembiayaan operasional secara hambatan untuk memperoleh informasi
efektif untuk menghasilkan laba bersih (Mardiyanto, 2008).
(profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan Apabila pajak tidak diperhitungkan,
bahwa selain memperhatikan efektivitas MM model berpendapat bahwa kenaikan hutang
manjemen dalam mengelola investasi yang pada struktur modal akan menaikkan ROE
dimiliki perusahaan, investor juga (Return On Equity) sekaligus menaikkan pula
memperhatikan kinerja manajemen yang risiko investor. Karena dua pengaruh itu saling
mampu mengelola sumber dana pembiayaan meniadakan, tanpa pajak dan risiko
secara efektif untuk menciptakan laba bersih. kebangkrutan, nilai suatu perusahaan tidak
ROE menunjukkan keuntungan yang akan terpenguruh oleh tingkat leverage
dinikmati oleh pemilik saham.
Dalam penelitian ini peneliti memilih
perusahaan – perusahaan yang tergabung dalam Agency Theory
indrustri manufaktur. Perusahaan manufaktur Agency Theory adalah sebuah kontrak
adalah perusahaan yang kegiatannya membeli antara pihak pemegang saham dan pihak
bahan baku, mengolah bahan baku dan manajer perusahaan. Inti dari hubungan
kemudian menjualnya. Sektor manufaktur keagenan adalah adanya pemisahan antara
memiliki rata-rata pertumbuhan harga saham kepemilikan dan pengendalian. Adanya
yang paling tinggi jika dibandingkan dengan perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak
perusahaan sektor lain yang terdaftar di Bursa dapat menimbulkan konflik keagenan.
Efek Indonesia (BEI), sehingga dapat Corporate governance merupakan respon
disimpulkan bahwa perusahaan manufaktur perusahaan terhadap konflik tersebut. Aspek-
merupakan kelompok perusahaan industri yang aspek corporate governance seperti
semakin berkembang pesat dalam kegiatan kepemilikan manajerial, kepemilikan
bisnis dengan nilai transaksi yang sangat besar institusional, proporsi komisaris independen,
yang diwujudkan dengan tingkat harga dan jumlah anggota komite audit dipandang
165
Vol. 7 No.2, November 2018 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

sebagai mekanisme kontrol yang tepat untuk hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada
mengurangi konflik keagenan. perusahaan.
Darwin (2004) menyatakan bahwa Signalling theory menjelaskan mengapa
Agency Theory menggunakan tiga asumsi sifat perusahaan mempunyai dorongan untuk
manusia yaitu : (1) Manusia umumnya memberikan informasi laporan keuangan pada
mementingakan diri sendiri (self interest), (2) pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk
manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai memberikan informasi karena terdapat asimetri
persepsi masa mendatang (bounded rationality) informasi antara perusahaan dan pihak luar
dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk karena perusahaan mengetahui lebih banyak
averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia mengenai perusahaan dan prospek yang akan
tersebut manajer sebagai manusia akan datang daripada pihak luar (investor dan
bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kreditur). Kurangnya informasi bagi pihak luar
kepentingan pribadinya. mengenai perusahaan menyebabkan mereka
Konsep Agency Theory di dasari pada melindungi diri mereka dengan memberikan
permasalahan agensi yang muncul ketika harga yang rendah untuk perusahaan.
pengurusan suatu perusahaan terpisah dari Perusahaan dapat meningkatkan nilai
kepemilikannya. Perusahaan merupakan perusahaan dengan mengurangi informasi
mekanisme yang memberikan kesempatan asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi
kepada berbagai partisipan untuk berkontibusi informasi asimetri adalah dengan memberikan
dalam bentuk modal, keahlian serta tenaga kerja sinyal pada pihak luar.
dalam rangka memaksimumkan keuntungan Signalling theory menyatakan
jangka panjang. Partisipan-partisipan yang pengeluaran investasi memberikan sinyal positif
berkontribusi pada modal disebut sebagai tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang
pemilik. Partisipan-partisipan yang akan datang, sehingga meningkatkan harga
berkontribusi dalam keahlian dan tenaga kerja saham sebagai indikator nilai perusahaan
disebut pengelola perusahaan (agen). Adanya (Hasnawati, 2005). Peningkatan hutang juga
dua partisipan tersebut (principal dan agen) dapat diartikan pihak luar tentang kemampuan
menyebabkan timbulnya permasalahan tentang perusahaan untuk membayar kewajibannya di
mekanisme yang harus di bentuk untuk masa yang akan datang atau risiko bisnis yang
menyelaraskan kepentingan yang berbeda rendah, sehingga penambahan hutang akan
diantara keduannya. memberikan sinyal positif (Brigham dan
Houston, 2011). Ini karena perusahaan yang
Signalling Theory meningkatkan hutang dapat dipandang sebagai
Menurut Brigham dan Houston (2011) perusahaan yang yakin dengan prospek
isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang perusahaan di masa yang akan datang.
diambil perusahaan untuk memberi petunjuk Kebijakan dividen sering dianggap
bagi investor tentang bagaimana manajemen sebagai sinyal bagi investor dalam menilai baik
memandang prospek perusahaan. Sinyal ini buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena
berupa informasi mengenai apa yang sudah kebijakan dividen dapat membawa pengaruh
dilakukan oleh manajemen untuk terhadap harga saham perusahaan. Kenaikan
merealisasikan keinginan pemilik. Informasi jumlah dividen dianggap sebagai sinyal bahwa
yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan manajemen perusahaan meramalkan laba yang
hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap baik di masa depan (Brigham dan Houston,
keputusan investasi pihak diluar perusahaan. 2011). Penggunaan dividen sebagai isyarat
Informasi tersebut penting bagi investor dan berupa pengumuman yang menyatakan bahwa
pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya suatu perusahaan telah memutuskan untuk
menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, menaikkan dividen per lembar saham mungkin
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun diartikan oleh penanam modal sebagai sinyal
masa yang akan datang bagi kelangsungan yang baik, karena dividen per saham yang lebih

165
166
Edy Sucipto dan Bambang Sudiyatno Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

tinggi menujukkan bahwa perusahaan yakin yang tidak bisa diduga, mengakibatkan
arus kas masa mendatang akan cukup besar bahwa dana hasil operasi kadang-kadang
untuk menanggung tingkat dividen yang tinggi. melebihi kebutuhan dan untuk investasi,
meskipun pada kesempatan yang lain,
Trade-off Theory mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi
Teori trade-off (Brealey dan Myers, kurang dari kebutuhan investasi, maka
1991 dalam Rita, 2009) menyatakan bahwa perusahaan akan mengurangi saldo kas atau
adanya penghematan pajak (dari perusahaan menjual sekuritas yang dimiliki.
yang berutang) dihilangkan oleh meningkatkan
ekspektasi atas biaya kebangkrutan. 4. Apabila pendanaan dari luar diperlukan,
Bertambahnya tingkat leverage berdampak maka perusahaan akan menerbitkan
meningkatnya probabilitas risiko kebangkrutan, sekuritas yang paling ”aman” terlebih dulu,
dan akhirnya meningkatkan pula biaya yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi,
kebangkrutan. kemudian diikuti oleh sekuritas yang
berkarakteristik opsi (seperti obligasi), baru
Dengan adanya pajak, penggunaan akhirnya apabila masih belum mencukupi,
hutang yang besar dapat memberikan manfaat saham baru diterbitkan
pajak yang besar bagi perusahaan, karena dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Dalam
Variabel - Variabel Penelitian
kenyataannya, ada hal-hal yang membuat
Nilai Perusahaan
perusahaan tidak bias menggunakan hutang
Nilai perusahaan merupakan kondisi
sebanyak-banyaknya. Satu hal yang terpenting
tertentu yang telah dicapai oleh suatu
adalah dengan semakin tingginya hutang akan
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan
semakin tinggi kemungkinan terjadi
VUkebangkrutan, karena semakin tinggi hutang masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui
suatu proses kegiatan selama beberapa tahun,
akan semakin besar bunga yang harus
yaitu sejak perusahaaan tersebut didirikan
dibayarkan. Kemungkinan perusahaan tidak
sampai dengan saat ini. Menurut Husnan (2013)
dapat memenuhi kewajibannya membayar
nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai
hutang dan pokok pinjaman akan semakin besar
pasar perusahaan merupakan harga yang
(financial distress). Debtholder bias
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
membangkrutkan perusahaan jika perusahaan
perusahaan tersebut dijual.
tidak bias membayar hutang (Hanafi,2004),
Nilai perusahaan dapat dihitung
menggunakan Price to Book Value (PBV)
Pecking Order Theory
(Subramanyam, 2010). Nilai pasar berbeda dari
Pecking order theory adalah urutan
nilai buku. Jika nilai buku merupakan harga
sumber pendaanan dari internal (laba ditahan)
yang dicatat pada nilai saham perusahaan, maka
dan eksternal (penerbitan ekuitas baru) (Husnan,
nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di
2008). Teori ini menjelaskan keputusan
pasar bursa tertentu yang terbentuk oleh
pendanaan yang diambil oleh perusahaan.
permintaan dan penawaran saham oleh para
Secara ringkas, teori ini menyatakan bahwa :
pelaku pasar. Rasio nilai pasar memberi
1. Perusahaan menyukai internal financing
manajemen suatu indikasi tentang apa yang
(pendanana dari hasil operasi perusahaan).
dipikirkan oleh investor tentang kinerja masa
2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio lalu dan prospek perusahaan di masa depan
pembagian dividen yang ditargetkan, (Nurhayati, 2013).
dengan berusaha menghindari perubahan Berdasarkan pendekatan konsep nilai
pembayaran dividen secara drastis. pasar atau Price to Book Value tersebut, harga
saham dapat diketahui berada diatas atau
3. Kebijakan dividen yang relatif segan untuk dibawah nilai bukunya. Pada dasarnya, membeli
diubah, disertai dengan fluktuasi saham berarti membeli prospek perusahaan.
profitabilitas dan kesempatan investasi PBV yang tinggi akan membuat investor yakin
167
Vol. 7 No.2, November 2018 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

atas prospek perusahaan dimasa mendatang. dividend) atau dividen dalam bentuk saham
Oleh karena itu keberadaan rasio PBV sangat (stock dividen). Dividen tunai umumnya
penting bagi para investor maupun calon dibagikan secara reguler, baik triwulanan,
investor untuk menetapkan keputusan investasi. semesteran atau tahunan.
Kebijakan dividen dalam penelitian ini
Profitabilitas dikonfirmasi dalam bentuk Dividend Payout
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas Ratio (DPR). Dividend payout ratio adalah
diukur dengan return on equity (ROE). Return perbandingan dividen yang diberikan ke
on equity (ROE) merupakan rasio yang pemegang saham dan laba bersih per saham.
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam Rasio pembayaran dividen (dividend payout
menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ratio) menentukan jumlah laba yang akan dibagi
ekuitas pemegang saham. ROE merupakan rasio dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan
keuangan yang digunakan untuk mengukur sebagai sumber pendanaan. Dividen yang
profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil dibagikan perusahaan ditentukan oleh para
ROE maka kinerja perusahaan semakin baik. pemegang saham pada saat berlangsungnya
Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
kinerja manajemen meningkat dalam mengelola Brigham dan Houston (2011).
sumber dana pembiayaan operasional secara
efektif untuk menghasilkan laba bersih Kebijakan Hutang
(profitabilitas meningkat). Tingkat penggunaan hutang dari suatu
perusahaan dapat ditunjukkan oleh salah
Kebijakan Dividen satunya menggunakan rasio hutang terhadap
Dividen adalah proporsi pembagian ekuitas (DER), yaitu rasio jumlah hutang
laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan terhadap jumlah modal sendiri. Hutang adalah
kepada para pemegang saham perusahaan. pengorbanan manfaat ekonomi yang akan
Apabila perusahaan penerbit saham mampu timbul dimasa yang akan datang yang
menghasilkan laba yang besar maka ada disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat
kemungkinan pemegang sahamnya akan sekarang dari suatu badan usaha yang akan
menikmati keuntungan dalam bentuk dividen dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau
yang besar pula. Dividen diartikan sebagai memberikan jasa kepada badan usaha lain
pembagian laba kepada para pemegang saham dimasa datang sebagai akibat dari
perusahaan sebanding dengan jumlah saham transaksitransaksi yang sudah lalu (Baridwan,
yang dipegang oleh masing-masing pemilik 2004).
(Husnan, 2013). Hutang merupakan suatu mekanisme
Kebijakan dividen berkaitan dengan yang bisa digunakan untuk mengurangi atau
kebijakan mengenai seberapa besar laba yang mengontrol konflik keagenan. Dengan adanya
diperoleh perusahaan akan didistribusikan hutang perusahaan harus melakukan
kepada pemegang saham (Sofyaningsih dan pembayaran periodik atas bunga dan principal
Hardiningsih, 2011). Menurut Keown (2004), (Masdupi, 2005). Penggunaan hutang
rasio pembayaran dividen adalah jumlah dividen perusahaan akan memaksa manajemen untuk
yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bertindak lebih efisien dan tidak konsumtif
bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar. karena adanya risiko kebangkrutan (Nugroho,
Menurut Brigham dan Houston (2011), rasio 2012).
pembayaran dividen adalah persentase laba Penggunaan hutang dapat untuk
dibayarkan kepada para pemegang saham dalam mengurangi agency conflict dan asimetri
bentuk kas. Keputusan dividen menyangkut informasi perusahaan mengeluarkan hutang
keputusan tentang penggunaan laba yang berarti memberikan signal kepada investor akan
menjadi hak para pemegang saham. Dividen kemampuan kondisi keuangan perusahaan di
yang dibagikan dapat berupa dividen tunai (cash masa depan (Nugroho, 20012).

167
168
Edy Sucipto dan Bambang Sudiyatno Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

Definisi utang menurut Baridwan Metode Penelitian


(2004) adalah “utang adalah pengorbanan Perusahaan dalam penelitian ini adalah
manfaat ekonomi yang akan timbul dimasa yang manufaktur yang tercatat di BEI periode 2011
akan datang yang disebabkan oleh – 2013. Adapun jumlah manufaktur yang
kewajibankewajiban di saat sekarang dari suatu tercatat di BEI periode 2011 – 2013 berjumlah
badan usaha yang akan dipenuhi dengan 146 perusahaan.
mentransfer aktiva atau memberikan jasa Di dalam pengambilan sampel yang
kepada badan usaha lain dimasa datang sebagai digunakan dalam penelitian ini adalah
akibat dari transaksitransaksi yang sudah lalu”. metode judgment sampling, yaitu salah satu
Kebijakan hutang perusahaan yang bentuk purposive sampling dengan mengambil
merupakan hasil pembagian antara kewajiban sampel yang telah ditentukan sebelumnya
jangka panjang dengan jumlah total antara berdasarkan maksud dan tujuan penelitian.
kewajiban jangka panjang dan modal sendiri. Adapun ketentuan sampel yang diambil adalah
Pendanaan dari luar akan menurunkan besarnya sebagai berikut perusahaan manufaktur yang
konflik antara pemegang saham dengan tercatat di BEI periode 2011 – 2013,
manajemen disamping itu utang juga akan perusahaan menyertakan laporan keuangan
menurunkan excess cash flow yang ada dalam berturut-turut tahun 2011 – 2013 dan
perusahaan segingga menurunkan kemungkinan
perusahaan mengalami profit positif (laba)
pemborosan yang dilakukan manajemen berturut-turut tahun 2011 – 2013 sehingga
(Jensen,et al. 2012). diperoleh sebanyak 36 perusahaan.
Model Empirik Penelitian
Investor harus berhati-hati dalam HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
menentukan investasi, karena jika tidak tepat,
investor bukan hanya tidak memperoleh return Statistik Deskriptif Variabel
tetapi semua modal awal yang Sampel yang digunakan untuk menguji
diinvestasikannya juga akan hilang. Oleh karena pengaruh profitabuilitas (ROE), kebijakan
itu, investor perlu mengumpulkan informasi dividen (DPR) dan kebijakan hutang (DER)
yang lengkap dan tepat mengenai perusahaan terhadap nilai perusahaan manufaktur (PBV)
yang akan dipilih sebagai tempat investasi. Dari untuk periode pengamatan tahun 2009-2013.
semua informasi dan analisis laporan keuangan, Untuk variabel profitabilitas (ROE)
investor umumnya memperhatikan secara keseluruhan memiliki rata-rata (mean)
profitabilitas, kebijakan dividen, dan kebijaka positif yaitu 26,0662 %. Hal ini menunjukkan
utang. Hal ini disebabkan karena tingkat return secara rata-rata 36 sampel cenderung
yang diterima oleh investor tergantung pada mengalami kenaikan dalam menghasilkan laba
tingkat profitabilitas, kebijakan dividen dan melalui kegiatan operasionalnya dengan
kebijakan utang. Berdasarkan hal tersebut, maka memanfaatkan sumber daya yang ada. ROE
dapat digambarkan model empirik penelitian yang terkecil sebesar 0,86 % sedangkan ROE
sebagai berikut : yang terbesar 137,46% dengan standar deviasi
Gambar 2.3 26,88820 menunjukkan nilai sebaran dari setiap
Model Empirik Penelitian sampel positif dan perbedaan ROE antar sampel
penelitian yang relatif tidak jauh.
Profitabilitas
(X1) H1 Untuk variabel kebijakan dividen (DPR)
secara keseluruhan memiliki rata-rata (mean)
Kebijakan
positif yaitu 43,1241 %. Hal ini menunjukkan
Nilai
Dividen (X 2) H2 Perusahaan (Y)
secara rata-rata 36 sampel cenderung
mengalami kenaikan dari banyaknya laba yang
Kebijakan
dibayarkan sebagai dividen. Kebijakan dividen
Hutang (X3) H3 yang terkecil sebesar 0,07 % sedangkan
kebijakan dividen yang terbesar 183,03%
169
Vol. 7 No.2, November 2018 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

dengan standar deviasi 40,42080 menunjukkan (PBV) dengan nilai koefisien regresi masing-
nilai sebaran dari setiap sampel positif dan masing sebesar profitabilitas (ROE) = 0,6558;
perbedaan kebijakan dividen antar sampel kebijakan dividen (DPR) = 0,184 dan
penelitian yang relatif tidak jauh. kebijakan hutang (DER) = 0,017.
Untuk variabel kebijakan hutang (DER) Hasil Uji Model
secara keseluruhan memiliki rata-rata (mean) Koefisien Determinasi
positif yaitu 0,8847%. Hal ini menunjukkan Koefisien determinasi (R²) dimana
secara rata-rata 36 sampel cenderung dalam penelitian ini menggunakan Adjusted R
mengalami kenaikan dalam penggunaan hutang Square mengukur seberapa jauh kemampuan
oleh perusahaan sebagai pendanaannya. variabel independen dalam menjelaskan variasi
Kebijakan utang yang terkecil sebesar 0,11% variabel dependen. Hasil koefisien determinasi
sedangkan kebijakan hutang yang terbesar pengaruh variabel profitabuilitas (ROE),
5,06% dengan standar deviasi 0,86459 kebijakan dividen (DPR) dan kebijakan hutang
menunjukkan nilai sebaran dari setiap sampel (DER) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada
positif dan perbedaan kebijakan hutang antar perusahaan manufaktur untuk periode
sampel penelitian yang relatif tidak jauh. pengamatan tahun 2011 – 2013 diperoleh
angka koefisien adjusted R Square sebesar
Nilai perusahaan (PBV) secara 0,436. Hal ini berarti bahwa sebesar 43,6% nilai
keseluruhan memiliki rata-rata (mean) positif perusahaan dapat dijelaskan oleh profitabuilitas
yaitu 4,4545%. Hal ini menunjukkan secara (ROE), kebijakan dividen (DPR) dan kebijakan
rata-rata 36 sampel cenderung mengalami hutang (DER). Sedangkan sisanya 100% -
kenaikan nilai perusahaan atau harga yang 43,6% = 56,4% dijelaskan oleh variabel lain di
bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila luar model.
perusahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan
yang terkecil sebesar 0,28 % sedangkan nilai Uji F
perusahaan yang terbesar 60,09% dengan Uji F digunakan untuk menunjukkan
standar deviasi 7,65405 menunjukkan nilai kelayakan model persamaan regresi. dapat
sebaran dari setiap sampel positif dan perbedaan diketahui hasil F hitung 28,593 dan tingkat
nilai perusahaan antar sampel penelitian yang probabilitas 0,000 < 0,05, sehingga memenuhi
relatif tidak jauh persyaratan goodness of fit. Oleh karena itu,
model regresi tersebut layak untuk diujikan ke
pengujian selanjutnya.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan
Uji Hipotesis
untuk mengetehui pengaruh variabel
Menggunakan uji t untuk
independen terhadap dependen dengan skala
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
pengukuran dalam suatu persamaan linier. Hasil
variabel independen atau variabel penjelas
persamaan regresi pengaruh profitabuilitas
secara individual dalam menerangkan variabel
(ROE), kebijakan dividen (DPR) dan kebijakan
dependen.
hutang (DER) terhadap nilai perusahaan
1. Hipotesis pertama (H1) : menyatakan bahwa
(PBV) pada perusahaan manufaktur untuk
Profitabilitas berpengaruh positif dan
periode pengamatan tahun 2011 – 2013.
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari
hasil pengujian analisis regresi diperoleh
Y = 0,655 X1 + 0,184 X2 + 0,017 X3
koefisien regresi ROE sebesar 0,811 dan
Berdasarkan persamaan di atas terlihat tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05,
bahwa profitabilitas (ROE), kebijakan dividen maka variabel ROE berpengaruh positif dan
(DPR) dan kebijakan hutang (DER) mempunyai signifikan terhadap nilai perusahaan pada
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

169
170
Edy Sucipto dan Bambang Sudiyatno Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

BEI, berarti hipotesis pertama (H1), Pengaruh DER Terhadap PBV


diterima. Kebijakan utang berpengaruh positif
2. Hipotesis kedua (H2) : menyatakan bahwa dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
Kebijakan dividen berpengaruh positif dan penelitian ini sama dengan penelitian yang
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari dilakukan oleh Himatul Ulya (2014), Nani
hasil pengujian analisis regresi diperoleh Martikarini (2014), Titin Herawati (2014) dan
koefisien regresi DPR sebesar 0,117 dan Sri Sofyaningsih (2011) yang menghasilkan
tingkat signifikan sebesar 0,014 < 0,05, kebijakan hutang berpengaruh tidak signifikan
maka variabel DPR berpengaruh positif dan terhadap nilai perusahaan.
signifikan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di SIMPULAN
BEI, berarti hipotesis kedua (H2), diterima. Berdasarkan analisis data yang
3. Hipotesis ketiga (H3) : menyatakan bahwa dilakukan pada bab sebelumnya mengenai
Kebijakan utang berpengaruh positif dan profitabuilitas (ROE), kebijakan dividen (DPR)
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari dan kebijakan hutang (DER) terhadap nilai
hasil pengujian analisis regresi diperoleh perusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur
koefisien regresi DER sebesar 0,022 dan untuk periode pengamatan tahun 2011 -2013
tingkat signifikan sebesar 0,818 > 0,05, dapat disimpulkan sebagai berikut :
maka variabel DER berpengaruh tidak Profitabilitas mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan pada signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di profitabilitas yang tinggi perusahaan akan
BEI, berarti hipotesis ketiga (H3), ditolak mengurangi tingkat penggunaan hutang dalam
modal yang pada akhirnya akan dapat
Pembahasan meningkatkan nilai perusahaan
Penelitian yang dilakukan untuk Kebijakan dividen mempunyai pengaruh
mengetahui pengaruh profitabuilitas (ROE), yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
kebijakan dividen (DPR) dan kebijakan hutang Dividen adalah laba bersih yang diperoleh
(DER) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan, oleh karena itu dividen akan
perusahaan manufaktur untuk periode dibagikan apabila perusahaan memperoleh
pengamatan tahun 2011 -2013 dihasilkan keuntungan. Semakin besar dividen yang dibagi
sebagai berikut : akan semakin meningkatkan nilai suatu
perusahaan
Pengaruh ROE Terhadap PBV Kebijakan hutang tidak berpengaruh
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan utang
penelitian ini sama dengan penelitian yang juga akan menimbulkan peningkatan risiko
dilakukan oleh Andinata (2010), Sri kebangkrutan bila tidak diimbangi dengan
Hermuningsih (2013), Himatul Ulya (2014) penggunaan utang yang hati-hati dimana akan
dan Nani Martikarini (2014) yang dapat menurunkan nilai perusahaan.
menghasilkan profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai DAFTAR PUSTAKA
perusahaan.
Akinlo, Olayinka, 2011, Determinants of
Pengaruh DPR Terhadap PBV Capital Strukture : Evidence From
Kebijakan dividen berpengaruh positif Nigerian Panel Data. African
dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil Economic and Business Review Vo. 9
penelitian ini sama dengan penelitian yang No. 1.
dilakukan oleh Nani Martikarini (2014) yang Ali Darwin, 2004, Penerapan Sustainability
menghasilkan kebijakan dividen berpengaruh Reporting di Indonesia, Konvensi
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Nasional Akutansi V, Program Profesi
Lanjutan, Yogyakarta
171
Vol. 7 No.2, November 2018 Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

Anastasia, Gunawan dan Wijiyanti, 2012, Himatul Ulya, 2014, Analisis Pengaruh
Analisis Faktor Fundamental Dan Risiko Kebijakan Hutang, kebijakan dividen,
Sistematik Terhadap Harga Saham Profitabilitas, Kinerja Perusahaan dan
Properti di BEJ, Jurnal Akuntansi dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai
Manajemen Vo. 5 No. 2 tahun 2012, FE Perusahaan Pada Perusahaan
Universitas Kristen Petra Surabaya. Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2009, Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk 2011, Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
Akuntansi dan Manajemen, Edisi Universitas Dian Nuswantoro
Pertama BPFE, Yogyakarta. Semarang.
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2011. Husnan, Suad. 2013. Manajemen Keuangan
Dasar-dasar Manjemen Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta : BPFE.
buku 1. (Alih Bahasa : Ali Akbar Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis
Yulianto). Jakarta : Salemba Empat. Investasi. Edisi ke-2. Yogyakarta :
Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F. 2011. BPFE.
Dasar-dasar Manajemen Keuangan Keown. 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip-
buku 2. (Alih Bahasa : Ali Akbar prinsip dan Aplikasi Edisi Kesembilan.
Yulianto). Jakarta : Salemba Empat. Jakarta : PT. Indeks.
Cahyaningdyah, Dwi dan Ressany, Yustieana Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan
Dian. 2012. Pengaruh Kebijakan Perusahaan. www.idx.co.id.
Manajemen Keuangan Terhadap Nilai Li-Ju Chen, Shun-Yu Chen, 2011, The influence
Perusahaan. Jurnal Dinamika of profitability on firm value with
Manajemen. Vol. 3, No. 1. pp: 20-28. capital structure as the mediator and
Darminto. 2010. Pengaruh Faktor Eksternal dan firm size and industry as moderators,
Berbagai Keputusan Keuangan Investment Management and Financial
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Innovations, Volume 8, Issue 3, 2011
Aplikasi Manajemen. Vol 8 No. 1. Lisna Untari, 2010, Pengaruh Karakteristik
Hlm. 138-150. Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 2006, Laporan Tahunan, Simposium
Statistik Induktif, BPFE, Yogyakarta Nasional Akuntansi VII, Solo
Feng-Li Lin dan Tsangyao Chang, 2008, Does Mardiyanto Handono, 2008, Intisari Manajemen
Debt Affect Firm Value in aiwan? A Keuangan, Grasindo, Jakarta
Panel Threshold Regression Analysis, Mardiyati, Ahmad, dan Putri 2012. Pengaruh
Feng Chia University, Taichung, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang,
Taiwan,E-Mail:tychang@fcu.edu.tw dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI. Jurnal Riset Manajemen Sains
Ghozali, Imam. 2012. Ekonometrika Teori, Indonesia (JRMSI). Vol. 3, No. 1,
Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17. 2012. Hlm. 1-17. 75
Semarang: Badan Penerbit Universitas Modoran Alexandru, 2012, The Influence Of
Diponegoro. Dividend Policy On Firm`S Value,
Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2000. Journal of Business 73 , 161-175.
Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Modigliani F and Miller M.H, 1958, The Cost
Yogyakarta : BPFE. of Capital, Corporate Finance and The
Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Theory of Investment, American
Keuangan. Yogyakarta : BPFE. Economic Review, 48, 261 – 297
Hasnawati, Sri. 2005. Dampak Set Peluang Modigliani F and Miller M.H, 1963, Corporate
Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Income Taxes and The Cost of Capital A
Publik di Bursa Efek Jakarta. JAAI 9
(2). Hlm. 117-126.
171
172
Edy Sucipto dan Bambang Sudiyatno Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan

Correction, American Economic Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis dan


Review, p 433 Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.
Nani Martikarini, 2014, Pengaruh Profitabilitas, Yogyakarta: BPFE.
Kebijakan Hutang, Dan Dividen Taswan dan Soliha, E. 2012. Pengaruh
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Kebijakan Hutang terhadap Nilai
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Perusahaan serta Beberapa Faktor yang
Indonesia Periode 2009-2011, Jurnal Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Universitas Gunadarma Ekonomi. Vol. 9. No. 2.September:
Nurhayati, Mafizatun. 2013. Profitabilitas, 149-163.
Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Titin Herawati, 2014, Pengaruh Kebijakan
Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang dan
Dividen dan Nilai Perusahaan Sektor Profitabilitas Terhadap Nilai
Non Jasa. Jurnal Keuangan dan Bisnis Perusahaan, Jurnal Akuntansi
Vol.5 No. 2. Hlm. 145-153. Universitas Negeri Padang
Rakhimsyah dan Gunawan 2011. Pengaruh Wahyudi, Untung dan Pawestri, H. P. 2006.
Keputusan Investasi, Keputusan Implikasi Struktur Kepemilikan
Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Terhadap Nilai Perusahaan: dengan
Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Keputusan Keuangan sebagai Variabel
Perusahaan. Jurnal Investasi Vol. 7 Intervening. Simposium Nasional
No.1, 2011. Hlm. 31-45. Akuntansi 9 Padang. Hlm. 1-25.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Weston, J. Fred, dan Brigham, Eugene F. 1991,
Pembelanjaan Perusahaan. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: BPFE. Jakarta : Erlangga.
Sartono, R. Agus. 1997. Manajemen Keuangan Weston, Fred J. dan Copeland, Thomas E. 1997.
Teori dan Aplikasi, Edisi keempat, Manajemen Keuangan Jilid 2 Edisi
Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE. Kesembilan. Jakarta : Binarupa Aksara.
Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih. 2011. Wijaya dan Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan
Struktur Kepemilikan, Kebijakan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan
Dividen, Kebijakan Utang dan Nilai Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan . Dinamika Keuangan dan Perusahaan. Simposium Nasional
Perbankan Vol. 3, No. 1 ISSN :1979- Akuntansi 13 Purwokerto. 76
4878. Hlm. 68 – 87.
Sri Hermuningsih, 2013, Pengaruh
Profitabilitas, Growth Opportunity,
Sruktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Publik di
Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter
dan Perbankan, Oktober 2013
Sri Sofyaningsih, 2011, Struktur
Kepemilikan, Kebijakan Dividen,
Kebijakan Utang Dan Nilai
Perusahaan, Dinamika Keuangan
dan Perbankan, Mei 2011, Hal:
68 - 87 Vol. 3, No. 1 ISSN :1979-
4878
Subramanyam, K R dan Wild, J John. 2010.
Analisis Laporan Keuangan. Salemba
Empat : Jakarta
Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis.
Cetakan ke-14. Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai