Anda di halaman 1dari 14

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Ekonomi & Solusi Bisnis


Volume 1, Nomor 1, 2017, 21-34

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKSI PENGELUARAN PENGHASILAN

PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI

Asih Nurliyasari1
Saifudin2
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba pada
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI, khususnya yang bergerak di bidang industri farmasi. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan
leverage.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model analisis regresi logistik. Penelitian ini
menggunakan periode 2009-2013. Jumlah perusahaan yang diamati dalam penelitian ini adalah 9
perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga saham dan profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, namun variabel struktur kepemilikan, ukuran perusahaan,
dan leverage berpengaruh terhadap tindakan perataan laba.
Kata kunci: Tindakan Perataan Laba, Harga Saham, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Leverage

PENGANTAR
Laporan keuangan merupakan salah satu sarana untuk menunjukkan kinerja manajemen yang dibutuhkan
oleh investor baik dalam menilai maupun memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus
kas dari sumber daya yang ada (IAI, 2009). Meskipun semua isi laporan keuangan bermanfaat bagi
penggunanya, namun perhatian lebih diberikan pada informasi laba (Dina dan Dul, 2012).
Barneo dkk. (1975) dalam Cecilia (2012) mengemukakan bahwa perataan laba dilakukan oleh manajer
untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan dan meningkatkan kemampuan investor untuk
meramalkan arus kas di masa depan. Perhatian investor seringkali terfokus pada informasi laba yang
diberikan oleh perusahaan, daripada prosedur yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
informasi laba ini, sehingga memungkinkan manajemen untuk memanipulasi laba dengan meratakan
laba.
Banyak perusahaan percaya bahwa harga saham mereka akan meningkat ketika laba yang mereka peroleh
meningkat secara konstan setiap tahun. Akibatnya, perusahaan-perusahaan ini akan memilih prosedur
akuntansi yang menghasilkan prosedur tertentu untuk memenuhi target yang diinginkan. Pemilik juga
berusaha mendorong manajemen untuk memaksimalkan kemampuannya dalam mencapai target yang
telah ditentukan, dalam upaya membuat entitas terlihat baik dan mapan secara finansial. Inilah praktik
yang dikenal dengan manajemen laba (Lusi Christina, 2012).
Salah satu mekanisme manajemen laba adalah perataan laba. Perataan laba dilakukan agar
laba yang diperoleh perusahaan tidak terlalu fluktuatif. Upaya untuk mengurangi

1 asihnurliyasari@yahoo.co.id

2 Email yang sesuai: saifudin@usm.ac.id

P-ISSN: 2580-6084; E-ISSN: 2580-8079 21


22 Jurnal Ekonomi & Solusi Bisnis April

Fluktuasi laba dilakukan agar laba yang diperoleh pada suatu periode tidak terlalu berbeda dengan laba
yang diperoleh pada periode sebelumnya. Oleh karena itu, perataan laba dilakukan dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu untuk menaikkan atau menurunkan jumlah keuntungan. Namun, dalam mengurangi
tingkat fluktuasi laba ini, penting untuk mempertimbangkan tingkat pertumbuhan normal (Lusi Christiana,
2012).
Perataan laba dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan citra perusahaan kepada pihak
eksternal, yaitu ketika perusahaan memiliki risiko rendah, ketika variabilitas laba diyakini menjadi
faktor penting untuk menilai risiko. Selain itu, perataan laba dilakukan oleh manajemen untuk
memberikan informasi yang relevan dalam membuat prediksi laba di masa depan. Perataan laba
dilakukan untuk meningkatkan hubungan bisnis, meningkatkan persepsi pihak eksternal dan
meningkatkan kompensasi manajemen. Pentingnya informasi laba ini disadari oleh pihak
manajemen, sehingga mereka cenderung melakukan hal tersebutperilaku disfungsional, yaitu
mempraktikkan perataan laba untuk menghadapi banyak konflik yang timbul antara manajemen
dengan pihak lain yang memiliki bisnis dengan perusahaan (Andry Algery, 2013).
Beberapa peneliti telah mempelajari beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan perataan laba dan
menemukan hasil yang berbeda, sehingga memungkinkan kesenjangan penelitian. Ilmanir (Sri dan Merry, 2007)
membuktikan bahwa perataan laba didorong oleh penurunan harga saham, selisih antara laba aktual dan laba
normal, dan pengaruh perubahan kebijakan akuntansi terhadap laba. Mona Yulia (2013) juga menemukan bahwa
harga saham mempengaruhi tindakan perataan laba. Sedangkan penelitian Andry Algery (2013) menunjukkan
inkonsistensi dengan penelitian Mona Yulia (2013), dimana penelitian Andry Algery (2013) membuktikan bahwa
harga saham tidak mempengaruhi tindakan perataan laba.
Kepemilikan perusahaan, menurut Nuraini dan Zain (Linda dan Sri, 2012), menunjukkan bukti adanya
pengaruh terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Ketika struktur kepemilikan didominasi oleh kepemilikan institusional, maka prinsipal akan
melakukan lebih lanjutpemantauan terhadap praktik perataan laba. Penelitian Prabayanti dan Yasa (2010)
menunjukkan ketidakkonsistenan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa struktur kepemilikan
mempengaruhi perataan laba pada Nuraini dan Zain (Linda dan Sri, 2012). Selain itu, peneliti lain, Antika,
dkk. (2012) juga membuktikan bahwa struktur kepemilikan bukan merupakan faktor yang mempengaruhi
tindakan perataan laba.
Cecilia (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba;
semakin besar ukuran perusahaan semakin besar kemungkinan perusahaan untuk melakukan perataan laba
karena laba perusahaan besar memiliki tingkat fluktuasi yang lebih tinggi daripada laba perusahaan kecil.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lusi Christiana (2012), namun berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dina dan Dul (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap tindakan perataan laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Cecilia (2012) menunjukkan bahwa profitabilitas mempengaruhi tindakan
perataan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Prabayanti dan Yasa (2010) yang menemukan
bahwa profitabilitas mempengaruhi manajemen perusahaan untuk melakukan atau tidak melakukan
praktik perataan laba. Sebaliknya, penelitian Lusi Christiana (2012) memperoleh hasil yang tidak sejalan
dengan penelitian-penelitian di atas, dimana ditemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
tindakan perataan laba.
2017 Nurliyasari & Saifudin 23

Penelitian tentang pengaruh leverage terhadap tindakan perataan laba yang dilakukan oleh Widaryanti
(2009) menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Penelitian
Widaryanti (2009) ini sejalan dengan penelitian Cecilia (2012), dimana penelitiannya menemukan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian Andry Algery (2013) tidak sejalan
dengan penelitian Widaryanti (2009) dan menemukan bahwa leverage mempengaruhi tindakan perataan
laba.
Tingginya perkembangan pasar perusahaan farmasi di Indonesia terlihat dari jumlah perusahaan yang
terdaftar di BEI dari satu periode ke periode lainnya tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Perusahaan farmasi tidak mendominasi perusahaan yang terdaftar di BEI; jumlahnya bahkan bisa
dikatakan relatif sedikit (www.idx.com). Sementara itu, perkembangan usaha di bidang pemenuhan
kebutuhan kesehatan masyarakat semakin meningkat. Beberapa perusahaan farmasi lokal seperti Kimia
Farma, Indo Farma, Kalbe Farma berencana melakukan ekspansi perusahaan dalam upaya memenuhi
permintaan pasar yang meroket. Mereka melakukannya antara lain dengan mengakuisisi perusahaan,
menerbitkan wesel, mengalokasikan belanja modal dan lain sebagainya. Seiring dengan berkembangnya
ukuran perusahaan, maka kebutuhan modal perusahaan pada akhirnya akan meningkat. Cara lain yang
ditempuh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan melakukan IPO. Untuk
meluncurkan IPO, perusahaan harus terlebih dahulu memberikan informasi kepada publik mengenai
laporan keuangan mereka untuk menarik minat investor. Perusahaan harus meningkatkan kinerja
keuangannya terlebih dahulu dengan mengambil kebijakan manajemen laba.Manajemen laba adalah
kebijakan perusahaan dimana nilai perusahaan ditingkatkan melalui manipulasi laporan keuangan oleh
manajemen.
Fenomena praktik manajemen laba seperti ini pernah terjadi di pasar modal Indonesia,
salah satunya adalah PT Kimia Farma. PT Kimia Farma meluncurkan IPO pada tahun 2001
dan ditemukan kesalahan yang relatif besar menurut pemeriksaan yang dilakukan oleh
Bapepam. Bapepam melihat indikasiberlebihan laba dalam laporan keuangan PT Kimia
Farma per semester I tahun 2002. Setelah diaudit, laba bersih yang disajikan dalam laporan
keuangan sebesar Rp 132,3 miliar ternyata lebih tinggi Rp 32,3 miliar dari laba bersih yang
sebenarnya. Memang penipuan, karena berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan oleh
Bapepam, PT Kimia Farma telah melakukan manajemen laba dengan tidak mematuhi
beberapa ketentuan akuntansi yang berlaku karena direksi manajemen membuat 2 (dua)
daftar yang berbeda dariharga master. Tindakan ini terbukti melanggar PeraturanBapepam
No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan butir 2 – Khusus huruf m –
Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Substantif butir 3 (Andre Nata Indra, 2012)

Penelitian ini dibangun di atas beberapa penelitian sebelumnya dan menggunakan lima variabel yang
mempengaruhi manajemen perataan laba. Variabel-variabel tersebut meliputi harga saham, struktur
kepemilikan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah harga saham, struktur kepemilikan, ukuran
perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh harga saham, struktur kepemilikan, ukuran
perusahaan, profitabilitas dan leverage terhadap tindakan perataan laba.
24 Jurnal Ekonomi & Solusi Bisnis April

TINJAUAN PUSTAKA
Harga Saham

Merry dan Sri (2007) mengemukakan bahwa bagi investor informasi akuntansi merupakan data dasar
dalam melakukan analisis saham dan dalam memprediksikan penghasilan prospek di masa depan. Secara
teoritis masuk akal karena dari perspektif faktor mikro perusahaan, yang dapat menyebabkan harga saham
berfluktuasi adalah pendapatan perusahaan, dividen yang dibagikan, arus kas perusahaan dan perubahan
perilaku investasi (Merry dan Sri, 2007). Ketika laba perusahaan yang dilaporkan atau dalam hal ini laba
perusahaan lebih besar dari laba yang diharapkan, maka harga saham cenderung naik, begitu pula
sebaliknya. Sebuah perusahaan dengan kenaikan atau penurunan harga saham akan meningkatkan
kemungkinannya untuk melakukan praktik perataan laba (Andry Algery, 2013). Berdasarkan uraian di atas,
maka hipotesis alternatif yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H1: Harga saham diperkirakan mempengaruhi tindakan perataan laba.

Struktur kepemilikan
Nuraini dan Zain (Linda dan Sri, 2012) menemukan bahwa investor institusional dengan kepemilikan
sahamnya dalam jumlah besar dapat berfungsi untuk mengurangi insentif manajerial untuk mengelola
laba secara agresif. Telah terbukti bahwa investor institusional yang aktif memegang saham dalam jumlah
besar dapat mengurangi manajemen laba, ketika mereka memberikan tekanan dan melakukan beberapa
pemantauan kepada manajemen perusahaan. Pernyataan di atas didukung oleh hasil penelitian Nuraini
dan Zain (2007) dalam Linda dan Sri (2012) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat hipotesis
sebagai berikut:
H2: Struktur kepemilikan diperkirakan mempengaruhi tindakan perataan laba.

Ukuran perusahaan

Perusahaan yang lebih besar mendapat perhatian lebih dari masyarakat, sehingga mereka akan lebih berhati-hati
dalam membuat laporan keuangannya, sehingga laporan yang dibuat oleh perusahaan tersebut lebih akurat. Hal
ini dikemukakan oleh Abiprayu (Dina dan Dul, 2012). Temuan lain ditemukan oleh Albretch dan Richardson
(Cecilia, 2012), yang menemukan bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan tersebut
diperiksa dan dievaluasi lebih kritis oleh investor. Dengan demikian, perusahaan yang lebih besar juga
diharapkan untuk menghindari fluktuasi laba yang terlalu dramatis, karena peningkatan laba yang drastis akan
menghasilkan pajak yang lebih besar. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis alternatif yang akan diuji adalah
sebagai berikut:
H3 : Ukuran perusahaan diperkirakan mempengaruhi tindakan perataan laba.

Profitabilitas
Menurut Scott (Dina dan Dul, 2012), perusahaan cenderung membuat minimisasi pendapatan ketika mereka

memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi. Perusahaan dengan rendahpengembalian aset memiliki kecenderungan

yang lebih besar untuk memperhalus pendapatan mereka. Selanjutnya diharapkan fluktuasi laba yang berdampak pada

penurunan atau penurunan profitabilitas akan mendorong manajer untuk memperlancar pendapatannya. Berdasarkan

uraian di atas, dapat dibuat hipotesis alternatif sebagai berikut:

H4 : Profitabilitas diperkirakan mempengaruhi tindakan perataan laba.


2017 Nurliyasari & Saifudin 25

Manfaat
Menurut Weston dan Copeland (Widana dan Yasa, 2013) leverage mengacu pada penggunaan hutang untuk
menyediakan pendanaan bagi perusahaan. Dina dan Dul (2012) berpendapat bahwa leverage adalah kemampuan
perusahaan dengan modal sendiri untuk mengamankan hutang yang dimilikinya dan menunjukkan proporsi
pengeluaran perusahaan yang didanai oleh pemegang sahamnya (modal pribadi) dan didanai dari pinjaman.
Perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki risiko menderita kerugian yang cukup besar karena semakin
tinggi rasio leverage maka semakin besar proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dari hutang, sehingga
mereka memiliki kecenderungan untuk melanggar perjanjian hutang ketika mereka dalambawaan (gagal
membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo) karena masalah keuangan (Santoso dalam Dina dan Dul, 2012).
Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: H5: Leverage diperkirakan mempengaruhi
tindakan perataan laba

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah Tindakan Perataan Laba dan variabel
bebasnya adalah Harga Saham, Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan
Leverage. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel adalah 9
perusahaan selama tahun 2009-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Sumber data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan farmasi yang
berasal dariBursa Efek Indonesia (BEI) dan Direktori Pasar Modal Indonesia (ICMD) untuk periode
2009-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode
dokumentasi. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik. Metode
regresi logistik ini digunakan untuk mengetahui pengaruh ketiga variabel bebas terhadap variabel
terikat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Sampel Penelitian


Berdasarkan kriteria pemilihan sampel menggunakan pengambilan sampel secara purposive, diperoleh 9
perusahaan yang menjadi sampel berdasarkan data perusahaan yang terdaftar di BEI dengan rinciannya pada
tabel di bawah ini:
Penentuan Jumlah Sampel
Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Perusahaan
Perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 454
Perusahaan yang tergolong perusahaan farmasi Perusahaan farmasi yang 11
tercatat secara konsisten di BEI periode 2009-2013 9
Total unit analisis selama 5 tahun 45

Statistik deskriptif
N Minimum Maksimum Berarti Std. Deviasi
income_Smoothing 45 . 00 1.00 . 0222 . 14907
Bagikan_harga 45 80.00 189000.00 19797.6000 42761.89441
Struktur_pemilik 45 56.70 99.00 84.2922 12.61380
26 Jurnal Ekonomi & Solusi Bisnis April

Ukuran perusahaan 45 25.33 30.06 27.5511 1.29024


Laba 45 - . 08 . 45 . 1227 . 12628
Manfaat 45 . 18 73.60 3.5078 11.75535
Valid N (berdasarkan daftar) 45

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif menunjukkan bahwa jumlah sampel (N) adalah
45 dan menunjukkan bahwa Perataan Penghasilan memiliki mean sebesar 0,0222 dan standar deviasi
sebesar 0,14907. Standar deviasi ini menunjukkan tidak terlalu banyakvarians, dimana Perataan Laba
minimal 0,00 dan maksimal 1,00. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel harga saham
menunjukkan nilai minimum sebesar 80,00 dan nilai maksimum sebesar 189000.00 dengan nilai
mean sebesar 19797.6000. Standar deviasi harga saham adalah 42761.89441. Standar deviasi ini
menunjukkan banyakvarians.
Struktur kepemilikan menunjukkan nilai minimum 56,70 dan nilai maksimum 99,00 dengan nilai
rata-rata pada variabel Struktur Kepemilikan sebesar 84,2922. Standar deviasi variabel Struktur
Kepemilikan adalah 12.61380. Ini menunjukkan banyakvarians. Variabel Ukuran Perusahaan
menunjukkan nilai minimum sebesar 25,33 dan nilai maksimum sebesar 30,06 dan nilai mean
sebesar 27,5511 serta standar deviasi sebesar 1,29024. Ini tidak menunjukkan banyakvarians.
Pada variabel Profitabilitas nilai minimum adalah -0,08 dan nilai maksimum adalah 0,45, dengan
nilai mean sebesar 0,1227 dan standar deviasi 0,12628. Standar deviasi ini tidak menunjukkan
banyakperbedaan. Variabel Leverage menunjukkan nilai minimum 0,18, nilai maksimum 73,60,
nilai mean sebesar 3,5078 dan standar deviasi 11,75535. Ini menunjukkan banyakvarians.

Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian


Karena variabel terikat yaitu variabel Perataan Laba dibagi menjadi dua, yaituperusahaan
yang melakukan perataan laba dan yang tidak melakukan perataan laba, pengujian variabel
ini kemudian menggunakan skala nominal. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
skor 1 untuk perusahaan yang melakukan perataan laba dan 0 untuk perusahaan yang tidak
melakukan perataan laba karena variabel terikatnya merupakan variabel dummy (Cecilia,
2012).
Tes Hoster dan Lemeshow

Chi-kuadrat
Melangkah tanda df.

1 8.044 7.285

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa jumlah nilai strategis dari Tes Kecocokan Hosmer dan
Lemeshow adalah 8,044 dengan probabilitas signifikan sebesar 0,285 yang berada di atas 0,05. Dengan
demikian, dapat dikatakan model fit dan model dapat diterima.

Tes Kecocokan Model Keseluruhan

Koefisien
- 2 Log Perusahaan
Pengulangan kemungkinan Konstan sahre_price Pemilik_Struktur ukuran Laba Manfaat
Melangkah

1 1 14.04 5.508 0 - 0,014 - 0,235 2.56 0,009


2017 Nurliyasari & Saifudin 27

2 6.029 13.4 0 - 0,035 - 0,508 5.42 0,021


3 2,799 22.689 0 - 0,066 - 0,806 8.423 0,037
4 1.274 33.699 0 - 0.108 - 1.14 11.821 0,06
A. Metode: Masuk
B. Konstanta termasuk dalam model.
C. Awal -2 Kemungkinan Log: 9.591
D. Estimasi dihentikan pada iterasi nomor 20 karena iterasi maksimum telah tercapai. Solusi akhir tidak dapat
ditemukan.

Tabel ini menunjukkan perbandingan antara -2LL awal (Nomor Blok = 0) dengan -2 kemungkinan log (-2LL) nilai
9,591. Dan pada akhirnya (Nomor Blok = 1) terjadi penurunan menjadi 1.274. Inikemungkinan penurunan
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan sesuai dengan
data. Hal ini menunjukkan bahwa model tersebut baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan sesuai
dengan data.
DNilai Koefisien eterminasi
Melangkah - 2 Kemungkinan log Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 1.274A . 183 . 305

A. Estimasi dihentikan pada iterasi nomor 7 karena estimasi parameter berubah kurang dari .001.

Dari output SPSS didapatkan nilai Cox Snell's R Square sebesar 0,183 dan
Negelkerke R2nilai sebesar 0,305, artinya variabilitas variabel terikat yang dijelaskan
oleh variabel bebas sebesar 30,5% dan sisanya 69,5% dijelaskan oleh variabel selain
model penelitian.
Tabel KlasifikasiA
Diprediksi
income_Smoothing
Diamati 0 1 Persentase Benar
Langkah 1 income_Smoothing 0 44 0 100.0
1 0 1 100.0
Persentase Keseluruhan 100.0
A. Nilai potongannya adalah .500

Tabel tersebut menunjukkan prediksi model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan-
perusahaan tersebut melakukan perataan laba; dan hasilnya 100%. Artinya dengan menggunakan
model regresi yang digunakan saat ini, 1 perusahaan (100%) diprediksi akan melakukan perataan laba
dari total 1 perusahaan. Diperkirakan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba adalah 100%,
artinya dengan menggunakan model regresi yang digunakan saat ini sebanyak 44 perusahaan (100%)
diprediksi tidak melakukan perataan laba dari total 44 perusahaan.

Koefisien Regresi
B SE Wald df Tanda tangan. Berakhir (B)

Langkah 1a Bagikan_harga - 4.962 0.155432 0.689 1 0.272 0.87995


Struktur_pemilik 1.169 341.7211 4.506 1 0.049 0.310537 2742.093
Ukuran perusahaan - . 794 0.022 1 0.006 0,000152 22560.28 0.685 1
Laba - . 473 0.097 2.652696 394.4284 0.177 1 0.030
Manfaat 0,641 1.898659
28 Jurnal Ekonomi & Solusi Bisnis April

Konstan 1.11286916,651.51910,3272.681925
A. Variabel yang dimasukkan pada langkah 1: Harga_Bagian, Struktur_Pemilik, Ukuran Perusahaan, Laba, Leverage.

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut:Perataan


Penghasilan=1.112 – 4.962 Harga Saham + 1.169 Struktur Kepemilikan – 0.794 Ukuran Perusahaan –
0,473 Laba + 0,641 Leverage + e
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi logistik dapat disimpulkan konstanta
sebesar 1,112 artinya tanpa adanya pengaruh Harga Saham, Struktur Kepemilikan, Ukuran
Perusahaan, Laba, dan Leverage, maka praktik smoothing cenderung meningkat. Variabel Harga
Saham menunjukkan koefisien regresi sebesar -4.962. Artinya ketika Harga Saham naik maka
praktik perataan laba akan turun sebesar 4,962 poin, dengan asumsi variabel Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Laba, dan Leverage konstan.
Hasil uji wald menunjukkan tingkat signifikan Harga Saham sebesar 0,272, lebih besar dari tingkat
probabilitas 0,05, dengan demikian Harga Saham tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal(H1) ditolak.
NS Struktur kepemilikan variabel menunjukkan koefisien regresi sebesar 1,169. Artinya untuk
setiap kenaikanStruktur kepemilikan, praktik perataan laba akan meningkat sebesar 1,169 poin,
dengan asumsi variabel Harga Saham, Ukuran Perusahaan, Laba, dan Leverage konstan. Dari
perspektif uji wald, tingkat probabilitas Struktur Kepemilikan sebesar 0,049 lebih kecil dari
tingkat probabilitas 0,05, sehingga Struktur Kepemilikan berpengaruh terhadap praktik perataan
laba. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal(H2) dikonfirmasi.
Variabel Ukuran Perusahaan menunjukkan koefisien regresi sebesar -0,794. Artinya ketika
Ukuran Perusahaan meningkat maka praktik perataan laba akan turun sebesar 0,794 poin,
dengan asumsi variabel Harga Saham, Struktur Kepemilikan, Laba, dan Leverage konstan. Dilihat
dari tingkat signifikansi Ukuran Perusahaan sebesar 0,006 lebih kecil dari tingkat probabilitas
0,05, dengan demikian Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal(H3) dikonfirmasi.
NS Profitabilitas variabel menunjukkan koefisien regresi sebesar -0,473. Artinya ketika
Profitabilitas meningkat maka praktik perataan laba akan turun sebesar 0,473 poin, dengan
asumsi variabel Harga Saham, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage konstan.
NSProfitabilitas tingkat signifikansi adalah 0,097, yang lebih besar dari tingkat probabilitas 0,05,
sehingga Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis awal(H4) ditolak.
Variabel Leverage menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,641. Artinya ketika Leverage
meningkat maka praktik perataan laba akan meningkat sebesar 0,641 poin, dengan asumsi
variabel Harga Saham, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas konstan.
Tingkat signifikansi Leverage 0,030 lebih kecil dari tingkat probabilitas 0,05, sehingga Leverage
berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal(H5)
dikonfirmasi.
2017 Nurliyasari & Saifudin 29

DISKUSI
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Harga Saham tidak mempengaruhi perataan laba. Pada tabel
4.7, uji wald menghasilkan nilai 0,689 dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, yaitu 0,272. Fakta
bahwa harga saham tidak berpengaruh dalam penelitian ini berarti walaupun harga saham
perusahaan tinggi tidak menjamin perusahaan tidak akan melakukan perataan laba. Hal ini
dikarenakan Harga Saham cenderung meningkat ketika laba yang dilaporkan semakin besar
sehingga akan mendorong perusahaan untuk berusaha menunjukkan laba yang baik atau tinggi
guna melakukan praktik perataan laba (Andry Algery, 2013).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry Algery (2013) yang
menemukan bahwa harga saham tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Perataan Laba


Hasil pengujian menunjukkan bahwa Struktur Kepemilikan berpengaruh terhadap perataan laba.
Pada tabel 4.7, uji wald menghasilkan nilai 4,506 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, yaitu
0,049. Pengaruh Struktur Kepemilikan karena diyakini memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
bagaimana perusahaan akan berjalan dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
Masalah agensi dapat dikurangi dengan adanya struktur kepemilikan. Struktur Kepemilikan
merupakan mekanisme untuk mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham
(Pujiningsih, 2011).
Investor institusional dengan jumlah kepemilikan yang besar dapat berfungsi untuk mengurangi insentif
manajerial untuk mengelola laba secara agresif. Hal ini ditunjukkan dari fakta bahwa investor institusional
yang aktif memegang saham dalam jumlah besar dapat mengurangi manajemen laba ketika mereka
memberikan tekanan dan memonitor manajemen perusahaan. Berdasarkan standar deviasi dalam
penelitian ini, Struktur Kepemilikan memiliki nilai yang relatif tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan yang tinggi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap keputusan yang dibuat pada
praktik perataan laba.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Linda dan Sri (2012) yang menemukan
bahwa struktur kepemilikan berpengaruh terhadap perataan laba.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba


Dari hasil penelitian diketahui bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. Hal ini
ditunjukkan pada tabel 4.7 pada uji wald dimana Ukuran Perusahaan memiliki nilai sebesar 0,022 dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,006.
Berdasarkan nilai mean dan dan standar deviasi, variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai sebesar 1,29024.
Dalam penelitian ini,Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi praktik perataan laba walaupun pengaruhnya
tidak sebesar variabel lain dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki
dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena diperiksa
dan dievaluasi lebih kritis oleh investor.
Perusahaan besar lebih banyak mendapat perhatian dari masyarakat, sehingga mereka akan lebih berhati-hati
dalam membuat laporan keuangannya, sehingga laporan yang dibuat oleh perusahaan tersebut lebih akurat
(Abiprayu, 2011 dalam Dina dan Dul, 2012). Perusahaan yang lebih besar juga diharapkan untuk menghindari
fluktuasi laba yang terlalu dramatis, karena peningkatan laba yang drastis akan menghasilkan yang lebih besar
30 Jurnal Ekonomi & Solusi Bisnis April

pajak. Sebaliknya, penurunan laba yang drastis akan memberikan citra yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu,

perusahaan besar diharapkan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk melakukan tindakan perataan laba (Cecilia, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cecilia (2012), Buar dan Sudarsi (2012), serta
Dina dan Dul (2012) yang menemukan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap perataan laba. Namun
hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widana dan Yasa (2013) yang menemukan
bahwa Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Perataan Laba


Berdasarkan hasil pengujian terhadap variabel profitabilitas diketahui bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh terhadap perataan laba. Pada tabel 4.7, uji waldnya menghasilkan nilai 0,685 dan
tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, yaitu 0,097. Ketika variabel profitabilitas diproksikan dengan
ROA, ditemukan bahwa tindakan perataan laba lebih mungkin dilakukan oleh perusahaan dengan
tingkat profitabilitas rendah. Hal ini dimungkinkan karena perataan laba merupakan fenomena
umum yang bertujuan untuk mengurangi variabilitas laba (Jin dan Machfoedz, 1998 dalam Lucky
Susilowati, 2010). Investor cenderung mengabaikan informasi profitabilitas yang tersedia, sehingga
manajemen tidak termotivasi untuk melakukan perataan laba melalui variabel ini. Mengingat
perhitungan profitabilitas melibatkan total aset, maka hal ini juga menjadi bukti bahwa variabel total
aset tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry Algery (2013) yang menemukan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cecilia (2012), Linda dan Sri (2012), serta Widana dan Yasa (2013) yang
menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba.

Pengaruh Leverage Terhadap Perataan Laba


Berdasarkan pengujian terhadap variabel Leverage diketahui bahwa leverage berpengaruh terhadap perataan
laba. Pada tabel 4.7, uji wald menghasilkan nilai 0,177 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,030.
Berdasarkan nilai standar deviasinya, leverage memiliki nilai yang relatif tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa fakta
bahwa Leverage memiliki pengaruh terhadap perataan laba disebabkan oleh tingginya hutang yang dimiliki oleh
perusahaan-perusahaan farmasi dalam penelitian ini. Hal ini karena semakin tinggi leverage perusahaan maka
semakin tinggi pula risiko yang akan dihadapi. Selanjutnya, perusahaan dengan nilai leverage yang tinggi akan
memiliki beban yang sangat tinggi yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan dan investor lebih
menekankan pada variabel ini. Oleh karena itu, perusahaan akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan
mengenai perataan laba.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry Algery (2013) yang mengatakan bahwa
leverage berpengaruh terhadap perataan laba. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Cecilia (2012), Linda dan Sri (2012), serta Widana dan Yasa (2013) yang menemukan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel harga saham & profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap perataan laba dan struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan leverage.
2017 Nurliyasari & Saifudin 31

mempengaruhi perataan laba. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan saran sebagai
berikut. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan aset yang dimiliki. Hal ini karena aset yang
tinggi menjadi indikator ukuran perusahaan dari sudut pandang investor untuk berinvestasi pada
saham perusahaan tersebut dan mengurangi keputusan perataan laba. Ada 5 variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian ini, kelima variabel memberikan
negelkerke R Square sebesar 0,305 atau 30,5 persen, dengan demikian masih terdapat 69,5 persen
perataan laba yang dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain. Oleh karena itu, variabel atau faktor
lain seperti Inflasi, likuiditas danrasio pembayaran dividen dapat dijadikan agenda penelitian
selanjutnya.

REFERENSI

Aljazair, Andri. 2013. “Pengaruh Profitabilitas,Leverage Keuangan, dan Harga Saham terhadap
Praktek Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di bursa efek
Indonesia (Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, Harga Saham Terhadap Praktik
Perataan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).”
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 2 No.22. Universitas Negeri Padang.

Ang, Robb. 1997.Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (Indonesia Capital Market).
Mediasoft Indonesia.

Belkaoui, Ahmed. 2010.Teori Akuntansi. Illinois, AS: Universitas Illinois di Chicago.


Butar, Linda K & Sudarsi, Sri. 2012. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Manfaat,
dan Kepemilikan Institusional terhadap Perataan Laba: Studi Empiris pada Perusahaan
Food and Beverages yang Terdaftar di BEI (Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba: Studi Empiris Pada
Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Dinamika
Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, November 2012, Hal: 143 - 158 Vol. 1, No. 2 ISSN:
1979-4878.

Ghozali, I. dan A. Chariri. 2006. Teori Akuntansi(Teori Akuntansi). Semarang: UNDIP


Ghozali, Imam. 2006.Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS Edisi 3 (NS
Implementasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS Edisi 3). Semarang: Pers
Universitas Diponegoro.
Cecilia. 2012. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Operasi terhadap
Peranaan Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEI (Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Leverage Operation, Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi
Vol.1, No.4, Juli 2012.

Christina, Lusi. 2012. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Peratan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur di BEI (Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi Vol.1 No.4, Juli 2012.
Harahap, Khairunnisa (2004), “Asosiasi Antara Praktik Perataan Laba Dengan Koefisien
Tanggapan Laba (Hubungan antara Praktik Perataan Laba dan Respon
Koefisien Laba)”, Simposium Nasional Akuntansi VII.
32 Jurnal Ekonomi & Solusi Bisnis April

Herawati, Arleen & Suwito, Edy. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap
Tindakan Tindakan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
(Analisis Pengaruh Karakter Perusahaan Terhadap Perilaku Perataan Laba Yang Dilakukan
Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).” SNA VIII Solo, 15-16 September 2005.

Herman, Merry & Zen, Sri Daryanti. 2007. “Pengaruh Harga Saham, Umur Perusahaan, dan
Rasio Profitabilitas Perusahaan terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Pengaruh Harga Saham, Umur
Perusahaan, Rasio Profitabilitas Perusahaan Terhadap Perilaku Perataan Laba Yang Dilakukan
oleh Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Jurnal Akuntansi &
Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858·3687 Halaman 57-71.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) [Ikatan Akuntan Indonesia]. 2009. Standar Akuntansi
keuangan (Standar Akuntansi Keuangan), per 31 Oktober 2009, Jakarta: Salemba
Empat.
Indonesia Bursa Efek (Bursa Efek Indonesia). Indonesia. Laporan Keuangan dan Tahunan
(Laporan Keuangan dan Laporan Tahunan). http://www.idx.co.id. Diakses pada tahun 2015

Indra, Andre Nata. 2012. “Fenomena Manajemen Laba danunderpricing pada Perusahaan
yang melakukan Penawaran Umum Perdana (Fenomena Manajemen Laba dan
Underpricing Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Perdana).” Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Jil. 1, No. 4, Juli 2012.
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo (2002), Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk Akuntansi
& Manajemen(Metodologi Riset Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen),
Yogyakarta: BPFE.
Ilat, Ventje, dan Kalalo, Meily. 2011. “Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Ekuitas
terhadap Harga Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia [Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian
Ekuitas Terhadap Harga Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia] (Studi pada Saham Perusahaan
LQ-45 Periode 2004 s/d 2008 [Studi Pada Saham Perusahaan LQ-45 Periode 2004 s/d 2008 [Studi Pada
Saham Perusahaan LQ-45 Pada Periode tahun 2004 sampai 2008].” Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing,
Jilid 2, Nomor 2, ISSN: 2088-8899.

Kusumawardhani, Niken AS. & Siregar, Sylvia V. 2010. “Fenomena Manajemen Laba
Menjelang IPO dan Kaitannya dengan Nilai Perusahaan Perdana Serta Kinerja
Perusahaan Pasca-IPO: Studi Empiris pada Perusahaan yang IPO di Indonesia tahun
2000-2003 (Fenomena Pendekatan Manajemen Laba Menjelang IPO dan Kaitannya
dengan Nilai Perusahaan Perdana dan Kinerja Perusahaan Setelah IPO). Jurnal
Ekonomi dan Akuntansi, Vol.1 No.1.
Mustikawati. 2004. “Kajian Teoritis dan Empiris Mekanisme Pengendalian Perusahaan(NS
Studi Teoritis dan Empiris tentang Manajemen Pengendalian Perusahaan).” Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol.III No.1 – Tahun 2004 Hal. 78 – 85.

Nurcholis & Dwiatmini, Sesilia. 2001. “Analisis Reaksi Pasar Terhadap Informasi Laba: Kasus
Praktik Peratan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (
Analisis Reaksi Pasar Terhadap Informasi Laba: Kasus Praktik Perataan Laba
Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).” TEMA, Vol.II No.1 Maret
2001.
2017 Nurliyasari & Saifudin 33

Priantinah, Menolak. 2008. “EksistensiManajemen Laba dalam Hubungan Agen-Prinsipal


(Eksistensi Manajemen Laba dalam Hubungan Agen-Principal). Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia.” Vol.VI No.2 – Tahun 2008 Hal. 23-26.
Prabayanti, NLPA & Yasa, GW “Perataan Laba (Perataan Penghasilan) dan Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia) [Perataan Laba dan Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).” Jurnal Akuntansi Vol.1
No.1.

Rahmawati, Dina & Muid, Dul. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Praktik
Peratan Laba (Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba).”
DiponegoroJurnal Akuntansi Jil. 1 No.2 tahun 2012, Hal.1-14.
Salno, HM dan Z. Baridwan. (2000). “Analisis Perataan Penghasilan):
Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan
Publik di Indonesia [Analisis Perataan Laba: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan
Hubungannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Terbuka di Indonesia].” Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia , Vol.1, No.11.

Salno, H Meilani. 2000. “Analisis Perataan Penghasilan: Faktor-faktor yang Mempengaruhi


dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia (Analisis Perataan
Laba: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Hubungannya dengan Kinerja Saham
Perusahaan Terbuka di Indonesia)”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 3 No.1 Januari.

Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan (Manajemen Keuangan). Yogyakarta : UPP


AM, YKPN.
Sulistyawati. 2013. “Pengaruh Nilai Perusahaan, Kebijakan Deviden dan Auditor Reputasi
terhadap Perataan Laba (Pengaruh Nilai Perusahaan, Kebijakan Dividen, Reputasi
Auditor Terhadap Perataan Laba).” Jurnal Analisis Akuntansi Vol.1 No.3.
Widaryanti. 2009. “Analisis Peranaan Laba dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Analisis Perataan Laba dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia).” Fokus
Ekonomi Vol.4 No.2 Desember 2009: 60-77.
Widyarti, Endang Tri & Astuti, Sahening Dyah. 2013. “Analisis Pengaruh NPM, ROA, Ukuran
Perusahaan dan Financial Leverage terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Kasus pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI) [Analisis Pengaruh NPM, ROA, Ukuran
Perusahaan, dan Financial Leverage Terhadap Praktik Perataan Laba].” Jurnal Manajemen
Diponegoro Vol.1 No.1.

Wulandari, dkk. 2013. “Pengaruh Profitabilitas,Margin Laba Operasi (OPM), dan keuangan
manfaat terhadap Perataan Laba (Perataan Laba) pada Perusahaan Blue Chip
diIndonesia [Pengaruh Profitabilitas, Operating Profit Margin (OPM) dan Financial
Leverage Terhadap Perataan Laba Perusahaan Blue Chip Di Indonesia].” Jurnal
Akuntansi Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala Vol.2 No.2.
Yulia, Mona. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Leverage Keuangan, dan Nilai
Saham Terhadap Peranaan Laba (Perataan Penghasilan) Pada Perusahaan Manufaktur,
Keuangan, dan Pertambangan, yang Terdaftar di BEI (Pengaruh Ukuran Perusahaan,
34 Jurnal Ekonomi & Solusi Bisnis April

Profitabilitas, Financial Leverage, dan Nilai Saham Terhadap Perataan Laba Perusahaan
Manufaktur, Keuangan, dan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Anda mungkin juga menyukai