Indri Kismei Prajayanti, Prof. Dr. Moeljadi P., SE., SU., M.Sc.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
JL. MT. Haryono 165 Malang 65145
indritekendz@gmail.com
Abstract: This research aims to determine the influence of monitoring cost of the
behaviour of income smoothing. The variables independent are used company size
and debt to equity ratio. Determination of the company that doing income
smoothing it is considered using Index Eckel. This research is using 34
manufacturing company consumer goods sector listed on the Indonesian Stock
Exchange during 2010-2013 and has been selected by the census method as
sample.
Hypothesis are analyzed using univariate test (mann whitney u test) and
multivariate test (binary logistic regression) to determine the influence of the
company size and debt to equity ratio against the tendency of the behaviour of
income smoothing. Result of this research shows that monitoring cost are
measured by the company size have significant and positive impact on income
smoothing and debt to equity ratio don’t have siginificant impact on income
smoothing.
Keywords: agency theory, company size, debt to equity ratio, income smoothing.
Kata kunci: agency theory, ukuran perusahaan, debt to equity ratio, perataan laba.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan memuat informasi mengenai keuangan dasar
perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001:39-48) isi laporan keuangan
terdiri dari:
1. Neraca
Laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada periode waktu
tertentu yang mengikhtisarkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan yang berisikan informasi mengenai pendapatan dan beban
perusahaan selama periode akuntansi yang umumnya diterbitkan setiap
kuartal atau satu tahun.
3. Laporan Arus Kas
Laporan mengenai penjelasan dampak dari aktivitas operasional, investasi
dan pembiayaan yang dilakukan perusahaan berdasarkan arus kas dalam
satu periode akuntansi.
Teori Sinyal
Menurut Brigham dan Houston (2001:186) sinyal merupakan petunjuk
yang diberikan oleh manajer pada pengguna laporan keuangan mengenai
bagaimana prospek perusahaan. Motivasi manajer adalah memberikan sinyal pada
pegguna laporan keuangan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Sinyal yang
diberikan berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dengan tujuan untuk
memberikan pertanda bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik.
Ukuran Perusahaan
Agnes Sawir (2004:101-102) mengemukakan bahwa ukuran perusahaan
adalah faktor yang menentukan atas struktur keuangan dalam penetapan kontrak
pendanaan dimana ukuran perusahaan menentukan tingkat kemudahan untuk
memperoleh dana yang berasal dari pasar modal dalam suatu perusahaan. Ukuran
perusahaan mampu menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak
keuangan. Kemungkinan tingkat biaya dan pengembalian membuat perusahaan
dengan ukuran yang lebih besar bisa memperoleh laba lebih banyak.
Sejalan dengan semakin besarnya suatu perusahaan maka juga dibutuhkan
pendanaan yang besar. Perusahaan yang lebih besar akan lebih menyukai
menggunakan pilihan metode akuntansi yang dapat merubah laporan laba
dibandingkan perusahaan yang lebih kecil demi mendapatkan pendanaan dan
reputasi lebih (Sri Sulistyanto, 2007:46).
Manajemen Laba
Sri Sulistyanto (2007:4) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan
perilaku manajer untuk memanipulasi informasi dalam laporan keuangan secara
oportunis agar tujuan yang diinginkan oleh manajer dapat tercapai. Manajer
menginginkan kesejahteraan lebih untuk dirinya, sehingga manajemen laba
dianggap salah satu cara tepat dalam mencapai tujuannya. Scott (dalam Olivia M.
Sumtaky, 2007: 16) menjelaskan bahwa ada beberapa bentuk manajemen laba
yaitu taking a bath, income minimization, income maximization, dan income
smoothing.
Perataan Laba
Menurut Belkaoui (2007:192) perataan laba merupakan upaya yang
sengaja dilakukan dengan melakukan normalisasi laba untuk mencapai tingkatan
atau kinerja trend yang diinginkan dan suatu upaya yang dilakukan oleh manajer
dengan sengaja untuk memperkecil fluktuasi laba pada tingkat yang dianggap
normal.
Menurut Sri Sulistyanto (2007:41) perusahaan melakukan perataan laba
karena dalam lingkup kompensasi perataan laba dilakukan agar manajer
mendapatkan bonus pada setiap periode terlebih apabila bonus dihitung
berdasarkan perolehan laba dan dalam lingkup perpajakan perataan laba dilakukan
guna mengatur jumlah pajak yang seharusnya dibayarkan oleh perusahaan kepada
pemerintah dengan tujuan agar mendapatkan penundaan pembayaran pajak dan
membayar pajak lebih rendah daripada kewajiban yang seharusnya.
Menurut Setiawati dan Na’im (2000:424) teknik manajemen laba dalam
perataan laba dapat dilakukan dengan:
1. Memanfaatkan peluang dalam pembuatan estimasi akuntansi.
Manajemen dapat mengestimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi
periode waktu depresiasi aktiva tetap dan amortisasi aktiva tak berwujud
untuk mempengaruhi laba.
2. Mengubah metode akuntansi.
Metode akuntansi dapat dirubah melalui pencatatan suatu transaksi seperti
perubahan metode LIFO menjadi FIFO atau sebaliknya.
3. Menggeser periode biaya atau pendapatan.
Manajemen dapat mempercepat atau menunda pengeluaran untuk reserch
and development, biaya promosi, dan pengiriman produk pada periode
berikutnya.
Skema kerangka konsep pemikiran dalam penenlitian ini adalah pada gambar 1
berikut:
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep pemikiran di atas, maka perumusan
hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap terjadinya perataan
laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di BEI tahun 2010-2013.
H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap terjadinya perataan
laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di BEI tahun 2010-2013.
METODE
Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini termasuk jenis
explanatory. Menurut Sugiyono (2012:21) penelitian eksplanatori merupakan
penelitian penjelasan mengenai hubungan antara variabel-variabel yang diukur
bedasarkan pengujian hipotesis. Hipotesis akan diuji guna menjelaskan hubungan
pengaruh variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap perilaku perataan
laba.
HASIL PENELITIAN
Statistik Deskriptif
Tabel 1. Perusahaan Perata Laba dan Bukan Perata Laba Per Periode
Pengamatan
Perusahaan
Periode Jumlah
Perata Laba Bukan Perata Laba
2010 19 15 34
2011 17 17 34
2012 19 15 34
2013 14 20 34
Jumlah 69 67 136
Sumber: Data diolah, Ouput SPSS 16
Pengujian Univariate
Dilakukan uji normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov terlebih
dahulu untuk pengujian normalitas data variabel independen.
Pengujian Multivariate
Uji multivariate dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik
berganda karena variabel dependen yang digunakan merupakan variabel dummy
berskala nominal dan variabel independennya berskala rasio, interval, atau
nominal. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
monitoring cost yaitu ukuran perusahaan dan debt to equity ratio berpengaruh
secara signifikan terhadap perataan laba. Dilakukan uji asumsi klasik terlebih
dahulu agar data yang dianalisis tidak bias yaitu uji normalitas, uji
multikoleniaritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Berdasarkan uji asumsi klasik, diketahui bahwa data tidak berditribusi
normal. Menurut Imam Ghozali (2006:261) dalam pengujian binary regression
logistic tidak memerlukan variabel yang berdistribusi normal. Hasil uji
multikolinieritas menunjukkan tidak terjadi adanya gejala multikolinieritas. Hasil
uji heteroskedastisitas juga menunjukkan bahwa data memiliki model
homoskedastisitas dan uji autokorelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat
autokorelasi.
Kelayakan model regresi menggunakan overall model fit dan goodness of
fit dapat dilihat pada tabel berikut:
-2 Log Nagelkerke R
Step -2 Log Cox & Snell R Square
Square
1 188.507 180.541 .115 .153
Sumber: Data diolah, Output SPSS 16
PEMBAHASAN
Perilaku Perataan Laba
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Eckel untuk mengetahui perusahaan
yang terindikasi melakukan perataan laba, disimpulkan bahwa dilihat dari empat
periode pengamatan terdapat perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 melakukan perataan laba. Diketahui
sebanyak 69 laporan keuangan (50,73%) terindikasi melakukan perataan laba dan
67 laporan keuangan (49,27%) tidak terindikasi melakukan perataan laba
berdasarkan 136 laporan keuangan. Berdasarkan 34 perusahaan sampel, sebanyak
27 (79,4%) perusahaan terindikasi pernah melakukan perataan laba dan sebanyak
7 (20,6%) perusahaan tidak pernah melakukan perataan laba dalam periode
pengamatan selama tahun 2010-2013.
Faktor-Faktor yang Diduga Mempengaruhi Perataan Laba
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan yang merupakan proksi dari monitoring cost diduga
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya perataan laba. Hasil
pengujian pengaruh variabel ukuran perusahaan yang dihitung dengan total aktiva
terhadap perataan laba pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap perataan. Hal ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berbanding lurus dengan perataan laba
dimana setiap adanya kenaikan pada ukuran perusahaan akan meningkatkan
terjadinya perataan laba.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Budiasih (2009), Diastiti (2010), Muhammad dan Desry (2010),
Susilowati (2010), dan Suryandari (2012) yang menemukan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Selain itu hasil
peneitian ini juga sesuai dengan pernyataan Sri Sulistyanto (2007:46) yaitu
perusahaan yang lebih besar akan lebih menyukai menggunakan pilihan metode
akuntansi yang dapat merubah laporan laba dibandingkan perusahaan yang lebih
kecil demi mendapatkan pendanaan dan reputasi lebih. Perataan laba pada
perusahaan besar juga dapat dilakukan manajer untuk pemenuhan kontrak
kompensasi karena skema kompensasi berkaitan secara langsung dengan kinerja
yang dicapai oleh perusahaan (Belkaoui, 2007:194). Madura (2007:83) juga
menemukan bahwa manajer yang bekerja pada perusahaan besar cenderung
mendapatkan kompensasi yang besar dan dapat menimbulkan keinginan manajer
untuk melakukan perataan laba.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Terdapat perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang terindikasi melakukan praktik perataan laba. Sebanyak
27 perusahaan (79,4%) terindikasi pernah melakukan perataan laba dan sebanyak
7 perusahaan (20,6%) tidak pernah melakukan perataan laba berdasarkan 34
perusahaan sampel dalam periode pengamatan tahun 2010-2013. Dilihat dari
empat periode pengamatan terdapat 69 laporan keuangan (50,73%) yang
terindikasi melakukan perataan laba dan 67 laporan keuangan (49,27%) tidak
terindikasi melakukan perataan laba berdasarkan 136 laporan keuangan pada
periode pengamatan 2010-2013.
Ukuran perusahaan sebagai proksi dari monitoring cost berpengaruh secara
signifikan positif terhadap praktik perataan laba. Debt to equity ratio sebagai
proksi dari monitoring cost tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik
perataan laba.
Saran
Saran bagi penelitian selanjutnya agar dapat dikembangkan pada
penelitian berikutnya adalah: (1) Menambahkan variabel lain yang diduga
mempengaruhi tindakan perataan laba yang masih banyak diteliti hingga sekarang
seperti profitabilitas, perubahan kebijakan akuntansi, net provit margin, financial
leverage, winner/loser stock, return on asset, rencana kompensasi, dan lain
sebagainya. (2) Menambahkan sampel perusahaan lebih banyak dengan periode
waktu penelitian yang lebih panjang agar diperoleh hasil penelitian yang lebih
akurat. (3) Penggunaan indeks untuk mengklasifikasi perataan laba selain indeks
Eckel (1981) seperti model Jones (1991) yang dapat mengidentifikasi perataan
laba dengan dua pendekatan atau indeks Michelson (1995) yang mampu
mengidentifikasi perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan
perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir, 2004, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Alwan Sri Kustono, 2008, Analisis Biaya Keagenan dan Perataan Penghasilan,
Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 3, 2011 Mei, hal. 890-900.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006, Teori Akuntansi, Terjemahan oleh Ali Akbar
Yulianto & Risnawati Dermauli, 2007, Salemba Empat, Jakarta.
Brealey, Richard A., Myers Stewart C., Marcus Alan J., 2001, Fundamentals of.
Corporate Finane, Mc Graw-Hill, Singapore.
Diastiti Okkarisma Dewi, 2010, Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan dan
Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan
yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Dyah Nirmala Arum, 2012, Statistik Deskriptif & Regresi Linier Berganda
dengan SPSS, Semarang University Press, Semarang.
Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., and Holmes, S., 2010,
Accounting Theory, John Wiley and Sons, Australia.
Imam Ghozali, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Spss, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Luky Susilowati, 2010, Praktek Perataan Laba Ditinjau dari Faktor Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage Operasi pada Perusahaan
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal
Aplikasi Manajemen, Vol. 8, No. 3, 2010 Agustus, hal. 859-865.
Madura, Jeff, 2007, Pengantar Bisnis, Terjemahan oleh Ali Akbar Y., & Krista,
2011, Salemba Empat, Jakarta.
Setiawati, L., Na’im, 2000, Manajemen Laba, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 15, No. 4, hal. 424-441.
Sri Sulistyanto, 2008, Manajemen Laba (Teori & Model Empiris), Grasindo,
Jakarta.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Zimmerman, Jerrold L., 2006, Accounting for Decision Making and Control,
McGraw-Hill Companies Inc., New York.